BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN TUGAS AKHIR
E. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
Struktur Organisasi adalah wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi sangat penting untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi sangat penting untuk terlaksana fungsi pengorganisasi dengan bauik sebab dengan adanya struktur organisasi akan terlihat jelas tugas dan wewenang dari setiap bagian yang terdapat dalam hierarki organisasi dan akan memudahkan setiap karyawan untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Jenis dan struktur organisasi yang digunakan oleh KPP Pratama Binjai adalah menggunakan jenis struktur “line and staff organization” atau gabungan dari jenis
KPP Pratama dipimpin oleh seorang Kepala Kantor sedangkan setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi/kepala sub.bagian umum dan kelompok fungsional.
Adapun seksi/sub.bagian umum dan kelompok fungsional tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Pemeriksaan 5. Seksi Penagihan
6. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
11. Seksi Fungsional Pemeriksa dan Penilai PBB
Jumlah Seluruh pegawai di lingkungan KPP Pratama Binjai berjumlah 90 orang termasuk Kepala Kantor.
Adapun perincian jumlah pegawai adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Sebaran Pegawai Berdasarkan Seksi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
No Nama Seksi
1 Bangkit Bina Aji Kepala Kantor
2 Drajat Siregar Kepala Seksi PDI
3 Edi Simanjuntak Pelaksana
4 Rahma Ukhty Pelaksana
5 Jendri Sunandar Saragih Pelaksana
6 Ibnu Ishak Pelaksana
7 Ummi Kalsum Pelaksana
8 Joel Dominggus Raibaya S. Pelaksana 9 Imanuel Tito Lesmana Pelaksana 10 Muhammad Iqbal Fahry Pelaksana
11 Bursok Anthony Marlon Kepala Seksi Pelayanan
12 Aswad Tan Pelaksana
13 Andri Firmansyah Pelaksana
14 Fasihah Pelaksana
15 Venny Yochana Gultom Pelaksana 16 Rudi Juandi Butar-butar Pelaksana
17 Risa Yuliandari Pelaksana
18 Nurul Aprilyami Pelaksana
19 Yolanda Sembiring Pelaksana
20 Yesika Masri Ravaella S. Pelaksana
21 Jordan Malanton Pelaksana
22 Junjung Sihombing Kepala Seksi Penagihan 23 Kartika Dewanty Sitepu Pelaksana
24 Diyarto Juru Sita
28 Untung Rahman Juru Sita
29 Lenawaty Br. Gintin Kepala subbagian Umum 30 Nels Suvanni Kusuma Pelaksana
31 Rudy Donald Simorangkir Pelaksana 32 Tengku Zulaini Awila Pelaksana
33 Dedi Purba Pelaksana
34 Rismandana Pelaksana
35 Chritine Nadya Pelaksana
36 Muhammad Affandi Pelaksana
37 Bramanti Brrilianto Bendaharawan
38 Friza Satri Sekretaris
39
Vinelia Augustina Marpaung
Kepala Seksi Pemeriksaan 40 Dora Dina Boru Aritonang Pelaksana
41 Muhammad Yunus Pelaksana
42
Jakkes Manumpaktua
Sinaga Kepala Seksi Waskon I
43 Ayu Anggraini Pane Account Representative 44
Muhammad Isnaeni
Harahap Account Representative
45 Fahrizal Pelaksana
46 Muhammad Irfan Account Representative 47 Yoan Wahyudi Account Representative
51 Ruth Rogate Marlinang Pelaksana
52 Hotben Manurung Pelaksana
53 Jan Putra Siadari Pelaksana
54 Clara Nancy Pelaksana
55 David Hasiholan Sinaga Pelaksana
56 Muhammad Nur Sufi Pelaksana
57 Muhammad Imam Roffi Penilai PBB Muda
58 Beresman Hutajulu Kepala Seksi Waskon II 59 Rafikasyari Account Representative
60 Ibnu Zaiyyat Indra Account Representative 61 Gibson H Purba Account Representative 62 Hamonongan Siringoringo Account Representative 63 Kelvin Sayuli Hutauruk Account Representative 64 Gandafit Gazali Account Representative 65 Gilang Risdiana Nuryanti Account Representative 66 Monica Murniati Account Representative
67 Muhammad Syafei Harahap Kepala Seksi Waskon III 68 Sri Rahmayani Account Representative 69
Muhammad Ikhsan
Nasution Account Representative
70 Dody Surya Lubis Account Representative
71 Rosdiana Account Representative
72 Leonard Simorangkir Account Representative 73 Agil Primarinza Account Representative 74 Jonathan Hutagalung Account Representative 75 Syafrianto Harahap Account Representative
76 Tulus Mulyono Kepala Seksi Waskon IV 77 Farida Badjeber Account Representative 78 Hery Ramadhani Account Representative 79 Tengku Firza Yustisia Account Representative
80 Zulfahmi Account Representative
81 Ady Sulaiman Account Representative 82 Raymonds Orani Account Representative 83 Bima Sinaga Account Representative 84 Andi Candra Account Representative 85 Alfronso Situmorang Account Representative
86 Leopold Purba Pemeriksa Pajak Madya
87 Aprianto S. Pemeriksa Pajak Muda
88 Eduard Lingga Pemeriksa Pajak Penyelia 89 M.Fachrur Rozi H.
Adapun masing–masing dari tiap bagian seksi di KPP Pratama binjai memiliki tugas dan perannya sebagai berikut :
1. Kepala KPP ( Kepala Kantor)
KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karipka maka Kepala KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, pengawasan wajib pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung lainnya. Dalam wilayah wewenagnya berdasarkan peraturan perundang–
undangan yang berlaku.
2. Subbagian umum
Membantu dan menunjang kelancaran tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan subbagian umum yaitu :
a. Penerimaan dokumen di KPP
b. Pemrosesan dan penataan dokumen di subbagian umum c. Penyampaian dokumen di KPP
d. Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan serta pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil
e. Penerimaan pengujian kesehatan pegawai f. Pembuatan kartu tanda pengenal pemeriksa
g. Penyusunan laporan/daftar realisasi anggaran belanja h. Pengajuan usul pengangkatan bendahara
i. Permohonan kartu tanda peserta asuransi dan taspen
3. Seksi Pelayanan
Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan pada seksi pelayanan yaitu :
a. Pendaftran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
b. Penatausahaan surat, dokumen, dari laporan Wajib Pajak pada tempat pelayan terpadu
c. Perubahan identitas wajib pajak.
d. Penyelesaian permohonan pengukuhan pengusaha kena pajak e. Peminjaman dan pengiriman berkas
f. Penerimaan dan pengolahan SPT Masa g. Penerimaan dan pengolahan SPT Tahuna PPh h. Penerbitan surat ketetapan pajak
4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Membantu tugas kepala kantor dalam mengkoordinasiakan pengumpualn, pengolhan data pada seksi pengolahan data dan informasi, yaitu :
a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data serta penyajian informasi perpajakan
b. Perekaman dokumen perpajakan
e. Pelayanan dukungan teknis computer f. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling g. Pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG
h. Serta penyiapan laporan kinerja
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I,II,III,IV)
Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan pada seksi pengawasan dan konsultasi, yaitu :
a. Melakukan pengawasan kepatuhan dan kewajiban perpajakan wajib pajak b. Bimbingan/himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan c. Penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak
d. Rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi e. Usulan pembetulan kerja
f. Usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan g. Serta melakukan evaluasi hasil banding
6. Seksi Ekstensifikasi
Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamat potensi perpajakan pada seksi ekstensifikasi perpajakan, yaitu :
a. Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi ekstensifikasi b. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor
c. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian lapangan d. Penerbitan surat himbauan untuk ber-NPWP
e. Pencarian data dari pihak ketiga dalam rangka pembentukan/pemutakhiran Bank data perpajakan
f. Pencarian data potensi perpajakan dalam rangka pembuatan monografi fiscal
g. Pelaksanaan penilaian individual objek pajak
h. Penyelesaian mutasi seluruhnya objek dan subjek PBB i. Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian SPOP 7. Seksi Pemeriksaan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelayanan penyusunan rencana pemeriksaan pada seksi pemeriksaan yaitu :
a. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan
c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya
d. Pemantauan pengendalian intern e. Pengelolaan resiko
f. Kepatuhanterhadap kode etik dan disiplin juga tindak lanjut hasil
8. Seksi Penagihan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan pada seksi penagihan yaitu :
a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak b. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak c. Penagihan aktif
d. Usulan penghapusan piutang pajak
e. Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) bunga penagihan f. Penerbitan dan penyampaian surat teguran penagihan g. Penerbitan dan pemberitahuan surat paksa
h. Serta penyimpanan dokumen – dokumen penagihan lainnya.
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Kelompok jabtan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
Setiap kelompok dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah dan Kepala KPP Pratama yang bersangkutan.
Tabel 3.1 Bagan Organisasi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binja
Kepala Kantor
BAB III
GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PKP PADA KPP PRATAMA BINJAI
Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 yang dinamakan wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan tempat kegiatan usaha Wajib Pajak, dan kepada Wajib Pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Tempat tinggal atau tempat kedudukan merupakan tempat tinggal atau tempat kedudukan menurut keadaan yang sebenarnya. NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Sebagai warga negara yang baik, harus sadar bahwa membayar pajak adalah wajib, dengan membayar pajak berarti ikut berpartisipasi menyukseskan penerimaan negara. Patuh membayar pajak berarti mendukung tegaknya negara Republik
Indonesia. Negara membutuhkan dana yang sangat besar untuk menjalankan pemerintahan, sehingga penerimaan negara dari sektor pajak menjadi andalan penerimaan negara yang diharapkan bisa menutup pengeluaran negara.
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
A. Pendaftaran NPWP
Wajib pajak meliputi wajib pajak orang pribadi, wajib pajak pemotong/pemungut pajak, dan wajib pajak badan usaha. Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas dan wajib pajak badan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat satu bulan setelah saat usaha mulai dijalankan. Saat usaha mulai dijalankan adalah saat pendirian atau saat usaha atau pekerjaan bebas nyata-nyata mulai dilakukan.
Wajib Pajak yang wajib mendaftarkan diri meliputi:
1. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
a. Hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim.
b. Menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.
c. Memilih melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya meskipun tidak terdapat keputusan hakim atau tidak terdapat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak.
2. Wajib Pajak orang pribadi menjalankan usaha atau pekerjaan bebas termasuk wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena:
a. Hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim.
b. Menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.
c. Memilih melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan terpisah dari suaminya meskipun tidak terdapat keputusan hakim atau tidak terdapat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
3. Wajib Pajak badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk usaha tetap dan kontraktor dan/atau operator di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi.
4. Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja sama operasi.
5. Bendahara yang ditunjuk sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
KARTU NOMOR POKOK WAJIB PAJAK Halaman depan
Halaman Belakang
PERHATIAN
- Kartu ini harap disimpan baik-baik dan apabila hilang, agar segera melaporke Kantor Pelayanan Pajak terdaftar
- NPWP agar dicantumkan dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu, selain wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak, juga wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha Wajib Pajak. Wanita kawin yang tidak menghendaki untuk melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari suaminya dan anak yang belum dewasa, harus melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak suami atau kepala keluarga.
Wajib pajak yang sudah memenuhi syarat untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP tetapi belum mendaftarkan diri, berdasarkan hasil pemeriksaan atau hasil verifikasi Direktur Jenderal Pajak menerbitkan NPWP secara jabatan.
Untuk mengoptimalkan jumlah wajib pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan kegiatan ekstensifikasi dalam rangka pemberian NPWP dan pengukuhan PKP.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012 pasal 3 ayat 1 Pendaftaran diri untuk memperoleh NPWP bagi Wajib Pajak dilakukan pada:
1. Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak
2. Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan
3. Tempat lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.
Wajib Pajak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP pada:
1. Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak
2. Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang perpajakan.
Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak berada dalam dua atau lebih wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Wajib Pajak yang mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan/atau melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP dilakukan melalui permohonan tertulis.
Dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak meliputi :
1. Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, termasuk wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah berupa:
a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia; atau
2. Untuk Wajib Pajak orang pribadi, yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas termasuk wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah berupa:
a. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Warga Negara Indonesia, atau fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing, dan fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik; atau
b. Fotokopi e-KTP bagi Warga Negara Indonesia dan surat pernyataan di atas meterai dari Wajib Pajak orang pribadi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-benar menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
3. Untuk Wajib Pajak badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk usaha tetap dan kontraktor dan/atau operator di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi yang berorientasi pada profit berupa:
a. Fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi Wajib Pajak badan dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap;
b. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus, atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing;dan
c. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik.
4. Untuk Wajib Pajak badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk usaha tetap dan kontraktor dan/atau operator di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi yang tidak berorientasi pada profit berupa:
a. Fotokopi e-KTP salah satu pengurus badan atau organisasi; dan
b. Surat keterangan domisili dari pengurus Rukun Tetangga(RT)/Rukun
5. Untuk Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja sama operasi berupa:
a. Fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi (Joint Operation);
b. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation) yang diwajibkan untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
c. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah satu pengurus perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing; dan
d. Fotokopi dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
6. Untuk Bendahara sebagai Wajib Pajak pemotong dan/atau pemungut pajak berupa:
a. Fotokopi surat penunjukan sebagai Bendahara; dan
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk.
7. Untuk Wajib Pajak dengan status cabang dan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu berupa:
a. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak pusat atau induk;
b. Surat keterangan sebagai cabang untuk Wajib Pajak Badan;
c. Fotokopi dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
8. Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi adalah wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, dan wanita kawin yang memilih melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya secara terpisah, permohonan juga harus dilampiri dengan:
a. Fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak suami
b. Fotokopi Kartu Keluarga, dan
c. Fotokopi surat perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau surat pernyataan menghendaki melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan suami.
Berdasarkan permohonan permohonan wajib pajak Kepala Kantor Pelayanan Pajak melakukan penerbitan NPWP paling lambat satu hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap.
Berikut ini Data Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak pada tahun 2013, 2014, 2015, sampai dengan bulan mei 2016.
Tabel 4.1
Jumlah Wajib Pajak Yang Mendapatkan NPWP Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Tahun Wajib Pajak
2013 11.288
2014 10.048
2015 12.721
Mei-2016 5.335 Jumlah 39.392