• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Kinerja Keuangan Perusahaan

4.3.2. Struktur Modal

Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi financial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjangdan modal sendiri yang menjadi pembiayaan suatu perusahaan. Kebutuhan dana untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat bersumber dari internal dan ekternal, dengan ketentuan sumber dana yang dibutuhkan tersebut bersumber dari tempat-tempat yang dianggap aman (safety position) dan jika dipergunakan memiliki nilai dorong dalam memperkuat struktur modal keuangan perusahaan. Dalam artian ketika dana tersebut dipakai untuk memperkuat struktur modal perusahaan, maka perusahaan mampu mengendalikan modal tersebut secara efektif dan efisien serta tepat sasaran.

Tingkat ekuitas sebelum go public mengalami fluktuasi setiap triwulannya dimana, pada triwulan pertama tahun 2008 jumlah ekuitas sebesar Rp. 2.065.824.000.000 meningkat menjadi sebesar Rp. 2.755.502.000.000 pada triwulanpertama tahun 2009 atau sekitar 33,38% dan meningkat menjadi sebesar Rp. 3.301.773.000.000 pada tahun 2010 atau meningkat pula sekitar 19,82% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada triwulan kedua persentase mengalami penurunan menjadi sekitar 17,77% atau sebesar Rp. 2.211.809.000.000 pada tahun 2008 menjadi Rp. 2.604.926.000.000 pada tahun 2009 dan menjadi sebesar Rp. 3.172.984.000.000 pada tahun 2010 atau sekitar 21,80%. Pada triwulan ketiga persentase penurunan menjadi sekitar 15,88% naik daripada triwulan kedua, atau sebesar Rp. 2.411.328.000.000 menjadi sebesar Rp. 2.794.300.000.000. Pada triwulankeempat persentase jumlah ekuitas mengalami

64

peningkatan daripada triwulan ketiga yaitu sebesar 24,56% dimana pada tahun 2008 jumlah ekuitas sebesar Rp. 2.481.870.000.000 meningkat menjadi sebesar Rp. 3.091.543.000.000.

Setelah go public persentase ekuitas pada triwulan ketiga dan keempat pada tahun 2010 yaitu pada triwulan ketiga tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan dengantriwulankedua pada tahun yang sama dimana persentasenya sekitar 27,88% atau sebesar Rp. 4.852.958.000.000. Akan tetapi tetap mengalami kenaikan dibandingkan dengan triwulan ketiga tahun 2009 yang sebesar Rp. 2.794.300.000.000. Pada triwulan keempat persentase kanaikan jumlah ekuitas mengalami kenaikan yang terbesar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sekitar 34.05% atau sebesar Rp. 4.990.993.000.000 pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar Rp. 3.091.543.000.000.

Jumlah hutang jangka panjang perusahaan pada saat sebelumgo public pada tahun 2008 dan 2009 serta semester pertama pada tahun 2010 menunjukan tingkat hutang jangka panjang tersebut dimana pada tahun 2008 triwulan pertama sebesar Rp. 1.747.343.000.000 mengalami penurunan pada semester kedua menjadi sebesar Rp. 1.730.832.000.000 dan kembali mengalami peningkatan pada triwulan ketiga menjadi sebesar Rp. 1.735.727.000.000 dan kembali pula mengalami penurunan pada triwulan keempat menjadi sebesar Rp. 1.719.294.000.000. Pada tahun 2009 tingkat hutang jangka panjang sebesar Rp. 1.723.740.000.000 mengalami penurunan pada triwulan kedua menjadi sebesar Rp. 1.708.002.000.000 akan tetapi pada triwulan ketiga mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.461.613.000.000 dan kembali mengalami penurunan pada triwulan keempat menjadi sebesar Rp. 1.755.354.000.000. Pada semester pertama tahun 2010 dimana pada triwulan pertama tingkat hutang jangka panjang sebesar Rp. 1.762.646.000.000 mengalami penurunan pada triwulan kedua pada tahun yang sama.

Sedangkan apabila dilihat setelah go public, tingkat hutang jangka panjang perusahaan pun mengalami penurunan dibandingkan pada semester pertama tahun 2010 dimana hutang jangka panjang pada triwulan ketiga yang sebesar Rp. 1.758.546.000.000 mengalami penurunan menjadi sebesar Rp. 1.758.521.000.000.

65

Jadi dapat disimpulkan bahwa Bank BJB selama tiga periode pertriwulan pengamatan penelitian struktur modal yang digunakan adalah lebih banyak berasal dari modal sendiri daripada dibiayai oleh hutang, hal tersebut mempunyai indikasi bagus bagi perusahaan karena tidak menggantungkan struktur modal tersebut pada hutang. Hal tersebut dapat terlihat dari persentase perbandingan antara ekuitas atau modal sendiri dibandingkan dengan hutang jangka panjang. Adapun setelah go public tingkat perbandingan persentase jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelum go public yaitu sebesar 73,40% pada triwulan kedua dan 73,95% pada triwulan keempat untuk persentase jumlah modal sendiri atau ekuitas sedangkan untuk hutang jangka panjang sebesar 26,60 pada triwulan ketiga dan 26,05% pada triwulan keempat dikarenakan setelah go public perusahaan mendapatkan dana segar dari hasil penjualan nilai sahamnya kepada publik untuk kemudian dipergunakan sebagai sumber modal perusahaan.

Perkembangan struktur modal yang terjadi pada bank bjb periode 2008- 2010 adalah sebagai berikut:

66

Tabel 10. Perkembangan Struktur Modal PT. Bank Jabar Banten (persero), Tbk. Periode 2008–2010 (per triwulan dalam jutaan rupiah)

Komponen 2008 2009 2010

I II III IV I II III IV I II III IV

Ekuitas 2.065.824 2.211.809 2.411.328 2.481.870 2.755.502 2.604.926 2.794.300 3.091.543 3.301.773 3.172.984 4.852.958 4.990.993 Utang Jangka Panjang 1.747.343 1.730.832 1.735.727 1.719.294 1.723.740 1.708.002 2.461.613 1.755.354 1.762.646 1.759.148 1.758.546 1.758.521 Jumlah Struktur Modal 3.813.167 3.942.641 4.147.055 4.201.164 4.479.242 4.312.928 5.255.913 4.846.897 5.064.419 4.932.132 6.611.504 6.749.514 Persentase Ekuitas 54,18 56,10 58,15 59,08 61,52 60,40 53,16 63,78 65,20 64,33 73,40 73,95 Persentase Utang Jangka Panjang 45,82 43,90 41,85 40,92 38,48 39,60 46,84 36,22 34,80 35,67 26,60 26,05

67

4.3.3. Analisis Du Pont

Analisis Du Pont menunjukan bagaimana rasio aktifitas dan profit margin berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan serta tingkat ROE yang dihasilkan. ROE digunakan untuk menganalisis cara meningkatkan prestasi perusahaan dan untuk melihat efektifitas pengelolaan sumber daya untuk memaksimumkan tingkat pengembalian yang diharapkan bagi para pemegang saham. Hasil analisis Du Pont PT. Bank Jabar Banten, Tbk. periode 2008–2010 dapat dilihat pada tabel 11:

68

Tabel 11. Perkembangan Nilai ROE dan Komponen yang Mempengaruhinya Pada PT. Bank Jabar Banten, Tbk. periode 2008–2010.

Indikator

2008 2009 2010 Rata-

rata per tahun

I II III IV I II III IV I II III IV

ROA 0,47 1,01 1,68 2,08 0,69 1,32 1,81 2,19 0,59 1,39 1,91 2,05 2,1

ROE 5,44 11,03 17,91 21,84 7,29 15,31 20,99 22,94 6,37 17,19 16,31 17,83 20,87 1–Rasio

Hutang

69

Pada tabel tersebut di atas dapat terlihat bahwa perkembangan nilai ROE melalui analisis Du Pont mengalami fluktuasi setiap tahunnya yaitu sebesar 21,84 persen dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 22,93 persen, peningkatan nilai ROE pada tahun 2009 justru menurun pada tahun 2010 yang sebesar 17,83 persen. hal tersebut menunjukan bahwa kinerja perusahaan berdasarkan nilai ROE perusahaan lebih baik pada tahun 2009 dibandingkan tahun 2008 maupun tahun 2010 yang hanya sebesar 17,83 persen.

Nilai ROE yang berfluktuasi tersebut disebabkan oleh nilai perbandingan antara tingkat ROA dengan proporsi hutang, dimana ROA pada tahun 2008 sebesar 2,08 persen mengalami peningkatan menjadi 2,19 persen pada tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 yang menyebabkan ROE turun pun tingkat ROA pada tahun 2010 ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2009 menjadi sebesar 2,05 persen bahkan lebih kecil apabila dibandingkan dengan tahun 2008. Faktor pembanding dari nilai ROA adalah jumlah persentase proporsi hutang perusahaan yang setiap tahun mengalami peningkatan, jadi oleh sebab itu hal tersebut berpengaruh langsung terhadap nilai ROE perusahaan dimana dengan jumlah pembagi yang lebih besar maka akan mendapatkan nilai yang lebih kecil. Adapun nilai proporsi hutang pada tahun 2008 adalah sebesar 9,53 persen meningkat setiap tahunnya pada 2009 menjadi sebesar 9,54 persen, bahkan pada tahun 2010 menjadi sebesar 11,48 persen dengan rata-rata peningkatan nilai proporsi hutang sebesar 10,18.

Nilai proporsi hutang didapatkan dari perbandingan antara jumlah ekuitas atau modal sendiri dengan total aktiva. Adapun jumlah ekuitas atau modal sendiri dengan aktiva seperti telah dijelaskan sebelumnya pada perkembangan neraca perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana pada jumlah ekuitas tahun 2008 yang sebesar Rp. 2.481.870.000.000,- meningkat menjadi sebesar Rp. 3.091.543.000.000,- atau meningkat sebesar 24,56 persen. sedangkan pada tahun 2010 tingkat ekuitas perusahaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu menjadi sebesar Rp. 4.990.993.000.000,- atau meningkat sebesar 61,44 persen dibandingkan dengan tahun 2009. Hal tersebut disebabkan oleh pada tahun 2010 perusahaan melakukan privatisasi dengan menjual sahamnya pada publik, dengan begitu jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan akan

✰✱

semakin besar pula. Adapun jumlah total aktiva sebenarnya juga mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2008 yang sebesar Rp. 26.040.869.000.000,- meningkat menjadi Rp. 32.410.329.000,- atau meningkat sebesar 24,46 persen pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 43.445.700.000.000,- atau meningkat sebesar 34,05. Dengan jumlah ekuitas yang mengalami peningkatan cukup signifikan pada 2010 maka persentase proporsi hutang pun mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2008 maupun tahun 2009.

Adapun yang menyebabkan nilai ROA tersebut mengalami fluktuasi setiap tahunnya apabila dilihat dari analisis Du Pont adalah jumlah perkalian antara nilai marjin laba bersih perusahaan (Net Profit Margin) dengan tingkat rasio perputaran aktiva. Nilai Marjin Laba Bersih perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu sebesar 16,66 persen pada tahun 2008 menjadi sebesar 16,85 persen pada tahun 2009 dan bahkan pada tahun 2010 menjadi sebesar 17,21 persen. Sedangkan apabila dilihat dari tingkat rasio perputaran aktiva perusahaan mengalami fluktuasi setiap tahunnya, dimana pada tahun 2008 yang sebesar 0,125 persen meningkat menjadi 0,130 persen pada tahun 2009 tidak dapat dipertahankan peningkatannya yang akhirnya pada tahun 2010 menurun menjadi sebesar 0,119 persen. Jadi oleh sebab itu tingkat ROA yang berfluktuasi sangat dipengaruhi secara signifikan dari tingkat rasio perputaran aktiva yang juga mengalami flutuasi setiap tahunnya.

Net Profit Margin (Marjin Laba Bersih) diperoleh dari hasil perbandingan antara laba bersih setelah pajak (Net Income) dengan jumlah pendapatan operasional perusahaan, dimana laba bersih setelah pajak perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 542.162.000.000,- meningkat sebesar 30,80 persen menjadi Rp. 709.106.000.000,- akan tetapi peningkatan laba bersih pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 hanya sebesar 25,53 persen atau hanya meningkat sebesar Rp. 181.065.000.000,- menjadi Rp. 890.171.000.000,-. Peningkatan laba bersih tahun 2010 tersebut lebih kecil apabila dibandingkan dengan peningkatan yang terjadi pada 2009. Hal tersebut dikarenakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2010 lebih besar daripada tahun-tahun

✲✳

sebelumnya walaupun pendapatan perusahaan juga mengalami peningkatan. Sedangkan apabila dilihat dari jumlah pendapatan operasional perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya dimana pada tahun 2009 meningkat sebesar 29,27 persen dibandingkan dengan tahun 2008 menjadi sebesar Rp. 4.206.631.000.000,- sedangkan pada tahun 2010 hanya meningkat sebesar 22,95 persen dibandingkan dengan tahun 2009 atau meningkat menjadi sebesar Rp. 5.172.024.000.000,-.

Rasio tingkat perputaran aktiva tersebut diperoleh dari hasil perbandingan antara operating income atau pendapatan operasional dengan total aktiva, dimana pendapatan operasional perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2008 yang sebesar Rp. 3.254.202.000.000,- meningkat sebesar 29,27 persen menjadi Rp. 4.206.631.000.000,- pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 yang hanya meningkat sebesar 22,95 persen menjadi sebesar Rp. 5.172.024.000.000,- dibandingkan tahun 2009. Sedangkan apabila dilihat dari total aktiva perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2010 sebesar 34,05 persen dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya meningkat sebesar 26,46 persen. Peningkatan total aktiva tersebut tidak diimbangi oleh peningkatan pendapatan operasional yang tidak terlalu signifikan, maka oleh sebab itu hal tersebut mempengaruhi rasio perputaran total aktiva yang mengalami fluktuasi setiap tahunnya.

✴✵

Dokumen terkait