3 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian
7. Struktur nafkah adalah komposisi pendapatan rumah tangga dari berbagai aktivitas nafkah yang dilakukan oleh seluruh anggota rumah tangga
8. Tingkat pendapatan adalah jumlah pemasukan yang diterima oleh responden dalam periode waktu satu tahun yang telah dikurangi dengan biaya-biaya produksi, baik yang diperoleh dari mata pencaharian utama (pertanian) maupun dari luar mata pencaharian utama (selain pertanian). 9. Livelihood Asset adalah lima modal sumberdaya yang dimanfaatkan dalam
penerapan strategi nafkah. Kelima modal tersebut antara lain:
a. Modal manusia dapat dilihat dari pendidikan dan penggunaan tenaga kerja (apakah dari keluarga atau luar keluarga).
b. Modal fisik dapat dilihat dari kepemilikan aset produksi, pemilikan rumah, lahan, ternak dan barang berharga lain, serta transportasi. c. Modal keuangan dapat dilihat dari penggunaan tabungan, investasi,
dan modal usaha serta akses terhadap sumber keuangan seperti bank, koperasi dan gadai.
d. Modal sosial dapat dilihat dari kepercayaan, norma dan jaringan kerja (networking) dengan penyedia pinjaman modal usaha, penyedia input produksi, dan distributor hasil usaha.
e. Modal sumberdaya alam dapat dilihat dari keadaan sumberdaya tanah, kayu-kayuan, air, dan hewan buruan dalam hutan.
10.Tingkat pengeluaran adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh responden untuk memenuhi kebutuhan hidup rumahtangganya dalam periode waktu satu tahun baik biaya konsumsi pangan maupun non pangan.
Metode Analisis Data
Penelitian ini memberikan gambaran awal dinamika perubahan penggunaan lahan dalam konteks lokal dan regional. Metode ini menggabungkan studi literatur, peta dan wawancara dengan informan kunci dan diskusi dengan stakeholder yang
terkait. Untuk dapat melihat sejauh mana hubungan antara pembangunan ekonomi dan kualitas lingkungan, dalam persepsi lokal. Indikator yang digunakan adalah ekologi, ekonomi dan sosial ( Noordwijk 2013).
Tabel 1. Tujuan penelitian, jenis data, metode pengumpulan data dan metode analisis
Tujuan Penelitian Jenis data
Metode Pengumpulan data Metode Analisis 1. Mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan disekitar lanskap Taman Nasional Tesso Nilo akibat ekspansi kelapa sawit. Data Primer dan Data Sekunder Pengumpulan data dari instansi terkait
Analisis deskriptif kualitatif
2. Menganalisis struktur nafkah masyarakat lokal sekitar lanskap TNTN akibat ekspansi kelapa sawit. Data Primer Survey menggunakan kuisioner dan wawancara mendalam (in depth interview) Analisis Deskriptif Kualitatif 3. Menganalisis perubahan sosial masyarakat lokal akibat ekspansi kelapa sawit disekitar lanskap Taman Nasional Tesso Nilo. Data Primer dan Data Sekunder Survey menggunakan kuisioner dan wawancara mendalam (in depth interview) Analisis Deskriptif Kualitatif
Untuk mencapai tujuan 1 analisis dilakukan untuk mendapatkan gambaran perubahan penggunaan lahan akibat ekspansi kelapa sawit yang mempengaruhi kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat setempat.
Indikator yang digunakan untuk mencapai tujuan 1 adalah;
1. Perubahan penggunaan lahan (land use change) lanskap TNTN
Identifikasi perubahan penggunaan lahan akan dilakukan dengan analisis spasial dengan menggunakan peta perubahan kawasan dalam sepuluh tahun terakhir (Gambar 7)
2. Persepsi masyarakat mengenai perubahan lanskap TNTN
Persepsi masyarakat lokal mengenai perubahan lanskap TNTN ditinjau dari manfaat dan akses masyarakat terhadap sumberdaya. Manusia terus menerus mengubah lingkungan mereka supaya sesuai dengan tuntutan kebutuhan mereka. Perubahan ini bahkan lebih penting dimana aliran dan jenis jasa ekosistem dibatasi dan dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi. Aretano et al (2013) menggunakan persepsi masyarakat untuk melihat perubahan perekonomian masyarakat di Small Mediterenian seiring dengan perubahan lanskap (landscape change) dan peningkatan ekonomi penduduk setempat. Instrument yang digunakan adalah kuisioner dan wawancara mendalam. Persepsi dihitung berdasarkan persentase jawaban responden.
Gambar 7. Analisa spasial perubahan lanskap TNTN tahun 2000-2015 Tujuan 2 dilakukan analisis pada level rumah tangga petani yaitu analisis sistem penghidupan (Livelihoods System). Analisis ini dilakukan dengan melihat dimensi sistem penghidupan yang meliputi asset, aktifitas dan pendapatan. Indikator yang digunakan adalah;
1. Struktur nafkah
Prasetya (2013) menyebutkan bahwa struktur nafkah adalah komposisi pendapatan rumah tangga petani dari berbagai aktivitas nafkah yang dilakukan oleh seluruh anggota rumah tangga. Pendapatan mengacu kepada keuntungan (rewards, advantages) yang dapat diperoleh rumah tangga dari aktivitas nafkah yang dilakukan rumahtangga (Purnomo 2006). Ellis (2000) mengelompokan pendapatan menjadi pendapatan uang tunai (in cash) atau bentuk kontribusi (in kind) untuk kesejahteraan material individu atau keluarga yang diperoleh dari berbagai kegiatan pemenuhan nafkah. Penelitian ini melihat pendapatan petani diwilayah studi bersumber dari; a. Berasal dari perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet setelah
dikurangi biaya produksi.
b. Berasal dari ekstraksi hasil hutan (Pengambilan Madu Hutan dan lainnya)
c. Berasal dari sumber lainnya (Dagang, Jasa, Upah, Bantuan dll)
Untuk mengetahui status kesejahteraan masyarakat yang ada di wilayah studi ini maka dilakukan analisis struktur nafkah melalui pendapatan rumah tangga wilayah tersebut yaitu dengan rumus :
Dimana :
Y = Pendapatan rumah tangga dalam 1 tahun
P = Pendapatan rumah tangga yang didapat dari usaha sektor perkebunan kelapa sawit dan karet
Y = P + F + O
Peta Tutupan Lahan
Peta Perubahan Lanskap TNTN Tahun 2000 -2015 Overlay
Peta Administrasi Peta Fungsi Kawasan
F = Pendapatan rumah tangga yang didapat dari ekstraksi hasil hutan (madu hutan tesso nilo dan lainnya)
O = Pendapatan rumah tangga yang diperoleh dari usaha diluar perkebunan dan ekstraksi hasil hutan yang meliputi dagang, jasa, upah, bantuan dll.
Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat maka akan dilakukan klasifikasi kelas rumah tangga berdasarkan sebaran normal rata-rata pendapatan rumah tangga petani dalam satu tahun. Kelas rumah tangga ini dibagi dalam tiga kelas yaitu;
a. Kelas atas, merupakan rumah tangga yang memperoleh pendapatan diatas pendapatan rata-rata pertahun dimasing-masing desa
Y X + ⁄ ��
b. Kelas menengah, merupakan rumah tangga yang berada antara pendapatan rata-rata kelas atas dan kelas bawah
X - ( ⁄ �� < Y < X+ ( ⁄ ��
c. Kelas bawah, merupakan rumah tangga petani yang memiliki pendapatan dibawah pendapatan rata-rata pertahun dimasing- masing desa Y X - ( ⁄ �� Dimana : X = pendapatan rata-rata Sd = standar deviasi 2. Struktur pengeluaran.
Pengeluaran keluarga yaitu pengeluaran yang diperuntukkan bagi pembelian keluarga sehari-hari, yakni kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya. Dengan kata lain, pengeluaran keluarga dialokasikan untuk kebutuhan pangan, non pangan dan investasi. Porsi pengeluaran tersebut akan mencerminkan tingkat kesejahteraan keluarga (Suandi,2007). Item yang dihitung dalam struktur pengeluaran dalam penelitian ini adalah pengeluaran untuk; a. Pangan b. Pendidikan c. Transportasi d. Komunikasi e. Dan lainnya C = f + e + t + c + o Dimana :
C = Pengeluaran rumah tangga dalam satu tahun
f = Pengeluaran rumah tangga untuk pangan dalam waktu satu tahun
t = Pengeluaran rumah tangga untuk transportasi dalam jangka waktu satu tahun
c = Pengeluaran rumah tangga untu komunikasi dalam jangka waktu satu tahun
o = Pengeluaran rumah tangga untuk lainnya dalam jangka waktu satu tahun
3. Kemampuan Menyimpan (Saving Capacity)
Kemampuan menyimpan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh rumah tangga untuk dapat menabung atau menyimpan uangnya. Saving capacity ini diukur melalui pendapatan yang diterima pertahun dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga pertahun. Dari hasil tersebut, apabila hasil pengurangan tersebut besar maka saving capacity yang dimiliki oleh keluarga tersebut tinggi namu apabila hasilnya kecil atau minus maka saving capacity yang dimiliki oleh keluarga tersebut rendah.
SC = Y – C
Dimana;
SC = Kemampuan menyimpan keluarga dalam jangka waktu satu tahun Y = Pendapatan rumah tangga dalam satu tahun
C = Pengeluarah rumah tangga dalam satu tahun
Untuk mencapai tujuan 3 menganalisis perubahan sosial masyarakat lokal akibat ekspansi kelapa sawit disekitar lanskap Taman Nasional Tesso Nilo ditinjau dari kepemilikan lima modal nafkah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Modal nafkah merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk strategi bertahan (Ellis 2000). Perubahan kepemilikan asset ini dianalisis dengan menggunakan skor (skala likert). Apabila skor semakin besar maka dapat dikatakan bahwa kepemilikan modal nafkah semakin besar. Demikian pula sebaliknya bila skor semakin kecil maka kepemilikan modal nafkah semakin kecil. Skala skor yang digunakan adalah;
1 = Sangat Rendah 2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat Tinggi
Adapun lima modal nafkah ini adalah; 1. Modal Fisik
Dapat dilihat dari tingkat penguasaan lahan, tingkat kepemilikan hewan ternak dan tingkat kepemilikan kendaraan bermotor.
a. Tingkat penguasaan lahan merupakan luas lahan yang dikuasai oleh rumah tangga. Tingkat penguasaan lahan dibagi menjadi
Tingkat Skala Parameter
Sangat Rendah Jika luas lahan dibawah 0,5 ha
Rendah Jika luas lahan antara 0,5 ha dan 1 ha
Tinggi Jika luas lahan diatas 1 ha sampai 2
ha
b. Tingkat kepemilikan hewan ternak dapat dilihat dari banyaknya hewan (sapi dan kambing) yang dimiliki oleh rumah tangga. Tingkat kepemilikan dihitung berdasarkan item kemudian dinilai dengan rupiah
Tingkat Skala Parameter
Sangat Rendah Jika tidak memiliki hewan ternak
Rendah Jika nilai hewan ternaknya dibawah
Rp 2.000.000,-
Tinggi jika nilai hewan ternaknya antara Rp
2.000.000,- Rp 5.000.000
Sangat Tinggi Jika nilai hewan ternaknya diatas Rp 5.000.000,-
c. Tingkat kepemilikan kendaraan bermotor dilihat dari jumlah kendaraan bermotor yang dimiliki oleh rumah tangga, tingkat kepemilikan kendaraan bermotor dapat dilihat dari
Tingkat Skala Parameter
Sangat Rendah Jika tidak memiliki kendaraan bermotor
Rendah Jika memiliki 1 unit kendaraan
bermotor (roda 2)
Tinggi Jika memiliki 2 unit kendaraan
bermotor
Sangat Tinggi Jika memiliki 3 unit atau lebih kendaraan bermotor
2. Modal Manusia
Modal manusia yang dilihat adalah jumlah anggota keluarga sebagai sumber potensial tenaga kerja serta tingkat pendidikan dan keterampilan.
a. Jumlah anggota keluarga dihitung berdasarkan jumlah anggota keluarga yang sudah bisa bekerja
Tingkat Skala Parameter
Sangat Rendah Jika hanya ada satu anggota keluarga yang bekerja
Rendah Jika ada 2 orang anggota keluarga
yang bekerja
Tinggi Jika ada 3 orang anggota keluarga
yang bekerja
Sangat Tinggi Jika ada 4 orang atau lebih anggota keluarga yang bekerja
b. Tingkat pendidikan dan keterampilan dapat dilihat dari pendidikan terakhir responden
Tingkat Skala Parameter
Sangat Rendah Jika tidak tamat sekolah dasar
Rendah Jika tamat sekolah dasar dan sederajat
Tinggi Jika tamat sekolah menengah dan
sederajat
Sangat Tinggi Jika tamat sekolah lanjutan atas dan universitas
3. Modal Keuangan
Merupakan saluran keuangan yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, investasi dan modal usaha seperti pinjaman dari keluarga atau tetangga, koperasi, gadai, atau bank.
Tingkat Skala Parameter
Sangat Rendah Jika tidak memiliki akses terhadap saluran keuangan
Rendah Jika memiliki 1 akses terhadap
saluran keuangan
Tinggi Jika memiliki 2 akses terhadap
saluran keuangan
Sangat Tinggi Jika memiliki lebih dari 2 akses terhadap saluran keuangan
4. Modal Sumber Daya Alam
Merupakan potensi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan, dalam hal ini adalah banyaknya manfaat yang bisa diperoleh dari Taman Nasional oleh masyarakat.
a. Manfaat yang bisa diperoleh dari hutan
Tingkat Skala Parameter
Sangat Rendah Jika tidak memperoleh manfaat dari hutan
Rendah Jika memperoleh 1 – 2 manfaat dari hutan
Tinggi Jika memperoleh 3-5 manfaat dari
hutan
Sangat Tinggi Jika memperoleh lebih dari 5 manfaat dari hutan
5. Modal Sosial
Merupakan tingkat kepercayaan, norma dan jaringan sosial atau lembaga yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan keberlangsungan kehidupan secara kelembagaan.
b. Tingkat kepercayaan dan norma dalam hubungan yang terjalin dengan sesama masyarakat seperti tetangga, saudara, kerabat dan aparat desa serta pemuka adat
Tingkat Skala Parameter
Sangat Rendah jika tidak berinteraksi dan tidak saling memberi bantuan
Rendah jika masih berinteraksi namun tidak
saling memberi bantuan
Tinggi Jika saling berinteraksi dan saling
memberi bantuan
Sangat Tinggi Jika masih berinteraksi dan masih saling memberi bantuan dan terlibat dalam kegiatan bersama baik kegiatan adat, desa, keagamaan.
c. Tingkat jaringan sosial masyarakat dilihat dari keterlibatan dalam suatu organisasi masyarakat baik organisasi adat, koperasi maupun kelompok tani
Tingkat Skala Parameter
Sangat Rendah Jika tidak memiliki jaringan sosial
Rendah Jika memiliki satu jaringan sosial
Tinggi Jika memiliki lebih dari satu jaringan
dan terlibat dalam setiap kegiatan keanggotaan
Sangat Tinggi Jika memiliki lebih dari dua
keanggotaan dan terlibat aktif dalam jaringan baik sebagai anggota, pengurus atau pemberi pengaruh bagi jaringan.