BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
V.1 Implementasi Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Dalam
V.1.1 Implementasi Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan
V.1.1.2 Sumber Daya
Sumber daya merupakan salah satu aspek penting dalam pengimplementasian sebuah kebijakan . Ketersediaan sumber daya sangat mempengaruhi hasil yang ingin dicapai dari sebuah kebijakan. Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya menunjukkan setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia, fasilitas, dan finansial. Ketersediaan sumber daya mempengaruhi efektifitas implementasi suatu program kebijakan tertutama dalam Proses implementasi Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan.
A. Sumber daya manusia
Dalam suatu proses kebijakan yang sedang bejalan, hendaknya perlu dilihat juga bagaimana kemampuan dari implementor kebijakan. Sumber daya manusia adalah kecukupan baik kualitas maupun kuantitas implementor yang dapat melingkupi seluruh kelompok sasaran Kemampuan implementor ini dapat dilihat dari jenjang pendidikan, pemahaman terhadap tujuan dan sasaran serta kemampuan menyampaikan program dan mengarahkan.
Menurut kepala bagian PKBL bapak Alimusri SE, Ak. MM. menyatakan
“Para pegawai disini saya rasa sudah paham mengenai tugas mereka sebagai implementor PKBL, mereka memahami PKBL dengan cukup baik, kemapuan mereka dalam pekerjaan ini juga baik. Karena mereka disini tidak bisa bekerja sendiri, di bidang PKBLini semua karyawan dituntut agar bisa bekerjasama layaknya tim. Karena mereka orang lapangan jadi harus bisa menjadi tim yang solid agar PKBL ini terlaksana. Hal ini juga didukung dari latar belakang mereka yang hampr semua merupakan sarjana, hal ini seharusnya menjadikan mereka tau bagaimana caranya berorganisasi dan bekerja layaknya suatu tim. “
Hal tersebut diperkuat oleh salah satu mitrabinaan yang bernama pak rasman
Saya tau ada program kemitraan ini dari saudara saya terus saya mau ikutan juga meminjam dana untuk mengembangkan usaha saya. Lalu saya datang kesana dan menanyakkan apa saja yang harus saya lakukan untuk bisa meminjam dana lau mereka memberikan informasi dan mengarahkan saya dengan baik sehingga mudah dipahami dan dipenuhi apa saja syarat menjadi mitra binaan, laui saya penuhi dan saya ajukan proposal beserta keperluan lainnya terus
mereka meninjau dan melakukan sleksi dan selang beberapa waktu akhirnya saya diberikan bantuan dana.”
Kemampuan pegawai dalam melaksanakan PKBL ini sangatlah penting dimana pemahaman pegawai akan kebijakan yang ada dan bagaimana cara untuk merelaisasikannya merupakan hal penting yang harus dimiliki setiapa para agen pelaksanana kebijakan namun tidak hanya kualitas yang diperlukan tetapi juga kuantitas. Jumlah pegawai yang tersedia dalam melaksanakan program ini juga cukup penting.walaupun terkadang Kuantitas staf yang ada tidak menjamin sebuah kebijakan diimplementasikan dengan baik, namum kurangnya jumlah staf dapat menyebabkan penggandaan wewenang atau tugas sehingga pelayanan yang dilaksanakan tidak berhasil maksimal. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan selama penelitian, penulis masih mendapati kurangnya jumlah sumber daya manusia dalam pelaksanaan PKBL berikut pernyataan Pak Hendy.
“PTPN IV ini kan melaksanakan PKBL di 6 wilayah sesuai dengan wilayah unit usahanya. Dulunya ada 6 orang karyawan pimpinan yang memonitor setiap wilayah tersebut, namun dengan adanya perubaha-perubahan yang terjadi termasuk perubahan sistem penempatan personil maka sekarang cuma ada 3 kepala urusan. lalu bagaimana PKBL ini bisa dicover hanya dengan 3 orang kaur dengan jumlah wilayah yang sama? Nah, hal ini kan jadi memberi tanggung jawab besar bagi kami yang Cuma 3 orang namun harus tetap memonitor wilayah yang sama, untungnya ada karyawan-karyawan pelaksana yang siap membantu untuk turun ke lapangan agar bisa memonitor wilayah-wilayah tersebut.”
Dengan adanya perubahan sistem penempatan personil maka otomotasi pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan semakin besar namun untuk jumlah karyawan pelaksana pun masih belum cukup untuk mengcover daerah-daerah tersebut.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Afni
“Disini Cuma ada 17 karyawan yang membatu 3 kaur itu tapi kadangkan kami harus dinas keluar kota, mengikuti rapat, dsb. jadi saya rasa kurang lah jumlah pegawai yang ada, karena kan wilayah nya banyak yang harus dimonitor dengan jangka waktu yang tidak tentu kadang, terus harus ada juga yang tetap dikantor. Karena kami ini orang lapangan jadi jumlah personil kurang untuk dapat memantau wilayah yang luas.
Berdasarkan data yang didapat penulis dari lokasi penelitan maka sumber daya manusia yang tersedia di bagian PKBL PTPN IV Medan ada sebagai berikut:
Tabel V.1 Daftar Pegawai bagian PKBL 2016
No Nama Jabatan
1 Ali Musri SE,Ak.MM Kepala bagian PKBL
2 Hendy sujatmiko SE kepala urusan administrasi keuangan dan bina lingkungan;
3 H. Dahlan R. situmorang SE kepala urusan program kemitraan
4 Afni ria safitri SE kepala urusan CSR dan Administrasi keuangan 5 Herlina parinduri Karyawan pelaksana
6 Nadra raifana Karyawan pelaksana
8 Fiqi rinaldi abdulah Karyawan pelaksana
9 Jumadi Karyawan pelaksana
10 Miswar hakim Karyawan pelaksana
11 Sahrial dalimunthe Karyawan pelaksana
12 Effendi Karyawan pelaksana
13 chairul hasbi Karyawan pelaksana
14 Abdul hakim Karyawan pelaksana
15 Sumitro Karyawan pelaksana
16 Ahmad suhaimi Karyawan pelaksana
17 Dharma saputra Karyawan pelaksana
Berdasarkan tabel diatas maka diketahui bahwasanya jumlah pegawai yang bekerja di bagian PKBL berjumlah 17 orang, yang terdiri dari 1 kepala bidang, 3 kepala urusan, dan 13 orang lainnya merupakan karyawan pelaksana. Berdasarkan jumlah tersebut ternyata dinilai kurang memumpuni dikarenakan mereka tidak dapat bekerja individu melainkan bekerja secara Tim untuk implementasi PKBL yang dilakukan meliputi wilayah yang cukup luas, baik dalam maupun luar kota serta daerah-daerah sekitar unit usaha, maka dibutuhkan orang lapangan yang lebih, untuk dapat mencakup wilayah-wilayah tersebut dan melakukan pemantauan serta pengawasan dalam pengimplementasian PKBL.kekurangan anggota tim merupakan salah satu kendala yang dihadapi bagian PKBL PTPN IV. Walaupun demikian dengan jumlah pegawai yang tersedia mereka tetap memaksimalkan kinerja timnya. Agar implementasi PKB dapat terlaksanan secara efektif dan efisien.
Meskipun demikian, perlu juga diketahui bahwa jumlah manusia (staf) tidak selalu mempunyai efek positif bagi implementasi kebijakan. Hal ini berarti bahwa jumlah pegawai atau staf yang banyak tidak secara otomatis mendorong implementasi yang berhasil. Ini juga dipengaruhi oleh kualitas pegawai ataupun staf, namun di sisi lain kurangnya staf juga akan menimbulkan persoalan menyangkut implementasi kebijakan yang efektif. Artinya kebutuhan akan sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu kebijakan harus terpenuhi kualitas dan kuantitasnya. Dilihat dari segi kualitasnya, para pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan PKBL pada PTPN IV Medan memiliki kualitas yang baik. Kualitas pelayanan yang diberikan juga baik hal ditinjau dari keramah-tamahan,dan kepedulian terhadap penerima bantuan,. Kualitas yang baik itu juga dapat ditemui pada keahlian para pegawai PKBL PTPN IV Medan dalam mengerjakan tugas dan pekerjaannya masing-masing, begitu pun juga dengan wewenang yang mereka jalankan dan miliki. Namun jika dilihat dari segi jumlahnya Sumber Daya Manusia ataupun pegawai-pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan PKBL kurang memadai mengingat unit usaha yang dimiliki tersebar dengan cakupan wilayah yang luas.
B. Sumber daya finansial
Sumber daya finansial adalah kecukupan modal investasi atas sebuah program atau kebijakan. Dengan adanya sumber daya finansial juga akan mendukung segala fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya kebijakan atau program. PKBL merupakan program khusus yang dibuat untuk memberikan bantuan baik kredit pinjaman atapun secara sukarela terhadap lingkungan sekitar. Maka ada dan khusus yang memang disediakan untuk merealiasasikan program
ini sesuai dengan yang diatur dalam permen PER/09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan menyatakan bahwa sumber dana dari PKBL ini adalah penyisihan laba setelah pajak BUMN Pembina maksimum sebesar 4%(empat persen) dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya.
Dana yang tersedia (netto) tahun 2015 sebesar Rp. 12.433.628.268,- atau 169, 40% diatas anggaran disebabkan dana sebesar Rp. 7523.635.915,- tidak dianggarkan, tapi pada bulan Juili terbit peraturan menteri baru yaitu PER/09/MBU/07/2015 pengganti PER-07/MBU/05/2015, dilanjutkan Surat Keputusan Pemegang Saham PT Perkebunan Nusantara IV Nomor : SK-03/D1.MBU/09/2015 dan Nomor: KPJAK/Hold/SK/406/2015 tanggal 28 september 2015. dengan perihal: perubahan persetujuan pemegang saham atas laporan tahunan tahun buku 2014 PTPN IV yang menyatakan bagian PKBL PTPN IV mendapat pembagian laba tahun 2014 masing-masing sebesari 1% atau sebesar Rp. 7.523.635.915.
Sumber : laporan tahunan kinerja PKBL PTPN IV Medan Tahun Buku 2015 a. Penjelasan sumber dan penggunaan dana Program kemitraan tahun 2015 Penyaluran dana pinjaman kepada mitra binaan tahun 2015 sebesar Rp. 4.975.000.000,- yang diserap oleh sebanyak 132 mitra binaan dan akumulasi penyaluran sampai dengan tahun 2015 adalah sebesar Rp. 129.753.530.024.024,- . Sampai dengan tahun 2015 jumlah mitra binaan PTPN IV Medan adalah sebesar 7.202 mitra binaan.
Tabel V.2 Penyebaran Dana Kemitraan Tahun 2015 Berdasarkan Kabupaten/Kota No Wilayah area Unit Jumlah (Rp)
1 Asahan 3 110.000.000 2 Batubara 6 230. 000.000 3 Labuhan batu 4 125. 000.000 4 Langkat 7 260. 000.000 5 Madina 6 305. 000.000 6 Medan 25 1.095. 000.000 7 Padang lawas 2 65. 000.000 8 Serdang bedagai 16 525. 000.000 9 Simalungun 40 1.380. 000.000
10 Diluar wilayah kerja 23 880. 000.000
Total 132 4.975. 000.000
Sumber : Laporan Tahunan Kinerja PKBL 2015
Berdasarkan tabel diatas dana program kemitran disebarkan ke 9 kabupaten/kota yang termasuk dalam wilayah kerja serta sisanya diberikan ke daerah-daerah diluar wilayah kerja. Sesuai dengan tujuan dari PKBL yaitu meberdayakan masyarakat sekitar usaha, maka dapat terlihat prioritas penyebaran diberikan ke daerah sekitar unit usaha. Penyebaran dilakukan secara acak, dalam artian penyebaran dana disesuiakan dengan keadaan masyarakat sekitar, serta diberikan kepada unit usaha yang mengajukan permintaan ke kantor pusat.dengan permohonan paling banyak berasal dari kota medan. jumlah kesluruhan mitra binaan yang dapat diberikan bantuan pinjaman sebesar 132 mitra binaan. Penggunaan dana untuk program kemitraan belum dimaksimalkan karena jumlah dana yang tersedia sebesar 7 milyar rupiah namun tidak terealisasi semua. Sisa
dana yang ada akan diakumulasikan dan digunakan di awal tahun berikutnya sebelum ada pencairan dana PKBL.
Tabel V.3 Penyaluran dana program kemitraan per sektor tahun 2015 No Sektor usaha Unit Jumlah (Rp).
1 Industri 10 360.000.000 2 Perdagangan 66 2.580.000.000 3 Pertanian 6 205.000.000 4 Peternakan 9 315.000.000 5 Perkebunan 13 485.000.000 6 Perikanan 5 170.000.000 7 Jasa 23 860.000.000 Total 132 4.975.000.000
Sumber : Laporan Tahunan Kinerja PKBL 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa penyaluran dan program kemitraan tersebar secara acak ke 7 sektor usaha yang dijalankan dengan jumlah yang tidak sama. Pada tahun 2015 jumlah permohonan bantuan pinjaman dana mitra binaan lebih dominan untuk melakukan usaha perdagangan dengan jumlah unit usaha yang sangat signifikan dibanding dengan lainnya. Sektor perdagangan menjadi favorit para pealku usaha. Hal tersebut menunjukkan bahwa para pelaku usaha kecil sudah mulai terbuka wawasan untuk berwirausaha untuk mencapai hidup secara mandiri dengan membuka usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber-sumber keuangan atau pendapatan sehingga dapat memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat.
b. Penjelasan sumber dan penggunaan dana Program Bina Lingkungan tahun 2015
Akumulasi penyaluran dana bina lingkungan sampai dengan 2015 sebesar Rp. 103.658.694.835. alokasi dana dari laba perusahaan sebesar Rp. 7.523.635.915 yang telah disediakan untuk tahun buku 2015 Namun bantuan dana Bina L ingkungan PTPN IV yang dialokasikan selama tahun 2015 hanya sebesar Rp. 5.053.972.287,- merupakan bantuan untuk: korban bencana alam,pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum, sara ibadah dan pelelestarian alam, bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan serta bantuan pendidikan, pelatihan pemagangan, pemasaran, promosi, dan bentuk bantuan lain yang terkat dengan upaya kapasitas mitra binaan program kemitraan..
Sumber : Laporan Tahunan Kinerja PKBL PTPN IV Medan Tahun Buku 2015
Tabel V.4 Penyaluran dana program bina lingkungan tahun 2015 berdasarkan bentuk bantuan yang diberikan sesuai dengan 8 hapsanah yang tertera di permen.
No Keterangan Jumlah
1 Korban bencana alam -
2 Pendidikan dan pelatihan 308.040.000
3 peningkatan kesehatan 401.443.000
4 Pengembangan sarana dan prasarana umum 2.592.489.306
6 Pelestarian alam 160.350.000 7 Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka
pengentasan kemiskinan
541.810.000
8 Bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan bentuk lain yang terkat dengan upaya peningkatan kapasitas mitra binaan PK
24.458.000
Total 5.053.972.287
Sumber : Laporan Tahunan Kinerja PKBL 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dana program bina lingkungan disalurkan ke dalam bentuk bantuan-bantuan kepada 8 aspek sesuai dengan ketentuan permen PER-09/MBU/07/2015 tentang program kemitraan dan bina lingkungan dengan jumlah yang cukup banyak sebesar Rp. 5.053.972.287 namun penggunaan dana tersebut tidak dimaksimalkan mengingat dana yang diberikan perusahaan sebesar 7 milyar rupiah. Tetapi dana yang tidak terpakai tersebut akan diakumulasikan dengan laba perusahaan yang diberikan pada tahun 2016. Sehingga sebelum ada pencairan dana PKBL oleh perusahaan maka bagian PKBL masih tetap bisa menyalurkan dana bantuan dengan menggunakan sisa dan pada tahun sbelumnya.
Tabel V.5 Penyaluran dan penyebaran dana program bina lingkungan tahun 2015 berdasarkan wilayah
No Keterangan Jumlah
Di dalam wilayah kerja
1 Asahan 22.750.000 2 Batu bara 334.988.000 3 Labuhan batu 25.000.000 4 Langkat 29.610.000 5 Madina 1.071.974.203 6 Medan 1.381.203.107 7 Serdang bedagai 292.934.000 8 Simalungun 836.835.000
Di luar wilayah kerja
9 Aceh 75.568.040
10 Dairi 22.000.000
11 Deli serdang 721.846.143
12 Karo 40.000.000
13 Padang lawas utara 20.000.000
14 Pematang siantar 133.586.749
15 Tebing tinggi 18.650.000
Total 5.053.972.287
Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa BUMN Pembina menyalurkan dana bantuan program bina lingkungan tidak hanya dalam wilayah sekitar usaha namun juga diluar wilayah kerja. Karena sesuai dengan permen -09/MBU/07/2015 tentang program kemitraan dan bina lingkungan dalam pasal 6 menyatakan bahwa; BUMN Pembina dapat menyalurkan dana PKBL di seluruh wilayah republik Indonesia dan BUMN Pembina dalam menyalurkan dana PKBL mengutamakan wilayah sekitar BUMN, termasuk unit cabang/perwakilannya. Maka terlihat dari tabel berdasarkan jumlah pemberian bantuan di dalam wilayah kerja ataupun diluar wilayah kerja bahwa PTPN IV telah memprioritaskan daerah/wilayah kerja dalam meberikan bantuan. Berikut bebarap bantuan yang diberikan PTPN IV pada tahun 2015
Gambar V.1 saat penyaluran dana program bina lingkungan tahun 2015
Gambar diatas merupakan kegiatan yang dilakukan dalam penyaluran dana program bina lingkungan yang berada diluar wilayah kerja. Kegiatan tersebut merupakan pembangunan meunasah gampoeng alue bugeng yang terletak di kabupaten aceh timur. PTPN IV melakukan pemberdayaan kondisi sosial masyarakat dengan membantu pembangunan di daerah tersebut.
Gambar V.2 penyaluran dana program bina lingkingan di aera kerja tahun 2015
Gmbar diatas merupakan kegiatan penyaluran dan program bina lingkungan tahun 2015 yang berada di dalam wilayah kerja. Seperti kegiatan pasar murah yang dilakukan di bulan Ramadhan dalam rangka menuju hari raya. Bantuan ini dilakukan bertujuan untuk membantu masyarakat untuk dapat membeli kebutuhan dengan harga miring. Dan bantuan pembangunan gedung fakultas pertanian USU untuk kegiatan belajar-mengajar, mengingat kerjasama yang dilakukan antara PTPN IV dengan fakultas pertanian USU dalam pembangunan desa. Serta bantuan untuk pendopo belajar anak-anak pinggiran sungai deli dilakukan dalam rangka
PTPN IV peduli pendidikan dengan membangun rumah baca kopasude dan sanggar anugrah kampung badur di daerah tersebut.
Berdasarkan data sekunder diatas penulis dapat menyatakan bahwa sumber daya finansial telah tersedia dengan jumlah yang memadai maka diharapkan dengan keadaan finansial yang seperti itu maka kegiatan atau proses pengimplementasian PKBL dapat dilaksanakan dengan baik karena biasanya persoaalan yang lain yang sering muncul disebabkan oleh pembiayaan dari program-program kebijakan tersebut. sumber daya finansial telah di distribusikan dengan baik dapat dilihat dari terlaksananya penyaluran bantuan program kemitraan dan bina lingkungan
C. Fasilitas
Fasilitas fisik merupakan faktor yang penting dalam mengimplementasikan suatu kebijakan. Fasilitas dibutuhkan untuk menunjang kelancaran proses pelayanan agar dapat berjalan. Fasilitas yang utama adalah kantor sebagai pusat pelayanan dan tempat terjadinya arus komunikasi antara implementor dengan pemohon. Dari hasil pengamatan fasilitias yang tersedia di kantor cukup memadai sesuai dengan standar kantor pada umumnya . seperti memiliki gedung perkantoran yang permanen, ruang kantor setiap bidang atau satuan kerja sudah terpenuhi dengan dilengkapi meja, kursi, AC, Komputer. Berikut pernyataan pak fiqi selaku pegawai PKBL
“Fasilitas yang diberikan ke kami cukup memadai seperti komputer dan alat – alat kantor lainnya. Fasilitas itu memang kami butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan kami dengan lebih efektif dan efisien.”
Gambar V.3 keadaan kantor dan fasilitas yang diberikan ke pegawai berupa meja beserta komputer dan peralatan lainnya
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa setiap pegawai diberikan fasilitas fisik berupa meja, komputer, printer,dan alat kantor lainnya untuk menunjang pekerjaan mereka.
Namun dalam pelaksanaan PKBL ini tidak hanya fasilitas ruang kerja yang dibutuhkan namun fasiltas tambahan yang akan menunjang implementor dalam penyaluran dana PKBL. Kurangnya fasilitas berdampak negatif terhadap proses kerja implementor sehingga berujung pada implementasi yang kurang baik juga.. masalah fasilitas di bagian pkbl adalah kurangnya fasilitas kendaraan bagi pegawai yang bertugas melakukan tinjauan langsung ke lapangan. Karena dalam proses penyaluran dana ke 6 wilayah tersebut dibutuhkan kendaraan dinas yang akan digunakan untuk meninjau lokasi yang akan disalurkan dana pkbl. Hal tersebut diungkapkan oleh pak hendy
“Sarana memang kurang terutama transportasi. Tidak ada kendaraan dinas yang tersedia, jadi kalau ada keperluan, ya harus merental mobil dulu. Nanti biaya operasional nya diajukan ke bagian keuangan barulah dan bisa keluar untuk pembayaran rental itu namun terkadang pun dana harus didahulukan secara pribadi baru nanti dianggarkan karena prosesnya kan memakan waktu tapi kan kita sudah harus gerak untuk memonitor. Jadi ya pandai-pandai kita lah untuk menutupi dulu dana itu.”
Selain sumber daya manusia dan informasi yang telah dipaparkan sebelumnya, faktor yang tidak kalah pentingnya bagi implementasi kebijakan adalah tersedianya fasilitas. Seorang pelaksana/implementor sebuah kebijakan mungkin memahami apa yang harus dilakukan, tetapi tanpa fasilitas seperti bangunan sebagai kantor untuk melakukan koordinasi dan pelayanan, tanpa peralatan dan perlengkapan, maka besar kemungkinan implementasi kebijakan yang telah direncanakan tidak berhasil. Adapun fasilitas bagi pegawai PTPN IV cukup memadai . Hal tersebut dapat dilihat dari suasana gedung yang bersih, nyaman, dan sejuk. para pegawai juga dilengkapi dengan peralatan kantor yang mendukung aktivitas pekerjaan mereka seperti misalnya, alat tulis, , mesin cetak dan foto kopi, komputer untuk setiap pegawai, lemari. namun Untuk pegawai yang turun ke lapangan, pihak PTPN IV tidak memberikan alat transportasi seperti kendaraan dinas, maka dari itu jika ada kegiatan kunjungan ke lapangan maka harus menyewa kendaraan terlebih dahulu.Berdasarkan uraian di atas, ditemukan bahwa fasilitas untuk pegawai PKBL masih memiliki kekurangan yang bedampak bagi proses implementasi. Namum apabila ditinjau secara keseluruhan, fasilitas yang ada tergolong sudah baik.
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan maka penulis menyimpulkan bahwa variabel sumber daya belum terpenuhi dikarenakan Dengan keadaan finansial yang baik seharusnya persoalan ini dapat diatasi, namun demikian uang uang tidak selalu memberikan jawaban dari kebutuhan yang kurang hal ini dapat dilihat dari keterbatasan sumber daya manusia yang tersedia , dimana SDM merupakan ujung tombak dari pelaksanaan PKBL dirasa belum memadai jika dilihat berdasarkan jumlah pegawai yang tersedia dikarenakan banyaknya cakupan wilayah yang harus ditangani. Serta fasilitas yang kurang memadai juga dapat menghambat pelaksanaan PKBL.