• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUDUT PANDANG KONDISI INTERNAL (Melanjutkan Pembangunan Grand Design

MATRIK CAPAIAN

E. SUDUT PANDANG KONDISI INTERNAL (Melanjutkan Pembangunan Grand Design

Arsitektur KPK)

Pada lingkup ini terdapat 6 (enam) hal penting yang perlu dilakukan dan tetap menjadi prioritas, yaitu: 1. SDM menjadi salah satu unsur organisasi yang

paling fundamental. Untuk itu perlu dilakukan pemenuhan rasionalitas kuantitas jumlah SDM sesuai dengan bobot kerja yang kian meningkat tetapi juga upaya peningkatan kompetensinya harus terus dilakukan sesuai perkembangan tuntutan pekerjaan. Kesemuanya harus mangacu pada National Interest;

2. Perlu juga dilakukan suatu upaya yang sistematis dan terstruktur untuk menkonsolidasikan seluruh sumberdaya KPK dengan memberikan perhatian pada pembangunan budaya korporasi, peningkatkan kinerja dan kerjasama yang kualitatif diseluruh jajaran, baik inter dan intra direktorat;

3. Implementasi Blue Print IT sesuai Arsitektur IT baik dalam konteks penerapan sistem on line dalam proses inter dan antar direktorat serta juga analisis data base untuk kepentingan lembaga. Perlu dirumuskan dan diputuskan prioritas pelaksanaannya;

4. Perumusan, pengembangan dan pelaksanaan manajemen resiko pada lembaga dan kedirektoratan perlu dilakukan untuk meminimalisasi potensi resiko organisasi beserta seluruh sumber daya dan perangkatnya termasuk sumber daya manusia, gedung dan informasi;

5. Strategi komunikasi KPK harus terus dikembangkan dan ditingkatkan agar dapat memperkuat peran strategis KPK, serta mengoptimalkan keterlibatan dan dukungan publik pada KPK;

6. Perencanaan, perumusan dan pengembangan postur KPK masa depan yang ditandai dengan pembangunan 5 (tiga) kantor perwakilan KPK dalam 10 tahun mendatang yang salah satunya dibentuk pada tahun 2015 perlu dilakukan. Guna menyikapi hasil analisis lingkungan di atas, dengan tetap mengacu pada Renstra dan

ditetapkan.

II. KEBIJAKAN UMUM

1. Menuntaskan semua sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra KPK Tahun 2012-2015 yang belum tercapai;

2. Menyempurnakan kegiatan operasional rutin KPK agar semaksimal mungkin dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat luas terkait 3 strategi KPK (Penindakan terintegrasi, Pencegahan terintegrasi, dan Pencegahan Penindakan terintegrasi);

3. Mengantisipasi dan memanfaatkan kondisi politik pasca tahun pemilih untuk memperkuat KPK dalam menjalankan tugas dan fungsinya; 4. Melanjutkan pembangunan grand design

arsitektur KPK;

5. Membangun strategic partnership di pemerintahan dan parlemen, mengkonsolidasikan peran lembaga penegak hukum dan pembangunan strategic alliances dengan CSO, KLOPS dan international network;

6. Meningkatkan peran sebagai trigger mechanism secara konsesisten dan konsekuen; 7. Meningkatkan hubungan baik dengan semua

stakeholders secara kelembagaan (DPR, BPK, Apgakum, Lembaga negara dan pemerintah) walaupun beberapa pimpinan/kepala lembaga tersebut berpotensi bermasalah dengan hukum dengan tetap menjaga independensi, integritas, dan akuntabilitas organisasi.

III. KEBIJAKAN OPERASIONAL A. Fokus Area Tahun 2015

Dalam Renstra KPK 2011-2015, telah ditetapkan fokus area tahun 2015 sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas penanganan Kasus

Grand Corruption dan Penguatan APGAKUM dengan memperhatikan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas:

a. Kasus Grand Corruption dan case building

serta Investigasi Proaktif:

Penanganan Kasus Grand Corruption pada National Interest, khususnya yang berkaitan dengan “Perubahan Peta Politik” Penguatan Kelembagaan APGAKUM:

Pengembangan dan pembangunan program dan sistem di Kelembagaan

2. Perbaikan Sektor Strategis terkait Kepentingan Nasional (National Interest):

a. Ketahanan pangan plus;

b. Ketahanan energi dan SDA termasuk lingkungan (Energi, Migas, Hutan & Agraria);

c. Penerimaan negara (Pajak, Bea dan Cukai, PNBP, Pengelolaan PHLN);

d. Bidang infrastruktur; e. Bidang Apgakum.

3. Pembangunan Pondasi Sistem Integritas Nasional (SIN).

a. Piloting SIN pada KLOPS;

b. Penyiapan Test Integrity & Design Index Integrity.

4. Penguatan Sistem Politik Berintegritas dan Masyarakat (CSO) Paham Integritas.

5. Persiapan Fraud Control:

Penyelesaian Disain Fraud Control dan melakukan piloting sesuai KPK First

B. Bidang Penindakan

1. Selektif dalam pemilihan kasus dengan mempertimbangkan national interest dan juga dengan mempertimbangkan impact kasus dan ketersediaan sumberdaya;

2. Memberikan dukungan dan kerjasama dengan kedeputian bidang pencegahan untuk melakukan tindakan pencegahan yang terintegrasi dengan penindakan;

3. Meningkatkan upaya pemberantasan TPK dilakukan secara simultan dan luar biasa, serta mengaitkannya dengan tindak pidana pencucian uang (TPPU), dan juga mempertimbangkan faktor pemberatan terkait dengan pelanggaran, hak asasi manusia, manipulasi perpajakan, kerugian perekonomian negara dan kejahatan lingkungan;

4. Tetap mengoptimalkan pelaksanaan kewenangan, menyelesaikan penanganan perkara dengan cepat dan tepat melaksanakan pelacakan aset (asset tracing) dan pembekuan harta kekayaan tersangka dengan maksimal, serta selektif dalam melakukan penyitaan, melaksanakan eksekusi secara tuntas;

5. Memprioritaskan penanganan kasus/perkara yang mempunyai perspektif politik uang dan

Grand Corruption dan penyelesaian kasus yang belum selesai (tunggakan tahun lalu/carry over);

6. Meningkatkan koordinasi dan supervisi yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam

serta meningkatkan kualitas SDM dan juga penguatan APGAKUM di luar KPK;

7. Mendorong keterlibatan CSO dalam pemberantasan korupsi dan mensinergikan kegiatan dengan mitra kerja eksternal;

8. Mempercepat pemenuhan kewajiban penyelesaian ”action plan” hasil rekomendasi Audit Kinerja BPK;

9. Mengimplementasikan strategi pencegahan dan penindakan terintegrasi secara masif;

10. Membangun manajemen risiko sebagai bagian dari business continuity.

C. Bidang Pencegahan

1. Konsolidasi internal dalam melakukan upaya- upaya pencegahan (edukasi, koordinasi, supervisi dan monitor) yang terintegrasi dalam rangka penguatan lembaga negara, pemerintah dan institusi dalam melaksanakan pelayanan publik;

2. Melakukan pemantauan tindak lanjut data dan informasi yang diteruskan kepada instansi di luar KPK;

3. Mencari terobosan dan upaya-upaya lainnya untuk mempersiapkan implementasi SIN secara efektif, efisien, akuntabel, dan memiliki pengaruh yang signifikan kepada para pemangku kepentingan;

4. Mengoptimalkan pelaksanaan Sidak Pelayanan Publik dan upaya lain sebagai upaya “soft- enforcement”;

5. Tetap mengintegrasikan usaha-usaha pencegahan TPK secara lebih sistimatis dan sinkron sehingga dapat berjalan lebih efektif dan efisien;

6. Mengakselerasi implementasi Sistem Integritas Nasional (SIN) Pemberantasan Korupsi bersama-sama dengan Bappenas;

7. Mengembangkan langkah-langkah yang lebih inovatif dalam usaha pencegahan TPK dengan sasaran berbasis hasil (outcomes) melalui kerjasama kemitraan dengan para pemangku kepentingan;

8. Melakukan penelitian dan mengarahkan kajian isu-isu korupsi yang menarik perhatian masyarakat dengan memprioritaskan pada instansi atau area tempat terjadinya tindak pidana korupsi;

9. Mengimplementasikan strategi pencegahan dan penindakan terintegrasi secara masif;

10. Mengoptimalkan pemanfaatan Anti-Corruption Learning Center (ACLC) dan meningkatkan

11. Membangun fraud control dan manajemen risiko sebagai bagian business continuity.

D. Bidang PIPM

1. Menjadi garda penjaga citra KPK sebagai lembaga independen yang berintegritas;

2. Menguatkan fungsi pengawasan internal untuk mengawal nilai integritas pegawai KPK, dengan menerapkan early warning system dan menjaga konsistensi prinsip zero tolerance dengan melakukan proses penindakan yang tegas atas setiap indikasi pelanggaran di internal KPK; 3. Mencegah kebocoran informasi ke pihak

yang tidak berhak, baik internal KPK maupun eksternal;

4. Mempercepat penerapan Sistem Pengendalian Intern KPK;

5. Meningkatkan peran Pengawasan Internal KPK sebagai quality assurance dan consulting;

6. Melakukan evaluasi capaian kinerja tiap semester dan audit kinerja sesuai dengan prioritas yang disepakati secara periodik;

7. Melakukan assesment terhadap implementasi Reformasi Birokrasi di KPK;

8. Mempercepat proses analisa dan identifikasi pengaduan masyarakat secara lebih tepat dan akurat sehingga dapat lebih efektif untuk mendukung kegiatan bidang pencegahan dan penindakan;

9. Melakukan kerjasama dengan kelompok masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas laporan pengaduan masyarakat;

10. Melakukan penilaian terhadap manajemen risiko di setiap unit KPK;

11. Mengkoordinasikan tindak lanjut penyelesaian DIM unit-unit dalam 3 bulan pertama tahun 2015;

12. Melakukan eksaminasi terhadap penanganan kasus/perkara TPK oleh KPK.

E. Bidang INDA

1. Melakukan revitalisasi terhadap IT Blue Print

KPK, yang meliputi antara lain teknologi informasi, manajemen informasi, sistem manajemen keamanan informasi, sistem aplikasi program, dan administrasinya;

2. Membangun sistem interlink antar data dan informasi dari sumber internal dan eksternal untuk didayagunakan dalam upaya pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi;

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas analisis data dan informasi seluruh sasaran operasional

Pimpinan dan unit kerja yang membutuhkan; 4. Meningkatkan jejaring kerjasama dengan setiap

kementerian/lembaga, BUMN, dan Pemda, dan mitra strategis terkait sebagai sumber informasi yang efektif dan mitra jaringan strategis yang kelak akan dibangun aliansinya;

5. Memelihara dan memperkuat kerjasama dan bantuan internasional dalam mendukung bidang penindakan dan pencegahan melalui bilateral dan multilateral;

6. Memperkuat kerjasama dengan DPR, BPK, pemerintah dan yudikatif untuk meningkatkan peran dan fungsinya;

7. Mengkoordinasikan implementasi komitmen internasional (UNCAC, Kesepakatan G-20, APEC dan lain-lain) di tingkat nasional;

8. Memperkuat dukungan nasional dan internasional terhadap eksistensi kelembagaan anti korupsi, termasuk peran KPK di dunia internasional;

9. Meningkatkan kemampuan dan kegiatan deteksi dalam rangka mendukung upaya pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi;

10. Memanfaatkan hasil rekam sidang Tipikor untuk stakeholder dalam mendorong akuntabilitas dan transparansi penegakan hukum;

11. Membangun manajemen risiko sebagai bagian

business continuity.

F. Sekretariat Jenderal

1. Meningkatkan fungsi kehumasan (revitalisasi) KPK sebagai pendukung kegiatan kampanye dan mengadvokasi, tugas dan kewenangan KPK, berbagai produk KPK dari hulu ke hilir secara massif, melakukan branding atas kepentingan lembaga, termasuk mengantisipasi perkembangan teknologi TV digital;

2. Menyiapkan reposturing KPK untuk kurun waktu 10 tahun mendatang;

3. Mempercepat penetapan peraturan komisi tentang pembentukan unit organisasi Pelacakan Aset, Pengelolaan Barang Bukti, dan Eksekusi (LABUKSI), unit kerja Koordinasi dan Supervisi Bidang Pencegahan;

4. Mengoptimalkan penyerapan anggaran dan efektivitas penggunaannya di semua unit kerja; 5. Menyelesaikan Grand Design (Arsitektur) SDM

KPK;

7. Mempercepat rekrutmen pegawai dan pengisian jabatan yang kosong sehingga tidak terjadi kevakuman. Pengisian jabatan yang kosong diprioritaskan bagi internal KPK yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan jabatan; 8. Segera melakukan penerapan setelah dilakukan

peninjauan kembali sistem penggajian dan struktur gaji KPK antara lain melalui tera ulang peringkat jabatan secara transparan dan akuntabel agar memenuhi prinsip keadilan; 9. Melakukan internalisasi mengenai Kode Etik

dan Pedoman Perilaku bagi pegawai yang baru bergabung dengan KPK;

10. Memformalisasi sistem kearsipan KPK dan memenuhi kebutuhan sarana/prasarana kerja dan manajemen arsip (tercampur antara dokumen/berkas yang sifatnya konfidensial, arsip statis dan aktif, dan lain- lain); Mengevaluasi dan menyempurnakan tata naskah dinas untuk kepenringan umum dan khusus;

dan eksternal untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas organisasi;

12. Melakukan kajian dan upaya-upaya lainnya dalam mengungatkan regulasi terkait pemberantasan korupsi, khususnya yang mendorong terakomodasinya rekomendasi UNCAC dan mengawasi upaya pelemahan pemberantasan korupsi melalui pengajuan RUU KUHP dan KUHAP;

13. Mempercepat proses penyelesaian pegawai dari Kepolisian, Kementerian Keuangan, dan instansi lain yang akan beralih status menjadi “Pegawai Tetap KPK”;

14. Membangun manajemen risiko sebagai bagian

business continuity;

15. Meningkatkan jenjang pelatihan SDM di dalam dan luar negeri sesuai dengan kepentingan organisasi.

KOMPOSISI