• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN BAB VII. PENUTUP

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. Sejarah Singkat Kota Pematangsiantar

B. Kondisi Umum Kota Pematangsiantar 1. Kondisi Geografi dan Demografi

4. Sumber Daya manusia

Pembangunan sumber daya manusia mutlak dilaksanakan dalam mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan dalam kerangka perbaikan pada berbagai bidang.

Bagkumdang Page 44

Dengan masyarakat yang berkualitas diharapkan pembangunan yang dicapai dapat terlaksana dengan berkualitas juga.

Dalam mewujudkan hal tersebut dilakukan melalui pengendalian jumlah penduduk dan peningkatan kualitas sumber daya masyarakat. Pengendalian jumlah penduduk dilakukan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk dan penekanan laju urbanisasi, sedangkan peningkatan kualitas sumber daya manusia diwujudkan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat.

Jumlah penduduk Kota Pematangsiantar berdasarkan data BPS Kota Pematangsiantar pada Tahun 2010 sebanyak 234.698 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 114.561 jiwa dan perempuan sebanyak 120.137 jiwa dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar 95,36.

Dapat digambarkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar cenderung stabil, namun jumlah perempuan masih lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah laki-laki. Pada Tahun 2004 laju pertumbuhan sebesar 0,63 persen, pada Tahun 2003 sebesar 0,32 persen, pada Tahun 2002 sebesar 0,27 persen, dan pada Tahun 2001 sebesar 0,27 persen.

Bila dilihat dari pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

Index (HDI) Kota Pematangsiantar pada tahun

2007-2010 berada pada peringkat pertama dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Hal tersebut mengartikan bahwa kemungkinan kondisi

Bagkumdang Page 45

pendidikan, kualitas hidup dan kesehatan masyarakat Kota Pematangsiantar masih lebih baik bila dibandingkan dengan masyakat di kabupaten/kota lain yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Walaupun IPM Kota Pematangsiantar mengalami peningkatan dan berada pada peringkat pertama, namun jika dilihat dari indikator IPM Kota Pematangsiantar masih berada pada tingkat menengah secara nasional, artinya pembangunan manusia masih perlu ditingkatkan.

Tabel.6 : Indeks Pembangunan Manusia Kota Pematangsiantar. No Uraian Satuan 2006 2007 2008 2009 2010 1 IPM 75,9 76,19 76,41 76,58 77,15 2 Angka harapan hidup Tahun 71,5 71,58 71,64 71,69 72,16 3 Angka melek huruf % 99,40 99,46 99,50 99,54 99,65 4 Daya beli Rp 620.000 624.400 628.900 633.400 688.750 5 Lama rata-rata sekolah Tahun 10,80 10,89 11,03 11,16 11,28 Sumber : BPS, 2011 Dari berbagai...

Bagkumdang Page 46

Dari berbagai indikator yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia, indeks yang dicapai Kota pematangsiantar lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Sumatera Utara seperti angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup, dan daya beli masyarakat yang pada masa mendatang posisi tersebut diharapkan dapat dipertahankan. Penyebab utama tingginya angka kemiskinan selain disebabkan oleh dampak krisis moneter Tahun 1997 yang masih dirasakan masyarakat juga disebabkan oleh kenaikan harga komoditas kebutuhan pokok masyarakat seperti listrik dan BBM, serta disebabkan oleh rendahnya kompetensi sumber daya manusia. Kemiskinan ditimbulkan oleh banyaknya pengangguran baik terbuka dan tertutup serta rendahnya pendapatan perkapita masyarakat akibat dari lapangan kerja yang lebih banyak diisi oleh tenaga kerja yang berasal dari luar daerah. Tenaga kerja yang potensial belum mampu disediakan sesuai dengan kompetensi, kualitas, dan kebutuhan pasar. Hal ini merupakan tantangan bagi Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing dan kompetensi dalam mendukung pelaksanaan pembangunan terutama dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas.

Salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia adalah pendidikan, dimana sarana dan prasarana pendidikan yang terdiri dari gedung sekolah, ruang belajar, dan tenaga pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan lanjutan di Kota Pematangsiantar sudah relatif cukup untuk melaksanakan kegiatan proses belajar dan mengajar

Bagkumdang Page 47

bagi peserta didik yang berasal baik dari Kota Pematangsiantar maupun dari luar daerah.

Tabel.7 : Kondisi Pendidikan Kota Pematangsiantar.

No Indikator Satuan 2008 2009 2010 1 Angka Melek (%) 99,50 99,54 99,65 2 APM SD (%) 96,24 98,80 99,71 3 APM SLTP (%) 93,93 94,01 95,12 4 APM SLTA (%) 97,41 98,56 99,05 5 APK SD (%) 98,37 99,20 100,37 6 APK SLTP (%) 106,22 106,97 107,30 7 APK SLTA (%) 127,24 30,14 132,17

Tabel.8 : Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2007 s/d 2011

No

. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 1 Jumlah penduduk

usia diatas 15 tahun yang bisa membaca dan menulis 165.451 165.567 165.683 165.799 166.131 2 Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas 164.796 165.030 165.248 165.388 165.806 3 Angka melek huruf 99,60 99,68 99,74 99,75 99,80 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar Tahun 2012

Bagkumdang Page 48 Tabel.9 : Prediksi Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2012

s/d 2025 Kota Pematangsiantar

No. Uraian 2012 2015 2020 2025 1 Jumlah penduduk usia

diatas 15 tahun yang bisa

membaca dan menulis 167.310 173.467 183.008 196.825 2 Jumlah penduduk usia 15

tahun ke atas 167.035 173.392 183.008 196.825 3 Angka melek huruf 99,84 99,96 100,00 100,00

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar Tahun 2012

Tabel.10 : Angka Melek Huruf Tahun 2010 menurut kecamatan Kota Pematangsiantar

No. Kecamatan

Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun

yang bisa membaca dan menulis Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas Angka melek huruf 1 Siantar Marihat 12.297 12.332 99,72 2 Siantar Selatan 12.475 12.500 99,80 3 Siantar Barat 25.467 25.512 99,82 4 Siantar Utara 32.666 32.710 99,87 5 Siantar Timur 27.981 28.035 99,81 6 Siantar Martoba 25.761 25.838 99,70 7 Siantar Marimbun 9.993 10.053 99,40

Bagkumdang Page 49 8 Siantar Sitalasari 18.748 18.819 99,62

Jumlah 165.388 165.799 99,75

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar Tahun 2012

Tabel.11 : Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah Tahun 2007 s/d 2011 Kota Pematangsiantar

No. Pendidikan Jenjang 2007 2008 2009 2010 2011 1 SD/MI

1.1. Jumlah murid usia 7-12 thn 27.510 27.676 27.843 28.011 28.180 1.2. Jlh penduduk usia 7-12 tahun 30.876 31.031 31.187 31.343 31.501 1.3. APS SD/MI 131,67 131,80 131,93 132,07 132,20 2 SMP/MTs

2.1. Jumlah murid usia

13-15 thn 13.171 13.251 13.331 13.411 13.492 2.2. Jumlah penduduk kelompok usia

13-15 tahun 17.375 17.462 17.550 17.638 17.727 2.3. APS SMP/MTs 99,85 99,95 100,05 100,15 102,41

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Tahun 2012

Bagkumdang Page 50

Tabel.12 : Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2011 menurut Kecamatan No Kecamatan SD/MI SMP/MTs jumlah murid usia 7-12 thn jumlah pendudu k usia 7-12 th APS jlh murid usia 13-15 thn jumlah pendudu k usia 13-15 th APS 1 Siantar Marihat 2.192 2.485 97,3 0 644 1.586 41,8 0 2 Siantar Selatan 1.932 1.532 211,23 3.599 1.100 328,91 3 Siantar Barat 7.858 2.600 366,31 2.748 1.516 183,11 4 Siantar Utara 4.787 5.846 93,79 1.553 2.972 53,84 5 Siantar Timur 4.426 6.738 81,1 5 2.10 7 3.406 62,6 8 6 Siantar Martoba 3.836 5.903 73,64 1.263 3.398 37,90 7 Siantar Marimbun 439 3.816 13,63 166 2.051 8,63 8 Siantar Sitalasari 2.710 2.581 120,53 1.412 1.698 102,41 Jumlah 28.180 31.501 132, 20 13.4 92 17.727 102, 41

Bagkumdang Page 51

Tabel.13 : Jumlah Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2007 s/d 2011

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Tahun 2012

Tabel 14...

No. Pendidikan Jenjang 2007 2008 2009 2010 2011 1 SD/MI

1.1. Jumlah gedung sekolah 166 166 168 168 169 1.2. jumlah penduduk usia 7-12 tahun 30.876 31.031 31.187 31.343 31.501 1.3. Rasio 0,54 0,53 0,54 0,54 0,54

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung sekolah 47 47 49 49 50

2.2. jumlah penduduk kelompok usia

13-15 tahun 17.375 17.462 17.550 17.638 17.727 2.3. Rasio 0,27 0,27 0,28 0,28 0,28

Bagkumdang Page 52

Tabel.14 : Prediksi Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Tahun 2012 s/d 2025 Kota Pematangsiantar

No. Jenjang Pendidikan 2012 2015 2020 2025 1 SD/MI

1.1. Jumlah gedung sekolah 170 168 166 164 1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 31.501 31.879 32.262 32.649 1.3. Rasio 0,53 0,52 0,51 0,50

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah gedung sekolah 50 52 54 55 2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 17.727 18.082 18.443 18.812 2.3. Rasio 0,29 0,29 0,29 0,29

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Tahun 2011

Tabel.15 : Ketersediaan sekolah dan penduduk usia sekolah Tahun 2011 menurut Kecamatan Kota Pematangsiantar

Bagkumdang Page 53 No. Kecamatan SD/MI SMP/MTs Jumlah gedung sekolah jumlah penduduk usia 7-12 th

Rasio Jumlah gedung sekolah jumlah penduduk usia 13-15 th Rasio (1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7) (8=6/7) 1 Siantar Marihat 14 2.485 0,56 4 1.586 0,25 2 Siantar Selatan 11 1.532 0,72 9 1.100 0,82 3 Siantar Barat 32 2.600 1,23 12 1.516 0,79 4 Siantar Utara 35 5.846 0,60 6 2.972 0,20 5 Siantar Timur 29 6.738 0,43 7 3.406 0,21 6 Siantar Martoba 22 5.903 0,37 7 3.398 0,21 7 Siantar Marimbun 7 3.816 0,18 2 2.051 0,10 8 Siantar Sitalasari 21 2.581 0,81 3 1.698 0,18 Jumlah 171 31.501 0,53 50 1.586 0,29

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar Tahun 2012

Bagkumdang Page 54

Tabel.16 : Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Thn 2007 s/d 2011

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Tahun 2012

Tabel.17 : Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar menurut Kecamatan

No. Kecamatan

SD/MI SMP/MTs

Jumlah

Guru Jumlah Murid Rasio Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio

No. Pendidikan Jenjang 2007 2008 2009 2010 2011 1 SD/MI 1.1. Jumlah Guru 1.737 1.772 1.808 1.845 1.883 1.2. Jumlah Murid 34.977 34.697 34.420 34.144 33.871 1.3. Rasio 4,97 5,11 5,25 5,40 6,33 2 SMP/MTs 2.1. Jumlah Guru 1.402 1.431 1.460 1.490 1.520 2.2. Jumlah Murid 20.095 19.935 19.775 19.617 19.460 2.3. Rasio 6,98 7,18 7,38 7,59 9,66

Bagkumdang Page 55 (1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7) (8=6/7) 1 Siantar Marihat 136 2.606 5,22 62 872 7,11 2 Siantar Selatan 122 2.325 5,25 360 4.910 7,33 3 Siantar Barat 465 9.623 4,83 291 4.427 6,57 4 Siantar Utara 355 5.865 6,05 178 2.256 7,89 5 Siantar Timur 322 5.164 6,24 240 3.151 7,62 6 Siantar Martoba 333 4.540 4.89 179 1.783 10,04 7 Siantar Marimbun 63 523 12,05 55 248 22,18 8 Siantar Sitalasari 198 3.225 6,14 155 1.813 8,55 Jumlah 1.883 33.871 6,33 1.520 19.460 9,66

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Tahun 2012

Indikator sumber daya manusia yang lain adalah kesehatan, dimana kualitas kesehatan masyarakat Kota Pematangsiantar sudah relatif baik bila dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Sumatera Utara. Untuk sarana dan prasarana kesehatan masyarakat di Kota Pematangsiantar yang terdiri dari sarana pengobatan, tenaga medis, dan apotik sudah relatif memadai dengan distribusi yang merata.

Bagkumdang Page 56

Tabel.18 : Jumlah tempat tidur dan tenaga Dokter dirinci menurut Rumah Sakit

No Rumah Sakit Tempat Tidur

Jumlah Dokter

Umum Dokter Gigi Spesialis Dokter 1 2 3 4 5 6 7 RSU dr. Djasamen Saragih RS Harapan RS Vita Insani RS ABRI RS Tiara RS Horas Insani RS Suaka Insani 220 89 127 60 30 108 30 25 4 9 2 4 4 1 9 0 1 1 0 2 0 26 2 13 2 0 9 1 JUMLAH 664 49 13 53

Sumber : Siantar Dalam Angka, 2011

5. Ekonomi

Melalui keikutsertaan Indonesia dalam berbagai perjanjian internasional seperti ASEAN, WTO, dan APEC merupakan peluang sekaligus menjadi tantangan bagi Kota Pematangsiantar.

Sebagai.. .

Bagkumdang Page 57

Sebagai peluang, kesepakatan-kesepakatan internasional tersebut dapat dijadikan kesempatan bagi Kota Pematangsiantar agar dapat berperan dalam arena perekonomian global. Sedangkan sebagai tantangan, Kota Pematangsiantar dengan segala potensi yang dimiliki harus dapat berbenah diri dengan menggalang berbagai partisipasi masyarakat dan swasta sebagai pendukung kebangkitan Indonesia dari keterpurukan daya saing di lingkup regional.

Daya saing Indonesia masih rendah, yang dibuktikan dengan beredarnya produk-produk asing yang memiliki pasar yang lebih baik daripada barang-barang dalam negeri.

Selain itu, dalam hal kemampuan teknologi, kapasitas lembaga-lembaga publik termasuk transparansi, KKN dan koordinasi kelembagaan, situasi ekonomi makro, daya dukung infrastruktur fisik, kapasitas corporate governance, kepastian hukum serta usaha maka kemampuan Indonesia relatif rendah. Hanya dalam hal tarif, Indonesia cukup rendah dan kompetitif dibanding dengan negara ASEAN lainnya.

Secara umum yang dijadikan sebagai indikator ekonomi meliputi laju inflasi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan, serta PDRB perkapita.

PDRB mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya, namun inflasi belum relatif stabil. Hal ini merupakan dampak dari berbagai kenaikan berbagai komoditas, terutama transportasi dan energi yang berdampak mengurangi daya beli masyarakat.

Selain itu pertumbuhan ekonomi Kota Pematangsiantar dari Tahun 2007 sampai Tahun 2010 juga mengalami kenaikan. Hal ini dibuktikan dengan laju pertumbuhan PDRB atas harga konstan Kota

Bagkumdang Page 58

Pematangsiantar yang terus meningkat. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu sebesar 34,02 persen.

Tabel.19 : Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2007 s/d 2011

Tahun PMDN PMA Total

(1) (3) (4) (5=3+4) 2007 3 Nihil 3 2008 3 Nihil 3 2009 3 Nihil 3 2010 3 Nihil 3 2011 3 Nihil 3

Sumber : Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah, 2012

Tabel.20 : Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2007 s.d 2011

Tahun

Persetujuan Realisasi Jumlah

Proyek Nilai Investasi Jumlah Proyek Nilai Investasi 2007 7.500.000.000 2.900.000.000 2008 8.500.000.000 3.100.000.000 2009 15.000.000.000 5.200.000.000

Bagkumdang Page 59 2010 17.000.000.000 6.500.000.000 2011 21.000.000.000 7.500.000.000

Sumber : Badan Penanaman Modal dan Promosi

Daerah, 2012

Tabel.21 : Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s/d 2011 Atas Dasar Harga Konstan Kota Pematangsiantar (jutaan rupiah) No Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % 1 Pertanian 65.502,00 3,79 65.107,61 3,56 64.932,33 3,37 65.305,07 3,20 2 Pertambangan dan Penggalian 437,52 0,03 412,30 0,02 411,18 0,02 410,16 0,02 3 Industri Pengolahan 238.110,06 13,77 239.599,01 13,11 243.448,94 12,64 247.452,39 12,14

4 Listrik, Gas dan

Air Bersih 21.662,83 1,25 22.073,78 1,21 22.662,58

1,18 23.269,87 1,14

5

Konstruksi 154.914,72 8,96 155.477,50 8,50 160.619,14

8,34 166.337,07 8,16

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 512.019,36 29,61 554.676,65 30,34 604.040,83

31,36 659.345,73 32,34

7 Pengangkutan

dan Komuniksi 300.125,38 17,36 314.459,69 17,20 328.735,55

17,07 343.378,16 16,84

8 Keuangan, Sewa dan Jasa

Perusahaan 217.294,10 12,57 232.015,59 12,69 248.541,63 12,90 268.873,13 13,19 9 Jasa-Jasa 219.207,46 12,68 244.429,01 13,37 252.906,48 13,13 264.552,88 12,98 PDRB 1.729.273,43 100,00 1.828.251,14 100,00 1.926.298,66 100,00 2.038.924,46 100,00 Tabel 22... Sumber : BPS, 2011

Bagkumdang Page 60

Tabel.22 : Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s/d 2011 Atas Dasar Harga Berlaku Kota Pematangsiantar (Jutaan Rupiah)

No Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % 1 Pertanian 98.929,75 3,20 104.134,32 3,01 108.211,42 2,89 113.068,20 2,72 2 Pertambangan dan Penggalian 848,46 0,03 827,23 0,02 844,51 0,02 866,87 0,02 3 Industri Pengolahan 830.775,00 26,85 882.217,86 25,46 900.954,33 24,05 925.604,75 22,23 4 Listrik, Gas

dan Air Bersih 51.443,94 1,66 53.621,30 1,55 55.781,55 1,49 58.197,44 1,40

5

Konstruksi 192.418,40 6,22 195.139,71 5,63 200.540,63 5,35 210.265,62 5,05

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 904.202,91 29,22 1.049.208,18 30,28 1.187.270,23 31,69 1.416.572,80 34,02

7 Pengangkutan

dan Komuniksi 320.383,80 10,35 345.527,49 9,97 363.455,47 9,70 384.814,88 9,24

8 Keuangan, Sewa dan Jasa

Perusahaan 358.126,94 11,57 415.416,12 11,99 477.306,56 12,74 558.067,99 13,40 9 Jasa-Jasa 337.426,98 10,90 418.594,46 12,08 451.851,13 12,06 495.979,19 11,91 PDRB 3.094.556,18 100,00 3.464.686,67 100,00 3.746.215,83 100,00 4.163.437,74 100,00 Sumber : BPS, Tahun 2012

Tabel.23 : Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s/d 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kota Pematangsiantar

Bagkumdang Page 61 No Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk % % % % % % % % % % 1 Pertanian 3,20 3,79 3,01 3,56 2,89 3,37 2,72 3,20 2 Pertambangan dan Penggalian 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 3 Industri Pengolahan 26,85 13,77 25,46 13,11 24,05 12,64 22,23 12,14 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,66 1,25 1,55 1,21 1,49 1,18 1,40 1,14 5 Konstruksi 6,22 8,96 5,63 8,50 5,35 8,34 5,05 8,16 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 29,22 29,61 30,28 30,34 31,69 31,36 34,02 32,34

7 Pengangkutan dan Komuniksi 10,35 17,36 9,97 17,20 9,70 17,07 9,24 16,84

8 Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 11,57 12,57 11,99 12,69 12,74 12,90 13,40 13,19 9 Jasa-Jasa 10,90 12,68 12,08 13,37 12,06 13,13 11,91 12,98 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS, Tahun 2011

Tabel.24 : Perkembangan PDRB Kecamatan Tahun 2007 s/d 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kota Pematangsiantar (jutaan rupiah)

No Sektor

PDRB

2007 2008 2009 2010 2011 Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Standard Kota Pematangsiantar 5,12 5,72 5,36 5,85 Standard Provinsi 6,90 6,39 5,07 6,36 6,58 Standard Nasional 6,30 6,00 4,60 6,10 6,50

Bagkumdang Page 62

Tabel.25 : Nilai Inflasi rata-rata Tahun 2007 s/d 2011Kota Pematangsiantar

Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 Rata- Rata Pertumbuhan Inflasi 8,37 10,16 2,72 9,68

Sumber : Bappeda Kota Pematangsiantar, Tahun 2012

Tabel.26 : Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2006 – 2010 (persen) NO LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pertanian -2,03 -8,42 -0,60 -0,27 0,57 2 Pertambangan dan Penggalian 17,62 0,31 -5,76 -0,27 -0,25 3 Industri Pengolahan 6,28 6,74 0,63 1,16 1,64 4 Listrik, Gas dan

air Bersih 9,96 -2,99 1,90 2,67 2,68 5 Bangunan 6,26 0,63 0,36 3,31 3,56 6 Perdagangan, Hotel dan restoran 4,74 4,30 8,33 8,90 9,16 7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,89 5,74 4,78 4,54 4,45

Bagkumdang Page 63 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9,85 12,24 6,77 7,12 8,18 9 Jasa - jasa 8,99 6,69 11,51 3,47 4,61 PERTUMBUHAN P D R B (ADHK) 5,96 5,12 5,72 5,36 5,85

Dalam jangka panjang, sektor perdagangan dan jasa diperkirakan akan menjadi sektor penyumbang PDRB dengan proporsi yang terbesar (leading sector) dalam perekonomian Kota Pematangsiantar, sementara sektor industri, bangunan, bank dan lembaga keuangan menjadi penopang (non basic) bagi kedua sektor tersebut. Struktur lapangan usaha utama di Kota Pematangsiantar menunjukkan bahwa sektor perdagangan merupakan penyerap tenaga kerja yang dominan yang diikuti oleh sektor jasa, sektor angkutan dan komunikasi dan kontruksi.

Tabel.27: PDRB Perkapita Kota Pematangsiantar Tahun 2006-2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 PDRB ADHB

Bagkumdang Page 64 PDRB perkapita 11.875.890 13.315.073 14.854.917 16.008.238 17.739.554 Pertumbuhan PDRB perkapita (%) 7,13 12,12 11,56 7,76 10,82 PDRB ADHK (juta rupiah) 1.645.113,60 1.729.273,43 1.828.251,13 1.926.298,65 2.038.924,45 PDRB perkapita 7.105.003 7.440.615 7.838.665 8.231.412 8.687.439 Pertumbuhan PDRB perkapita 5,55 4,72 5,35 5,01 5,54 Sumber : BPS Kota Pematangsiantar, diolah.

Jumlah industri kecil di Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 ada sebanyak 526 buah. Industri kecil yang terbanyak di Kota Pematangsiantar ada pada kelompok industri makanan, minuman & tembakau sebanyak 172 buah. Disusul kemudian industri barang-barang dari logam, mesin dan perlengkapan sebanyak 149 buah. Penyerapan tenaga kerja terbanyak pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu sebanyak 1.655 orang, disusul industri barang-barang dari logam, mesin dan perlengkapannya yang menyerap tenaga kerja sebanyak 828. Jumlah perusahaan industri besar dan sedang pada tahun 2010 tercatat sebanyak 41 perusahaan, 23 perusahaan adalah industri makanan, minuman dan tembakau. Jumlah tenaga kerja yang dapat terserap sebanyak 4.062 orang.

Bagkumdang Page 65

Jumlah koperasi di Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 sebanyak 307 unit dengan jumlah anggota sebanyak 15.267 orang.

Pertumbuhan ekonomi hendaknya berkorelasi yang positif dengan peningkatan mutu pelayanan publik. Beberapa indikator yang mempengaruhi mutu pelayanan publik dapat dilihat melalui: (a) Pelaksanaan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik; (b) Tumbuhnya investasi, karena investor tertarik membuka usaha yang pada gilirannya akan mendatangkan efek ganda terhadap iklim usaha secara makro dan akhirnya mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi regional Kota Pematangsiantar dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin; (c) pengembangan ekonomi lokal akan menguatkan keuangan daerah dan membantu mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja; dan (d) posisi fiskal yang lebih kuat akan meningkatkan layanan kota dan membuat siklus pengembangan terus bergerak maju.

Pemerintah Kota Pematangsiantar harus dapat mentransformasi tantangan menjadi peluang. Tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan peluang investasi di Kota Pematangsiantar melalui upaya-upaya penciptaan iklim yang kondusif bagi dunia usaha. Meski hal ini turut dipengaruhi iklim dunia usaha nasional, namun melalui otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah dapat melahirkan kebijakan memperbaiki iklim dunia usaha agar kondusif untuk tingkat regional. Suasana yang kondusif bagi dunia usaha, merupakan prasyarat

Bagkumdang Page 66

untuk menarik investor untuk menanamkan modalnya di daerah dalam menggairahkan roda perekonomian daerah.

Upaya peningkatan pelayanan publik di Kota Pematangsiantar dapat dicerminkan dari realisasi anggaran pembangunan. Alokasi dana pembangunan Kota Pematangsiantar untuk pembangunan pada masa mendatang diharapkan agar dapat lebih ditingkatkan, selain meningkatnya permintaan untuk investasi infrastruktur kota dan penunjang perekonomian, Kota Pematangsiantar perlu membangun mekanisme keuangan kota yang berkelanjutan. Hal ini merupakan sebuah proses yang membutuhkan reformasi pada berbagai tingkatan dan merupakan kebijakan yang berorientasi ke depan serta tergantung kepada political

will pemerintah daerah.

Dokumen terkait