• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. PEMODELAN

6.3. Sistem Manajemen Basis Model

6.3.1. Submodel Bahan

Submodel ini direkayasa guna membantu pengambilan keputusan mengenai dampak dan peluang krisis pasokan bahan baku, pasokan air, pasokan bahan bakar, pasokan bahan pembantu maupun pemasaran produk. Submodel bahan disusun berdasarkan teknik pengambilan keputusan kelompok menggunakan fuzzy dan terdiri atas

penetapan krisis bahan baku, krisis pemasaran, krisis air, krisis bahan pembantu dan krisis bahan bakar.

6.3.1.1. Krisis Bahan Baku

Model krisis bahan baku digunakan menentukan dampak krisis dan peluang krisis bahan baku. Krisis bahan baku dihitung dari perbedaan total pasokan bahan baku (bahan baku eksternal dan bahan baku internal) dengan kebutuhan bahan baku bagi proses produksi pada perioda yang ditetapkan. (Gambar 34-35 dan Tabel 8) Kebutuhan bahan baku diperhitungkan dari perkiraan produksi dan randemen pengolahan ubikayu menjadi tapioka.

Krisis akibat kekurangan bahan baku terjadi jika pasokan kurang dari kebutuhan produksi pada tingkat titik impas atau BEP (break even point) atau hasil peramalan produksi (dipilih nilai yang lebih tinggi). Besarnya dampak krisis akibat kekurangan bahan baku diukur dari tingkat kekurangan (%) terhadap kebutuhan (pada tingkat produksi setara BEP atau hasil perkiraan produksi, tergantung mana yang lebih tinggi), sehingga diperlukan transformasi tingkat kekurangan bahan baku menjadi nilai dampak krisis bahan baku. Makin banyak kekurangannya dari kebutuhan produksi pada titik impas atau hasil peramalan, makin tinggi dampak krisisnya. Tingkat kekurangan bahan baku ini kemudian ditransformasikan dalam himpunan fuzzy kekurangan bahan baku guna ditentukan dampak krisisnya. Himpunan fungsi keanggotaan asupan mengunakan fungsi Gaussian dengan table nilai gamma dan c sebagai berikut:

( )

( 2) 2 2

,

c e

xσc

x

f

=

………...……..(64)

Nama Himpunan Fuzzy σ c

Sangat Tinggi 10 100

Tinggi 10 75

Sedang 10 50

Rendah 10 25

Sangat Rendah 10 0

Nilai keluarannya mengunakan persamaan linier f(x) = ax + b (inferensi fuzzy

Sugeno orde 1). Nilai konstanta a dan b dalam persamaan tersebut sebagai berikut: Gambar 35.Model inferensi fuzzy krisis bahan baku.

Nama Himpunan Fuzzy a b Sangat Tinggi 1 10 Tinggi 1 8 Sedang 1 6 Rendah 1 4 Sangat Rendah 1 2

Kaidah yang digunakan dalam inferensi fuzzy perhitungan dampak krisis kekurangan bahan baku adalah sebagai berikut:

Rule I jika persen kekurangan bahan baku sangat tinggi maka dampak krisis

sangat tinggi

Rule II jika persen kekurangan bahan baku tinggi maka dampak krisis tinggi

Rule III jika persen kekurangan bahan baku sedang maka dampak krisis sedang.

Rule IV jika persen kekurangan bahan baku rendah maka dampak krisis rendah

Rule V jika persen kekurangan bahan baku sangat rendah maka dampak krisis

sangat rendah

Kelebihan bahan baku dihitung dari batas 120 persen kapasitas produksi. Pasokan bahan baku dinilai mulai krisis jika melampaui 120 persen dari kebutuhan bahan baku pada kapasitas terpasang. Tingkat persentase kelebihannya ditransformasikan secara fuzzy

menjadi nilai dampak krisis. Himpunan fungsi keanggotaan asupan mengunakan fungsi Gaussian dengan nilai konstanta gamma dan c sebagai berikut:

Nama Himpunan Fuzzy σ C

Sangat Tinggi 10 100

Tinggi 10 75

Sedang 10 50

Rendah 10 25

Sangat Rendah 10 0

Nilai dampak krisis mengunakan persamaan linier f(x) = ax + b (inferensi fuzzy

Sugeno orde 1). Konstanta a dan b dalam persamaan liner tersebut sebagai berikut:

Nama Himpunan Fuzzy a b

Sangat Tinggi 1 10

Tinggi 1 8

Sedang 1 6

Rendah 1 4

Sangat Rendah 1 2

Kaidah dalam inferensi fuzzy penetapan dampak krisis akibat kelebihan bahan baku sebagai berikut:

Rule I Jika persen kelebihan bahan baku sangat tinggi maka dampak krisis

sangat tinggi

Rule II Jika persen kelebihan bahan baku tinggi maka dampak krisis tinggi

Rule III Jika persen kelebihan bahan baku sedang maka dampak krisis sedang.

Rule IV Jika persen kelebihan bahan baku rendah maka dampak krisis rendah

Rule V Jika persen kelebihan bahan baku sangat rendah maka dampak krisis

Nilai peluang krisis bahan baku diperoleh dari pendapat pakar yang didaur melalui angket dan wawancara. Dengan menggunakan perhitungan fuzzy, diperoleh nilai dampak krisis dan nilai peluang krisis. Data ini kemudian diproyeksikan pada kuadran krisis.

Deskripsi Persamaan Keterangan

Pasokan Internal (Pi) - Data hasil perkiraan Pasokan Eksternal (Pe) - Data hasil perkiraan Pasokan Total (Pt) Pt= Pi+Pe

Produksi(Pr) - Data hasil perkiraan

Kebutuhan Bahan Baku (Kbb)

Kbb= Pr x Randemen Bb Randemen Bb = Randemen bahan baku menjadi tapioka.

Nilai BEP (BEP) - Diperoleh dari data analisis finansial Kebutuhan Bahan Baku

basis BEP (KebBBbep)

KebBBbep=BEP x Randemen Bb

Penentuan solusi krisis yang diperoleh dari pakar akan mempertimbangkan nilai dampak krisis dan peluang krisis pada kelebihan atau kekurangan bahan baku. Kuadran krisis bahan baku menjadi dasar dalam penentuan krisis dan pengambilan solusi krisis bahan baku.

6.3.1.2. Krisis Pemasaran

Penghitungan krisis pemasaran dilakukan berdasarkan kapasitas gudang, produksi tapioka, perkiraan penjualan, dan sisa tapioka yang tersimpan di dalam gudang (Gambar 36 dan Tabel 9). Dari data tersebut dapat diperkirakan perbandingan antara total persediaan tapioka dengan kapasitas gudang. Krisis pemasaran mulai terjadi jika persediaan tapioka melampaui kapasitas gudang. Dampak krisis dihitung dari kelebihan persediaan tapioka yang ditransformasikan ke dalam himpunan fuzzy dan diagregasikan menggunakan metoda inferensi Sugeno. Peluang dan dampak krisis tersebut diproyeksikan pada kuadran krisis dan dihasilkan alternatif solusi yang didaur dari para praktisi yang diwawancarai.

Deskripsi Persamaan Keterangan

Kapasitas Gudang (Kg) - Data lapangan

Produksi(Pr) - Perkiraan data produksi

Perkiraan Penjualan (Pp) - Perkiraan data penjualan/pengeluaran gudang

Sisa Tapioka (Stp) - Perkiraan data sisa tapioka

Persediaan Tapioka (Pt) Pt = (Pr + Stp) -

Kekurangan Persediaan (Kp) Kp = Kg - Pt Terjadi krisis jika terjadi Kp kurang dari nol

(kapasitas gudang tidak mampu menampung seluruh persediaan tapioka)

Tabel 8.Komponen model krisis bahan baku

6.3.1.3. Krisis Bahan Bakar

Krisis bahan bakar diperhitungkan dari pasokan bahan bakar ke pabrik yang dibandingkan dengan kebutuhan bahan bakar bagi proses pengeringan selama pengolahan berlangsung. Pasokan bahan bakar ke pabrik diperkirakan dari data yang tersedia, sedang kebutuhan bahan bakar didekati dari perkiraan produksi tapioka dan tingkat kebutuhan bahan bakar per ton tapioka yang diproduksi. Krisis bahan bakar diperhitungkan jika pasokan lebih rendah dari tingkat kebutuhan (Gambar 37 dan Tabel 10).

Tingkat kekurangan bahan bakar ditransformasikan ke dalam himpunan fuzzy. Nilai peluang terjadinya krisis bahan bakar diperoleh dari wawancara dengan para praktisi. Nilai peluang krisis dan nilai dampak krisis bahan bakar diproyeksikan pada kuadran krisis, dianalisis sehingga diperoleh alternatif solusi krisis.

Deskripsi Persamaan Keterangan Pasokan Bahan bakar (Pb) - Perkiraan Pasokan Bahan Bakar Sisa Bahan Bakar (Sbb) - Perkiraan Sisa Bahan Bakar Total Persediaan bahan Bakar

(TPBb)

TPBb = Pb + Sbb

Produksi Tapioka (Pt) - Perkiraan data produksi

Kebutuhan Bahan Bakar (KBb) KBb = Pt x KBbProd KbbProd = Kebutuhan Bahan Bakar per satuan produksi. Dengan asumsi kebutuhan bahan bakar 35.5 liter per ton

Kekurangan Bahan Bakar (KrBb)

KrBb = TPBb - KBb Krisis bahan bakar dihitung jika terjadi kekurangan bahan bakar.

Gambar 37.Konfigurasi manajemen krisis bahan bakar.

6.3.1.4. Krisis Air

Krisis air ditentukan dengan membandingkan pasokan air terhadap kebutuhan air bagi pengolahan tapioka pada perioda tertentu. Kebutuhan air diperkirakan dari produksi tapioka dan keperluan air bagi tiap ton tapioka yang diproduksi, sedang pasokan air diperkirakan menggunakan peramalan berdasarkan data pasok air yang diterima oleh pabrik (Gambar 38 dan Tabel 11). Krisis air terjadi hanya jika pasokan air kurang dibandingkan dengan tingkat kebutuhan bagi pengolahan tapioka. Dampak krisis dihitung dari tingkat kekurangan yang ditransformasikan ke dalam himpunan fuzzy kekurangan air. Keluaran yang diperoleh adalah tingkat dampak krisis air.

Peluang krisis air ditetapkan dari hasil wawancara dengan pakar. Kombinasi nilai peluang dan dampak krisis ini kemudian diproyeksikan pada kuadran krisis. Kuadran krisis dijadikan dasar penentuan solusi krisis air.

Deskripsi Persamaan Keterangan Pasokan Air(Pa) - Perkiraan berdasarkan penggunaan air Sisa Air (Sa) - Perkiraan berdasarkan sisa air Total Pasokan Air(Tpa) Tpa = Pa - Sa

Produksi Tapioka (Pt) -

Kebutuhan Air (KebA) KebA = Pt x KebAir KebAir = Kebutuhan air per satuan produksi. Dengan asumsi kebutuhan bahan bakar 22.5 liter per ton

Kekurangan Air (KrA) KrA =Tpa-KebA Kekurangan air terjadi ketika KrA bernilai negatif. Jika KrA kurang dari nol maka terjadi krisis kekurangan air.

6.3.1.5. Krisis Bahan Pembantu

Bahan pembantu dalam pemrosesan meliputi tawas (digunakan dalam pembersihan air), belerang (digunakan dalam pembersihan air), PAC (polyaluminum chloride, digunakan dalam percepatan pengendapan pati), dan zak (bahan kemasan). Krisis ditetapkan dari kekurangan bahan pembantu (Gambar 39 dan Tabel 12). Penghitungan krisis bahan pembantu melibatkan perkiraan pasokan tawas, perkiraan pasokan belerang, perkiraan pasokan zak, perkiraan pasokan PAC, yang dibandingkan dengan tingkat kebutuhan masing-masing yang diperoleh dari konversi perkiraan produksi tapioka.

Tingkat kekurangan atau kelebihan bahan baku tersebut ditransformasikan dalam himpunan fuzzy sesuai fungsi keanggotaan masing-masing. Keluarannya berupa agregat nilai dampak krisis pada skala 0 – 10. Nilai peluang krisis diperoleh dari pendapat pakar. Nilai ini kemudian dimasukkan ke dalam kuadran krisis. Kuadran krisis bahan pembantu ini dijadikan acuan dalam penentuan solusi krisis bahan pembantu.

Deskripsi Persamaan Keterangan Pasokan Tawas (Ptws) - Perkiraan data tawas

Pasokan Belerang (Pbg) - Perkiraan data belerang Pasokan Bahan Pembantu Zak

(Pbpz)

- Perkiraan data zak pembungkus

Pasokan Bahan Pembantu PAC (Ppac)

- Perkiraan data PAC

Produksi Tapioka (Pt) - Perkiraan Produksi

Kebutuhan Tawas (Kbtws) Kbtws = Pt x KebtwsperTon KebtwsperTon = Kebutuhan Tawas per satuan produksi

Kebutuhan Belerang(Kbbg) Kbbg = Pt x KebbgperTon KebbgperTon = Kebutuhan belerang per satuan produksi

Kebutuhan Zak (Kz) Kz = Pt x KebzperTon KebzperTon = Kebutuhan zak per ton produksi tapioka

Kebutuhan PAC (KebPAC) KebPAC = Pt x KebpacperTon

KebpacperTon = Kebutuhan PAC per Ton

Tabel 11.Komponen model krisis air

6.3.1.6. Analisis Krisis Bahan (Gabungan)

Analisis krisis bahan merupakan gabungan dari nilai dampak dan peluang krisis bahan baku, krisis pemasaran, krisis bahan bakar, krisis bahan pembantu dan krisis air. Hasil inferensi fuzzy terhadap nilai-nilai tersebut adalah agregat nilai dampak dan peluang krisis bahan gabungan. Berdasarkan nilai tersebut ditentukan alternatif solusi krisis bahan (Gambar 40-41).

Gambar 39.Konfigurasi manajemen krisis bahan pembantu.

Dokumen terkait