• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 CITRA, INFORMASI DAN DIPLOMAS

2.1. Studi Pengembangan Sistem Layanan

Studi tentang pengembangan sistem layanan informasi luar negeri telah dilakukan pada tahun 2002 atas kerja sama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga dengan Lembaga Informasi Nasional Republik Indonesia. Metode penelitian yang

Bab 2

Citra, Informasi dan

Diplomasi Publik:

Teori dan Konsep

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Lingkup permasalahan pada penelitian ini, antara lain bagaimana opini masyarakat internasional dan orang Indonesia yang berada di luar negeri tentang kondisi aktual Indonesia, serta dari manakah informasi yang mendasari opini mereka, bagaimana pelayanan informasi di kantor-kantor perwakilan Indonesia di luar negeri begitu pula kantor kedutaan besar, konsulat jenderal negara- negara sahabat dan negara lain, serta bagaimana peran wartawan asing, koresponden atau media internasional yang ada di Indonesia, para pakar asing pengamat Indonesia dalam menyebarkan informasi dan pembentukan opini Internasional.

Hasil studi dikemukakan bahwa kalangan warga Indonesia di luar negeri, melihat kondisi Indonesia tiga tahun terakhir ini citranya amatlah buruk. Terjadinya ketidakadilan, lemahnya penegakan hukum, hingga merosotnya kualitas keamanan, ditambah lemahnya

kemampuan public relations pemerintah. Berbeda dengan opini

masyarakat asing yang ada di Indonesia, tidak semua beropini negatif. Mereka nampak sangat hati-hati melihat kondisi Indonesia, bahkan cenderung melihat baik-baik saja. Menurut mereka kondisi Indonesia tidaklah buruk, hanya salah pengertian. Mengenai terorisme misalnya, dikatakan oleh mereka bahwa terorisme merupakan masalah internasional, tetapi semuanya menekankan lemahnya penegakan

hukum dan kurang optimalnya public relations pemerintah.

Berdasarkan hasil studi, direkomendasikan beberapa strategi kebijakan, antara lain perlunya membangun sistem pelayanan informasi

luar negeri yang sistematis, dimulai dengan membangun government

public relations secara serius terlebih dahulu di dalam negeri. Selanjutnya

mewujudkan prinsip The Orchestra of Communication and Information

yangberada dalam satu derigen yaitu Public Relations Kantor Presiden

dengan dukungan Kementerian Komunikasi dan Informasi (sekarang Departemen Komunikasi dan Informatika) serta Lembaga Informasi Nasional (sekarang dilebur ke dalam Departemen Komunikasi dan Informatika) sebagai penyedia atau pusat informasi nasional, sekaligus menjadi lembaga koordinasi dalam bidang informasi yang hasilnya dapat dimanfaatkan semua departemen.

Studi tersebut merekomendasikan pula perlu adanya press centre untuk melayani media massa baik media massa dalam negeri maupun luar

negeri. Press centre disuplai informasinya dari berbagai departemen dan

badan pemerintah atas koordinasi Kementerian Komunikasi dan Informasi (sekarang Departemen Komunikasi dan Informatika) serta Lembaga Informasi Nasional (sekarang dilebur ke dalam Departemen

Komunikasi dan Informatika). Press centre merupakan sarana penunjang

humas pemerintah, serta tempat para wartawan untuk mengakses

berbagai informasi yang aktual, data base, dan backgrounder. Selain press

centre perlu pula diangkat juru bicara (spokeperson) di semua peringkat, baik kepresidenan, departemen, hingga Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri. Untuk layanan informasi luar negeri perlu dipikirkan

Indonesian Culture Centre yangmenyatukan aktivitas berbagai pihak yang

mempunyai perhatian terhadap Indonesia. Lembaga ini menjadi jembatan penghubung bagi mereka yang mempunyai persepsi yang salah terhadap

15

Indonesia. Kaitan dengan paradigma yang penulis lakukan dalam penelitian ini pada dasarnya hampir sama yaitu menggunakan paradigma kualitatif; subjektif atau naturalistik. Akan tetapi ada sedikit perbedaan pada hasil penelitian yang dimunculkan. Dalam penelitian ini penulis bermaksud mengkonstruksi bagaimana peran organisasi nonpemerintah dalam membangun sebuah model diplomasi publik yang mampu membangun citra Indonesia yang positif. Di sinilah originalitas penelitian yang ingin dimunculkan dalam penelitian ini, sedangkan jika melihat penelitian sebelumnya, upaya-upaya pengembangan sistem layanan informasi luar negeri tersebut tidak mengungkap secara khusus peranan

public relations dalam diplomasi publik untuk mewujukan good governance

dalam membangun citra Indonesia.

Di sisi lain penelitian yang penulis lakukan ditujukan juga sebagai kritik terhadap hasil penelitian terdahulu misalnya bagaimana pemerintah Indonesia menjalin kerjasama dan kemitraan dengan aktor- aktor nonnegara di Indonesia dalam melaksanakan diplomasi seperti dengan organisasi-organisasi nonpemerintah, pebisnis, media massa, dan lain-lain, semuanya tidak dieksplisitkan dan tidak dimunculkan bentuknya.

15 Tim Peneliti. 2002. Studi Pengembangan Sistem Pelayanan Informasi Luar Negeri, 2002. Surabaya: Kerjasama

Demikian juga kritik lain misalnya upaya-upaya organisasi nonpemerintah dalam memprakarsai dan menjembatani hubungan mereka dengan mitranya di negara lain, melakukan kegiatan-kegiatan dengan kelompok-kelompok kepentingan di negara lain termasuk dengan pemerin-tahannya dalam kerangka membangun persepsi yang menguntungkan bagi pencitraan Indonesia tidak secara jelas dideskripsikan. Dalam penelitian yang peneliti lakukan diharapkan semua itu mampu ditemukan dan secara jelas dikemukakan bagaimana kajian diplomasi publik yang banyak diperankan oleh organisasi nonpemerintah lebih ditekankan, serta bagaimana hal itu mampu memberikan kejelasan terhadap upaya-upaya pembentukan pencitraan Indonesia secara lebih nyata dan objektif. Demikian pula mengenai bagaimana konsep untuk membangun dan membina hubungan itu dibuat serta target-target sasaran yang hendak dicapai itu ditentukan, maka di dalam penelitian ini penulis deskripsikan.

Penelitian terdahulu juga tidak mengkaji peranan “Koalisi untuk Kebebasan Informasi” sebagai salah satu aktor bukan negara

dalam menunjang Indonesia mewujudkan good governance untuk

membangun citra Indonesia. Dalam penelitian yang penulis lakukan hal ini justru merupakan target temuan bahkan merupakan dasar dalam me-rekonstruksi pencitraan oleh organisasi nonpemerintah

dengan mengedepankan pendekatan public relations. Upaya perbaikan

atau kelengkapan dari paradigma yang penulis lakukan dalam hal ini adalah paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan perspektif subjektif terhadap beberapa organisasi nonpemerintah. Data secara subjektif akan lebih kuat sebagai dasar dalam mengkonstruksi suatu model diplomasi publik yang mampu membentuk pencitraan positif Indonesia. Secara khusus peneliti juga

mempertajam secara praktis dengan pendekatan public relations. Dari

penggunaaan paradigma tersebut dalam penelitian yang dilakukan penulis, ditujukan sebagai upaya untuk melengkapi dan menggali temuan yang masih tidak optimal dilakukan pada penelitian- penelitian sebelumnya.

2.2. Strategi Komunikasi Pembentukan Citra Positif Indonesia di Mata Masyarakat Asing

Pada tahun 2004 telah dilaksanakan pengkajian dan pengembangan strategi komunikasi dalam menunjang pembentukan citra positif Indonesia di kalangan masyarakat asing, kerjasama antara Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran dengan Lembaga Informasi Nasional. Penelitian juga termasuk ke dalam klasifikasi penelitian yang menggunakan paradigma penelitian kualitatif dengan metode deskriptif dan evaluatif akan tetapi masih kurang optimal dalam menghasilan temuan-temuan penelitian yang diharapkan. Di mana tujuan pengkajian ini adalah untuk mengevaluasi sistem pelayanan informasi dan komunikasi luar negeri serta menguji dan mengamati sejauh mana penerapan strategi pelayanan yang dilakukan berbagai institusi pemerintah telah dilaksanakan secara benar dan konsisten.

Lingkup kegiatan meliputi pengkajian untuk mengevaluasi sejauh mana kebijakan mengenai sistem pengelolaan, pengolahan, serta diseminasi materi pelayanan informasi luar negeri telah berlandaskan pada sudut pandang strategi komunikasi untuk membangun citra positif Indonesia; mengevaluasi seberapa efektifkah pelaksanaan pelayanan dan diseminasi informasi luar negeri oleh berbagai instansi pemerintah dikoordinasikan dalam penyampaiannya sehinga mencapai sasaran pada tempat, waktu, dan sasaran khalayak yang tepat; serta menganalisis pengembangan upaya penyempurnaan konsepsi sistem, strategi dan manajemen di bidang pengelolaan, pengolahan materi, maupun pelayanan/diseminasi informasi luar negeri yang diperlukan ke depan, baik untuk segmen khalayak masyarakat asing di Indonesia maupun masyarakat internasional.

Metode penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi studi meliputi berbagai kluster masyarakat asing yang berada di Indonesia, meliputi wilayah Jakarta, Batam, dan Bali.

Berdasarkan hasil studi, disimpulkan bahwa belum terdapat sistem komunikasi dan informasi dalam melayani masyarakat asing di Indonesia secara terpadu antar lembaga terkait, mekanisme yang tidak jelas serta tidak adanya sikap pelayanan dan transparansi pada pejabat; pelayanan informasi dan komunikasi oleh pemerintah secara

kelembagaan berlangsung sporadis, insidental, parsial; saat ini belum ada strategi pelayanan informasi yang dilakukan oleh pemerintah baik secara konseptual, perencanaan, program maupun implementasi secara khusus bagi masyarakat asing; hanya sedikit informasi tentang Indonesia yang diperoleh dari kontak person atau melalui forum resmi; citra Indonesia menurut masyarakat asing terdapat perbedaan sebelum dan setelah berkunjung ke Indonesia, cenderung berubah dari citra negatif berdasarkan pemberitaan media massa di negaranya menjadi netral dan positif setelah mereka berada di Indonesia. Saran dan rekomendasi antara lain pelayanan informasi bagi masyarakat asing merupakan cakupan pekerjaan yang kompleks dan luas, untuk itu diperlukan koordinasi, kerjasama di antara lembaga pengelola dan

16

penyedia informasi.

Pada penelitian ini penulis menemukan keterbatasan mendasar terutama dalam melakukan pengkajian dan pengembangan strategi komunikasi dalam menunjang pembentukan citra positif Indonesia di kalangan masyarakat asing tidak didasarkan pada pengkajian tentang peranan Ornop-Ornop dalam ikut menunjang pembentukan citra positif Indonesia di kalangan masyarakat asing. Dalam pendekatan masalah, sekalipun digunakan konsep-konsep strategi komunikasi

untuk membentuk citra melalui pendekatan public relations, namun

pendekatan tersebut tidak dikaitkan dengan kegiatan diplomasi publik. Dengan keterbatasan-keterbatan pengkajian ini akan penulis lengkapi dengan analisis secara lengkap, khususnya terhadap peranan Ornop secara subjektif serta mengkaji beberapa peran yang dilakukan oleh

Ornop tersebut melalui pendekatan public relations yang ditujukan

langsung pada telaah diplomasi publik sehingga pencitraan yang terbentuk dalam penelitian ini dapat mengkonstruksi model-model yang bisa dirujuk oleh pihak yang berkepentingan.

16 Tim Peneliti. 2004. Pengkajian dan Pengembangan Strategi Komunikasi Dalam Menunjang Pembentukan Citra

Positif Indonesia Di Kalangan Masyarakat Asing, Bandung: Kerja sama Lembaga Informasi Nasional dengan Yayasan Arena Komunikasi. hlm. 95.

2.3.The Failure of Indonesian Diplomacy, Indonesia's Political

Dokumen terkait