• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

E. Struktur Organisasi

Perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai di masa depan. Semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dilandasi pada tujuan perusahaan. Agar tujuan tersebut tercapai, setiap kegiatan harus dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan struktur organisasi yang terorganisasi dengan baik maka akan membantu berjalannya aktivitas produksi dengan lancar.

Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1: Struktur Organisasi Sumber: Pertenunan Santa Maria Boro

Adapun tugas dan tanggungjawab dalam masing-masing bagian: 1. Kongregasi FIC

Kongregasi FIC sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan mengalami permasalahan-permasalahan yang tidak dapat ditanggung perusahaan.

2. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan bertanggungjawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Pimpinan perusahaan bertanggungjawab langsung kepada kongregasi. Pimpinan perusahaan memberikan pedoman umum yang dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan, memeriksa seluruh teknik perusahaan khususnya proses produksi, administrasi dan pemasaran. Pimpinan perusahaan juga menentukan tujuan yang akan dicapai dan strategi yang akan diimplementasikan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan.

3. Kepala Bagian Gudang

Kepala bagian gudang bertugas untuk:

a. Mengawasi persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. b. Melaporkan jumlah persediaan barang.

c. Mengukur dan menyimpan hasil produksi dalam gudang. d. Menghitung dan menyiapkan pengiriman barang.

2. Kepala Bagian Produksi

Kepala bagian produksi bertugas untuk: a. Menentukan jenis bahan yang berkualitas. b. Melakukan pemantauan pada proses produksi.

c. Merencanakan jenis dan jumlah barang yang diproduksi.

d. Menentukan standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan baku. e. Memperbaiki alat produksi jika terjadi kerusakan.

f. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk. 3. Kepala Bagian Administrasi

Kepala bagian administrasi bertugas untuk:

a. Membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan. b. Membuat daftar gaji.

c. Menerima pesanan pembelian.

d. Mencatat semua peristiwa transaksi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, termasuk rencana dan pelaksanaan kebijakan perusahaan. e. Menentukan dan melakukan pembelian bahan baku dan bahan-bahan

penolong yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi.

f. Menentukan penyediaan, penerimaan dan pengeluaran uang yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

4. Bagian Wenter

Bagian wenter bertugas untuk: a. Mencuci dan merebus benang.

b. Memberi kaporit agar pewarnaan pada benang dapat tercampur secara merata.

c. Menjemur benang hingga kering. 5. Bagian Sekir

Bagian Sekir bertugas untuk memindahkan benang dari kelos ke alat yang disebut sekir. Alat sekir digunakan untuk memadukan benang-benang yang akan digunakan sebagai motif dari kain yang akan dihasilkan.

6. Bagian Pintal

Bagian Pintal bertugas untuk menggulung benang yang telah kering dengan menggunakan alat yang disebut kelos.

7. Bagian Tenun

Bagian tenun bertugas untuk:

a. Menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses mencocokkan motif yang dibuat dari bagian sekir dengan alat yang digunakan untuk menenun.

b. Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk. 8. Bagian Jahit

Bagian jahit bertugas untuk:

a. Memotong kain sesuai dengan kebutuhan pembeli. b. Menjahit pada bagian tepi dari kain yang telah dipotong.

9. Bagian Pengepakan

Bagian pengepakan bertugas untuk:

a. Mengepak produk jadi yang telah siap untuk dikirimkan kepada pelanggan. b. Menyerahkan produk jadi yang telah dikemas ke bagian penjualan.

10.Bagian Pembukuan

Bagian pembukuan bertugas untuk membantu bagian adinistrasi dan umum dalam menyelesaikan administrasi perusahaan.

11.Bagian Penjualan

Bagian penjualan bertugas untuk: a. Melayani penjualan hasil produksi. b. Melakukan pengiriman barang.

c. Mengenalkan barang hasil produksi kepada calon pembeli.

F. Personalia

1. Klasifikasi Tenaga Kerja

a. Kepala Bagian Produksi : 1 orang b. Kepala Bagian Administrasi : 1 orang c. Kepala Bagian Gudang : 1 orang d. Bagian Penjualan dan Pembelian : 2 orang e. Bagian Pembukuan : 2 orang f. Bagian Wenter : 5 orang g. Bagian Pintal : 5 orang h. Bagian Sekir : 3 orang

i. Bagian Tenun : 15 orang j. Bagian Jahit : 2 orang k. Bagian Pengepakan : 8 orang 2. Sistem Pemberian Upah Bagi Karyawan

Sistem pemberian upah yang diterapkan oleh perusahaan antara lain: a. Upah Bulanan

Kepala bagian produksi, kepala bagian administrasi, kepala bagian gudang, bagian penjualan dan pembelian, dan bagian pembukuan

b. Upah Borongan

Bagian wenter, bagian pintal, bagian sekir, bagian tenun, bagian jahit dan bagian pengepakan

c. Jam Kerja Karyawan

Perusahaan menetapkan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan selama 7 jam dalam 5 hari kerja dan 6 jam dalam 1 hari kerja. Berikut pembagian alokasi jam kerja selama 6 hari kerja:

1) Senin – Jumat : Jam 07.00 – 14.00

2) Sabtu : Jam 07.00 – 13.00

G. Produk

Pertenunan Santa Maria Boro merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri garmen yang memproduksi berbagai macam kebutuhan sandang seperti selimut, serbet, seragam dan taplak meja. Dalam

penelitian ini, peneliti membatasi pada 1 jenis produk saja, yaitu selimut yang merupakan produk yang menjadi produk unggulan perusahaan dan paling banyak diminati oleh konsumen.

H. Produksi

1. Bahan Baku

Bahan baku untuk pembuatan selimut, perusahaan menggunakan bahan baku dan bahan penolong sebagai berikut:

a. Benang ukuran 20/s b. Benang ukuran 12/s. c. Kanji

2. Bahan penolong yang digunakan adalah: a. Larutan TRO

b. Pewarna: indantren br, hydro, pemutih dan kaporit 3. Alat-Alat Produksi a. Alat kelos b. Alat sekir c. Mesin Jahit d. Alat palet e. Alat streng 4. Proses Produksi

Perusahaan Pertenunan Sanata Maria Boro menggunakan tiga tahap dalam proses produksi, yakni:

a. Tahap Persiapan Penenunan

Tahap persiapan penenunan dimulai dengan merendam benang dengan larutan TRO dan kanji yang berguna sebagai pelumas untuk membuat zat pewarna agar tercampur keseluruh bagian benang secara merata, selama 15 menit. Setelah proses perendaman selesai, benang kemudian direbus dan dicuci sampai bersih hingga warna putih terlihat mengkilap. Untuk bagian benang berwarna, petugas wenter akan mencampur pewarna saat proses perendaman benang dengan larutan TRO dan kanji, lalu direndam selama kurang lebih 20 menit kemudian merebus dan menjemur hingga kering. Setelah benang kering, benang akan dikirim ke bagian pintal.

Bagian pintal mempersiapkan benang yang akan digunakan dalam tahap penenunan yang terdiri dari benang pakan dan benang lusi (ketting).

1) Benang Pakan

Benang pakan adalah benang yang berposisi melintang pada penampang kain dan menunjukan lebar kain. Benang yang dipakai sebagai benang

pakan untuk produk selimut adalah ukuran 20’s, yaitu benang dengan 1

lilitan. Benang pakan digulung pada alat yang deisebut palet. Penggulungan benang pada palet dibentuk dengan ukuran standar sehingga dapat dimasukkan kedalam teropong.

2) Benang Lusi (Ketting)

Benang lusi adalah benang yang berposisi membujur dan dimasukkan kedalam alat yang disebut kelos. Benang yang dipakai sebagai benang

lusi untuk produk selimut adalah benang ukuran 20’s. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai berikut:

a) Benang lusi digulung pada kelos yang berbentuk silinder yang membesar pada bagian tengahnya, untuk selanjutnya benang ini disebut dengan benang kelos.

b) Proses berikutnya adalah menghani atau skermolen, yaitu proses menggulung benang kelos ke silinder hani.

c) Gulungan hani tersebut kemudian dipindahkan ke boom lusi, yaitu alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun.

d) Langkah selanjutnya adalah melakukan pencucukan, dimana boom lusi yang sudah berisi benang dipasang pada alat tenun, ujung dari setiap benang dari boom lusi dimasukkan dalam alat yang disebut gun. Gun adalah alat yang berlubang kecil untuk memasang benang. Pada gun dipasang sisir, yaitu alat yang berupa jajaran logam yang setiap jajarannya dilewati oleh dua utas benang. Selanjutnya memasang benang pakan, dengan demikian proses penenunan dapat dimulai.

Setelah benang tenun telah siap untuk ditenun, maka akan dilakukan proses penenunan sebagai berikut:

1) Benang lusi yang telah siap untuk ditenun disilangkan dengan benang pakan yang tergulung pada palet-palet pada teropong.

2) Jika mesin tenun digerakkan satu tahap, maka akan terdapat celah antara dua jajaran benang lusi, kemudian teropong yang berisi benang pakan dimasukkan siantara dua celah tersebut dengan posisi melintang. Gerakan teropong ini terjadi karena didorong olet alat pendorong yang terletak pada bagian samping tenun.

3) Jika mesin tenun bergerak secara terus menerus, maka proses penembakan teropong terjadi secara berulang-ulang dan jajaran benang lusi akan bergerak memanjang secara perlahan. Dengan demikian akan diperoleh tenunan sebagai hasil penyilangan benang lusi dengan benang pakan.

c. Tahap Penyelesaian Akhir

Proses terakhir yang dilakukan dalam proses produksi adalah memotong produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kemudian dilakukan penjahitan, yang disebut mengobras. Tujuannya agar benang yang sudah ditenun tidak lepas dan mempermudah dalam pengukuran.

I. Pemasaran

Perusahaan pertenunan yang berbasis ATMB ini memiliki daerah pemasaran yang cukup luas, diantaranya Surabaya, Jakarta, Bandung, Pekalongan, Medan, Timika, Yogyakarta, Parakan, Blitar, Samarinda, Malang, Magelang, Semarang, Solo, Muntilan, Palembang dan Padang yang sebagian besar pelanggannya adalah rumah sakit dan sekolah-sekolah Katolik.

Untuk pemesanan produk, konsumen dapat menghubungi via telepon ataupun datang langsung ke perusahaan. Untuk pesanan khusus, konsumen dapat mengirimkan model produk yang diinginkan melalui pos atau e-mail.

60

BAB V

Dokumen terkait