• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Daya dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

2. Sumber Daya dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan

v 3) Informasi v v v 4) Kewenangan v v 5) Sumber daya peralatan v v d.Disposisi Kemauan, keinginan, kecenderungan pelaksana kebijakan v v e.Struktur Birokrasi 1) Struktur organisasi v 2) SOP v v 3) Tupoksi v 2. Faktor pendukung dan penghambat Faktor pendukung dang penghambat implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan 1) Tujuan v 2) Warga belajar v 3) Tutor v 4) Kurikulum v v 5) Sarana dan prasarana v E. Instrumen Penelitian

Nilai kepercayaan dari suatu penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang diperoleh dari sumber data yang tepat dan instrumen yang berkualitas dalam pengungkapan data. M. Djunaidi Ghony dan Fauzan

44

Almanshur (2012:163) mengungkapkan bahwa pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri (human instrument) untuk mengumpulkan data dengan berinteraksi secara simbolik dengan informan/subyek yang diteliti. Peneliti menjadi instrumen utama dan instrumen kunci dalam melakukan pencarian data dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data. Instrumen pendukung lain yang di gunakan dalam panduan observasi, panduan wawancara, panduan dokumentasi, alat tulis, alat perekam suara, dan kamera.

F. Teknik Analisa Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif dilakukan oleh peneliti sejak awal terjun ke lokasi penelitian sampai dengan akhir penelitian dengan melalui pengaturan data secara logis dan sistematis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data model Miles dan Hubbermen, di mana dalam kegiatan analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas sehingga diperoleh data yang jenuh. Analisis data kualitatif menurut model ini melalui tiga alur kegiatan yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Djunaidi ghony dan Fauzan Almanshur, 2012: 89).

45

Gambar 3. Teknik Analisis Data Model Miles dan Hubbermen

1. Reduksi data

Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian kualitatif berlangsung. Reduksi data merupakan proses pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data (data kasar) yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo.

2. Penyajian data

Penyajian data diarahkan agar data yang telah direduksi dapat terorganisir dan tersusun dalam pola hubungan sehingga mudah untuk dipahami terutama untuk penarikan kesimpulan. Pada tahap ini, peneliti berusaha menyusun data relevan yang diperoleh dari lapangan menjadi informasi yang memiliki makna dan dapat disimpulkan. Penyajian data dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain bagan, diagram, grafik, matrik, dan bentuk-bentuk lainnya yang memiliki makna.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Kesimpulan/

Verifikasi Penyajian Data

46 3. Penarikan kesimpulan

Makna atau kesimpulan muncul dari data yang telah teruji kepercayaannya, kekuatannya, dan validitasnya. Pada proses penarikan kesimpulan, peneliti memberi pemaknaan kepada fenomena yang telah diteliti.

G. Keabsahan Data

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang dilaporan dengan data yang terjadi pada objek. Pada penelitian kualitatif, data dinyatakan valid ketika data yang dilaporkan oleh peneliti sesuai atau tidak berbeda dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada obyek penelitian. Sugiyono (2013:368) menjelaskan uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.

Dari cara pengujian keabsahan data yang telah disebutkan, peneliti menggunakan uji kredibilitas data dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sumber lain. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan trianggulasi teknik. Triangulasi sumber merupakan kegiatan membandingkan dan data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini, triangulasi sumber dilakukan dengan mengecek

47

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yaitu: Kepala Seksi Pendidikan Non Formal, staf pendidikan Non Formal, Ketua PKBM, tutor, dan warga belajar. Trianggulasi selanjutnya yang digunakan oleh peneliti adalah teknik triangulasi teknik, di mana dalam penelitian ini peneliti menguji kredibilitas data hasil penelitian dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Letak geografis Kabupaten Pacitan berada di Barat Daya Provinsi Jawa Timur yang terletak di antara 110º 55′-111º 25′ Bujur

Timur dan 7º 55′- 8º 17′ Lintang Selatan. Kabupaten Pacitan memiliki luas wilayah 1.389,8716 Km² atau 138.987,16 Ha yang terbagi menjadi 12 Kecamatan, 5 Kelurahan dan 166 Desa.

Secara administrasi, perbatasan wilayah Kabupaten Pacitan adalah sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, dan sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pacitan merupakan pegunungan kapur dan terkenal dengan pariwisata goa dan pantai, sehingga dijuluki sebagai kota 1001 goa.

b. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan

Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan merupakan lembaga pemerintah daerah yang bertugas membantu Bupati untuk menyelenggarakan urusan pendidikan di Kabupaten Pacitan

49

berdasarkan tugas pokok dan fungsinya dalam Peraturan Bupati Pacitan Nomor 54 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Struktur Organisasi, serta Tata Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan. Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan berada di Jalan Dewi Sartika Nomor 17.

1) Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan

Keberadaan suatu visi menjadi dasar di dalam suatu organisasi atau lembaga. Visi menggambarkan apa yang akan diwujudkan di dalam lembaga tersebut. Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan sebagai lembaga yang bertanggungjawab melaksanakan urusan pendidikan di Kabupaten Pacitan memiliki visi: Terwujudnya Masyarakat Pacitan yang Cerdas, Berakhlak, Kompetitif, dan Berbudaya.

Keberadaan visi juga tidak terlepas dari misi. Misi menjadi sebuah komitmen organisasi atau lembaga untuk mencapai visi tersebut. Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan adalah:

a) Memperluas ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan.

b) Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan.

c) Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan.

50

Berdasarkan visi dan misi tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan berupaya menyelenggarakan pendidikan berkualitas bagi semua warga Pacitan. Pendidikan kesetaraan menjadi salah satu kebijakan pendidikan yang diselenggarakan untuk memberikan layanan pendidikan bagi Pacitan. Dinas Pendidikan berupaya menjangkau warga yang tidak memperoleh pendidikan formal.

2) Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan

Untuk mempermudah pelaksanaan tugas pendidikan, pemerintah daerah Kabupaten Pacitan menyusun susunan organisasi beserta dengan tugas dan fungsinya melalui Peraturan Bupati. Susunan organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2016 Pasal 5 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Struktur Organisasi, serta Tata Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan. Susunan organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan ini mengalami pembaharuan pada tahun 2017. Adapun struktur birokrasi yang dimaksud, yaitu sebagai berikut:

51

Gambar 4. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan KEPALA DINAS

BID. PEMBINAAN PAUD DAN PNF

SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKERTARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBAG KEUANGAN BID. PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR

BID. PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BID. KEBUDAYAAN

SEK. PEMBINAAN PAUD

EK. PEMBINAAN PNF

SEK. SARANA PRASARANA PAUD DAN

PNF

SEK. PEMBIAAN SD

SEK. SARPRAR DIKDAS SEK. PEMBINAAN SMP

UPT TK DAN SD

SEK. PTK PAUD DAN NON FORMAL

SEK.PEMBINAAN SMP

SEK. PENINGKATAN MUTU UPT

SEK. PEMBINAAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN SEK. PEMBINAAN SEJARAH

DAN TRADISI

SEK. PEMBINAAN SENI

UPT RUMAH PINTAR UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR

UPT SMP SUBBAG PROGRAM,

EVALUASI, DAN PELAPORAN

52

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan memiliki satu kepala dinas yang membawahi sekertaris, kelompok fungsional, 4 Bidang diantaranya yaitu: Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal; Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Bidang Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Bidang Kebudayaan, dan selanjutnya UPT Dinasyang terdiri dari UPT TK dan SD; UPT Rumah Pintar, UPT Sanggar Kegiatan Belajar, dan UPT SMP.

Setiap kelompok jabatan melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing dalam melaksanakan urusan pendidikan. Tugas dan fungsi masing-masing kelompok jabatan secara rinci dijelaskan di dalam Peraturan Bupati Kabupaten Pacitan Nomor 54 Tahun 2016. Pembagian kelompok jabatan ini merupakan revisi terbaru dari pemerintah Kabupaten Pacitan.

c. Kepegawaian Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan

Di dalam menjalankan tanggung jawab sebagai pelaksana urusan pendidikan di Kabupaten Pacitan, Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan memiliki pegawai sebanyak 80 orang yaitu: pegawai Seketariat 33 orang, Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal 12 orang, Bidang Pendidikan dan Tenaga Pendidikan 14 orang, Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar 13 orang, Bidang Pembinaan SMP 8 orang, dan Bidang Kebudayaan 8 orang.

53

Sedangkan jumlah keseluruhan kepegawaian yang mengabdi sebagai pegawai lembaga Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan sebanyak 753 orang yang bertugas di kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan maupun di Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan. Berikut data pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan berdasarkan tingkat pendidikan, yaitu:

Tabel 2. Daftar Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. SD/MI/ Kejar Paket A 23

2. SMP/MTs/ Kejar Paket B 36

3. SMA/SMK/MA/ Kejar Paket C 517

4. D 1 3 5. D 2 15 6. D 3 11 7. D 4/S 1 103 8. S 2 25 9. Informal 20

(Sumber: Dokumentasi Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan) Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan sebagian besar sudah memenuhi kualifikasi akademik sebagai pegawai Dinas Pendidikan, akan tetapi ada juga pegawai yang belum memenuhi kualifikasi tersebut.

d. Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan Pelaksanaan tugas Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan didukung oleh sarana dan prasarana yang dapat dikatakan lengkap.

54

Adapun data sarana dan prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Data Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Tanah 5 2 Mobil Roda 4 7 3 Sepeda Motor 165 4 Meja Kerja 175 5 Meja Komputer 2 8 Kursi Putar 20 9 Kursi Rapat 100 10 Bangku Tunggu 3

11 Kursi Tamu/Sice 6

12 Kipas Angin 10 13 AC 13 14 Filing Kabinet 34 15 Almari 19 16 Rak 27 17 Meja Podium 1 18 Papan Tulis 0 19 Berangkas 4 20 Kalkulator - 21 Mesin Ketik 12 22 Mesin Stencil 2 23 Faximile 2 24 Printer 11 25 Televisi 1 26 Dispencer 1 27 Kaca Berhias 1 28 Jam Dinding 2 29 Microphone 2 30 tape Recorder 1 31 Warles 2 32 Kontrol Salon 1 33 Pesawat Telephone 1 34 Power Supply 1 41 Kulintamg 1 42 Laptop 5 43 Komputer 24 44 Switch Hub 1 45 Note Book 4 46 Monitor Komputer 3 49 Scanner 2

53 Accu Kering UPS 1

55

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan dapat dikatakan lengkap. Sarana dan prasarana yang tersedia dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif. Sedangkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam memberikan pelayanan pendidikan kesetaraan, antara lain meliputi: 10 meja, kursi, 1 set kursi tamu, 5 rak, 6 almari, 4 berangkas, 6 komputer, 6 printer, 3 AC, 1 kipas angin. Sarana dan prasarana tersebut juga dilengkapi jaringan Wifi sangat membantu pegawai di dalam menjalankan tugasnya.

e. Data Kependidikan

Kabupaten Pacitan memiliki angka putus sekolah yang cukup tinggi karena berbagai permasalahan termasuk permasalahan pendidikan informal yang belum optimal dalam berperan memberikan kesempatan pendidikan kepada anak karena status ekonomi keluarga yang berada pada ekonomi taraf menengah ke bawah dan masih rendahnya kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya pendidikan, serta permasalahan pendidikan formal yang belum optimal memberikan kesempatan pendidikan.

Angka putus sekolah ini berdampak pada angka partisipasi pendidikan di Kabupaten Pacitan, dimana angka partisipasi pendidikan di Kabupaten Pacitan masih cukup rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan data sebagai berikut:

56

Tabel 4. Data Angka Partisipasi Pendidikan di Kabupaten Pacitan

Kelompok Usia Sekolah APK (Angka Partisipasi Kasar) APM

(Angka Partisipasi Murni)

APS (Angka Partisipasi Sekolah ) 2014/2015 2015/2016 2014/2015 2015/2016 2014/2015 2015/2016 SD (7-12 tahun) 99,09 97,84 96,51 92,70 95,76 99,36 SMP (13-15 tahun) 101,55 102,32 82,49 82, 81 82,49 82,81 SMA (16-18 tahun) 84,54 84,86 59,92 64, 86 59,91 64,85

(Sumber: BPS Kabupaten Pacitan)

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa angka partispasi pendidikan Kabupaten Pacitan tahun ajaran 2015/2016 mengalami peningkatan dibandingkan tahun ajaran sebelumnya. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa Kabupaten Pacitan memiliki kecenderungan menurunnya tingkat partisipasi pendidikan seiring dengan semakin meningkatnya tingkat jenjang pendidikan. Angka partisipasi pendidikan paling rendah adalah penduduk kelompok usia sekolah SMA (16-18 tahun) yang diikuti oleh penduduk kelompok usia sekolah SMP (13-15 tahun) dan penduduk kelompok usia sekolah SD (7-12 tahun).

Rendahnya angka partisipasi sekolah pada jenjang SMA mengindikasikan rendahnya akses dari penduduk usia sekolah untuk dapat menikmati pendidikan formal di sekolah. Hal inilah yang menyebabkan pendidikan kesetaraan program paket C di Kabupaten Pacitan dilaksanakan lebih maksimal dan memiliki jumlah warga belajar lebih banyak daripada program paket A dan program paket B. Adapun data jumlah warga belajar program Paket A, program Paket B, dan program

57

Paket C di Kabupaten Pacitan periode 2012/2013 sampai dengan 2016/2017, yaitu:

Tabel 5. Data Jumlah warga Belajar Kabupaten Pacitan

No. Tahun Ajaran Program Jumlah

1. 2012/2013 a Paket A 56 b Paket B 588 c Paket C 719 2. 2013/2014 a Paket A - b Paket B 482 c Paket C 717 3. 2014/2015 a Paket A - b Paket B 397 c Paket C 942 4. 2015/2016 a Paket A - b Paket B 351 c Paket C 690 5. 2016/2017 a Paket A 23 b Paket B 493 c Paket C 1.227

(Sumber: Dokumentasi Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan)

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa jumlah warga belajar adalah tahun ajaran 2012/2013 Paket A 56 orang, Paket B 588 orang, Paket C 719 orang. Tahun ajaran 2013/2014 Paket A tidak ada yang mengikuti, Paket B 482 orang, Paket C 717 orang. Tahun ajaran 2014/2015 Paket A tidak ada yang mengikuti, Paket B 397 orang, Paket C 942 orang. Tahun ajaran 2015/2016 Paket A tidak ada yang mengikuti, Paket B 351 orang, Paket C 690 orang. Dan, tahun ajaran 2016/2017 Paket A 23 orang, Paket B 493 orang, Paket C 1.227 orang.

2. Data Hasil Penelitian

Aspek kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan melaksanakan kebijakan pendidikan

58

kesetaraan dan faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pedidikan Kabupaten Pacitan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:

Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan melalui tiga tahap penting, yaitu: Tahap satu, Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan melakukan perencanaan program yang berkaitan dengan implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan. Perencanaan program dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan dilakukan setiap awal tahun ajaran untuk menentukan program apa yang akan dijalankan berkaitan dengan penjabaran kebijakan pendidikan kesetaraan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ibu W selaku Kepala Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal;

“Agenda untuk merancang program itu kita laksanakan setiap awal ajaran baru mbak, kita merancang kerja tahunan yang akan

dlakukan satu tahun ajaran kedepan”. (WAW/W/Selasa, 14 Februari 2017)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak A selaku Kepala Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal;

“Setiap awal tahun kita ada perencanaan program-program atau mengagenda program yang akan dilaksanakan untuk pendidikan kesetaraan, ya ada pelatihan dan workshop untuk tutor, sosialisasi, dan ada berbagai agenda rapat”. (WAW/A/Selasa, 02 Januari 2017) Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksana kebijakan melakukan perencanaan program-program yang akan dilaksanakan untuk pendidikan kesetaraan, baik paket A, paket B, maupun

59

paket C yang merupakan penjabaran dari informasi kebijakan pendidikan kesetaraan dari pusat. Hal tersebut di perkuat dengan TUPOKSI dari Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal, yaitu: menyusun rencana program kerja tahunan Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal. Berdasarkan data observasi, dalam tahap penyusunan program juga pelaksana kebijakan juga melalukan penyusunan jadwal pelaksanaan berupa kalender pendidikan Hal tersebut sesuai juga dengan yang disampaikan oleh Bapak A selaku Kepala Pembinaan Pendidikan Non Formal;

“Ya, kami membuat kalender pendidikan yang biasanya kita

sebarkan ke seluruh personalia dan lembaga penyelenggara sebagai

acuan pelaksanaan program”. (WAW/A/Selasa, 02 Januari 2017)) Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan memiliki kalender pendidikan yang disusun pada awal tahun pelajaran yang disebarkan kepada seluruh staf dan lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan diseluruh Kabupaten Pacitan.

Tahap dua, Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan melaksanakan program yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan program. Pelaksanaan kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan memperhatikan prosedur dan keberadaan personalia serta dana yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Ibu W selaku Kepala Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal;

“Ya setiap melaksanakan harus secara pasti memperhatikan

pelaksana seperti kemampuan, juga dana yang ada mencukupi atau tidak, kalau prosedur juga pasti diperhatikan sebagai acuan kerja”.

60

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak A selaku Kepala Pembinaan Pendidikan Non Formal;

“Personalia, dana itu pasti diperhatikan mbak, begitu juga dengan

prosedur kita selalu mengacu dengan prosedur yang ada khususnya

yang dari pusat”. (WAW/A/Selasa, 02 Januari 2017)

Berdasarkan data hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengimplementasikan kebijakan pendidikan kesetaraan, pelaksana kebijakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan sangat memperhatikan kemampuan staf pelaksana, dana yang tersedia, dan prosedur-prosedur yang menjadi acuan pelaksanaan kebijakan pendidikan kesetaraan. Berdasarkan data observasi dan dokumentasi, pelaksana kebijakan melaksanakan kebijakan pendidikan kesetaraan mengacu pada TUPOKSI dan melibatkan seluruh staf pelaksana untuk saling bekerjasama untuk melaksanakan tugas melaksanakan kebijakan pendidikan kesetaraan yang ditetapkan.

Tahap tiga, Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan evaluasi terhadap program yang dilaksanakan. Di dalam tahap implementasi pelaksana kebijakan akan melaksanakan evaluasi pelaksanaan kebijakan pendidikan kesetaraan. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Ibu W selaku Kepala Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal;

“Kita ada monitoring dan juga evaluasi program, biasanya setiap

akan melaksanakan ujian dan selesai ujian”. (WAW/W/Selasa, 14 Februari 2017)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak A selaku Kepala Pembinaan Pendidikan Non Formal;

61

“Monitoring dan evaluasi itu kita lakukan sebagai bagian dari

pengawasan, dari Dinas ada, dari penilik juga ada”.

(WAW/A/Selasa, 02 Januari 2017)

Berdasarkan data hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksana kebijakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan melakukan evaluasi pelaksanaan kebijakan sebagai bagian dari pengawasan kegiatan implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan.

Selain menggunakan teori yang diungkapkan oleh Tachjan untuk menganalisa tahapan implementasi kebijakan, penelitian ini juga menggunakan teori George C. Edward III untuk menggambarkan proses implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan. Menurut George C. Edward III implementasi suatu kebijakan dipengaruhi oleh faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi.

a. Komunikasi dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Kesetaraan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan

Komunikasi diperlukan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan sebagai upaya untuk penyampaian informasi terkait kebijakan pendidikan kesetaraan kepada pelaksana kebijakan di bawah Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, sasaran kebijakan, dan pihak-pihak yeng terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Efektif atau tidaknya komunikasi yang terjadi dalam proses implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan dapat diukur dari tiga dimensi

62

komunikasi yaitu dimensi konsistensi, dimensi transformasi, dan dimensi kejelasan.

1) Konsistensi

Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan secara konsisten menyampaikan informasi tentang kebijakan dari pemerintah pusat kepada pihak-pihak yang terlibat di dalam penyelenggaraan sesuai dengan informasi yang diberikan oleh pemerintah pusat tanpa ada perubahan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu W selaku Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal;

“Informasi yang kami berikan konsisten, semua sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemerintah pusat. Meskipun beberapa membutuhkan waktu untuk

penyesuaian.” (WAW/W/Selasa, 14 Februari 2017)

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak A selaku Kepala Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal;

“Saya rasa konsisten ya mbak. Pokoknya kita mengacu pada aturan yang diberikan oleh pusat, kita hanya melaksanakan tingkat bawah. Jadi kita tidak boleh lepas dari rill yang

diberikan oleh pusat.” (WAW/A/Selasa, 02 Januari 2017) Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa informasi yang disampaikan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan konsisten dari awal hingga akhir berdasarkan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah pusat, khususnya dalam hal pendidikan kesetaraan.

63 2) Transformasi

Informasi terkait implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan yang diperoleh Dinas Pendidikan akan disampaikan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan di wilayah Pacitan, seperti: penilik, penyelenggara pendidikan kesetaraan, dan tutor. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu W selaku Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal:

“Semua informasi yang kami dapat kemudian akan kami

sampaikan kepada penilik, penyelenggara, dan tutor yang kemudian akan diteruskan lagi ke sasaran.”

(WAW/W/Selasa, 14 Februari 2017)

Hal yang sama disampaikan oleh Bapak A selaku Kepala Seksi Pembinaan Pendidikan Non Formal;

“Disampaikan kepada pihak-pihak yang terlibat termasuk di antaranya kepala desa, kepala UPT, kepala-kepala desa, para penilik, sekolah. Dan nantinya lembaga

akan mensosialisasikan ke sasaran.” (WAW/A/Selasa, 02 Januari 2017)

Dari data hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi terkait kebijakan pendidikan kesetaraan disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat di dalam penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. Pihak tersebut adalah penilik, lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan, sasaran pendidikan kesetaraan, dan pihak-pihak lain yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung di dalam implementasi kebijakan pendidikan kesetaraan.

64

Lembaga penyelenggara yang dimaksud merupakan lembaga yang menyediakan layanan pendidikan kesetaraan, baik program Paket A, program Paket B, maupun program Paket C yang tersebar masing-masing kecamatan di Kabupaten Pacitan. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan terdapat 30 lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan yang terdiri dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebanyak 21 lembaga, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) sebanyak 1 lembaga, dan Pondok Pesantren (PONPES) sebanyak 8 lembaga. Akan tetapi jumlah lembaga penyelenggara ini bisa saja mengalami perubahan setiap tahunnya tergantung memungkinkan atau tidaknya satuan penyelenggara pendidikan kesetaraan dilaksanakan. Untuk

Dokumen terkait