• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Struktur Komunitas Lamun

5.2.1 Nilai Kerapatan Spesies Lamun di Pantai Sanur

Jenis lamun yang ditemukan pada lokasi penelitian berjumlah enam spesies yaitu Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophila ovalis, Halodule uninervis, dan Syringodium isoetifolium. Pada ketigas stasiun ini , dibagi menjadi 3 sub stasiun pada masing – masing stasiun. Pada stasiun A, nilai tertinggi terdapat pada titik A3 dimana dimiliki oleh spesies

Cymodocea rotundata dengan jumlah tertinggi 67,50 individu/m2

Pengunjung yang datang pada daerah ini sebatas pengunjung yang beraktivitas sekitar hotel tersebut. Sedangkan untuk stasiun C dimana terdapat pantai untuk umum. Aktivitas manusia disana sangat banyak, mulai dari renang, berjualan, perahu, mancing, dan kegiatan wisata bahari lainnya sangat banyak, akibatnya lingkungan yang ada disana kurang mendukung lamun untuk

, diikuti oleh jenis Syringodium isoetifolium pada A3 , Halodule uninervis pada A3,

Cymodocea serrulata pada A1, Halophila ovalis pada A3 dan kemudian Enhalus

acoroides pada A3. Untuk stasiun B, pada masing – masing sub stasiunnya, nilai tertinggi di dapatkan oleh jenis Cymodocea rotundata di B2, disusul oleh Cymodocea serrulata di B2, Enhalus acoroides di B1, Halophila ovalis di B2 dan terakhir Syringodium isoetifolium di B2 dan B3.Selanjutnya untuk stasiun C, dalam tiap sub stasiunya nilai tertinggi didapati oleh spesies jenis Cymodocea rotundata di C2, kemudian disusul spesies Enhalus acoroides di C1, Cymodocea serrulata di C1, Halophila ovalis di C1, untuk spesies Syringodium isoetifolium dan Halodule uninervis tidak ditemukan di stasiun C (Gambar 4). Perbedaan jumlah individu pada masing-masing stasiun diakibatkan oleh perbedaan karakteristik perairan dan kondisi oseanografi lokasi penelitian. Pada stasiun A dimana kurang kegiatan antropogenik, lamun dapat tumbuh subur karena didukung lingkungan perairan yang baik. Sedangkan untuk stasiun B yang lokasinya tepat di belakang Hotel Grand Bali Beach lamun yang ada disana masih terpelihara dengan baik karena aktivitas manusia pada daerah ini masih terbatas.

39

berkembang dengan baik. Selain itu pada lokasi ini banyak terdapat run-off dari daratan yang mengakibatkan daerah ini memiliki kondisi perairan yang kurang baikdibandingkanyanglainnya.

Gambar 4. Grafik nilai kerapatan spesies lamun di Pantai Sanur

5.2.2 Nilai Penutupan Spesies Lamun

Penilaian terhadap tutupan spesies lamun bertujuan untuk mengetahui berapa besar spesies lamun menempati ruang yang tersedia dalam hamparan lamun. Diharapkan nilai penutupan tiap jenis yang diperoleh dapat memberikan gambaran tentang berapa luasan yang ditutupi oleh tiap spesies lamun dalam tiap kuadrat (English et al 1997). Nilai penutupan masing – masing spesies lamun sangat berkaitan dengan ukuran morfologi dan jumlah tegakan masing – masing spesies tersebut.

Hasil perhitungan penutupan lamun yang ditujukan terlihat bahwa spesies Cymodocea rotundata dan Enhalus acoroides memiliki nilai tutupan yang relative tinggi yang terdapat di sub stasiun C2 dan sub stasiun C1, kemudian disusul dengan spesies Cymodocea serrulata di A1, kemudian Halodule uninervis di A3, Halophila ovalis di C1 dan kemudian Syringodium isoetifoelium di A1 (Gambar 5).

Gambar 5. Nilai penutupan spesies lamun di pantai Sanur

5.2.3 Nilai Sebaran Lamn

5.2.3.4 Nilai Frekuensi Spesies Lamun

Frekuensi kehadiran spesies lamun pada ketiga lokasi memiliki kisaran nilai yang berbeda. Hal ini berarti bahwa jika nilai frekuensi baik nilai frekuensi mutlak maupun frekuensi relative rendah, maka spesies tersebut ditemukan hampir pada setiap kuadrat. Pada jenis Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Enhalus acoroides, dan Syringodium isoetifolium memiliki nilai frekuensi paling tinggi di sub stasiun A1, A2, A3,B1, B2, B3 dan sub stasiun C2. Pada grafik dapat dilihat bahwa nilai Cymodocea rotundata memiliki nilai frekuensi yang tinggi dan tersebar di hampir semua sub stasiun. Spesies ini merupakan spesies yang dapat bertahan pada lingkungan dengan kondisi sedang, dan hidup di zona pasang surut yang tinggi, dapat dilihat pada kondisi stasiun B dan C dimana di lokasi tersebut terdapat kegiatan manusia yang cukup aktif yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan perairan sehingga mempengaruhi spesies tersebut. Halophila ovalis juga nilai frekuensi kecil karena spesies ini lebih menyukai substrat yang selalu tergenang, sementara pada lokasi kondisina relative memiliki lereng yang datar (Gambar 6).

41

Kehadiran lamun di suatu lokasi sangat berkaitan dengan ruang dan tipe substrat dasar. Kebanyakan spesies lamun sangat cocok dengan tipe substrat berpasir sampai berlumpur (Duarte 2002).

Gambar 6. Grafik nilai frekuensi spesies lamun di pantai Sanur

5.2.3.5 Peta Sebaran Spesies Lamun di Pantai Sanur

5.2.4 Indeks Nilai Penting (INP) Spesies Lamun dan Peta INP di Pantai Sanur

Dalam pengamatan lamun, perlu juga mengetahui seberapa penting spesies lamun tertentu terhadap komunitas lamun, yang dapat diketahui berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) tiap spesies lamun. Semakin besar INP suatu spesies berarti semakin besar pula peranan spesies tersebut dalam komunitasnya.

Indeks nilai penting tertinggi pada sub stasiun C1 terlihat pada jenis Enhalus acoroides (193,68%), diikuti jenis Cymodocea rotundata (167,0%) pada pada sub stasiun C2, Cymodocea serrulata (120,36%),Halodule uninervis (71,38%), Halophila ovalis (58,73%), dan kemudian jenis Syringodium isoetifolium (57,34%) (Gambar 7).

Gambar 7. Grafik nilai INP spesies lamun di pantai Sanur

Semakin tinggi indeks nilai penting suatu jenis maka peran dari jenis semakin besar dalam suatu komunitas pada ekosistem tersebut. Dalam penelitian ini jenis Enhalus acoroides memiliki INP tertinggi, hal ini mendindikasikan bahwa jenis ini mempunyai peran yang cukup besar dalam komunitas lamun di pantai Sanur, akan tetapi untuk jenis yang memiliki INP rendah tidak selamanya tidak memiliki peran dan dapat diabaikan karena jenis ini terkadang member peran yang tidak langsung terhadap komunitas pada satu ekosistem, selain itu jenis dengan INP terendah terkadang perlu mendapat perhatian karena bisa saja jenis ini tertekan dengan kondisi lingkungan yang ada. Pada gambar 8 dapat menjelaskan tentang sebaran lamun di setiap stasiun, pada stasiun Mertasari (stasiun A) dan stasiun Grand Bali Beach (Stasiun B) ditemukan ke enam spesies lamun yaitu Syringodium isoetifolium, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, dan Enhalus acoroides. Pada stasiun Pantai Umum (Stasiun C), ditemukan hanya lima spesies, Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata dan Enhalus acoroides, kecuali spesies Halodule uninervis tidak ditemukan di stasiun Pantai Umum karena spesies ini biasanya tumbuh dengan vegetasi tunggal dengan , dan diduga spesies ini tidak cocok dengan kondisi perairan dan kemiringan lereng yang ada di stasiun C.

43 G am ba r 8. P et a S eb ar an L am un di P ant ai S anur