• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

5.2 Sumber Informasi Responden

. Peneliti berasumsi hal ini dapat terjadi karena sekarang infomasi mengenai pencegahan dehidrasi akibat diare pada anak lebih mudah diperoleh dan pendidikan juga dapat mempengaruhi pengetahuan ibu yang memungkinkan ibu mampu menyerap informasi dengan baik khususnya dalam melakukan pencegahan dehidrasi akibat diare pada balita.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang cara mencegah dehidrasi akibat diare pada balita. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Daryanto, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat sumber informasi yang diterima ibu sebagian besar diperoleh dari TV, petugas kesehatan dan keluarga, dimana ibu boleh memilih lebih dari satu pilihan untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Sumber informasi yang diterima responden tentang penyakit diare sebagian besar di peroleh dari TV sebanyak 76% (38 orang), sumber informasi responden mengenai cara

menangani dan mengobati penyakit diare paling banyak melalui petugas kesehatan yaitu 68% (34 orang), sumber informasi responden mengenai cara mencegah dehidrasi akibat diare paling banyak melalui TV 56% (28 orang) dan sumber informasi responden mengenai informasi tentang balita dan bayi lebih rentan terhadap diare yaitu diperoleh dari TV sebanyak 62% (31 orang).

Penyampaian informasi kesehatan melalui media TV merupakan alternatif yang paling tepat karena TV merupakan media massa elektronik yang bisa dilihat dan didengar oleh penontonnya. Benshofter dalam Mulyana (2002) menyatakan bahwa pelajaran yang bisa diingat lewat media pandang dan dengar ini, setelah 3 hari bisa sebanyak 65% sedangkan lewat media dengar saja 15% lewat media pandang saja 20%. TV selalu menghadirkan tayangan-tayangan yang menghibur yang ditujukan kepada orang-orang atau masyarakat yang sedang bersantai ataupun sedang mnghabiskan waktu dirumah.

Pembahasan tentang penanganan awal diare dalam mencegah terjadinya dehidrasi pada anak sudah cukup sering ditanyangkan dalam TV baik dalam acara berita, iklan maupun talkshow. Selain menghadirkan suatu hiburan, televisi juga menghadirkan sebuah berita, baik berita dari dalam maupun luar negeri. Berita biasanya banyak disaksikan oleh kaum yang sudah dewasa ataupun orang yang sudah atau ingin mengerti akan dunia luar (Daryanto, 2011). Pada berita tentang kesehatan khususnya tentang diare biasanya yang menjadi topik adalah tentang kasus-kasus diare yang terjadi di suatu wilayah atau berita mengenai program CTPS yang disponsori oleh pemerintah atau institusi terkait sebagai salah satu langkah mencegah penyakit diare pada anak. Pada iklan kormesial yang ditanyangkan di TV seperti iklan

sabun lifeboy atau detol. Selain menjual produk, iklan tersebut memiliki pesan yang ingin disampaikan pada penonton yaitu bagaimana cara menjaga kebersihan tubuh dengan mandi pakai sabun dan cuci tangan pakai sabun untuk mencegah kuman agar tubuh tidak mudah terserang penyakit seperti diare. Pada acara Talkshow atau gelar wicara bertema kesehatan biasanya akan mengundang ahli kesehatan untuk membahas masalah kesehatan seperti pembahasan tentang penyakit diare pada anak.

Petugas kesehatan berperan dalam memberikan informasi kepada orang yang datang berobat dan keluargannya. Petugas Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2012 Pasal 1). Oleh karena itu informasi tentang diare bisa diperoleh ibu dari petugas kesehatan baik pada penyuluhan saat posyandu atau ketika anak sedang berobat ke puskesmas, biasanya petugas kesehatan akan memberikan informasi pada ibu mengenai cara menangani dan mengobati diare yang diderita anak. Informasi tentang pencegahan dan penanganan awal diare dapat diperoleh di puskesmas, karena itu di puskesmas diperlukan tenaga fungsional penyuluh kesehatan masyarakat (PKM) untuk mengelola promosi kesehatan di Puskesmas secara profesional dan mampu untuk menyelenggarakan dan mengelola pelayanan yan bersifat promotif dan preventif. Tujuan dari promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya

setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Dipuskesmas terdapat juga bagian yang disebut klinik sanitasi. . Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas. Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pemberantasan penyakit yaitu dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Penyakit tersebut meliputi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), tuberkulosis paru, diare, malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), keracunan makanan, kecacingan, serta gangguan kesehatan akibat keracunan bahan kimia dan pestisida. Dimana yang menjadi sasaran ialah pasien yang diduga menderita penyakit berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang dirujuk oleh petugas medis ke Ruang Klinik Sanitasi dan yang menjadi klien adalah masyarakat umum bukan penderita penyakit yang datang ke puskesmas untuk berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan. Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Apabila kegiatan Posyandu dapat diselenggarakan dengan baik, akan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di

Indonesia. Salah satunya diharapkan dapat menurunkan angka kejadian dan kematian anak akibat diare.

Informasi tentang penanganan awal diare dapat juga diperoleh dari keluarga karena keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan ibu (Notoatmodjo,2003). Selain itu hal ini dikarenakan penyakit diare masih merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak sehingga informasi tentang penyakit diare tidak terlalu sulit untuk diperoleh ibu.

Berdasarkan hasil penelitian menurut responden sumber informasi yang paling efektif dalam menyampaikan informasi tentang cara mencegah dehidrasi akibat diare adalah TV yaitu sebanyak 68% (34 orang). Peneliti berasumsi hal ini dapat disebabkan informasi kesehatan pada zaman sekarang sudah mulai banyak disampaikan melalui TV, baik melalui TV swasta maupun TV milik pemerintah. Meskipun pengemasan informasi kesehatan memiliki perbedaan-perbedaan namun pada intinnya yang ingin disampaikan adalah sama, yakni memberi informasi kepada masyarakat tentang kesehatan dan pada penelitian ini khususnya informasi tentang cara mencegah dehidrasi akibat diare pada balita. Oleh karena itu sebaiknya Dinas Kesehatan atau instasi terkait melakukan kerja sama dengan media massa dalam rangka untuk menyampaikan informasi mengenai pencegahan dan penanganan awal diare kepada masyarakat, sebab kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Semakin banyak informasi yang diterima ibu akan semakin baik pengetahuan ibu tentang cara melakukan penanganan awal diare dalam upaya mencegah terjadinya dehidrasi pada balita.

Dokumen terkait