TINJAUAN PUSTAKA
B. Studi Terdahulu
1. Studi Standarisasi di Bidang Prasarana Transportasi Laut, 2010
Studi Standardisasi di Bidang Prasarana Transportasi Laut yang disusun pada tahun 2010 menghasilkan beberapa Rancangan
Standar Nasional Indonesia di bidang prasarana transportasi laut yaitu:
a. Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas A. b. Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas B. c. Standar Terminal Penumpang Domestik Kelas A. d. Standar Terminal Penumpang Domestik Kelas B. e. Standar Terminal Penumpang Domestik Kelas C. f. Standar Rambu-rambu Pelabuhan.
g. Standar Pelayanan Air di Pelabuhan Hub Internasional. h. Standar Pelayanan Air di Pelabuhan Internasional. i. Standar Terminal Curah Cair.
j. Standar Terminal Curah Kering.
Dari kesepuluh RSNI tersebut, terdapat 4 (empat) materi yang berkaitan dengan studi yang akan dilaksanakan, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Materi terkait dalam Studi Standardisasi di Bidang Prasarana Transportasi Laut, 2010 No. Studi terdahulu yang relevan Studi saat ini 1 Standar Terminal Penumpang
Internasional Kelas A
Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional
2 Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas B
Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional
3 Standar Terminal Curah Cair Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah 4 Standar Terminal Curah
Kering
Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah
a.
Rancangan Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas A.Analisis Rancangan Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas A merupakan hasil adopsi dari CTDS. Namun ada beberapa hal lain yang distandarkan yaitu hal-hal yang terkait dengan perkembangan masa kini dan ketentuan lain yang terkait juga diakomodir dalam standar ini baik itu dari standar dalam negeri maupun luar negeri. Standar luas terminal penumpang Internasional Kelas A berdasarkan studi dari referensi-referensi diperoleh sebagai berikut. Tabel 2.2 Ruang yang dibutuhkan untuk berbagai
fungsi ruang (m²/penumpang) untuk Terminal Penumpang Internasional Kelas A Ruang Esensial Ruang m²/penumpang
(n)
Ruang Umum (f1) 3
Ruang Pelaporan (f2) 0.5 Ruang Tunggu Keberangkatan (f3)
1.5 Ruang Tunggu Kedatangan
(f4)
1
Sumber: Adopsi dari The Air Transport Association (IATA), 2005. Dari pemilihan kebutuhan ruang m²/penumpang tersebut kemudian dibuat rumus luas ruang esensial sebagai berikut: Gedung Terminal A = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 +A6 Ruang Umum (Public Hall), A1 = n x f1
Ruang Pelaporan (Check-in), A2 = n x f2 Ruang tunggu keberangkatan, A3 = n x f3 Ruang tunggu kedatangan, A4 = n x f4
Area Konsesi/Kios, A5 = 25% x (A1+ A3) +10% x A4 Ruang Utilitas, A6 = 10% x (A1+ A2+ A3) + 25% xA4 Parkir, A = E x f x h
Dimana:
A = luas lahan parkir.
E = jumlah penumpang dalam satu kali keberangkatan. F = jumlah kendaraan per penumpang (0.5).
Terminal Penumpang Internasional Kelas A dengan kapasitas minimum 800 orang didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:
Ruang Umum (Public Hall) = 2.400 m² Ruang Pelaporan (Check-in) = 400 m² Ruang tunggu keberangkatan = 1.200 m² Ruang tunggu kedatangan = 800 m² Area Konsesi/Kios = 980 m²
Ruang Utilitas = 480 m² Parkir = 10.000 m²
Sehingga didapatkan luas areal gedung terminal 6.300 m² dan luas areal Parkir kendaraan antar / jemput & intermodal 10.000 m².
Dari Luasan Bangunan, Luasan Parkir dan Intermoda serta Kebutuhan Fasilitas-Fasilitas di Terminal Penumpang Internasional Kelas A maka disusun contoh denah dari terminal penumpang tersebut. Denah terminal penumpang Internasional Kelas A disajikan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Denah Terminal Penumpang Internasional Kelas A 3.00 71.00 F 8.00 23.00 100.00 100. 00 18.7 5 60.0 0 16.2 5 25.0 0 19.50 A B 105.00 C B D E G G H I Jalan J 18.00 Jalan J 18.00
Sistem Penanganan Bagasi Ruang Umum A B E F I J H G C D
Pemeriksaan Pintu, x-ray-cam Ruang Lapor Diri
Kendaraan Umum Dan Intemoda Kendaraan Pribadi
Tempat Parkir Cadangan Jalan Ruang Konsesi Loket Tiket Cargo Pos kesehatan Pos Keamanan Ruang Info Toilet Pepohonan Ruang Tunggu Kedatangan
Ruang Tunggu Keberangkatan Legenda :
Ruang Umum Ruang Semi Steril Ruang Steril Tempat Parkir
b.
Rancangan Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas B.Rancangan Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas B merupakan hasil adopsi dari CTDS. Namun ada beberapa hal lain yang distandarkan yaitu hal-hal yang terkait dengan perkembangan masa kini dan ketentuan lain yang terkait juga diakomodir dalam standar ini baik itu dari standar dalam negeri maupun luar negeri. Standar luas terminal penumpang Internasional Kelas B berdasarkan studi dari referensi-referensi diperoleh sebagai berikut.
Tabel 2.3 Ruang yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi ruang (m²/penumpang) untuk Terminal Penumpang Internasional Kelas B Ruang Esensial Ruang m2/penumpang
(n)
Ruang Umum (f1) 3
Ruang Pelaporan (f2) 0.5 Ruang Tunggu Keberangkatan (f3)
1.5 Ruang Tunggu Kedatangan (f4)
1
Sumber: adopsi dari The Air Transport Association (IATA), 2005. Dari pemilihan kebutuhan ruang m²/penumpang tersebut kemudian dibuat rumus luas ruang esensial sebagai berikut: Gedung Terminal A = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 +A6 Ruang Umum (Public Hall) A1 = n x f1
Ruang Pelaporan (Check-in) A2 = n x f2 Ruang tunggu keberangkatan A3 = n x f3 Ruang tunggu kedatangan A4 = n x f4
Area Konsesi/ Kios A5 = 25% x (A1+ A3) +10% x A4 Ruang Utilitas A6 = 10% x (A1+ A2+ A3) + 25% xA4
Parkir A = E x f x h
Dimana:
A = luas lahan parkir.
E = jumlah penumpang dalam satu kali keberangkatan. f = jumlah kendaraan per penumpang (0.5).
Terminal Penumpang Internasional Kelas B dengan kapasitas minimum 400 orang didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:
Ruang Umum (Public Hall) = 1.200 m² Ruang Pelaporan (Check-in) = 200 m² Ruang tunggu keberangkatan = 600 m² Ruang tunggu kedatangan = 400 m² Area Konsesi/ Kios = 490 m² Ruang Utilitas = 240 m²
Parkir = 5.000 m²
Sehingga didapatkan luas areal gedung terminal 3.200 m²
dan luas areal Parkir kendaraan antar / jemput & intermodal 5.000 m².
Dari Luasan Bangunan, Luasan Parkir dan Intermoda serta Kebutuhan Fasilitas-Fasilitas di Terminal Penumpang Internasional Kelas B maka disusun contoh denah dari terminal penumpang tersebut. Denah terminal penumpang Internasional Kelas B disajikan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Denah Terminal Penumpang Internasional Kelas B
c.
Rancangan Standar Terminal Curah Kering.Standar yang akan dianalisis adalah untuk terminal curah kering batubara. Batubara merupakan produk yang banyak didistribusikan melalui angkutan laut. Saat ini perusahaan-perusahaan memiliki kecenderungan membangun Pelabuhan Khusus Batubara, karena penyimpanan dan penanganan
14.00 45.00 12.00 19.00 14.50 100.00 50.00 67.00 6.00 7.00 80.00 A B C B D E B F Jalan J 18.00 Jalan J 18.00 G G H I Bea Cukai
Sistem Penanganan Bagasi Ruang Karantina Ruang Umum A B E F I J H G C D
Pemeriksaan Pintu, x-ray-cam Ruang Lapor Diri
Kendaraan Umum Dan Intemoda Kendaraan Pribadi
Tempat Parkir Cadangan
Jalan Ruang Konsesi Loket Tiket Pos kesehatan Pos Keamanan Ruang Info Toilet Pepohonan Ruang Tunggu Kedatangan
Ruang Tunggu Keberangkatan Legenda :
Ruang Umum Ruang Semi Steril Ruang Steril Tempat Parkir
batubara relatif mudah. Perencanaan terminal curah kering melalui adopsi dari berbagai sumber yaitu:
(UNCTAD)-Port Development: a handbook for
planners in developing countries 2nd edition revised and expanded (1985)
(UNCTAD)-Suitable development for ports (1993) (ISPS) Code-International Ship & Port Facility Security (IMO)-Comprehensive Manual on port reception
facilities (IMO-597E) (1999)
(IMO)-BLU Code: Code of Practice for the Safe
Loading and Unloading of Bulk Carriers (IMO-266E)
(1998)
Bentuk zoning terminal curah kering untuk satu unit sandaran dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini.
Keterangan gambar: 1. Terminal curah kering fasilitas darat; 2.
Loading platform; 3. Sistem tambat; 4. Tongkang.
Gambar 2.3 Tata letak tipikal Terminal Curah Kering secara umum
Keterangan gambar: 1. Pintu gerbang 2. Pos keamanan 3. Perkantoran 4. Area parkir 5. Lapangan penumpukan 1 6. Lapangan penumpukan 2
7. Kolam penampungan aliran drainase dari area terminal 8. Loading platform
9. Jembatan timbang 10. Ruang kontrol terbuka 11. Area supply air 12. Kran
13. Buldozer 1 14. Buldozer 2 15. Sistem tambat 16. Tongkang
Gambar 2.4 Tata letak tipikal Terminal Curah Kering dengan sistem sederhana
6 5 1 2 3 4 7 8 9 10 13 14 11 12 15 16
Keterangan gambar:
1. Pintu gerbang 11. Reclaimer
2. Pos keamanan 12. Stacker
3. Perkantoran 13. Buldozer 1
4. Area parkir 14. Buldozer 2
5. Jembatan timbang 15. Kolam penampungan aliran
drainase dari area terminal
6. Ruang kontrol
terbuka
16. Conveyor system
7. Area supply air 17. Loading platform
8. Lapangan penumpukan 1 18. Sistem tambat 9. Lapangan penumpukan 2 19. Tongkang 10. Lapangan penumpukan 3
Gambar 2.5 Tata letak tipikal Terminal Curah Kering dengan sistem canggih
d.
Rancangan Standar Terminal Curah Cair.1) Tangki.
Desain dan analisis tanki disesuaikan berdasarkan kebutuhan dengan mengacu kepada API 650/653 Oil
Storage Tank Design and Analysis. Tipikal tangki
8 9 1 2 3 4 15 17 5 6 7 16 13 14 12 10 11 18 19
penyimpanan untuk ekspor LNG berkapasitas 300 000 barrel atau 47.750 m3.
2) Pipa.
Pipa-pipa penyalur diletakkan di bawah atau samping
jetty dengan tujuan lalu lintas di jetty tidak terganggu.
Pipa yang berada di platform dinaikkan ke atas jetty guna memudahkan penyambungan pipa-pipa. Pipa uap untuk membersihkan tangki kapal dan pipa suplai air tawar ditempatkan di sisi pipa utama. Rentang pipa yang menggantung tidak lebih dari 4-12 m.