Anggota III : Dr. H. Muhizar Muchtar, M.S
1.6 Studi Kepustakaan
Penulis merangkum sejumlah sumber kepustakaan dengan harapan untuk dapat mendukung penelitian ini. Beberapa kepustakaan yang penulis pegang adalah seperti buku, artikel ilmiah dan semi ilmiah, laporan penelitian, majalah,
Koran dan beserta laman-laman web. Sumber-sumber kepustakaan itu mancakup :
maimoon, d. tinjauan masjid Al-Mashun Medan, e. dasar-dasar teori, f. metode dan teknik penelitian, g. referensi terkait.
Referensi penulis tentang catatan terdahulu yang di teliti oleh sejumlah
penulis mengenai ornamen baik dari Strata satu atau lanjutan, maupun penulis
lepas dengan dedikasinya dapat dipertimbangkan penulis sebagai sumber pustaka antara lain :
1. Musthofa, melakukan studi penelitian ornamen pada sebuah masjid, yang
dijadikan artikel di web, dengan judul Filosofi Seni Bangunan Islam,
Ornamentasi Pada Arsitektur “Masjid Turen” Malang. Musthofa mendiskripsikan ornamen yang beda di masjid merupakan kesinambungan antara kreatifitas dan keagungan Tuhan. Penulis mengambil semangat Musthofa dalam melihat masjid sebagai subyek, seperti kesamaan dengan penulis inginkan. Demikianpun tentu banyak perbedaan antara penulis dengan Musthofa melihat sesuatu tentang ornamen sebagaimana alur serta pembedahan yang penulis lalukan di dalam penelitian ini, disamping itu juga wilayah tempat yang diteliti juga berbeda. Penulis memilih jurnal ini karena sangat menarik dan dijadikan salah satu acuan.
2. Ratih Baiduri, penulis buku Masjid Raya Al Ma’shun Medan sebuah tinjauan
arsitektural dan ornamental. Inspirasi penulis paling besar adalah terdapat pada buku tersebut. Ratih Baiduri banyak mengemukakan aspek masjid Al Mashun dengan rinci, sehingga penulis banyak mendapatkan informasi berharga didalamnya. Beliau membentang spesifikasi arsitektur dengan rentetan ornamen yang ada di bagian masjid Al-Mashun, sebelumnya
membuka sejarah masuknya agama Islam ke Sumatera serta menarik hubungan pada terbentuknya Pemerintahan suku melayu Deli. Meski demikian Ratih Baiduri belum menjelaskan ornamen-ornamen tersebut sebagai sesuatu titik lain yang harus diperhatikan, kemudian di teliti tersendiri secara terpisah dan mendalam. Dengan demikian penulis mengetahui batasan yang ada sehingga penulis harus memilih kesatu arah sehingga mendapatkan perbedaan terhadap buku Ratih Baiduri sendiri.
1. Buku berjudul Rumah Panggung Melayu Deli karangan Azmi, banyak
membantu penulis untuk mendapatkan aspek sosial dalam kalangan suku melayu. Azmi mengemukakan komponen pisik arsitektur tradisionil dari bangunan rumah adat melayu deli, beliau mendiskripsikan pola masyarakat melayu dalam konteks sosial. Azmi juga mengemukakan makna-makna ornamen yang terdapat di bagian rumah adat suku melayu deli. Karena beliau kebetulan pernah sebagai Dosen penulis pada masa penulis belajar di Universitas Medan (S1) jurusan Seni Rupa, sekaligus beliau menerima ketika penulis memintanya sebagai pembimbing dua pada penelitian ini.
1. Ayu Kartini menulis skripsi tentang Analisis Penerapan Ornamen Bernuansa
Melayu Ditinjau dari Bentuk dan Warna di kota Medan. Penelitian skripsi ini
sangat menarik bagi penulis karena banyak memberikan bentuk-bentuk ornamen melayu, dan itu cukup mempermudah penulis mendapatkan data
gambar dengan ragam corak yang ada. Pendekatan Ayu Kartini memberikan
struktur dasar seni rupa sebagaimana unsur-unsur seni rupa secara umum. Mungkin wajar saja dengan latar belakang pendidikan yang pernah penulis
tempuh di mana Ayu Kartina belajar di tempat yang sama yakni jurusan seni rupa Universitas Medan, namun demikian pun banyak batasan sehingga begitu banyak perbedaan. Ayu Kartina menjelaskan lebih intens terhadap Desain. Bagaimana rancangan wujud ornamen di bentuk lewat struktur desain seni rupa, namun tidak jauh menelusuri kandungan makna sebagaimana penulis teliti.
1. Sebagai bahan tambahan informasi, buku yang berjudul Kafilah Budaya,
pengaruh Persia terhadap Kebudayaan Indonesia karangan Dr. Muhammad
Zafar Iqbal. Didalamnya bagaimana bangsa Iran banyak mempengaruhi
konsep-konsep budaya Iran sehingga tumbuh subur di Indonesia. Dari proses perdagangan yang di jalin sampai menyebarkan agama Islam di mulai sejak masuknya ke daerah Sumaetra sampai pulau jawa. Meskipun buku ini tidak cukup dalam mengupas lebih jauh tentang peradapan Islam yang berada di Indonesia akan tetapi sangat baik bagi penulis untuk menghubung-hubungkan fakta sejarah yang ada kaitannya dengan penelitian penulis.
1. Bagaimana mengetahui sebuah kondisi masyarakat dalam hubungan antar
kelompok, tulisan Drs. P. Hariyanto dalam bukunya Pemahaman Kontekstual,
tentang ilmu budaya dasar yang menyinggung banyak tentang kebudayaan,
fungsi budaya, struktur budaya dan makna budaya. Penulis cenderung menekankan sasaran penelitian terhadap ornamentasi, namun tentunya pasti menyangkut pautkan hubungan yang tidak terpisah yakni nilai-nilai budaya
Kontekstual tersebut sangat membantu, terutama konsep ideologi yang disinggung didalamnya merupakan cermin bangsa Indonesia.
1. Penulis butuh panduan dalam tata cara membuat tulisan penelitian ilmiah
tentang kebudayaan, karangan Suwardi Endraswara, judul bukunya
Metodologi Penelitian Kebudayaan dapat menuntun penulis bagaimana
menyikapi lingkungan sabagai sumber penelitian, baik teknik pengumpulan data, wawancara bahkan sampai pada melihat motif-motif konteks masyarakat sebagai bahan kajian. Buku ini dapat menjadi nahkoda bagi penulis sehingga efesiensi tepat sasaran di dalam menyimpulkan teknik penelitian.
1. Tambahan bacaan dari karangan Koentjaraningrat dalam dua seri bukunya
Sejarah Teori Antropologi I dan II, sebagai mikroskop untuk melihat
masyarakat serta kompleks budayanya. Para pakar memiliki sudut pandang untuk mencapai teori-teori yang dikemukakan masing-masing.
Koentjaraningrat mengemukakan pandangan sejumlah teoritis dari beberapa
konsep yang di temukan oleh para pakar antropologi. Tulisan ini menawarkan segudang pandangan yang dapat melihat masuk jauh ke dalam persoalan budaya. Tentunya penulis terbantu untuk melihat bagaimana masyarakat berprilaku sehingga mekanisme penelitian disesuaikan dengan pandapat dari sejumlah teori yang berhubungan.
. Pedoman penulisan ilmiah sangat penting dalam segala kegiatan akademis, terlebih-lebih dari perguruan tinggi. Kualitas penelitian ditentukan oleh metodologi dan landasan teori yang didukung oleh validitas data, analisis yang tajam serta penulisan standar akademis. Referensi buku ini sangat membantu
penulis bagaimana memulai, menyusun kalimat dan kata, memilih bahasa baku dan lain sebagainya sehingga mempermudah penulis untuk membuat penelitian
ini. Buku Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah karangan M. Hariwijaya
begitu baik sebagai panduan penulis.
10. Karangan Yasraf Amir Piling membuka hal-hal yang rumit tentang sebuah
makna didalam teks dan konteks budaya. Bukunya yang berjudul Semiotika
dan Hipersemiotika banyak mengupas persoalan seni dalam nilai kebudayaan.
Kemudian banyak mengungkap sejumlah pandangan pilsuf semiotika serta memberikan konsep-konsep teori dan hal tersebut tentunya menjadi cakrawala wawasan penulis sebagai literatur.
11. Mendapatkan jejak-jejak teori yang mendasar, penulis memilih teori
semiotika dari salah satu tokoh semiotika yaitu Carles Sanders Peirce.
Sebagai alat bedah penelitian Analisis Karakteristik Ornamen di masjid
Al-Mashun Medan penulis menggunakan beberapa teori dan salah satunya adalah
teori makna dari Carles Sanders Peirce. Pengupasan makna tanda pada
Ornamen di masjid Al-Mashun menurut penulis yang paling tepat adalah
konsep beliau. Namun sederetan pandangannya tidk sepenuhnya penulis
jadikan landasan teori, hanya ada beberapa saja. Buku karangan Paul Cobley
dan Litza Jansz dalam gaya Visual humor berjudul mengenal Semiotika, for
beginners, tercemahan Ciptadi Sukono menarik perhatian penulis sebagai
salah satu literatur sekaligus inspiratif.
12. Sejarah Singkat Istana Maimoon, sebuah buku kecil diterbitkan dari
pemberian salah seorang nara sumber, kerabat Istana Maimoon, tanpa pengarang dan penyusun. Meski demikian setidaknya memberikan kontribusi data yang dibutuhkan penulis kemudian mencoba menghubungkan fakta dan literatur yang ada. Buku ini menerangkan singkat dekade kepemimpinan Kesultanan Istana Maimoon serta sejumlah gambar dan foto sejarah Sultan.
13. Karangan Drs. Alex Sobur, M.Si. , dengan judul Semiotika Komunikasi,
memberikan konsep tanda seputar hubungan konteks sosial. Persoalan tanda adalah persoalan kontens velue yang didapati dalam masyarakat. Kebutuhan nilai dalam sosial adalah sesuatu yang paling berarti sampai pada tingkat derajat manusia. Makna tanda dalam persoalan manusia sangat begitu kompleksnya. Dalam buku ini memberikan sederetan pilsuf memahami tanda dari balik hubungan manusia dan alam sekitarnya. Penulis menemukan tokoh
Semiotika Carles Sanders Peirce mengemukakan teorinya yang paling
mendasar bahwa penafsiran tanda dilalui dari Ikon, Indeks dan Simbol. Maka
dengan demikian penulis memilih sebagai alat bedahnya untuk penelitian penulis.
14. Bahasa-bahasa yang digunakan oleh teori seni rupa serta tinjauan seni
dalam melihat kualitas tidaknya sebuah hasil karya seseorang, buku diktat dari
Fakultas Bahasa Sastra dan Seni Universitas Jakarta, karangan Sem C. Bangun
berjudul Kritik Seni Rupa membeberkan singkat sederetan tokoh Kritik Seni
yang ada di Indonesia mengupas kualitas sebuah karya seni. Penulis harus dapat memahami media sebagai subjek tafsir dari kaca mata seni rupa.
tidak terlepas dari media sebagai sumber telaah. Buku ini sangat baik menjadi referensi penulis melihat benda sebagai titik masalah penelitian.
15. Kedalaman Spritual Islam Dalam Karya Seni Rupa, sebuah kumpulan
Artikel oleh Amran Ekoprawoto, menambah khasanah wawasan terhadap seni
rupa dan citra karya seni Islam. Esensial sebuah karya seni rupa Islam berlandaskan rasa kecintaan terhadap Tuhan yang Maha Esa yakni Allah S.W.T. Konsep penciptaan karya dilandasi ajaran agama yang sangat mengikat. Tulisan artikel ini memberikan penulis untuk dapat memahami latar belakang penciptaan para seniman-seniman muslim dalam berkarya seni rupa Islam.
16. William Marsden dalam bukunya Sejarah Sumatra, menjelaskan
kehidupan masyarakat melayu di daerah Sumatra. Gambaran umum wilayah Sumatera, serta bahasa yang digunakan dahulu sebagai alur hubungan dekat dengan Islam. Beliau tidak menyinggung Melayu yang berada Dipulau Sumatera Utara, itu disebabkan wilayah yang ditempatinya sebagai lokasi penelitiannya yakni Bengkulu. Demikian pun benang merah budaya melayu dalam penelitian penulis ini masih saling terkait. Didapati sejarah perkembangan Islam serta konsep ajarannya sebagai kesatuan budaya melayu.
17. Buku Wawasan Seni karangan Prof. DRS. Suwaji Bastomi, bacaan hanya
112 halaman tersebut begitu padat membeberkan teori-teori seni rupa dan apresiasi seni. Tentunya sangat bermanfaat bagi penulis untuk menelaah
bentuk serta makna yang di kandung oleh ornamen yang ada di masjid
garis-garis besar teoritisnya dan ini membantu penulis untuk membuat struktur seni.
18. Antropologi Budaya, oleh Prof. Dr. Gede A. B. Wiranata, S.H., M.H.,
cukup berarti bagi penulis untuk melihat fakta sebagai peninggalan sejarah.
Ornamen adalah bukti artefak peninggalan masa lalu bahwa persebaran
budaya dapat dirunut. Kaitan-kaitan adat istiadat berupa bentuk-bentuk benda dan lain sebagainya merupakan jejak-jejak hidupnya sebuah kaum yang beradap dan beradat dan dilakukan terus menerus. Melihat orientasi nilai manusia di dalam kelompok masyarakat, hingga menemukan batasan serta norma yang diperlakukan.
19. Pedoman Kata Baku dan Tidak Baku, karangan Achmad Mufid A. R.,
panduan penulis untuk memilih tata bahasa sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia dan karangan ilmiah. Memang sebagai penulis sayogianya harus memahami bagaimana tata bahasa yang baik sebagaimana disesuaikan pada aturan kata-kata untuk mendapatkan penjelasan yang sempurna. Buku ini memberikan kata serta pengertiannya sesuai dengan makna yang disesuaikan dengan pemahaman bahasa Indonesia.
20. Asas-asas Dwimatara dan Trimatra yang berhubungan langsung dengan
teori seni rupa, penulis memiliki buku karangan Wucius Wong, seorang pakar
dan dosen seni rupa desain di Jepang, yang membuka konsep berkarya dalam desain. Segala rancangan seni rupa dilalui beberapa ketentuan yang mengikat, sampai tujuan nonpraktis disemaikan sebagai seni yang bernilai.
terlepas dari proses kerja seseorang atau serangkaian manusia membangun
nilai-nilai artistik serta tujuan pencapaiannya. Dua buku karangan Wucius
Wong berjudul Beberapa asas merancang dwimatara dan Beberapa asas
merancang Trimatra ini sebagai alat bedah penulis untuk melihat konteks rupa
yang merupakan wujud karya.
21. Sebagai bahan perbandingan dalam penulisan ini, penulis juga butuh
informasi-informasi lain sebgai pembanding dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan informasi yang tentunya menguatkan isi dari
penelitian ini. Karangan Amran Ekoprawoto tentang Ornamen Tradisionl
Batak sumber inspirasi karya cendramata, memiliki informasi berguna bagi
penulis.
22. Buku kumpulan kliping oleh Amran Ekoprawoto dengan judul Nilai
Kearifan lokal dalam budaya Nusantara, memberikan penjelasan defenitif
tentang beberapa etnik dan salah satunya adalah suku melayu. Meski tidak menyinggung banyak mengenai budaya melayu namun banyak memberikan informasi adat istiadat suku lain di daerah yang merupakan warna budaya di Nuantara. Buku ini ini juga hadir sebagai menambah khasanah penulis untuk memberikan ruang lingkup konteks sosial dalam penulisan penelitian ini.
23. Tambahan bacaan lainnya dari karangan, Kevin O’Donnell, menuliskan
beberpa pandangan filsuf yang menyinggung etika dan rasional, bukunya yang
berjudul Posmodernisme, memang tidak memiliki hubungan dengan penulisan
penulis. Ada titik-titik penting dengan penyajian sederhana Keven cukup berarti dan membantu penulis.
24. Buku kecil dan sederhana namun kuat dan penting, karangan Aar Van
Zoest, berjudul Interpretasi dan Semiotika. Penulis manfaatkan untuk
dijadikan sebagai kaca mata melihat teks dan konteks dari sebuah budaya. Hasil karya adalah sebuah presentatif dan citra manusia. Budaya adalah mesin penggerak untuk mencapai atau mempertahankan nilai-nilai hidup yang diharapkan budaya. Budaya memiliki kehendak agar memenuhi kepentingan hidup dan salah satunya adalah wujud kesenian. Salah satunya adalah simbol-simbol yang terkait dalam ornamen tradisional.
25. Beberapa motif ragam hias di tulis oleh Amran Ekoprawoto, dalam
bukunya Ragam hias sebagai media ungkapan makna simbolik, memberikan
keterangan makna di balik beberapa ornamen tradisional. Tentu buku ini memberikan tambahan dekat dari penelitian penulis melihat latar belakang nilai kearifan lokal sebagai salah satu yang berharga dan diketahui oleh penulis.
26. Ungkapan budaya di mulai dari adat istiadat, kesenian bahkan permainan
adalah wujud nyata yang terus bergulir dan berkembang sampai kini. Ilmu gosip, dongeng dan lain sebagainya yang di kenal sebagai Foklor. Buku yang
berjudul Foklor Indonesia karangan Prof. Dr. James Danandjaya, seorang
ahli foklor Indonesia, sangat menarik untuk tambahan informasi yang berhubungan dengan pengkajian budaya. Kajian makna tetap menghubungkan
bagaimana manusia menyikapi alam lingkungannya dengan menafsirkan serta memanfaatkannya sebagai sesuatu yang berarti bagi kehidupan.