POLICIES a Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)
Sewa Leases
Kelompok Usaha mempunyai perjanjian-perjanjian sewa dimana Kelompok Usaha bertindak sebagai
lessee untuk beberapa sewa kendaraandan gedung
perkantoran. Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”, yang mensyaratkan Kelompok Usaha untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.
The Group has several leases whereas the Group acts as lessee in respect of vehicle lease and rental office building. The Group evaluates whether significant risks and rewards of ownership of the leased assets are transferred based on PSAK
No. 30 (Revised 2011), “Lease”, which requires the Group to make judgment and estimates of the transfer of risks and rewards related to the ownership of asset.
Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan Kelompok Usaha atas perjanjian sewa, transaksi sewa gedung perkantoran diklasifikasikan sebagai sewa operasi dan sewa kendaraan sebagai sewa pembiayaan.
Based on the review performed by the Group for the related lease agreements, the rental of office building were classified as operating lease and vehicle lease as finance lease.
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Classification of Financial Assets and Financial Liabilities
Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2u.
The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group’s accounting policies disclosed in Note 2u.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha - Individual
Allowance for Impairment Losses on Trade Receivables - Individual
Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas total piutang pelanggan guna mengurangi total piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi total cadangan kerugian penurunan nilai piutang usaha. Nilai tercatat dari piutang usaha Kelompok Usaha sebelum cadangan untuk kerugian penurunan nilai berjumlah Rp1.293.503.244 pada tanggal 30 Juni 2013 dan Rp 1.067.929.968 pada
The Group evaluates specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Group use judgment, based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers against amounts due, to reduce its receivable amounts that the Group expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment losses of trade receivables. The carrying amounts of the Group’s trade receivables before allowance
for impairment losses amounted to
Rp1,293,503,244 as of June 30, 2013 and
(continued)
Estimasi dan Asumsi Estimates and Assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode/tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasinya pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian interim disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period/year are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on
parameters available when the interim
consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.
Alokasi Harga Beli dan Penurunan Nilai Goodwill Purchase Price Allocation and Goodwill Impairment
Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset takberwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Kelompok Usaha menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi dan diuji untuk penurunan nilai setiap akhir periode pelaporan.
Acquisition accounting requires extensive use of accounting estimates to allocate the purchase price to the fair market values of the assets and liabilities purchased, including intangible assets. Certain business acquisitions of the Group have resulted in goodwill. Under PSAK No. 22 (Revised 2010), “Business Combinations”, such goodwill is not amortized and subject to an annual impairment testing.
Uji penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill diuji untuk penurunan nilai pada setiap akhir periode pelaporan dan ketika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan jumlah penurunan nilai.
Impairment test is performed when certain impairment indicators are present. In case of goodwill, such assets are subjected to annual impairment test and whenever there is an indication that such asset may be impaired. Management has to use its judgment in estimating the recoverable value and determining the amount of impairment.
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) 3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang Usaha - Kolektif
Allowance for Impairment Losses on Trade Receivables - Collective
Sebagai tambahan atas cadangan terhadap piutang yang secara individual signifikan, Kelompok Usaha juga menilai cadangan penurunan nilai secara kolektif terhadap risiko debitur mereka yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik kredit yang sama. Cadangan secara kolektif ini dihitung berdasarkan pengalaman kerugian historis dengan menggunakan faktor yang bervariasi seperti kinerja historis dari kelompok debitur dengan karakteristik risiko kredit yang serupa. Rincian nilai tercatat neto piutang Kelompok Usaha diungkapkan dalam Catatan 6.
In addition to specific allowance provided for individually significant receivables, the Group also provides a collective impairment allowance against credit exposure of its debtors which are grouped based on common credit characteristic. This collective allowance is based on historical loss experience of the debtors within the group with similar credit risk characteristics. The details of the net carrying amounts of the Group’s trade receivables are disclosed in Note 6.
Imbalan Kerja Employee Benefits
Penentuan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dan Manajemen Kelompok Usaha dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan kerja pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan kerja yang masing-masing berjumlah Rp83.353.674 dan Rp76.345.060 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 20.
The determination of the Group’s employee benefits liabilities is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries and the Group’s management in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, annual employee turn- over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actual results that differ from the
Group’s assumptions which has influence
exceeded 10% from defined benefit obligation is deferred and amortized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employee. While the Group believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group’s actual result or significant changes in the Group’s assumptions may materially affect its estimated liabilities for employee benefits of Rp83,353,674 and Rp76,345,060 as of June 30, 2013 and December 31, 2012, respectively. Further details are disclosed in Note 20.
(continued)
Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)
Penyusutan Aset Tetap Depreciation of Fixed Assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda atau metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 2 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat neto aset tetap Kelompok Usaha berjumlah Rp1.652.507.308 dan Rp1.410.478.277 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 10.
The cost of fixed assets are depreciated either using the double-declining balance method or straight-line method over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these fixed assets to be within 2 to 20 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Group conduct its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. The net carrying amounts of the Group’s fixed assets
amounted to Rp1,652,507,308 and
Rp1,410,478,277 as of June 30, 2013 and December 31, 2012, respectively. Further details are disclosed in Note 10.
Pajak Penghasilan Income Tax
Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tercatat liabilitas pajak penghasilan badan Kelompok Usaha berjumlah Rp85.440.103 dan Rp104.792.468 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 17.
The Group recognizes liabilities for corporate income tax based on estimation of whether additional corporate income tax will be due. The carrying amounts of the Group’s corporate income tax payable amounted to Rp85,440,103 and Rp104,792,468 as of June 30, 2013 and December 31, 2012, respectively. Further details are disclosed in Note 17.
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets
Kelompok Usaha melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut.
The Group reviews the carrying amounts of deferred tax assets at the end of each reporting period and reduces these to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable income will be available to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized.
3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan) 3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)
Aset Pajak Tangguhan (lanjutan) Deferred Tax Assets (continued)
Penelaahan Kelompok Usaha atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Kelompok Usaha di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perpajakan di masa depan. Tetapi tidak terdapat kepastian bahwa Kelompok Usaha dapat menghasilkan penghasilan kena pajak yang cukup untuk memungkinkan penggunaan sebagian atau seluruh bagian dari aset pajak tangguhan tersebut.
The Group’s assessment on the recognition of deferred tax assets on deductible temporary differences is based on the level and timing of forecasted taxable income of the subsequent reporting periods. This forecast is based on the Group’s past results and future expectations on revenues and expenses as well as future tax planning strategies. However, there is no assurance that the Group will generate sufficient taxable income to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized.
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, nilai tercatat aset pajak tangguhan Kelompok Usaha masing-masing berjumlah Rp57.366.761 dan Rp57.200.143. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 21.
As of June 30, 2013 and December 31, 2012, the Group’s deferred tax assets amounted to Rp57,366,761 and Rp57,200,143, respectively. Further details are disclosed in Note 21.
Amortisasi Persediaan Materi Program Amortization Program Material Inventories
Persediaan materi program diamortisasi sebagai berikut: (i) untuk program film, FTV, sinetron dan mini seri dengan berdasarkan persentase tertentu atas jumlah penayangan sebagaimana ditentukan dalam perjanjian, umumnya sebanyak dua kali penayangan, (ii) untuk program produksi sendiri, infotainment, berita, olah raga dan program talk show diamortisasi sepenuhnya pada saat penayangan awal. Persentase tersebut lazim digunakan dalam industri dimana Kelompok Usaha melakukan usahanya.
Program material inventories are amortized based on: (i) for film, FTV and series programs based on certain percentage of the number program runs as specified in the agreement, generally two times run, (ii) for in-house production, infotainment, news, sports and talk-show programs are fully
amortized at first run. Such percentage of
amortization are commonly applied in the industries where the Group conducts its business.
Instrumen Keuangan Financial Instruments
Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan dalam pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian yang berbeda.
The Group records certain financial assets and liabilities at fair values, which requires the use of
accounting estimates. While significant
components of fair value measurement were determined using verifiable objective evidences, the amount of changes in fair values would differ if the Group utilized different valuation methodology.
(continued)
Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)
Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan Uncertain Tax Exposure
Dalam situasi tertentu, Kelompok Usaha tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena kemungkinan adanya pemeriksaan dari otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interprestasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Kelompok Usaha menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. Kelompok Usaha menganalisa semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan liabilitas pajak untuk beban yang belum diakui harus diakui.
In certain circumstances, the Group, may not able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to possibility of
examination by the taxation authority.
Uncertainties exist with respect to the
interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income. In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Group applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with PSAK No. 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”. The Group analyzes all tax positions related to income taxes to determine if a tax liability for unrecognized tax expense should be recognized.
4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS
Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of:
30 Juni 2013/ 31 Desember 2012/
June 30, 2013 December 31, 2012
Kas 4.043.814 2.778.814 Cash on hand
Bank: Cash in banks:
Rupiah Rupiah
Citibank, N.A., Jakarta 75.574.820 24.950.547 Citibank, N.A., Jakarta
PT Bank Central Asia Tbk 59.100.979 81.360.241 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 36.571.587 53.455.077 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Permata Tbk 18.469.534 34.516.773 PT Bank Permata Tbk
PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk 9.765.436 35.073.649 (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk 2.681.373 3.619.550 PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank UOB Indonesia 1.538.191 130.232 PT Bank UOB Indonesia
PTBank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur Tbk 1.475.137 150.374 Jawa Timur Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk 1.404.538 1.368.949 PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.272.856 742.251 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk 640.047 1.424.496 (Persero) Tbk
PT Bank BRISyariah 310.445 191.898 PT Bank BRISyariah
PT Bank Syariah Mandiri 199.660 216.054 PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank DBS Indonesia 100.949 101.585 PT Bank DBS Indonesia
PT Bank OCBC NISP Tbk 52.924 96.155 PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 30.453 2.290.382 PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Bukopin Tbk 24.276 78.667 PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank Mega Tbk 21.675 8.767 PT Bank Mega Tbk
PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk 14.145 1.067.328 (Persero) Tbk