• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sampai pada Agustus 2013 jumlah nasabah yang melakukan kredit sebanyak 2.433 nasabah, dimana jumlah plafond kredit yang berhasil disalurkan sebesar Rp. 25.257.789.000,-. Berdasarkan sektor ekonomi penyerapan kredit oleh nasabah dapat dilihat pada Tabel 4. Dimana jumlah sektor ekonomi Pertanian, Peternakan dan Perikanan memiliki persentase sebesar 8,23%.

Tabel 4. Penyaluran Plafond Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi BPR Pesisir Akbar.

No Se ktor Ekonomi Nasabah (orang)

Plafond (Rp.)

Baki De be t (%)

1 Pertanian dan Perikanan 281 2.078.010.000 8,23 2 Perindustrian 4 55.938.000 0,22 3 Perdagangan 1.630 19.289.958.000 76,37 4 Jasa-jasa 190 1.484.564.000 5,88 5 Lain-lain 338 2.349.319.000 9,30 Total 2.443 25.257.789.000 100 Sumber : Laporan Tahunan BPR Pesisir Akbar 2013.

Jumlah nasabah yang bergerak dibidang perikanan atau masyarakat pesisr yang memiliki profesi sebagai nelayan kurang lebih 40% (112 nasabah), Peternakan 40% (113 nasabah) dan Pertanian 20% (56 nasabah). Jumlah nasabah yang berhasil direspondensi sebanyak 56 nasabah, plafon kredit 95,49% digunakan untuk modal kerja nasabah dan sisanya untuk penggunaan konsumsi (Tabel 5).

Tabel 5. Penggunaan Plafond Kredit Nasabah BPR Pesisir Akbar No Je nis Pe nggunaan Nasabah

(orang) Plafond (Rp.) Baki De be t (%) 1 Modal Kerja 2.287 24.118.905.000 95,49 2 Investasi - - 0 3 KPR - - 0 4 Konsumsi 156 1.138.884.000 5 2.443 25.257.789.000 100

Sumber : Laporan Tahunan BPR Pesisir Akbar 2013.

Analisis Kinerja Keuangan BPR Pesisir Akbar

a. Sumber Modal

Sumber pinjaman BPR Pesisir Akbar dari LPDB-KUMKM adalah sebesar Rp.5.000.000.000 (Lima Milyar Rupiah) disalurkan pada awal tahun 2012 dengan bunga LPDB-KUMKM kepada BPR Pesisir Akbar 6 persen per tahun menurun, sedangkan BPR Pesisir Akbar kepada UMKM dibatasi maksimal 17 persen per tahun menurun (PMK 75/PMK.05/2011). Pinjaman LPDB-KUMKM merupakan bunga pinjaman paling rendah yang diterima dibandingkan dengan sumber pinjaman dari lembaga keuangan lainnya. Selain dari LPDB, sumber pinjaman modal BPR Pesisir Akbar diperoleh dari beberapa jasa lembaga keuangan bank dan non bank, seperti dari Andara Finance, PNM, BNI, BSM, CIMB Niaga dan BRI. Pinjaman paling besar diperoleh dari Andara Finance dengan Plafond Rp.9.000.000.000,- (Sembilan milyar rupiah) dengan bunga 14 persen. Sedangkan Bunga pinjaman paling besar diperoleh dari BSM dan PNM 15 persen. Rincian sumber pinjaman dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Sumber Pinjaman Modal BPR Pesisir Akbar Lembaga Plafond (Rp.) O/S Suku Bunga (%) Jatuh Tempo Andara 9.000.000 4.660.313 14 2014 PNM 4.000.000 44.444 15 2013 BNI 1.500.000 213.144 14 2013 BSM 735.000 66.295 15 2014 CIMB NIAGA 1.500.000 1.099.980 13 2017 BRI 1.500.000 1.208.332 13 2016 LPDB KUMKM 5.000.000 2.847.222 6 2015

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan BPR Pesisir Akbar 2013

Berdasarkan data sumber pinjaman diatas bahwa persentase pinjaman dari LPDB- KUMKM hanya sebesar 21,52 persen. Walaupun persentase lebih kecil dari Andara namun karena suku bunga lebih kecil yaitu 6 persen, maka sumber dana LPDB-KUMKM memberikan dampak positif terhadap penguatan modal BPR Pesisir Akbar.

b. Rasio Kinerja Keuangan

Rasio kinerja keuangan Bank BPR Pesisir dilihat dari beberapa aspek antara lain : Modal, Nilai Asset Total, Laba/Rugi, CAR, NPL, ROA, BOPO, NIM, LDR.

1. Modal

Modal Awal BPR berasal dari PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir), Kementerian Kelautan dan Perikanan Rp.1.479.384.000,- pada 1 Oktober 2007. Modal BPR Pesisir Akbar tiap tahun terus bertambah dimana pertambahan modal dipengaruhi dari LPDB-KUMKM terjadi pada tahun 2012, dengan persentase pertambahan komponen modal juga terjadi setelah adanya penyaluran dana dari LPDB 28,81 persen. Hal tersebut masih lebih kecil dibandingkan nilai persentase pertambahan modal pada tahun 2010 sebesar 93,53 persen. Namun walaupun tidak sebesar tahun 2010, dampak atau pengaruh pinjaman LPDB-KUMKM terhadap BPR Pesisir Akbar masih memberikan dampak positif dalam penambahan kekuatan modal BPR Pesisir Akbar (Tabel 7).

Tabel 7. Rasio Modal BPR Pesisir Akbar Tahun 2007 – Juni 2013 Tahun Modal (Rp. 000,-) Persentase

Perubahan (%) 2007 1.447.128 - 2008 1.562.425 7,97 2009 1.181.842 -24,36 2010 2.287.248 93,53 2011 2.973.317 30,00 2012 3.829.891 28,81 Juni 2013 4.436.915 15,85

2. Nilai Asset Total

Nilai asset total dari tahun 2007 sampai dengan Juni 2013 terus bertambah. Pengaruh pembiayaan dari LPDB-KUMKM pada tahun 2012 hanya memberikan pengaruh penambahan 46,93 persen. Penambahan biaya ini cukup efektif dalam menambah nilai asset total BPR Pesisir Akbar (Tabel 8).

Tabel 8. Rasio Nilai Asset Total BPR Pesisir Akbar Tahun 2007 -Juni 2013

Tahun Nilai Asset (Rp. 000,-) Persentase Perubahan (%) 2007 1.774.926 - 2008 4.003.303 125,55 2009 7.343.658 83,44 2010 11.806.330 60,77 2011 18.288.022 54,90 2012 26.870.337 46,93 Juni 2013 33.646.700 25,22

3. Laba/ Rugi

Kinerja Laba/Rugi pada tahun 2012 atau pada saat adanya aliran dana pinjaman LPDB-KUMKM memberikan efek positif, yaitu dengan adanya penambahan laba 26 persen. Hal ini berarti aliran penyaluran dan penggunaan dana LPDB-KUMKM cukup efektif dalam meningkatkan laba BPR Pesisir Akbar.

Tabel 9. Rasio Laba/Rugi BPR Pesisir Akbar Tahun 2007 – Juni 2013

Tahun Laba/Rugi (Rp. 000,) Persentase Perubahan (%) 2007 -37.984 - 2008 387.017 1119 2009 595.904 54 2010 795.656 34 2011 1.436.216 81 2012 1.804.732 26 Juni 2013 1.127.790 -38 4. CAR

CAR yang baik adalah yang memiliki nilai ratio lebih dari 8 persen berdasarkan ketetapan BIS. Saat adanya aliran dana LPDB memberikan dampak perubahan dalam menurunkan nilai CAR dimana pada tahun 2012 (17,43 persen) dan Juni 2013 (15,16 persen) terjadi penurunan berturut-turut 18,24 persen dan 13,24 persen. Sehingga penyaluran dan penggunaan dana LPDB masih cukup efektif, dimana CAR tetap terjaga di atas 8 persen, walaupun terdapat penurunan CAR.

Tabel 10. Rasio CAR BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013

Tahun CAR (%) Persentase Perubahan

(%) 2007 85,78 - 2008 42,09 -50,93 2009 31,15 -25,99 2010 22,23 -28,64 2011 21,37 -3,88 2012 17,47 -18,24 Juni 2013 15,16 -13,24 5. NPL

Standar nilai rasio NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah harus kurang dari 5 persen. Nilai NPL saat adanya aliran dana LPDB-KUMKM dan setelah adanya aliran dana LPDB-KUMKM masih di bawah 5 persen yaitu 2012 (2,95 persen), 2013 (4,51 persen). Sehingga penyaluran dan penggunaan dana LPDB-KUMKM efektif dalam menjaga nilai NPL, sehingga tetap sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia.

Tabel 11. Rasio NPL BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013

Tahun NPL (%) Persentase Perubahan

(%) 2007 0,00 - 2008 4,90 490 2009 8,31 69,59 2010 8,11 -2,41 2011 2,61 -67,87 2012 2,95 13,19 Juni 2013 4,51 52,93 6. ROA

ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya. Semakin besar nilai ROA, semakin efektif kinerja perusahaan. Penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB oleh BPR Pesisir Akbar cukup efektif dalam meningkatkan ROA pada tahun 2012 sebesar 7,99 persen. Hal ini masih lebih kecil dibandingkan pada tahun 2009 dan 2010, tetapi dibandingkan dengan tahun 2011 lebih baik, sehingga BPR Pesisir Akbar harus dapat menekan biaya operasional dan mengefektifkan pengelolaan aset sehingga, dapat meningkatkan ROA dari BPR Pesisir Akbar. BPR Pesisir Akbar kurang mengoptimalkan kelebihan aset yang dimilikinya dalam memperoleh laba, dimana peningkatan aset tidak diikuti dengan peningkatan keuntungan.

Tabel 12. Rasio ROA BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013

Tahun ROA (%) Persentase Perubahan

(%) 2007 0,00 - 2008 13,40 134,00 2009 28,12 109,85 2010 39,82 41,61 2011 7,85 -80,28 2012 7,99 1,78 Juni 2013 7,45 -6,74 7. BOPO

Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO di bawah 90 persen, karena jika rasio BOPO melebihi 90 persen hingga mendekati angka 100 persen, maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Berdasarkan data tahun 2012 dan 2013, saat dan setelah adanya aliran dana LPDB rasio BOPO 75,21 persen dan 82,56 persen nilai rasio, atau di bawah 90 persen. Sehingga penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB efektif dalam menjaga rasio BOPO dibawah 90 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rasio BOPO BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013

8. NIM

Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6 persen ke atas. Berdasarkan data tahun 2012 dan 2013, saat dan setelah adanya aliran dana LPDB rasio NIM 19,84 persen dan 19,00 persen, nilai rasio NIM masih di atas 6 persen, sehingga penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB efektif dalam menjaga rasio NIM diatas 6 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rasio NIM BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013 Tahun NIM (%) Persentase Perubahan

(%) 2007 4,91 - 2008 30,34 517,92 2009 24,54 -19,12 2010 19,94 -18,74 2011 19,80 -0,71 2012 19,84 0,19 Juni 2013 19,00 -4,23

9. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80 persen hingga 110 persen. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi tingkat risiko kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit.

Berdasarkan data tahun 2012 dan 2013 saat dan setelah adanya aliran dana LPDB rasio LDR 75,21 persen pada tahun 2012, sehingga terlihat bahwa penyaluran kredit kepada masyarakat masih kurang agresif dan 82,56 persen nilai rasio LDR masih di atas 80 persen pada Juni 2013 dan dibawah 100 persen, Sehingga penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB efektif dalam menjaga rasio LDR diatas 80 persen dan di bawah 100 persen, sehingga penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB efektif dalam menjaga LDR di atas 80 persen dan di bawah 100 persen pada semester pertama tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15.

Tahun BOPO (%) Persentase Perubahan (%) 2007 136,00 - 2008 70,43 -48,21 2009 69,52 -1,29 2010 73,93 6,34 2011 71,73 -2,97 2012 75,21 4,85 Juni 2013 82,56 9,77

Tabel 15. Rasio LDR BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013 Tahun LDR (%) Persentase perubahan

(%) 2007 71,39 2008 109,56 53,47 2009 80,32 -26,69 2010 83,32 3,74 2011 71,73 -13,91 2012 75,21 4,86 Juni 2013 82,56 9,77

Analisa Kinerja Non Keuangan a.Analisa Deskriptif

1. Identitas Nasabah

Jumlah responden nasabah yang memiliki profesi sebagai nelayan adalah 56 orang. Sebanyak 56 responden memiliki kegiatan usaha Perikanan tangkap, Budidaya, Pedagang Ikan, dan Pengolahan Ikan. Dari kegiatan usaha tersebut, terdapat 2 responden yang memiliki kegiatan usaha sebagai perikanan tangkap dan pedagang ikan, serta 2 responden memiliki kegiatan usaha sebagai perikanan tangkap dan pembudidaya, serta ada 1 responden yang memiliki kegiatan budidaya dan perdagangan.

Tabel 16. Profesi Nasabah BPR Pesisir Akbar

No Profesi Jumlah

(orang) Keterangan

1 Penangkapan Ikan 20 Jaring, Purseine Bagan dan Pancing 2 Budidaya 20 Rumput laut, Kerapu, lobster, bandeng

dan garam

3 Pedagang Ikan 18

4 Pengolahan ikan 3 Pengasinan, Bakso ikan dan Restoran ikan bakar

Jumlah 61

2. Jumlah Pinjaman

a) Jumlah dan Besar Plafond Kredit Nasabah

Berdasarkan besarnya nilai plafond kredit nasabah paling banyak mengambil plafond kredit Rp.50.000.000,- s/d Rp.100.000.000,- sebanyak 21 orang.

Tabel 17. Jumlah dan Besar Plafond Kredit Nasabah No Besaran Plafond (Rp.) Jumlah

(orang) 1 1.000.000 s/d 5.000.000,- 5 2 6.000.000 s/d 10.000.000,- 11 3 11.000.000 s/d 20.000.000,- 6 4 21.000.000 s/d 49.000.000,- 11 5 50.000.000 s/d 100.000.000,- 21 6 101.000.000 s/d 250.000.000,- 2 Jumlah 56

b) Waktu dan Bunga Plafond kredit Nasabah

Bunga kredit nasabah 16 persen per tahun atau 1,3 persen per bulan. Berdasarkan waktu peminjaman, paling banyak selama 24 bulan (60,71%) atau 34 nasabah dan waktu peminjaman paling sedikit selama 30 bulan (1,79%) atau1 nasabah. Dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Waktu Peminjaman Nasabah No Lama Pinjaman (Bulan) Jumlah

Nasabah Persentase 1 12 5 8,93 2 18 6 10,71 3 24 34 60,71 4 30 1 1,79 5 36 10 17,86 Jumlah 56 100,00 b.Analisa Statistik a) Pendapatan Usaha

Penyaluran dana LPDB-KUMKM dalam bentuk kredit oleh BPR Pesisir Akbar untuk masyarakat pesisir memberikan dampak perubahan positif pada peningkatan Pendapatan Usaha. Data pendapatan usaha responden dapat dilihat pada Lampiran 4.

Pendapatan usaha masyarakat pesisir mengalami perubahan setelah menerima penyaluran kredit dari BPR Pesisir Akbar. Data perubahan pendapatan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit, kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan paired sample t-test dengan SPSS untuk mengukur korelasi hubungan pada selang kepercayaan 95%. Hasil olahan data menggunakan paired sample t-test diketahui bahwa nilai korelasi sangat kuat, yaitu 0,980 dengan nilai Sig (0,000) < α (0,05), dimana α (0,05) adalah 1,6725, sehingga H0 ditolak. Jika dilihat dari

nilai t hitung -7,763, maka nilai tersebut dimutlakkan dan dibandingkan dengan nilai t table, nilai t hitung (7,763) > t tabel (0,950,55) 1,6730, maka

Dokumen terkait