• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.4. Struktur Aset

Struktur aset dalam perusahaan mempunyai pengaruh terhadap sumber-sumber pembiayaan. Besarnya aset tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya penggunaan hutang. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar karena aset tersebut dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman. Perusahaan yang struktur asetnya memiliki perbandingan aset tetap jangka panjang lebih besar akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena aset tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan hutang (Brigham dan Houston, 2011). Maka dapat dikatakan struktur aset dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang yang dapat diambil dan hal ini akan berpengaruh terhadap penentuan besarnya struktrur modal. Komposisi aset yang dapat dijadikan jaminan perusahaan memengaruhi pembiayaannya dan seorang investor akan lebih mudah memberikan pinjaman bila disertai jaminan yang ada.

2.1.4.1. Pengertian Struktur Aset

Aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalm operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya memiliki dua jenis

aset yaitu aset lancar dan aset tetap. Kedua unsur aset tersebut akan membentuk struktur aset. Struktur aset adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing-masing komponen aset, baik dalam aset lancar maupun dalam aset tetap Syamsudin, 2011).Struktur aset adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antar aset lancar dan aset tetap (Riyanto, 2009). Maksud dari artian absolut yaitu perbandingan dalam bentuk nominal, sedangkan artian relatif yaitu perbandingan dalam bentuk presentase.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur aset merupakan perbandingan antara aset tetap dan total aset yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aset.

2.1.4.2. Pembagian Struktur Aset

Struktur aset mencerminkan dua komponen aset secara garis besar dalam komposisinya yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah uang kas dan aset-aset lain yang dapat direalisasikan menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi dalam suatu periode akuntansi yang normal. Sedangkan aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimasukan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa (Seftianne dan Handayani, 2011). Struktur aset merupakan perimbangan atau perbandingan antara aset tetap dan total aset (Brigham dan Weston, 2005).

2.1.5. Likuiditas

Ketidakmampuan perusahaan atau ketidaksanggupan perusahaan untuk membayar seluruh atau sebagian hutang (kewajibannya) yang sudah jatuh tempo saat di tagih, akan mempengaruhi hubungan baik antara perusahaan dengan para

kreditor atau distributor. Dalam jangka panjang hal ini juga akan berdampak kepada para konsumen. Penyebab utama kekurangan atau ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibanya adalah akibat kelalaian manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya dan hal ini akan berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba. Sebab lainnya adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa sebenarnya kondisi perusahaan sudah tidak mampu lagi karena nilai hutangnya lebih tinggi dari harta lancarnya.

Likuiditas erat kaitannya dengan struktur modal. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan β€œkekuatan membayar” dari perusahaan yang bersangkutan.

Perusahaan yang tingkat likuiditasnya tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki dana internal yang lebih besar, ini berarti perusahaan lebih memilih dana internalnya digunakan terlebih dahulu dalam membiayai investasi.

Menurut pecking order theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internalnya terlebihdahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang.

2.1.5.1. Pengertian Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sumber daya jangka pendek (atau lancar)

yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut (Horne dan Wachowicz, 2005).

Likuiditas merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.

2.1.5.2. Manfaat Rasio Likuiditas

Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini adalah beberapa tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas (Kasmir,2012)antara lain mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih, Mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan, Mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang, mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan, mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang, sebagai alat perencanaan ke depan terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang, melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan menbandingkannya untuk beberapa periode, melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar, menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

2.1.5.3. Pengukuran Rasio Likuiditas

Jenis-jenis rasio likuiditas yang umum digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan membayar current liabilities adalah rasio lancar (current

ratio), rasio cepat (quick ratio) dan rasio kas (cash ratio). Dalam penelitian ini, proksi rasio likuiditas adalah rasio lancar (current asset) karena current asset dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan.

Berbeda dengan kedua rasio lainnya yaitu cash ratio yang tidak terkandung akun piutang dan persediaan di dalamnya, sedangkan quick ratio tidak memperhitungkan akun persediaan untuk memenuhi kewajiban angka pendeknya (Sari,2016).

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Menurut Kasmir (2012) rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah sebagai barikut :

Current Ratio = 𝐢𝐢𝐸𝐸𝑇𝑇𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇

𝐢𝐢𝐸𝐸𝑇𝑇𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇 𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇𝐿𝐿𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿

𝑋𝑋 100%

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Menurut Kasmir (2012) rasio cepat (quick ratio)merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi, membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Rumus untuk mencari rasio cepat (quick ratio) dapat digunakan sebagai berikut :

Quick Ratio = 𝐢𝐢𝐸𝐸𝑇𝑇𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇 βˆ’πΌπΌπΏπΏπΌπΌπΏπΏπΏπΏπ‘‡π‘‡π‘‡π‘‡π‘‡π‘‡πΈπΈ

𝐢𝐢𝐸𝐸𝑇𝑇𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇 𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇𝐿𝐿𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿

𝑋𝑋 100%

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan. Cash ratio dapat dihitung dengan formula:

Cash Ratio = πΆπΆπ‘‡π‘‡πΏπΏβ„Ž

𝐢𝐢𝐸𝐸𝑇𝑇𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇 𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝑇𝑇𝐿𝐿𝑇𝑇𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿

𝑋𝑋 100%

Dokumen terkait