• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMATERATERHADAPTANAMANBUDI DAYA PERTANIANDI PROVINSIACEH

Pendahuluan

Habitat gajah secara alami menyediakan banyak variasi pakan berupa rumputan, kulit kayu, kayu, akar-akaran dan buah-buahan (White et al. 1993). Kemungkinan besar gajah akan segera makan setelah menemukan pakannya dan aktivitas makan akan menurun saat jarak mencari makan semakin jauh (Blake 2002). Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satwa bersifat browser (pemakan semak), folivora (pemakan daun), frugivora (pemakan buah), pemakan biji dan pemakan bagian lain dari tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan mineral.Gajah memiliki feeding rate yang tinggi untuk mencukupi kebutuhan energi sesuai dengan ukuran tubuh, umur dan jenis kelamin. Satwa megaherbivora ini mengkonsumsi berbagai spesies tumbuhan yang berbeda dan sangat bervariasi memakan bagian-bagian tanaman, misalnya daun, buah, umbut, pelepah, batang muda, bunga, kulit dan juga liana, tergantung pada daerah, cuaca dan ekosistem (Poole 1996; Sukumar 2003; Fowler dan Susan 2006; Supartono 2007; Abdullah

et al. 2010). Akan tetapi gajah juga sangat selektif dalam memilih pakannya (Blake 2002; Fowler dan Susan 2006) dan dipengaruhi oleh tipe vegetasinya (Tehamba 1996).

Pada saat proses mengkonsumsi pakan di kawasan hutan, gajah harus memilih dari suatu perubahan struktur lahan yang berbeda jenis tumbuhan, tingkat phenological, tipe struktur, komposisi kimia, kelimpahan relatif atau absolut dan pola-pola penyebaran tumbuhan. Jika suatu tanaman tertentu sering dikonsumsi atau dikonsumsi dalam jumlah banyak, itu bukan berarti gajah menyukai tanaman tersebut. Pemilihan pakan ini tergantung pada ketersediaan pakan. Tidak mudah menentukan pakan kesukaan gajah di habitat yang menyediakan campuran jenis tanaman semak-semak, rumput-rumputan dan pepohonan karena sulit melakukan pengukuran ketersediaan relatif jenis-jenis tanaman. Jadi tingkat kesukaan tanaman atau bagian tanaman tertentu diketahui saat aktivitas makan gajah dihadapkan dengan ketersediaan beberapa jenis tanaman yang berbeda secara bersamaan (Sukumar 2003).

Gajah juga menunjukkan adanya fenomena preferensi dan palatabilitas didalam memilih pakannya.Palatabilitas merupakan sifat performans bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan- bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti penampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, asam, pahit), tekstur dan temperaturnya yang menjadi daya tarik dan merangsang hewan untuk mengkonsumsinya (Sentra Informasi IPTEK 2005). Palatabilitas merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan tingkat konsumsi pakan.

Tanaman budi daya masyarakat yang dirusak gajah ada yang dikonsumsi, diinjak-injak, dipatahkan atau dicabut gajah yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman dan menambah kerugian pada masyarakat. Tanaman yang dirusak gajah di daerah konflik manusia gajah belum bisa ditentukan apakah gajah tersebut memiliki preferensi dan kesukaan yang tinggi terhadap tanaman yang

28

dirusak tersebut. Berdasarkan informasi dari masyarakat, laporan dari beberapa hasil penelitian maupun pengamatan penggiat konservasi gajah bahwa perilaku gajah menunjukkan adanya fenomena preferensi terhadap tanaman komoditi masyarakat. Hal ini disebabkan adanya faktor selektifitas gajah dalam memilih jenis pakan yang dikonsumsinya. Tingkat preferensi gajah yang tinggi mengindikasikan adanya kesukaan gajah terhadap jenis tanaman komoditi tertentu. Hasil penelitian pertama sebagaimana disajikan di bab terdahulu menunjukkan adanya perbedaan kerentanan jenis tanaman budidaya yang memberikan indikasi kuat tentang adanya preferensi gajah yang berbeda terhadap jenis-jenis tanaman budi daya tersebut. Oleh karena itu diperlukan kajian yang lebih lanjut untuk melihat bagaimana tingkat preferensi gajah terhadap jenis-jenis tanaman budi daya sebagai pakannya melalui percobaan dengan memanfaatkan gajah jinak.

Pendekatan penelitian tersebut antara lain juga didasarkan pada pemikiran Sukumar (2003), bahwa kesukaan gajah terhadap tanaman dapat diketahui saat aktivitas makan, yaitu gajah dihadapkan pada beberapa jenis tanaman yang berbeda yang disediakan secara bersamaan. Sejauh ini belum ada data dan informasi yang konprehensif berdasarkan suatu penelitian tentang preferensi pakan dan perilaku makan pada gajah, khususnya terhadap jenis-jenis tanaman budidaya pertanian yang ditanam masyarakat di wilayah konflik gajah-manusia. Selain itu, juga belum ada gambaran komprehensif tentang bagaimana perilaku makan dan cara mengolah pakan pada gajah terutama perilaku makan jenis-jenis tanaman budidaya yang disediakan. Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan : (1) menganalisis preferensi pakan gajah terhadap beberapa jenis tanaman komoditi pertanian/perkebunan yang diberikan dalam porsi dan waktu yang bersamaan pada gajah-gajah jinak, (2) menganalisis tingkatan preferensi jenis tanaman budi day adan palatabilitas gajah, (3) mendefinisikan perilaku makan gajah terhadap beberapa jenis tanaman komoditi pertanian/perkebunan yang diberikan dalam porsi dan waktu yang bersamaan, (4) menganalisis perilaku aktivitas makan pada gajah terhadap beberapa jenis tanaman budi daya pertanian/perkebunan yang diberikan dalam porsi dan waktu yang bersamaan.

Hasil penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk memperkuat pengaturan tanaman budidaya sebagai alternatif solusi secara bioekologis sebagaimana dirumuskan dari hasil penelitian pertama di atas, yakni berdasarkan tingkat kerentanan jenis tanaman budidaya trhadap gangguan gajah. Secara teknis, jenis tanaman komoditas pertanian yang memiliki tingkat preferensi tinggi pada gajah sebagai pakan, maka jenis tanaman tersebut tidak merupakan pilihan utama dalam pengembangan budi daya tanaman pertanian/perkebunan oleh masyarakat di daerah konflik manusia gajah. Sebaliknya jenis tanaman yang memiliki tingkat preferensi gajah rendah, maka jenis tanaman tersebut dijadikan sebagai merupakan pilihan utama dalam pengembangan budidaya tanaman pertanian/perkebunan di daerah konflik manusia gajah. Kombinasi dari tingkat preferensi gajah ini digunakan sebagai dasar untuk mengatur tanaman di aeal pertanian sebagai suatu alternatif solusi pengendalian konflik,tidak hanya menjawab permasalahan konservasi gajah dari segi bioekologi tetapi sekaligus dari segi sosial ekonomi budaya sebagai suatu pola pengendalian konflik gajah yang lebih tuntas dan bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. Selain itu,

29 pendekatan kajian ini diharapkan dapat memberikan solusi tentang hidup berdampingan antara manusia dengan gajah, dengan cara memilih jenis tanaman komoditi yang dapat memenuhi kebutuhan pakan gajah dengan resiko yang rendah, namun sekaligus dapat diterima secara sosial ekonomi budaya masyarakat dengan resiko kerugian ekonomi yang kecil. Pendekatan ini diharapkan masyarakat dapat hidup berdamping dengan gajah (Human-elephant co-existence) di wilayah potensial konflik.

Metode Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2014 di Pusat Konservasi Gajah Aceh, Saree Provinsi Aceh (05o44’41,65”LU – 95o72’47,17”BT), berada pada ketinggian 436 mdpl dengan tipe iklim B. Hasil pengamatanselama di Pusat Konservasi Gajah Aceh, Saree Provinsi Aceh menunjukkan suhu rata-rata setiap pagi hari adalah 19oC sampai 24oC, sedangkan sore hari mencapai 28 oC sampai 30.1 oC. Kelembaban udara rata-rata setiap pagi berkisar 78% sampai 84% dan sore hari mencapai 54% sampai 69%. Kisaran suhu dan kelembaban udara tersebut berfluktuasi namun tidak mempengaruhi aktivitas gajah. Keadaan tersebut masih bisa ditolerir, sehingga secara keseluruhan gajah masih dapat beradaptasi terhadap faktor lingkungan tersebut.

Pengambilan Data

Bahan yang dijadikan objek utama penelitian adalah 10 ekor gajah (Elephas maximus sumatranus) terdiri dari lima ekor betina dewasa dan lima ekor jantan dewasa. Bahan pakan yangdisediakan mulai batang, ranting, pelepah, daun dan buah dari jenis-jenis tanaman yang akan diberikan. Pakan yang diberikan berupa sepuluh jenis tanaman budi daya pertanian/perkebunan masyarakat yang diperkirakan dirusak dan tidak dirusak gajah yaitu pinang (Areca catechu), pisang (Musa sp), kelapa sawit (Elais gueenensis), padi (Oryza sativa), karet (Havea brassiliensis), coklat (Theobroma cocoa), kopi (Coffea Arabica), cabe (Capsicum frutescens), kemiri (Aleurites moluccana), dan nilam (Pogostemon cablin). Pakan disusun berselang seling, pakan yang dirusak dan tidak dirusak gajah. Kemudian posisi pakan dirubah setiap akan dilakukan perlakuan (Gambar 3.1).Jenis pakan tersebut diketahui setelah dilakukan penelitian awal di beberapa daerah konflik gajah di Provinsi Aceh. Setiap jenis pakan disediakan 25 kg (10 jenis = 250 kg) cukup memadai untuk melihat tingkat preferensi dari berbagai komoditi yang disediakan dalam pengujian selama satu jam.

Peralatan yang digunakan adalah timbangan (untuk menimbang pakan), termohigrometer (untuk mengukur suhu dan kelembaban udara), tempat pakan, keranjang, kereta sorong, jam (untuk membatasi interval pengamatan), alat tulis,

tally sheet (untuk mencatat data pengamatan), dan kamera video (untuk mengamati perilaku gajah). Pemberian pakan dilakukan dengan metode restricted feeding (Pratas, 2006). Sebelumnya dilakukan perlakuan preliminary selama tujuh hari yang bertujuan untuk adaptasi gajah terhadap pakan yang diberikan. Selanjutnya gajah diberikan pakan pada pagi hari pukul 07.00 WIB sampai 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB sampai 17.00 WIB selama tujuh kali

30

pengamatan sebagai ulangan. Pakan yang diberikan merupakan bahan yang relatif masih segar, kemudian ditimbang masing-masing 25 kg, dan ditumpuk secara terpisah. Posisi pakan dirubah susunannya untuk setiap pemberian pakan. Berikutnya seekor gajah dilepaskan pada jarak 5 m menghadap tumpukan pakan. Penghitungan waktu dimulai pada saat itu selama 60 mnt (1 jam). Sisa pakan yang ditarik keluar dari tumpukan yang tidak dimakan dan masih utuh dihitung sebagai pakan yang tersisa. Sisa pakan berupa serpihan daun, patahan ranting, kulit dan bagian kecil sebagai sisa proses makan secara alami tidak dihitung sebagai sisa pakan. Setelah durasi perlakuan berakhir, gajah di keluarkan dari areal pemberian pakan.

Gambar 3.1 Sketsa disain penelitian pemberian pakan pada gajah

Data preferensi pakan gajah diperoleh dari sisa pakan masing-masing tanaman budi daya ditimbang kembali untuk mendapatkan jumlah yang dimakan dari selisih waktu pemberian awal. Berat air yang terkandung dalam jenis pakan yang diberikan diabaikan dalam pengukuran. Data perilaku observasional deskriptif dikumpulkan dengan metode focal animal sampling yang dikombinasikan dengan continuous sampling (Martin dan Bateson, 1993). Pengukuran suhu dan kelembaban lingkungan dilakukan dua kali sehari sebelum perlakuan dimulai. Pengujian ini tidak memberikan perlakuan pemuasaan terhadap rasa kenyang pada gajah. Pemberian pakan yang normal tetap diberikan setelah durasi perlakuan untuk mencegah shock pencernaan akibat perubahan diet. Kegiatan harian gajah tidak dibatasi dan berubah dari kegiatan normal gajah diluar masa perlakuan. Suasana yang tenangsaat perlakuan harus diupayakan, karena suasana yang tidak biasa kemungkinan dapat mempengaruhi pola makan gajah, seperti penonton yang terlalu banyak dan mendekati gajah dengan suara bising, dan lain lain.

t.suka

t. suka

suka t. suka suka t. suka suka

t. suka suka

31 Analisis Data

Untuk mengetahui tingkatan preferensi jenis pakan tanaman komoditi digunakan perhitungan dengan metode electivity index (Ivlev 1961).

Keterangan :

Ei = Ukuran Ivlev’s electivity pada pakan jenis i ri = Persentasi jenis tanaman i pada pakan

ni = Persentasi jumlah jenis tanaman i yang tersedia

Metode electivity index merupakan suatu metode untuk mengetahui indeks preferensi pakan oleh satwa. Perubahan electivity dari -1.0 sampai +1.0, dengan nilai diantara 0 dan +1 menunjukkan kesukaan, sedangkan nilai 0 dan -1 menunjukkan menghindari untuk mengkonsumsi pakan (Krebs 1989). Pengolahan data perilaku aktivitas makan pada gajah dilakukan dengan analisis deskripsi sehingga memberi gambaran secara khusus tentang perilaku aktivitas makan pada gajah terhadap jenis tanaman yang dirusak dan yang tidak dirusak oleh gajah.

Hasil dan Pembahasan

Preferensi Pakan pada Gajah Terhadap Tanaman Budi Daya

Kesukaan atau ketidaksukaan pada jenis tanaman atau bagian tanaman tertentu diketahui saat aktivitas makan pada gajah ketika dihadapkan dengan ketersediaan beberapa jenis tanaman secara bersamaan. Secara alami tidak mudah menentukan pakan kesukaan gajah di habitatnya, karena sulit melakukan pengukuran ketersediaan relatif jenis-jenis tanaman (Sukumar 2003). Hasil penelitian pemberian beberapa jenis pakan pada 10 ekor gajah, diketahui gajah mengkonsumsi beberapa jenis tanaman atau bagian tanaman tertentu. Gajah menunjukkan perbedaan dalam mengkonsumsi bagian tanaman, bahkan diketahui ada tanaman yang tidak dikonsumsi bagian manapun dari tanaman tersebut,untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.1.Gajah menyukai jenis tanaman dan bagian- bagian tertentu saja dari jenis tanaman yang disediakan. Hal ini menunjukkan adanya faktor memilih terhadap jenis pakan tertentu. Sesuai dengan Fowler dan Susan (2006) bahwa gajah bisa sangat selektif dalam memilih makanannya dan akan memakan beberapa taxa dari tumbuhan yang sangat berbeda. Gajah mengkonsumsi bagian-bagian tanaman, misalnya daun, buah, umbut, pelepah, batang muda dan bunga (Widowati 1985; Santiapillai dan Suprahman 1986; Abdullah et al. 2010).

Pada saat mengonsumsi tanaman karet, gajah memilih bagian batang yang muda, kulit batang yang tua dan sedikit daun untuk dimakan. Secara alami gajah juga menyukai tanaman karet terutama batang karet yang masih muda (Poniran 1974; Yogasara et al. 2012), memakan seluruh bagian tanaman karet berumur tiga tahun kebawah dengan cara menyabut tanaman tersebut. Gajah biasa memakan kulit batang dari tanaman yang ukuran tanamannya lebih besar sedikitnya berdiameter 45 cm (White 1993; Blake 2002). Akan tetapi, menurut Short (1981) bahwa gajah jarang memilih kulit batang untuk dimakan dan menurut Blake (2002) hanya kulit batang jenis tanaman tertentu saja yang dipilih gajah sebagai

32

bahan pakan. Lagi pula, menurut Sukumar (2003)bahwa gajah memakan kulit batang untuk memenuhi kebutuhan mineral dalam tubuhnya.

Tabel 3.1 Bagian-bagian tanaman yang dikonsumsi oleh gajah

( +++): bahan pakan yang dikonsumsi paling banyak, ( ++) : bahan pakan yang dikonsumsi sedang, (+) : bahan pakan yang dikonsumsi sedikit, ( - ) : bahan pakan yang tidak dikonsumsi

Rataan konsumsi pakan menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit berumur kurang dari tiga tahun dipilih gajah sebagai sumber pakan dan termasuk dalam tanaman yang disukai. Gajah memakan bagian pelepah, buah dan daun muda dari tanaman kelapa sawit. Walaupun dalam penelitian ini gajah makan dalam jumlah yang tidak banyak (3.55kg/jam/individu) karena dihadapkan dengan beberapa jenis tanaman lain yang paling disukai, namun kenyataannya dihutan gajah sering memakan pucuk daun dan bagian ujung batang yang merupakan pusat pertumbuhan tanaman berumur muda, sehingga mengkibatkan tanaman tersebut mati. Hal ini sering ditemui pada saat gajah masuk ke areal perkebunan kelapa sawit (Sitompul 2004; Azmi et al. 2012; Yogasara et al 2012). Selain itu menurut Sukumar (2003) bahwa gajah juga memilih bagian dasar batang dengan cara menggali dan mengeluarkan bagian tengahnya. Gajah dapat menghabiskan waktu yang lama untuk mengkonsumsi banyak buah yang masak dari famili Arecaceae sehingga terkadang menyebabkan gajah seperti mabuk karena proses fermentasi buah tersebut. Gajah juga memilih bagian dalam dari batang tanaman pinang dengan mengoyak dan mengeluarkan bagian yang lunak untuk dikonsumsi, namun dalam jumlah yang sedikit selama pemberian pakan. Blake (2002)juga menyatakan bahwa gajah sangat memilih mengkonsumsi bagian dalam batang tanaman famili Arecaceae. Hal ini terutama disebabkan kadar air yang tinggi dan lunak pada bagian dalam tanaman tersebut.

Pada jenis tanaman coklat, gajah hanya memilih bagian buah dalam jumlah yang sedikit untuk dikonsumsi, sedangkan ranting dan daun tidak dimakan. Gajah tidak memakan tanaman dari famili Meliaceae, mungkin diduga disebabkan tanaman tersebut memiliki rasa yang kurang enak. Menurut Johnston (2005) bahwa, tanaman coklat mengandung senyawa alkaloid yang menyebabkan rasa pahit yang tinggi sehingga gajah tidak menyukainya. Coklat mengandung zat

theobromine dan caffein yang merupakan turunan dari methylxanthine yang dapat menyebabkan keracunan. Konsentrasi purin alkaloid yang paling tinggi ditemui pada daun muda tanaman coklat karena banyak mengandung theobromine dan

caffein (Koyama et al. 2003). Secara alami menurut Azmi et al(2012) bahwa kerusakan pada perkebunan coklat disebabkan karena patahan-patahan batang

Jenis Pakan Bagian tanaman yang dikonsumsi

Batang Kulit batang Pelepah Daun Buah

Cabe (Capsicum frutescens) - - - - -

Coklat (Theobroma cocoa) - - - - +

Karet (Havea brassiliensis) + + - + -

K Sawit (Elais gueenensis) - - ++ + +

Kemiri(Aleurites moluccana) - - - - -

Kopi (Coffea Arabica) - - - - -

Nilam (Pogostemon cablin) - - - - -

Padi (Oryza sativa) +++ +++ +++ +++ +++

Pinang (Areca catechu) ++ - - - -

33 tanaman tersebut akibat gajah melintas pada lahan perkebunan tetapi hanya sedikit mengkonsumsi buah coklat. Akan tetapi, menurut Sukmara dan Dewi (2012) bahwa gajah tidak mengkonsumsi jenis tanaman coklat tetapi hanya merusaknya saja.

Gajah membutuhkan pakan sekitar 250 kg per hari untuk gajah dewasa dengan berat badan 3000 sampai 4000 kg (Lekagul dan McNeely 1975; Eltringham 1982). Selama penelitian, gajah betina mengkonsumsi pakan rata-rata sebanyak 370.93 kg, sedangkan gajah jantan 372.42 kgpada tujuh hari. Rataan konsumsi pakan selama satu jam pada gajah betina sebanyak 52.99 kg, dengan berat rata-rata terkecil 50.32 kg dan terbesar 56.38 kg. Disamping itu, gajah jantan mengkonsumsi pakan rata-rata perjam sebanyak 53.20 kg, dengan rata-rata terkecil 52.26 kg dan terbesar 55.05 kg.

Tabel 3.2 Rataan konsumsi pakan (dalam berat basah) pada pagi hari.

G1(gajah Butet), G2 (gajah Johana), G3 (Mega), G4 (gajah Ida), G5 (gajah Isabela), G6 (gajah Abu), G7 (gajah Bunta), G8 (gajah Lilik), G9 ( gajah Midox), G10 (gajah Ollo

Tabel 3.3 Rataan konsumsi pakan (dalam berat basah) pada sore hari

G1(gajah Butet), G2 (gajah Johana), G3 (Mega), G4 (gajah Ida), G5 (gajah Isabela), G6 (gajah Abu), G7 (gajah Bunta), G8 (gajah Lilik), G9 ( gajah Midox), G10 (gajah Ollo)

Pemberian pakan pada pagi hari, ternyata yang paling banyak dimakan gajah adalah tanaman padi (Oryza sativa) dengan rata-rata 22.57 kg/jam/individu

Jenis pakan

Rata-rata konsumsi pakan gajah (kg/jam/individu)

G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 ∑ Cabe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Coklat 0.21 1.00 0.57 0.79 1.00 1.21 0.86 0.57 0.86 0.64 8.00 Karet 4.71 2.36 4.86 5.71 4.57 3.50 7.00 4.43 7.14 2.86 47.00 Sawit 6.14 3.50 3.69 3.18 0.43 3.79 2.37 3.57 3.07 3.36 33.00 Kemiri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kopi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Nilam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Padi 23.79 23.43 23.50 23.36 23.43 23.50 23.36 23.50 22.57 23.79 234.00 Pinang 0.75 2.86 1.39 0.71 1.14 1.84 0.86 1.09 1.32 1.23 13.00 Pisang 21.00 18.93 20.71 19.21 21.14 19.71 19.00 20.00 20.71 20.64 201.00 57.00 52.00 55.00 53.00 52.00 54.00 53.00 53.00 56.00 53.00 536.00 Jenis pakan

Rata-rata konsumsi pakan gajah(kg/jam/individu)

G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 ∑ Cabe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Coklat 0.64 0.21 0.50 0.64 0.64 0.71 1.07 0.36 0.86 1.00 7.00 Karet 3.50 1.43 3.29 5.57 3.29 3.21 5.50 3.57 6.57 2.43 38.00 Sawit 7.00 2.64 4.57 2.57 1.21 3.79 2.13 4.21 3.71 5.73 38.00 Kemiri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kopi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Nilam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Padi 23.64 24.00 23.79 23.50 23.00 22.43 23.57 23.00 22.86 23.14 233.00 Pinang 0.50 2.14 1.96 0.57 1.43 2.54 0.71 1.43 1.43 1.29 14.00 Pisang 20.86 18.14 19.86 20.07 20.64 19.00 19.43 20.57 19.00 18.43 196.00 56.00 49.00 54.00 53.00 50.00 52.00 52.00 53.00 54.00 52.00 526.00

34

sampai 23.79 kg/jam/individu. Selanjutnya, tanaman pisang (Musa sp) mencapai rata-rata 18.93 kg/jam/individu sampai 21.14 kg/jam/individu, sedangkan jenis yang sangat sedikit dimakan adalah tanaman coklat (Theobroma cocoa) rata-rata 0.21 kg/jam/individu sampai 1.21 kg/jam/individu (Tabel 3.2). Tanaman yang sedikit pun tidak dikonsumsi oleh gajah yaitu cabe (Capsicum frutescens),kemiri (Aleurites moluccana), kopi (Coffea arabica) dan nilam (Pogostemon cablin).

Pemberian pakan pada waktu sore (Tabel 3.3) menunjukkan hal yang hampir sama dengan rataan konsumsi pakan gajah pada pagi hari. Gajah juga memilih tanaman padi yang paling banyak untuk dikonsumsi rata-rata 22.43 kg/jam/individu sampai 24.00 kg/jam/individu. Begitu juga tanaman coklat, gajahsangat sedikit mengkonsumsinya (0.21 kg/jam/individu sampai 1.07 kg/jam/individu). Seperti halnya pada pemberian pakan pada pagi hari, gajah tidak memakan sedikitpun tanaman cabe (Capsicum frutescens), kemiri (Aleurites moluccana), kopi (Coffea arabica) dan nilam (Pogostemon cablin).

Konsumsi gajah terhadap sepuluh jenis tanaman budi daya yang disediakan untuk setiap ulangan pada pagi hari (Gambar 3.2 dan Gambar 3.3), memiliki pola yang cenderung tetap. Gajah paling banyak mengkonsumsi tanaman padi, selanjutnya tanaman pisang untuk setiap ulangan. Sedangkan tanaman cabe, kemiri, kopi, dan nilam tidak dikonsumsi gajah. Seperti halnya pada pagi hari, konsumsi gajah pada sore hari (Gambar 3.4 dan Gambar 3.5) menunjukkan pola yang cenderung tetap untuk setiap ulangan. Tanaman padi dan pisang merupakan tanaman yang paling banyak dimakan gajah. Hal ini menunjukkan pola konsumsi yang sama pada pagi dan sore hari.

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin gajah pada saat mengkonsumsi beberapa jenis pakan pada pagi hari (Gambar 3.6) dan pada sore hari (Gambar 3.7) tidak menunjukkan perbedaan banyaknya jumlah pakan yang di konsumsi selama satu jam dengan ulangan sebanyak tujuh kali pemberian pakan. Menurut Sukumar (2003) bahwa pola makan gajah jantan dan betina tidak menunjukkan perbedaan yang nyata secara individu. Kelompok gajah betina secara alami memerlukan lebih banyak pakan untuk memenuhi kebutuhan pakan anggota kelompoknya. Gajah jantan dewasa tidak memerlukan ketersediaan pakan yang banyak untuk kelompoknya karena gajah jantan biasanya hidup soliter. Akan tetapi bila dilihat selama satu jam pemberian makan, gajah jantan dan betina mengkonsumsi pakan dalam porsi yang hampir sama.

Gajah jantan dan betina memilih jenis pakan yang sama dengan jumlah pakan yang tidak jauh berbeda untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena gajah memiliki persamaan dalam menyeleksi jenis bagian tanaman yang disediakan sebagai pakan. Setelah proses memilih, gajah menampakkan kesukaannya terhadap jenis pakan berdasarkan banyaknya jumlah pakan yang dimakan saat di hadapkan pada beberapa jenis pakan secara bersamaan. Sebaliknya, bila gajah tidak memakan bahkan menghindari untuk memakan pakan tertentu berarti gajah tidak menyukai pakan tersebut. Gajah jantan dan betina memilih jenis pakan yang menghasilkan energi, protein dan serat. Menurut Lindsay (1994) bahwa gajah betina memiliki hubungan positif terhadap jenis pakan yang menghasilkan protein pada musim hujan dan energi selama musim kering di habitatnya.

35

Gambar 3.2 Konsumsi jenis pakan gajah betina pada pagi hari.

36

Gambar 3.4 Konsumsi jenis pakan gajah betina pada sore hari

37

Gambar 3.6 Konsumsi jenis pakan gajah jantan dan betina pada pagi hari

38

Tingkatan Preferensi Jenis Tanaman Komoditi dan Palatabilitasnya pada Gajah

Indeks preferensi pakan terhadap jenis pakan yang diberikan pada pagi hari menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan urutan yang paling utama yang disukai seluruh gajah karena mencapai indeks preferensi 0.60 sampai 0.64, berikutnya tanaman pisang 0.56 sampai 0.61. Indeks preferensi pakan terhadap tanaman cabe, kemiri, kopi dan nilam adalah -1. Berarti seluruh gajah tidak menyukai cenderung menghindar untuk mengkonsumsi tanaman tersebut. Tingkat urutan indek preferensi pakan masing-masing gajah terhadap jenis pakan dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Indeks preferensi pakan terhadap beberapa jenis pakan pada pagi hari

G1(gajah Butet), G2 (gajah Johana), G3 (Mega), G4 (gajah Ida), G5 (gajah Isabela), G6 (gajah Abu), G7 (gajah Bunta), G8 (gajah Lilik), G9 ( gajah Midox), G10 (gajah Ollo)

Tabel 3.5 Indeks preferensi gajah terhadap beberapa jenis pakan pada sore hari

G1(gajah Butet), G2 (gajah Johana), G3 (Mega), G4 (gajah Ida), G5 (gajah Isabela), G6 (gajah Abu), G7 (gajah Bunta), G8 (gajah Lilik), G9 ( gajah Midox), G10 (gajah Ollo)

Indeks preferensi pakan pada masing-masing gajah terhadap jenis pakan yang diberikan pada sore hari tidak berbeda jauh dengan indek preferensi pada

Jenis pakan Indeks preferensi G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 Cabe -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 Coklat -0.93 -0.68 -0.81 -0.74 -0.68 -0.63 -0.72 -0.80 -0.73 -0.78 Karet -0.09 -0.38 -0.06 0.04 -0.06 -0.21 0.13 -0.09 0.12 -0.30 Kelapa Sawit 0.04 -0.20 -0.20 -0.25 -0.85 -0.17 -0.39 -0.20 -0.29 -0.22 Kemiri -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 Kopi -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 Nilam -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 Padi 0.62 0.64 0.62 0.63 0.64 0.63 0.63 0.63 0.60 0.64 Pinang -0.77 -0.29 -0.59 -0.76 -0.64 -0.49 -0.72 -0.66 -0.62 -0.62 Pisang 0.58 0.57 0.58 0.57 0.61 0.57 0.56 0.58 0.58 0.59

Jenis pakan Indeks preferensi

G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 Cabe -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 Coklat -0.79 -0.92 -0.83 -0.78 -0.77 -0.76 -0.66 -0.87 -0.73 -0.68 Karet -0.23 -0.55 -0.24 0.03 -0.21 -0.23 0.02 -0.20 0.10 -0.36 Kelapa Sawit 0.11 -0.30 -0.08 -0.35 -0.61 -0.15 -0.42 -0.12 -0.18 0.05 Kemiri -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 Kopi -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 Nilam -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 Padi 0.62 0.66 0.63 0.63 0.64 0.63 0.64 0.62 0.62 0.63 Pinang -0.84 -0.38 -0.47 -0.80 -0.56 -0.34 -0.76 -0.58 -0.58 -0.60 Pisang 0.58 0.58 0.57 0.58 0.61 0.57 0.58 0.59 0.55 0.56

39 pagi hari. Pada pemberian pakan pada sore hari juga menunjukkan tanaman padi merupakan urutan pertama yang disukai gajah karena mencapai indeks preferensi pakan sebesar 0.62 sampai 0.66. Gajah menyukai tanaman pisang, karena indeks preferensi pakan 0.55 sampai 0.61. Hasil penelitian juga menunjukkan tanaman cabe, kemiri, kopi dan nilam memiliki indeks preferensi pakan -1. Hal ini disebabkan karena seluruh gajah tidak memilih tanaman tersebut, tidak menyukai dan cenderung untuk menghindar untuk mengkonsumsinya. Tingkat urutan masing-masing gajah dalam memilih beberapa jenis pakan yang diberikan pada sore hari dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Indeks preferensi pakan pada seluruh gajah terhadap beberapa jenis pakan

Dokumen terkait