• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

B. Sumber Daya

Implementasi kebijakan sangat membutuhkan dukungan sumberdaya manusia yang berkompetensi dan sumberdaya finansial, dimana kedua hal tersebut akan menjaga kelancaran saat suatu kebijakan diimplementasikan. Dalam implementasi kebijakan, sumber daya merupakan faktor penting karena menjaga agar kebijakan tersebut dapat berjalan secara efektif. Walaupun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan tepat, namun apabila implementor masih memiliki kekurangan dari segi sumber daya, maka kebijakan tidak akan bisa terlaksana dengan efektif. Komponen sumberdaya ini meliputi jumlah staf,

keahlian dari para pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber-sumber terkait dalam pelaksanaan program, adanya kewenangan yang menjamin bahwa program dapat diarahkan kepada sebagaimana yamg diharapkan, serta adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk melakukan kegiatan program seperti dana, sarana, dan prasarana.

Berdasarkan data hasil wawancara dengan Plt. Kepala DPMPTSP Kota Medan melalui staf nya yang membahas mengenai sumberdaya yang dimiliki DPMPTSP Kota Medan dalam pelaksanaan strategi menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang dibutuhkan DPMPTSP Kota Medan telah terpenuhi dimana kegiatan pelayanan yang dilaksanakan di DPMPTSP Kota Medan sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedures) yang berlaku. Sehingga DPMPTSP Kota

Medan tidak menetapkan ketentuan bagi para pegawainya agar memiliki latar belakang pendidikan yang benar-benar sesuai untuk menangani bidang pelayanan perijinan. Namun, yang menjadi masalah adalah DPMPTSP Kota memiliki personil dengan jumlah yang sangat terbatas untuk bekerja didalam tim teknis, sehingga DPMPTSP Kota Medan sangat bergantung pada bantuan personil dari SKPD terkait untuk dapat memenuhi kebutuhan tim teknis.

Implementasi kebijakan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan agar pada akhirnya segala hal yang menjadi tujuan dan sasaran dapat tercapai secara maksimal. Dalam hal sumber daya manusia, hal yang menjadi sorotan utama adalah kualitas dan kuantitas implementor dalam mengimplementasikan suatu kebijakan. Dari segi kualitas, sumber daya manusia dinilai berdasarkan

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh implementor. Sedangkan kuantitas menentukan sumber daya manusia berdasarkan pada jumlah implementor dalam pelaksanaan kebijakan. Sumber daya implementor dalam segi kualitas sangat berkaitan erat dengan pendidikan dan pengalaman, dikarenakan kemampuan dan keterampilan pada dasarnya diperoleh melalui pendidikan yang ditempuh dan pengalaman yang pernah dilalui.

Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan perijinan secara maksimal, DPMPTSP Kota Medan seharusnya memiliki tenaga kerja yang berkemampuan dan terampil didalam bidang pelayanan perijinan. Hal ini dimaksudkan agar masalah perijinan yang begitu kompleks dapat ditangani oleh orang-orang yang ahli dibidangnya sehingga akan memberikan hasil yang maksimal. Selama 5 (tahun) terakhir, DPMPTSP Kota Medan memang telah menjalankan beberapa strategi guna meningkatkan kualitas pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan. Strategi dijalankan oleh para pegawai DPMPTSP Kota Medan yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda yang mana diantara mereka masih banyak yang berasal dari latar belakang pendidikan yang jauh dari ruang lingkup pelayanan masyarakat dalam hal perijinan. Pelaksanaan strategi di DPMPTSP Kota Medan tetap berjalan dengan lancar meskipun para pegawai berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.

Untuk meningkatkan sumber daya dari segi kualitas, para pegawai DPMPTSP Kota Medan aktif mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diselenggarakan oleh Pemerintah. DPMPTSP Kota Medan selalu mengikutsertakan para pegawainya secara bergantian untuk mengikuti kegiatan diklat yang bertujuan agar para pegawai DPMPTSP Kota Medan memiliki

pengetahuan dan kemampuan yang semakin baik dalam melaksanakan pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan. Kegiatan diklat memang cukup membantu para aparatur pelayanan publik untuk meningkatkan kualitas dirinya masing-masing. Namun, jika kesempatan diklat tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya maka peningkatan kualitas dari aparatur tidak akan terpenuhi. Dalam konteks mengimplementasikan strategi dibutuhkan tenaga-tenaga implementor dengan kapabilitas yang baik, tujuannya agar strategi yang sudah diciptakan sedemikian rupa dapat terlaksana secara maksimal dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

Mengenai masalah keterbatasan jumlah personil yang bekerja sebagai tim teknis di DPMPTSP Kota Medan, dalam hal ini DPMPTSP Kota Medan seharusnya dapat melepaskan ketergantungan terhadap SKPD terkait untuk memenuhi kebutuhan personil didalam tim teknis. Jika dilihat dari susunan kepegawaian di DPMPTSP Kota Medan, 6 (enam) bidang pelayanan perijinan yang ada di DPMPTSP Kota Medan masing-masing memiliki tim teknis tersendiri dengan jumlah personil yang dapat dikatakan sangat cukup, namun jumlah personilnya berbeda-beda untuk tiap bidang. Berdasarkan data tersebut sebenarnya yang menjadi inti masalah dari keterbatasan personil tim teknis adalah tidak meratanya pembagian personil tim teknis untuk tiap bidang pelayanan perijinan di DPMPTSP Kota Medan.

Dari data yang diperoleh penulis, personil yang bekerja di bidang Sub Bagian Umum terdapat 22 orang, Sub Bagian Keuangan 9 orang, Sub Bagian Kepegawaian 5 orang, Bidang Pengolahan Data, Perencanaan dan Pengembangan 9 orang, Bidang Promosi Penanaman Modal 10 orang, Bidang Pengendalian,

Pelaksanaan Penanaman Modal, Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan 27 orang, Bidang Pelayanan Perizinan Usaha dan Tanda Daftar 32 orang, Bidang Perizinan Tata Ruang, Perhubungan dan Lingkungan Hidup 9 orang, dan terakhir Bidang Perizinan Kesehatan, Ketenagakerjaan dna Perizinan Lainnya 13 orang.

DPMPTSP Kota Medan sebenarnya dapat mengatasi kekurangan personil tim teknis dengan memanfaatkan personil tim teknis yang ada dan menempatkan mereka dengan jumlah yang sama untuk tiap bidang pelayanan perijinan. Urusan yang ditangani tiap bidang pelayanan perijinan memang berbeda-beda, namun akan lebih baik jika tim teknis yang bekerja untuk bidang-bidang tersebut jumlahnya cukup dan merata, agar penanganan urusan tiap bidang dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat dan strategi yang dimiliki dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Disamping itu, untuk lebih meningkatkan kinerja DPMPTSP Kota Medan dalam melayani perijinan, DPMPTSP Kota Medan dapat melakukan penambahan tenaga kerja dengan kriteria yang sesuai untuk melayani masyarakat di bidang perijinan dan menempatkannya di bidang-bidang yang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Apabila tenaga implementor telah terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka strategi yang dimiliki oleh DPMPTSP Kota Medan akan dapat terlaksana dengan lebih baik lagi dan mampu menghasilkan suatu pelayanan yang benar-benar berkualitas.

Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan dibutuhkan sumber daya informasi yakni berupa kepatuhan yang tinggi dari para implementor untuk mampu melaksanakan kebijakan dengan berpedoman pada peraturan dan prosedur yang berlaku. Ada 2 (dua) bentuk sumberdaya informasi yaitu informasi

mengenai prosedur pelaksanaan suatu kebijakan/program dan kepatuhan implementor pada peraturan yang mendasari pelaksanaan suatu kebijakan. Seperti yang telah diuraikan pada bagian analisis mengenai komunikasi diatas bahwa, strategi yang telah disusun guna meningkatkan pelayanan perijinan di DPMPTSP Kota Medan dikomunikasikan secara langsung kepada seluruh pegawai melalui Kepala Bidang dan Kepala Bagian. Dalam proses penyaluran informasi inilah disampaikan berbagai informasi yang menyangkut strategi yang akan dilaksanakan di DPMPTSP Kota Medan beserta prosedur pelaksanaan strategi untuk tiap bidang dan bagian di DPMPTSP Kota Medan.

Dari informasi yang diperoleh penulis, mengatakan bahwa seluruh pegawai DPMPTSP Kota Medan melaksanakan segala bentuk kegiatan pelayanan perijinan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas dalam penyelenggaraan perijinan. Hal tersebut memang benar adanya yang dapat dilihat dari terlaksananya berbagai program dan kegiatan di DPMPTSP Kota Medan sebagai bentuk dari implementasi strategi dalam meningkatkan kualitas pelayanan perijinan. Hal ini juga didukung oleh komentar positif dari masyarakat yang menerima pelayanan dari DPMPTSP Kota Medan, dimana mereka merasa puas dengan kinerja DPMPTSP Kota Medan. Disisi lain, DPMPTSP Kota Medan belum pernah melakukan penyimpangan selama melakukan pelayanan kepada masyarakat dan tidak memiliki masalah dengan hukum yang menunjukkan bahwa para pegawai DPMPTSP Kota Medan patuh terhadap peraturan dan prosedur yang berlaku selama melaksanakan kegiatan pelayanan perijinan.

dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan para implementor seperti dana, sarana, dan prasarana. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan perijinan, DPMPTSP Kota Medan mendapat dana dari APBD Kota Medan ditambah dengan dana dari hasil retribusi yang diperoleh DPMPTSP Kota Medan dari masyarakat yang dilayani. Begitu pula untuk dapat mengimplementasikan strategi, DPMPTSP Kota Medan sudah menetapkan anggaran yang dibutuhkan tiap bidang dan bagian selama proses pelaksanaan strategi. Hal ini dimaksudkan agar segala program dan kegiatan guna meningkatkan kualitas pelayanan perijinan di DPMPTSP Kota Medan dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Salah satu strategi yang telah dilaksanakan oleh DPMPTSP Kota Medan adalah peningkatan sarana dan prasarana bagi aparatur. Strategi ini diimplementasikan oleh DPMPTSP Kota Medan melalui program pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor guna meningkatkan kinerja pegawai DPMPTSP Kota Medan dalam melayani masyarakat. Dengan adanya sarana dan prasarana pendukung selama proses implementasi strategi berlangsung, maka setiap implementor akan lebih mudah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dari tiap strategi yang ada. Fasilitas sarana dan prasarana dalam menjalan program SMS Gateway juga sudah memadai bila dilihat dengan peralatan yang

sudah lumayan canggih dalam ruangan yang berisi komputer-komputer, meja kerja, AC,dan sarana prasana pendukung lainnya.

C. Disposisi

Agar dapat berjalan dengan efektif, suatu kebijakan harus dapat diimplementasikan dengan terjalinnya hubungan yang saling mendukung antara

pembuat kebijakan dengan pelaksana kebijakan (implementor). Disposisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses implementasi kebijakan, dimana disposisi ini menyangkut karakter yang dimiliki oleh implementor yaitu dari segi komitmen dan kejujuran implementor saat mengimplementasikan suatu kebijakan.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Plt. Kepala DPMPTSP Kota Medan melalui stafnya menunjukkan bahwa strategi-strategi yang telah disusun guna meningkatkan kualitas pelayanan perijinan di DPMPTSP Kota Medan diterima dengan baik oleh seluruh pegawai yang akan menjalankan strategi tersebut. Selama proses implementasi berlangsung di DPMPTSP Kota Medan, belum ada timbul respon penolakan maupun keluhan terhadap strategi-strategi yang telah ditetapkan. Hal itu terbukti dengan terealisasinya berbagai program dan kegiatan yang berhubungan erat dengan strategi peningkatan kualitas pelayanan perijinan yang dilaksanakan di DPMPTSP Kota Medan.

Selama proses implementasi berlangsung, DPMPTSP Kota Medan juga mengalami masalah yang menyangkut disposisi. Data hasil wawancara dengan Staf Teknis Bidang Pelayanan Perijinan I menunjukkan bahwa kurang eratnya hubungan yang terjalin antara DPMPTSP Kota Medan dengan pejabat SKPD terkait yang membantu tim teknis sehingga menyebabkan pelayanan perijinan yang diselenggarakan DPMPTSP Kota Medan tidak setiap saat berjalan dengan optimal. Hal itu terjadi dikarenakan pejabat SKPD terkait yang bertugas dalam membantu tim teknis DPMPTSP Kota Medan memiliki tugas utama yang lebih diprioritaskan penyelesaiannya dibanding dengan tugasnya sebagai tenaga pembantu bagi tim teknis di DPMPTSP Kota Medan. Kenyataan tersebut

menunjukkan bahwa masih kurangnya komitmen yang terjalin antara DPMPTSP Kota Medan dengan pejabat SKPD terkait untuk meningkatkan pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan.

Dalam menyelenggarakan pelayanan perijinan, DPMPTSP Kota Medan memang tidak bisa benar-benar melepaskan hubungan dengan SKPD terkait dikarenakan pengurusan tiap-tiap perijinan yang ditangani oleh DPMPTSP Kota Medan harus diketahui secara jelas dan disetujui oleh SKPD terkait. Disamping itu, selama proses penerbitan ijin ada tugas-tugas yang menjadi kewenangan dari SKPD terkait sehingga tugas tersebut wajib didelegasikan kepada SKPD yang bersangkutan.

Salah satu hal yang menjadi strategi yang telah diimplementasikan oleh DPMPTSP Kota Medan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan kuantitas sosialisasi kepada seluruh SKPD terkait mengenai segala bentuk kegiatan terkait pelayanan perijinan yang diselenggarakan oleh DPMPTSP Kota Medan. Kegiatan sosialisasi tersebut mempunyai tujuan untuk lebih mempererat hubungan kerjasama antara DPMPTSP Kota Medan dengan seluruh SKPD terkait yang akan berdampak pada tumbuhnya komitmen bersama untuk meningkatkan pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian juga menunjukkan bahwa setiap pegawai DPMPTSP Kota Medan selalu berupaya untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara maksimal. Hal itu dapat dilihat dari kepatuhan seluruh pegawai DPMPTSP Kota Medan untuk menjalankan kegiatan pelayanan perijinan dengan berpedoman pada prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku. Setiap pegawai di DPMPTSP Kota Medan juga saling

bekerja sama dan memiliki komitmen bersama dalam mengimplementasikan strategi yang sudah ditetapkan demi meningkatkan kualitas pelayanan perijinan bagi masyarakat Kota Medan. Hal ini menunjukkan aparatur DPMPTSP Kota Medan masih memiliki kejujuran baik dalam menjalankan tugas-tugas pokoknya maupun saat berperan sebagai implementor dari strategi-strategi yang ditetapkan DPMPTSP Kota Medan guna meningkatkan kualitas pelayanan perijinan bagi masyarakat kota Medan dalam menjalankan program-programnya.

Dokumen terkait