• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM

C. Struktur Organisasi

Organisasi dan manajemen adalah dua hal yang tidak terpisahkan, keduanya hanya dapat dibedakan. Organisasi merupakan alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Organisasi sangat diperlukan karena kemampuan orang sangat terbatas, sehingga perlu diadakan suatu pendelegasian pekerjaan agar seluruh kegiatan berjalan dengan efektif dan

efisien. Struktur organisasi secara umum dapat dibedakan menjadi empat bentuk yaitu:

• Struktur Fungsional : Struktur fungsional mengelompokan tugas dan aktivitas menurut fungsi bisnis seperti produksi/operasi, pemasaran, keuangan/akuntansi, litbang, dan sistem informasi komputer.

• Struktur Divisional : Struktur divisional dapat diorganisasikan dalam satu dari empat cara: menurut wilayah geografi, menurut produk atau jasa, menurut pelanggan, atau menurut proses.

• Struktur Unit Bisnis Strategis (UBS): Struktur UBS mengelompokan divisi yang serupa menjadi unit bisnis strategis dan mendelegasikan wewenang serta tanggung jawab dari setiap unit kepada seorang eksekutif senior yang melaporkan langsung kepada CEO.

• Struktur Matriks : Struktur matriks adalah desain yang paling kompleks karena ini tergantung pada arus wewenang dan komunikasi baik vertikal maupun horisontal (maka disebut matriks).

Berdasarkan uraian singkat di atas mengenai struktur organisasi formal sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Waringin Puspanusa Lestari adalah struktur organisasi fungsional, karena perusahaan memproduksi, minyak kelapa sawit dan inti sawit dimana pembagian tugas di dalam perusahaan lebih efektif dilakukan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab.

Dalam jalannya perkebunan kelapa sawit PT. Waringin Puspanusa Lestari dipimpin seorang Direktur dan ditunjang oleh adanya Dewan Komisaris.

Disamping itu juga untuk mempelancar kegiatan, Direktur dibantu oleh beberapa manajer yang masing-masing menangani bidang produksi/tanaman, administrasi, keuangan dan perdagangan.

Kegiatan operasional dikebun akan dipimpin oleh kepala bagian administrator. Kegiatan administrator dibantu oleh kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Afdeling. Kepala Bagian Pengolahan dan kepala Bagian Umum/Logistik yang masing-masing membawahi sub bagian. Areal kebun dibagi didalam beberapa afdeling, tiap afdeling akan dipimpin oleh seorang kepala afdeling yang masing-masing kepala afdeling ini akan membawahi asisten tanaman dan asisten lapangan. Kepala bagian pengolahan bertanggung-jawab terhadap kegiatan pada tingkat pasca panen. Untuk itu kepala bagian ini akan dibantu oleh asisten pengolahan dan pengendalian mutu. Administarsi akan ditangani oleh kepala Tata Usaha yang membawahi sub bagian keuangan dan pembukuan. Kebutuhan akan material lapangan, administrasi dan kegiatan umum lainnya akan ditangani oleh kepala bagian umun/logistik.

Gambar 4.1 struktur organisasi Perkebunan kelapa sawit PT. Waringin Puspanusa Lestari

Sumber : PT. Waringin Puspanusa Lestari Direktur

Manajer Pemasaran Manajer Produksi Manajer Keuangan

Administrator

Kepala TU Kepala

Afdeling

Kepala Pabrik Kepala Logistik

keuangan Pembukuan Asisten Tanaman Asisten Lapangan Pengawas Tanaman As.Teknik Bengkel As.Pengola han As.Kendali Mutu Manajer Personalia

Tenaga Kerja

I . kantor pusat Jumlah

1. Direktur 1 2. Staf Direktur - Manajer 4 - Staf Manajer 8 II . Lapangan 1. Administrasi 1 2. Kebun - Kepala Kebun 1 - Asisten Afdeling 1 - Mandor 1 16 - Mandor 2/kerani 75 3. Tata Usaha

- Kepala Tata Usaha 1

- Kepala Bagian 3

- Staf Tata Usaha 8

4. Pabrik - Kepala Pabrik 1 - Kepala Bagian 3 - Staf Pabrik 20 5. Logistik - Kepala logistik 1

- Kepala logistik 4

D. Produk

Telah diketahui bahwa PT. Waringin Puspanusa Lestari memproduksi hasil perkebunan yang berupa minyak sawit mentah dan minyak inti sawit. Dalam menghasilkan minyak sawit mentah dan minyak inti sawit membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan mesin-mesin pengolahannya. Untuk menjaga kualitas dari produk tersebut perusahaan membutuhkan pembiayaan pemeliharan pohon dengan cara pemupukan yang menbutuhkan biaya sebesar 50-70% dari biaya pemeliharaan tanaman secara keseluruhan. Hal dilakukan karena untuk meningkatkan produksi dan menjaga stabilitas tanaman. Dalam pemeliharaan tanaman diperlukan beberapa hal yang harus dilakukan seperti berikut :

• Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dengan dosis rekomendasi sesuai umur tanaman hingga umur 3 - 4 tahun. Pemupukan pada tanaman menghasilkan diberikan pada umur lebih dari 4 tahun dengan dosis 400 – 1000 KG/Ha tahun yang terdiri dari pupuk yang mengandung N, P, K dan Mg. Jenis pupuk yang umumnya digunakan adalah pupuk tunggal seperti Urea sebagai N, TSP sebagia sumber P, KCL sebagia sumber K dan Kieserit sebagai sumber Mg.

• Pengapuran diberikan mengingat lokasi tersebut mempunyai PH yang rendah. Kapur yang diberikan pada saat tanam dengan dosis 1 Kg/lubang tanaman. Kapur yang digunakan adalah kapur Dolomit.

• Pengendalian Hama dilakukan dengan menberikan insektisida bahan aktif metamidofos 200 g/l atau 600 g/l. hama ulat api dengan insektisida bahan aktif permentrin 20 g/l dan monokrofos 600 g/l. Penyakit Marasmius sp dikendalikan dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafor dengan interval aplikasi 2 minggu.

Dengan cara-cara diatas maka minyak kelapa sawit dan inti sawit dapat terjamin kualitasnya.

E. Harga

Penetapan harga dalam industri ini dilakukan oleh masing-masing perusahaan berdasarkan harga pasar. Harga yang berlaku didasarkan pada kekuatan permintaan dan penawaran pada suatu saat tertentu.

F. Promosi

Dalam kebijakan promosinya PT. Waringin Puspanusa Lestari melakukan pendekatan melalui promosi secara langsung kepada perusahaan-perusahan yang bergerak dibidang pengelolaan minyak nabati. Cara melakukan promosinya dengan cara memberikan data-data mengenai kualitas minyak kelapa sawit dan inti sawit deangan menggunakan standard ISO 900. Tetapi sekarang dalam menentukan kebijakan promosinya sekarang perusahaan tidak begitu dilakukannya karena permintaan yang tinggi minyak sawit mentah maupun minyak inti sawit.

G. Distribusi

Produk kelapa sawit setelah berada dalam tangki penyimoanan siap di distribusikan kepada konsumen. Dalam pendistribusiannya, sebelum produk samapai ketangan konsumen harus melalui tahap pengiriman, penimbunan, dan pengapalan.

Pengiriman

Pengiriman tidak langsung ketangan konsumen, tetapi membawa atau mengeluarkan produk kelapa sawit dari pabrik ke unit berikutnya. Unit ini berupa stasiun penimbunan atau langsung pengapalan. Untuk keperluan pengiriman produk, dilakukan pembongkaran dan pemuatan ke alat/kendaraan pengangkut. Dari tangki penyimpanaan, produk kelapa sawit baru bisa dibongkar dan dimuat kealat pengangkut jika sudah ada surat perintah pengiriman. Untuk kelancaran pengiriman produk harus berpedoman kepada prosedur pengiriman yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan melengkapi dokumen yang diperlukan. Prosedur pengiriman yang dilakukan sebagai berikut :

1. kantor perwakilan membuat delivery order (DO) dan diserahkan kepada pihak pabrik dan jasa.

2. Jasa angkutan mengirimkan kendaraan pengangkut ke pabrik yang telah ditunjuk dengan membawa dokumen yang diperlukan.

3. Pengemudi kendaraan lapor kepada petugas keamanan pabrik dan menyerahkan dokumen yang diperlukan.

4. Pihak keamanan mengkonfirmasikan dan menyerahkan dokumen kepada yang berwenang.

5. Pihak berwenang memeriksa dokumen dan melakukan disposisi. 6. Dokumen yang telah diposisi diserahkan kepada kerani timbang.

7. Angkutan dipanggil lalu dilakukan penimbangan kosong. Dokumen diserahkan kepada pengemudi.

8. Pengemudi menyerahkan dokumen kepada operator pengisian.

9. Operator melakukan pengisian\pemuatan produk ke kendaraan pengangkut.

10.Setelah selesai pemuatan \pengisian operator mencatat dan menyegel kendaraan.

11.Dilakukan penimbangan ke dua kali.

12.Selama pemuatan\pengisisan dilakukan analisis laboratorium mengenai kualitas produk.

13.Kerani produksi memindahkan data dan mengisikan juga surat pengantar ke bulking station.

Penimbunan

Penimbunan dilakukan di bulking station, peruses penimbunan dilakuakan dengan prosedur ;

1. Pengemudi kendaraan harus menberikan surat pengantar barang ke petugas keamanan.

2. Setelah dilakuakan pemeriksaan kendaraan masuk ke jembatan penimbangan untuk penimbangan berat bruto.

3. Petugas keamanan menunjukkan lokasi untuk pembongkaran.

4. Pengemudi kendaraan memberikan surat pengantar kepada operator pembongkaran.

5. Sebelum pembongkaran terlebih dahulu dilakukan analisis laboratorium mengenai kualitas dari produk yang akan dibongkar.

6. Jika kualitas produk telah sesuai dengan standar bulking pembingkaran dilakuakan. Namun jika kualitas produk tidak sesuai dengan standar maka pihak bulking station mengkonfirmasikan dan mengembalikan ke pabrik.

7. Operator melakuakan pencatatan.

8. Setelah pembongkaran kendaraan ditimbang kembali.

Pengapalan

Dalam pengapalan perusahana berkewajiban menyediakan dan memasukan produk ke kapal dalam kuantitas, kualitas dan tempat yang disepakati. Pengapalan adalah titik peralihan pemilik, tanggungjawab, biaya dan lain-lain dari pihak penjual dan pembeli.

Dokumen terkait