BAB IV. HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN
A. HASIL PENELITIAN
3. Subjek Penelitian
Subjek 1
Inisial : NA
Usia : 12 tahun
Klasifikasi ketunarunguan : Kehilangan pendengaran marginal
Subjek 2
Inisial : LI
Usia : 12 tahun
Masuk kelas Latihan : 2 tahun
Klasifikasi ketunarunguan : Kehilangan pendengaran sedang
Riwayat kesehatan : Awalnya LI termasuk anak yang
mengalami gangguan pendengaran
marginal. Namun, ketika kelas I LI
mengalami gangguan pada matanya dan
harus dioperasi. Hal tersebut makin
mempengaruhi gangguan pada
pendengaran LI sehingga LI
diklasifikasikan menjadi anak yang
mengalami kehilangan pendengaran
sedang. Selain itu, LI mengalami
kemunduran dalam mengikuti pelajaran.
Hal ini dikarenakan LI tertinggal
pelajaran beberapa bulan selama proses
penyembuhan operasi mata yang
Subjek 3
Inisial : DA
Usia : 13 tahun
Masuk kelas Latihan : 3 tahun
Klasifikasi ketunarunguan : Kehilangan pendengaran marginal
Subjek 4
Inisial : SA
Usia : 14 tahun
Masuk kelas Latihan : 4 tahun
Klasifikasi ketunarunguan : Kehilangan pendengaran marginal
4. Metode Pengajaran Bahasa pada Murid Kelas VI SLB B Karnnamanohara Yogyakarta
Menurut hasil observasi di kelas, diketahui bahwa metode
pengajaran Bahasa di kelas sebagai berikut :
a. Guru membuka percakapan dengan murid – muridnya (mp1.kdk.1).
b. Guru membebaskan murid – murid untuk melanjutkan percakapan (mp1.kdk.2).
c. Guru membantu murid – murid dalam mengutarakan pendapatnya (mp1.kdk.3).
d. Guru menuliskan sebuah bacaan di papan tulis yang sesuai
dengan hasil percakapan murid – murid (mp1.kdk.4).
e. Guru membacakan bacaan di papan tulis dan menyuruh murid
– murid mengulanginya lalu mengulangi tanpa bantuan guru (mp1.kdk.5).
f. Guru memberikan pertanyaan atau menyuruh murid –
muridnya untuk membuat kalimat yang sesuai dengan bacaan
yang telah dituliskan di papan tulis (mp1.kdk.6).
g. Terkadang, guru memberikan materi yang berasal dari hasil
percakapan kelas lain pada waktu yang telah lalu (mp1.kdk.7).
h. Guru selalu berusaha untuk membuat murid – muridnya untuk aktif mengutarakan pendapat atau menjawab pertanyaan yang
telah diberikan (mp1.kdk.8).
Metode pengajaran Bahasa oleh guru di kelas yang telah
disebutkan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, guru selalu diawali dengan membiasakan murid –
muridnya untuk berdoa bersama dan mengucapkan salam (sm1.kdk.1).
Guru lalu membuka percakapan dengan murid – muridnya mengenai pengalaman, peristiwa, atau kejadian yang ada disekitar mereka
(mp1.kdk.1). Kedua, guru membebaskan murid – muridnya untuk mengembangkan percakapan tersebut dengan saling bertanya satu
sama lain (mp1.kdk.2). Ketiga, guru pun tak segan untuk membantu
ingin disampaikan oleh murid – muridnya (mp1.kdk.3). Meskipun tak jarang, guru juga kesulitan untuk memahami maksud yang ingin
disampaikan oleh murid – muridnya sehingga guru meminta bantuan pada salah satu murid yang mampu menyampaikannya pada guru
(m1.kdk.11).
Keempat, setelah percakapan berlangsung, guru lalu
menuliskan hasil percakapan antara guru dengan murid – muridnya maupun antara murid yang satu dengan murid yang lain menjadi
sebuah bacaan di papan tulis (mp1.kdk.4) (Foto 01). Terkadang, guru
menambahkan beberapa percakapan yang mendukung. Kelima, guru
membacakan bacaan tersebut sesuai dengan lengkung frase yang telah
dibuat oleh guru dan menyuruh murid – murid untuk mengulanginya bersama – sama (mp1.kdk.5) (Foto 02). Guru membacakan bacaan tersebut secara perlahan dan jelas agar murid – murid dapat mengucapkannya dengan benar. Guru pun menyuruh murid –
muridnya untuk mengulangi bacaan tersebut secara bersama – sama tanpa bantuan dari guru. Keenam, guru menyuruh murid – muridnya untuk membuat kalimat yang telah ditentukan guru yang sesuai dengan
bacaan tersebut (mp1.kdk.6). Sebelumnya, guru memberikan sebuah
contoh kalimat terlebih dahulu. Guru lalu menyuruh murid – muridnya untuk membuat kalimat secara lisan secara bergantian. Kemudian,
menyuruh mereka untuk menuliskannya di papan tulis (mp1.kdk.8)
Guru lalu menyuruh murid – muridnya untuk meneruskan membuat beberapa kalimat di buku mereka masing – masing. Guru pun membebaskan murid – muridnya untuk bertanya satu sama lain dalam pembuatan kalimat. Terkadang, selama murid – murid mengerjakan tugasnya, guru kembali menuliskan beberapa pertanyaan
yang sesuai dengan bacaan yang telah dituliskannya di papan tulis.
Kemudian, murid – murid diminta untuk menjawabnya (mp1.kdk.6). Namun terkadang, guru kembali menuliskan bacaan yang lain di papan
tulis, tetapi dengan tema yang tidak jauh berbeda dari bacaan
sebelumnya. Selain itu, guru juga terkadang menggunakan materi yang
berasal dari hasil percakapan kelas lain pada waktu yang telah lalu
(mp1.kdk.7).
Setelah murid – murid selesai menulis, guru kembali menyuruh murid – muridnya untuk membaca bacaan di papan tulis secara bersama – sama. Terkadang, tanpa bantuan dari guru untuk membacakannya terlebih dahulu. Guru lalu memberikan beberapa
pertanyaan yang sesuai dengan bacaan secara lisan dan menyuruh
murid – murid untuk menjawabnya. Guru pun menyuruh murid –
muridnya untuk maju ke papan tulis dan menunjukkan kalimat yang
merupakan jawaban atas pertanyaan guru .
Terakhir, guru selalu berusaha agar setiap muridnya untuk aktif
merespon setiap pertanyaan guru (mp1.kdk.8). Awalnya, guru tidak
yang secara sukarela untuk menjawabnya. Namun, apabila tidak ada
satu pun murid yang mau menjawab, guru lalu menunjuk murid –
muridnya untuk menjawab secara bergantian dengan pertanyaan yang
berbeda. Kemudian, guru menyuruh murid – muridnya untuk menuliskan bacaan tersebut di buku mereka masing – masing. Guru juga menentukan buku yang berbeda untuk menuliskan bacaan,
menuliskan kalimat, maupun untuk menuliskan pertanyaan.
Selain itu, menurut hasil wawancara dengan guru (WWC 1),
pencapaian yang diharapkan dari metode pengajaran dengan
menggunakan Metode Maternal Reflektif (MMR) adalah agar murid –
muridnya dapat mengenali pengalaman, peristiwa, atau kejadian yang
terjadi, baik pada diri mereka ataupun dari luar diri mereka. Metode ini
juga diharapkan dapat membuat murid – murid mampu menyebutkan kembali kalimat atau mengucapkan kalimat dan menuliskan kalimat.
Selain itu, murid – murid diharapkan dapat memahami dan mengulangi cerita dari bacaan yang telah dituliskan di papan tulis agar dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru serta memiliki
kemampuan untuk mengulangi ucapan dari guru maupun teman –
5. Pelaksanaan Metode Maternal Reflektif (MMR) dalam