• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

F. Target Costing

Dalam upaya mengurangi jumlah biaya bersifat strategik, target costing

merupakan metode yang tepat dalam mengelola biaya pada tahap desain dan pengembangan produk untuk mencapai harga kompetitif dalam rangka memperoleh laba yang diharapkan.

Menurut Mulyadi (2007: 421), target costing adalah suatu metode penentuan kos produk atau jasa yang didasarkan pada harga yang diperkirakan dapat diterima oleh konsumen atau sering disebut price- driven costing. Menurut penjelasan MBASkool, target costing adalah proses penentuan harga biaya aktual dari setiap produk atau jasa setelah mempertimbangkan margin laba yang diinginkan di belakang yang sama. Menurut Rudianto (2006: 260), pendekatan yang digunakan antara target costing dan pendekatan lainnya dalam pembuatan produk sangat berbeda. Target biaya ditentukan pada tahap pertama, kemudian dirancang produk yang sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan tersebut, sedangkan pendekatan lainnya, merancang dan menghasilkan produk baru kemudian menghitung biayanya.

Berikut formula target costing

Ford dalam Blocher, et al. (2012: 176) menyatakan bahwa dengan menggunakan metode biaya berdasarkan target, para pelaku bisnis biasa menggunakannya untuk mengetahui apa yang akan diproduksi dan apa yang

akan dijual kepada pasar. Apabila ingin mengetahui biaya yang akan dikeluarkan, sebaiknya biaya harus dihitung secara teliti. Dengan menetapkan biaya yang rendah, setiap orang akan dipaksa untuk mencapai tingkat tertinggi efisiensi. Para pelaku bisnis akan berlomba-lomba untuk menggali keuntungan, dengan demikian akan banyak penemuan-penemuan mengenai produksi dan penjualan. Apabila metode target costing diamati dengan seksama, sekilas bahwa metode target costing mirip dengan metode biaya standar. Namun hal itu tidak dibenarkan oleh Witjaksono (2013: 175) karena metode yang diterapkan dalam target costing lebih kompleks dari sistem biaya standar. Penentuan biaya dalam metode ini ditentukan oleh faktor harga. Perusahaan dituntut untuk menekan biaya menjadi lebih kompetitif, perbedaan sedikit saja dapat menarik pelanggan kepada produk dengan harga yang lebih rendah. Sedangkan menurut Rudianto (2006: 260), target biaya ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai hal yang dianggap relevan dengan kondisi yang dihadapi perusahaan, seperti harga jual pesaing, daya beli masyarakat, keadaan perekonomian secara umum, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan sebagainya.

Menurut Blocher, et al. (2012: 176-177), terdapat dua pilihan untuk mengurangi biaya menjadi sebuah tingkat biaya target:

1. Dengan menyatukan teknologi produksi yang baru, menggunakan teknik manajemen biaya yang lebih maju seperti pembiayaan berbasis aktivitas dan mencari produktifitas yang lebih tinggi.

2. Dengan mendesain ulang produk dan jasa. Metode ini sangat menguntungkan banyak perusahaan karena menunjukan bahwa keputusan desain bernilai penting bagi kebanyakan biaya total siklus hidup produk. Dengan perhatian yang teliti terhadap desain, penghematan yang signifikan pada total biaya menjadi mungkin.

Menurut Maciariello dan Kirby (1994) dalam Nababan (2011: 27), target costing mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Menyediakan informasi yang secara lengkap mengenai biaya produksi produk baru, sehingga memudahkan badan usaha untuk melakukan pemilihan dalam penggunaan material, desain produk dan proses manufaktur.

2. Mengurangi pengembangan siklus hidup produk yaitu biaya dapat ditentukan pada saat bersamaan dengan perancangan produk.

3. Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai biaya produksi, cara untuk mengeleminasi, mengurangi aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah, meningkatkan kualitas, menyederhanakan proses dan menentukan cost driver.

4. Meningkatkan profitabilitas produk baru melalui pengurangan biaya serta mempertahankan atau meningkatkan kualitas dan fungsinya.

Komponen-komponen dalam proses target costing menurut Meigh, et al. (1999) dalam Lucky (2011: 20-21) adalah sebagai berikut:

1. Sumber daya yang dikonsumsi dalam planning and market analysis. Selama perencanaan, tempat pelanggan diidentifikasi dan didokumentasikan seluruhnya.

2. Pengembangan difokuskan pada product feasibilities studies. Pengembangan melibatkan siklus pengujian dan pemformulasian ulang produk untuk memahami kebutuhan pelanggan.

3. Production design mengikuti pembentukan konsep produk dalam tahap pengembangan, perancangan dan personal produksi yang berpengalaman menggunakan value engineering untuk menentukan kombinasi sumberdaya dengan biaya paling rendah untuk menciptakan produk yang diinginkan oleh konsumen.

4. Permulaan production and continous improvement process digunakan untuk mencapai target costing.

Menurut Blocher, et al. (2012: 177), terdapat lima langkah dalam menerapkan target costing, yaitu:

1. Melakukan riset pasar untuk menganalisis produk yang diinginkan oleh pelanggan.

2. Menentukan laba yang diinginkan.

3. Pembuatan perhitungan biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang diinginkan.

4. Penggunaan rekayasa nilai (value engineering) untuk mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya produk.

5. Penggunaan pembiayaan kaizen dan kendali operasional untuk menghemat biaya secara lebih baik.

Terdapat enam keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan target costing, yakni:

1. Meningkatkan kepuasan pelanggan, sebagai desain yang berfokus pada nilai pelanggan.

2. Menekan biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien.

3. Membantu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diinginkan pada produk baru atau yang telah dirancang ulang.

4. Dapat menekan total waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk, melalui koordinasi desain yang telah ditingkatkan, produksi dan manajer pemasaran.

5. Dapat membantu menyediakan sebuah batasan persaingan pada waktu resesi ekonomi.

6. Dapat meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan, sebagaimana desain telah ditingkatkan secara cermat dan isu-isu produksi dipertimbangkan secara tegas pada tahap desain.

Menurut Witjaksono (2013: 179-180), dalam penerapannya, target costing

menganut prinsip-prinsip, yakni:

1. Harga Menentukan Biaya (Price-Led Costing)

Dalam praktiknya dalam persaingan yang ketat dan kompetitif, harga jual kerap ditentukan oleh pasar.

2. Fokus pada Pelanggan

Kebutuhan pelanggan akan kualitas, biaya dan fungsi adalah aspek uatama yang digunakan dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan desain dan perhitungan harga pokok produksi. Bagi pelanggan, manfaat atas fitur dan fungsi barang yang ditawarkan dalam produk harus lebih besar daripada biaya perolehannya.

3. Fokus pada Desain Produk dan Desain Proses

Pengendalian biaya ditekankan pada tahapan desain produk dan tahapan desain proses produksi. Tujuannya adalah untuk menekan biaya dan waktu apabila setiap perubahan dilakukan sebelum proses produksi.

2. Cross Functional Team

Tim/ kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan produk, dimulai dari konsep produk hingga tahap produksi penuh.

3. Melibatkan Rantai Nilai

Seluruh anggota yang terlibat dalam rantai, dimulai dari pemasok barang/jasa, distributor hingga pelanggan dilibatkan dalam proses target costing.

4. Orientasi Daur Hidup Produk

Meminimalkan biaya selama daur hidup produk, diantara harga bahan baku, biaya operasi, pemeliharaan dan biaya distribusi serta biaya bauran pemasaran. Terdapat 4 siklus daur hidup produk, yaitu tahap pengenalan, tahap pertumbuhan, tahap kematangan dan tahap penurunan.

Gambar 2.1: Target Costing Mode

Produksi Produk

YA Tidak

Target Costing Model

Market Share Objective

Target Price Product Functionality

Target Costing Model

Target Cost

Product and Process Design

Gambar 2.2: Prinsip Penerapan Target Costing

Menurut Rudianto (2006: 260), terdapat dua alasan utama pentingnya

target costing digunakan oleh perusahaan dalam situasi pasar yang sangat kompetitif:

1. Perusahaan tidak dapat menentukan dan mengendalikan harga jual produknya secara sepihak.

Harga jual ditentukan oleh mekanime pasar, yaitu pertemuan anta penawaran dan permintaan terhadap suatu produk. Perusahaan yang mengabaikan hal tersebut akan menanggung risikonya sendiri. Oleh karena itu, harga jual produk yang direncanakan sebaiknya harga jual yang diantisipasi dengan mempertimbangkan mekanisme pasar yang berlaku. 2. Sebagian besar biaya produk ditentukan pada tahap desian.

Setelah produk di desain dan masuk dalam prose produksi, tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi biayanya. Akan tetapi, jika di dalam tahap desain biaya telah dipatok dan ditentukan maka proses

Key Principles of Target Costing Priced Led Costing Life-cycle Cost Fokus Pada Process

Design Fokus Pada Pelanggan

Cross-functional Teams

Value-Chain Orientation

Fokus Pada Product Design

produksi akan disesuaikan dengan desain yang telah dirancang sebelumnya.

Dalam penerapannya sendiri, target costing dihadapkan dengan beberapa kendala, diantaranya:

1. Konflik antar kelompok dan atau antar anggota kelompok.

2. Karyawan yang mengalami burnout karena tuntutan target penyelesaian pekerjaan.

3. Target waktu penyelesaian yang terpaksa ditambah. Tim/ kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan produk, dimulai dari konsep produk hingga tahap produksi penuh.

4. Sulitnya melakukan pengaturan atas berbagai faktor penentuan keberhasilan target costing.

Dokumen terkait