• Tidak ada hasil yang ditemukan

N : Narasumber II, David Hidayat P : Pewawancara

PEMBUKAAN

P: Halo. Selamat Siang Om David, perkenalkan saya Maya Donanto dari Univer-sitas Kristen Petra Surabaya. Saya mau melakukan wawancara terkait perenca-naan suksesi pada PT Sido Muncul Tbk.

N: Baik Maya, silahkan.

VARIABEL: KEPEMIMPINAN

P: Prestasi apa saja yang telah diraih oleh perusahaan (dari segi operasional) selama suksesor menjabat sebagai Direktur Operasional?

N: Ya, secara langsung atau tidak langsung saya terlibat di dalam mencapai visi perusahaan PT Sido Muncul Tbk. Penghargaan-penghargaan juga cukup banyak yang didapat.

P: Lanjut ke pertanyaan berikut, seberapa sering intensitas komunikasi yang dilakukan kepada karyawan dalam sehari? Contoh : menyapa, memberi masu-kan, dan turun langsung ke lapangan?

N: Ya intensitasnya sangat sering ya.. Selalu bahkan setiap hari karena kita kan juga ketemu tiap hari, jadi pasti bertegur sapa.

P: Seberapa sering suksesor mau mendengarkan keluhan dari karyawan dan memberi solusi atas permasalahan?

N: Saya selalu berusaha untuk mendengarkan keluhan dari karyawan, memenuhi apa yang karyawan butuhkan sejauh itu memang perlu, lalu saya juga sebisa mungkin menanggapi karyawan dengan cepat.

P: Sehubungan dengan memberi pengaruh terhadap karyawan, motivasi apa yang Om berikan kepada karyawan?

N: Motivasinya ini bisa dalam banyak bentuk, Maya. Bisa gaji, fasilitas, BPJS, asuransi keselamatan, lalu uang transport, uang makan, poliklinik, PKB.

152

Selain itu, motivasinya ya pasti secara lisan, selalu mengingatkan mereka akan pentingnya bekerja dengan baik, lalu menyemangati mereka juga. Untungnya juga, karyawan di Sido Muncul ini juga baik-baik orangnya, ga neko-neko.

P: Bagaimana jejak pengalaman kepemimpinan suksesor sebelumnya?

N: Saya pernah bekerja bersama saudara saya menjadi supplier barang-barang militer seperti itu. Lalu bekerja di pabrik obat milik keluarga juga, lalu masuk ke Sido Muncul sebagai karyawan biasa. Lama-kelamaan ya naik jabatan seperti sekarang. Setelah IPO ini jabatannya saya naik dari Direktur Pabrik menjadi Direktur Operasional.

VARIABEL: KEMAMPUAN

P: Apakah suksesor mampu menganalisis masalah di perusahaan?

N: Ya bisa ya. Harus bisa karena kalau ndak bisa perusahaanya bagaimana, ada masalah apa nggak tau, disaingi oleh siapa nggak tau kan bahaya. Ya secepat mungkin ada masalah apa saya selesaikan.

P: Apakah suksesor memahami struktur organisasi di dalam perusahaan dan dapat menjelaskan job description tiap divisi?

N: Ya, bisa. Saya hafal struktur organisasi perusahaan. Job description juga wajib tahu karena saya yang memberi perintah mereka sesuai dengan divisinya.

P: Apakah suksesor memahami betul sejarah dan produk perusahaan?

N: Iya memahami. Itu kan sejarah keluarga saya sendiri. Saya pasti tahu ya.

Tujuan dan arahnya ke mana jelas saya tahu.

P: Apa pendidikan terakhir yang ditempuh suksesor dan IPK nya?

N: D3 saja. IPK ya biasa saja, cukup tinggi lah. Hehehe. Tapi perlu saya jelaskan ya, dengan lulusan D3 yang kadang dianggap remeh oleh orang, saya tidak pernah minder dan saya justru termotivasi. Kalau seminar-seminar, atau ketemu sama orang yang jauh lebih senior dari saya gitu, sama sekali tidak ada rasa minder dalam diri saya, bahkan saya yakin mungkin saya bisa jauh lebih baik dari mereka.

P: Seminar apa saja yang telah diikuti suksesor?

N: Banyak kalau seminar, tapi kalau pas diundang lalu saya sibuk, ya diwakilkan biasanya sama orang saya.

153

P: Apakah suksesor mampu menggunakan peralatan dan perlengkapan yang ada di perusahaan dengan baik?

N: Ya, sewajarnya saja. Saya kok juga nda pingin yang terlalu ahli gimana gitu.

Cukup bisa saja lah. Nanti otak saya penuh untuk hal-hal seperti itu. Hehehe.

Tapi ya kalau saya tidak tahu, saya tanya kek karyawan begitu. Daripada sok tahu nanti malah salah, repot. Saya juga lagi belajar buat design pakai photoshop itu lho. Kok rasanya perlu.

P: Apakah suksesor dapat bertutur kata dengan baik kepada karyawan?

N: Ya. Prinsip saya adalah saya mau menjalin relasi dengan orang sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya, entah dengan siapapun itu. Saya sadar ya dalam bisnis itu kuncinya adalah hubungan. Kalau hubunganmu dengan supplier mu tidak baik, ya kamu tidak bisa dapat barang yang bagus. Kan gitu.

Sama karyawan juga sama, harus hormat, tanpa mereka Sido Muncul juga tidak bisa sebesar dan berkembang seperti sekarang.

P: Apakah suksesor telah menyatakan sanggup untuk menjadi pemimpin perusahaan pada generasi mendatang?

N: Ya, saya sanggup. Saya itu tertarik bisnis sejak kecil kok. Jadi kalau jadi pemimpin nantinya ya saya ingin bisnis keluarga ini lebih besar lagi sampai semua orang di seluruh dunia itu tahu Sido Muncul.

P: Seberapa sering intensitas suksesor dalam menghadiri rapat yang diadakan perusahaan?

N: Ya selalu hadir saya. Kalau tidak ada yang mendesak sekali, saya pasti hadir.

Di Jakarta pun saya hadir. Kan sudah bagian dari tanggung jawab saya.

P: Pernahkah suksesor mengambil alih sementara perusahan saat suksesor ada keperluan di luar perusahaan?

N: Ya pernah, lumayan sering malah. Om Irwan sedang di luar kota begitu ada urusan, saya yang menggantikan rapat dengan rekan kerjanya. Selain itu, saya juga membantu karyawan yang ada di bawah kalau pas saya lagi ada waktu luang, meskipun jarang.

P: Apakah suksesor selalu mengandalkan karyawan dalam pengambilan keputusan? Seberapa sering hal itu terjadi?

154

N: Ya harus. Karena keputusan itu kan hasil dari diskusi beberapa pihak, kalau satu pihak saja namanya otoriter. Saya tidak mau jadi seperti itu. Prinsipnya, keputusan yang diambil adalah baik untuk perusahaan dan semua yang terlibat di dalamnya.

P: Menurut Om David sendiri, Om David ini cukup percaya diri tidak menjadi pemimpin?

N: Saya cukup percaya diri ya untuk saat ini menjadi pemimpin karena banyak yang memotivasi saya, karyawan juga memotivasi saya. Mentor juga mendukung saya. Saya sebenernya punya rasa percaya diri itu sejak saya mendapatkan pujian atau apresiasi yang lebih dari rekan kerja bisnis saat mempresentasikan produk begitu. Saya langsung termotivasi dan justru ingin memberikan yang lebih spektakuler.

P: Om David bisa menyebutkan kelebihan dan kelemahan Om tidak?

N: Kelebihan saya ya kurang lebih dapat membina karyawan, disiplin.

Kelemahannya cukup banyak, namun sedang proses untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.

P: Apa yang mendorong suksesor untuk terjun ke dalam bisnis keluarga? Jika terpilih menjadi pemimpin, apa rencana ke depan yang akan suksesor lakukan untuk kemajuan perusahaan di tengah persaingan global yang begitu ketat?

Apakah tetap mempertahankan visi dan misi yang ada sekarang atau menggantinya?

N: Ya dari awal saya dilibatkan oleh mama saya ke dalam Sido Muncul ini saya sangat senang. Apalagi saya mendapatkan jabatan yang lebih tinggi dari hasil kinerja saya. Saya merasa telah turut memiliki Sido Muncul ini dan sekuat tenaga saya, saya akan membuat Sido Muncul ini berkembang lagi. Saya cinta keluarga saya, saya ingin semuanya harmonis, hidup yang baik, berguna buat orang lain juga.

P: Lalu bagaimana dengan visi misi perusahaan yang lama? Diganti atau tidak Om?

N: Ya kalau visi nggak ya, karena saya menghormati pendahulu saya, mereka membuat visi tersebut sejak lama dan untuk dicapai dengan sedemikian rupa.

Visi yang sangat mulia itu akan tetap saya perjuangkan dan wujudkan. Namun

155

misinya yang mungkin sedikit berubah sesuai dengan kondisi nanti lah ya.

Kan ada banyak faktor juga yang harus dipertimbangkan. Cuman kepatok pada satu strategi aja kan ga bisa maju.

P: Apakah suksesor selalu memberikan informasi yang benar dan terbuka kepada karyawan tentang perusahaan?

N: Ya saya selalu membicarakan kepada pihak yang terkait. Ada masalah apa, tidak semua beribu-ribu karyawan harus mendengar, nanti malah bingung. Ya saya bicara ke satu dua orang yang terkait untuk membahas, lalu cari solusi begitu. Saya juga dekat dengan keluarga saya, jadi seringnya saya curhat ke mereka. Kakak-kakak saya kan jauh lebih berpengalaman karena umur mereka juga udah tua hehehe.

P: Apakah suksesor ikut berkontribusi di dalam corporate social responsibility (CSR)? Ide apa saja yang diberikan suksesor untuk corporate social response-bility?

N: Saya ikut terlibat dan memberi sedikit inovasi lah. Jujur saya senang Sido Muncul ini dapat mengerti masyarakat, ikut membantu pemerintah. Bahkan apa yang belum dilakukan pemerintah, Sido Muncul sudah melakukannya.

Saya senang jika sebagai karyawan bekerja di perusahaan yang juga memikirkan lingkungan dan negaranya. CSR yang dilakukan Sido Muncul ini juga murni tanpa ada maksud tertentu, biar laku atau profit, kita ndak seperti itu. Bener-bener murni ini bentuk sosial kita kepada masyarakat, terutama yang kurang mampu.

P: Apa saja budaya perusahaan yang selalu dilakukan perusahaan tiap tahun?

Apakah suksesor bersedia menerapkan budaya tersebut selama kepemimpi-nannya?

N: Ya budaya seperti memanggil dengan sebutan yang baik kepada seluruh karyawan, baik yang lebih muda ataupun yang lebih tua.

VARIABEL : MENTORING

P: Dalam pengembangan sosial-emosional, apakah mentor telah memberi contoh sebagai pemimpin yang baik kepada suksesor selama ini?

156

N: Ya, Om Irwan ini panutan bagi saya. Beliau selalu mendidik saya, menasehati saya jika saya salah. Saya selalu termotivasi dengan kakak saya itu.

P: Bagaimana cara mentor membantu suksesor dalam menumbuhkan nilai-nilai baik dalam perusahaan?

N: Sebenarnya, kalau dikatakan mentor buat saya, itu ada 4. Om Irwan sendiri, Om Johan yang di Semarang juga, Om Hadi, dan Pak Budi. Om Hadi dan Pak Budi mungkin memang lebih rendah jabatannya dari saya, tapi saya belajar banyak dari beliau-beliau ini. Saya diajari juga untuk mengendalikan emosi, untuk bersikap yang baik, banyak dah pelajaran yang saya terima dari mereka.

P: Berapa lama suksesor melakukan proses mentoring secara rutin?

N: Mentoring di kantor biasanya paling sejam dua jam an lah. Saya ngomong-ngomong tentang perkembangan perusahaan, lalu saya cerita tentang rencana saya ke depan mau begini begitu. Beliau juga memberikan pendapat dari situ.

Ya kurang lebih seperti itu. Kalau di rumah lagi kumpul keluarga juga sering bahas tentang bisnis, ngobrol-ngobrol mau dibesarin gimana. Begitu.

P: Berapa kali dalam sebulan rapat yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan

Saya selalu mematok pikiran bahwa saya ini lho masih karyawan yang sedang mau bertumbuh. Maka dari itu, saya harus sering bertanya dan belajar dari mereka yang lebih tahu.

P: Mentor yang lain juga memberikan ilmu yang sama gitu Om?

N: Ilmu tiap orang kan berbeda ya. Jadi mereka masing-masing ini memberikan sesuai dengan bidangnya. Om Hadi, beliau sudah 25 tahun kerja di Sido Muncul dan jauh lebih tua dari saya. Dia pasti tau bagaimana strategi yang tepat menghadapi permasalahan, kalau ada problem di pabrik gimana mecahinnya, ya seputar itu. Kalau sama Pak Budi ya saya diajarkan seperti psikolog, cara menghadapi karyawan, cara berkomunikasi yang baik kepada orang lain itu gimana.

157

P: Bagaimana cara mentor membantu suksesor dalam membuat komitmen di awal kepemimpinannya?

N: Ya saya diajarkan nilai yang baik dari keluarga sejak kecil. Semakin bertumbuh besar, saya ngerti maksud dari semua ajaran itu. Keluarga saya juga keluarga yang baik menurut saya, dekat dengan Tuhan, sehingga mereka selalu berbuat sesuatu dengan hati yang baik, tidak akan merugikan orang lain.

Nilai-nilai itu selalu diingatkan oleh kakak saya. Saya itu selalu diingatkan, kamu ini adalah masa depan keluarga. “Kamu masih muda dan Sido Muncul ke depan akan gimana ni tergantung kamu. Kamu mau buat bankrupt, seluruh anggota perusahaan tidak bisa makan juga keputusanmu. Atau kamu mau jadi pemimpin yang dipandang positif oleh semua orang, dibanggakan oleh keluar-ga. Semuanya ada di tanganmu” . Semakin saya dewasa dan mengerti betapa pentingnya keluarga, saya membuat komitmen dari diri saya sendiri kalau saya mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan. Saya juga pingin jadi anak yang berbakti, berguna buat orang lain.

P: Om David yakin dengan kemampuan yang Om David miliki, Om David dapat menjadi pemimpin yang baik dan diidamkan oleh perusahaan?

N: Harus yakin. Hahahaa. Saya akan berusaha lah untuk mencapai itu semua.

Dengan dorongan mentor, para karyawan juga semoga saja saya bisa menjadi yang kalian inginkan.

158

TRANSKRIP WAWANCARA

Dokumen terkait