• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

5. Sumber Pendapatan Desa

Sumber pendapatan desa terdiri atas : 1.Pendapatan asli desa yang meliputi:

a. Hasil usaha desa b. Hasil kekayaan desa

c. Hasil swadaya dan pertisipasi

d. Lain-lain pendapatan asli desa yang sah 2.Bantuan dari pemerintah Kabupaten yang meliputi:

a. Bagian perolehan pajak dan retribusi daerah

b. Bagian dari dana dan perimbangan keuangan pusat dan daerah 3.Bantuan dari Pemerintah dan Pemerintah Provinsi

4.Sumbangan dari pihak ketiga

5.Pinjaman desa. (HAW .Widjaja,2004:131)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik desa berhubung dengan pelaksanaan

commit to user

hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja dan pengelolaan keuangan desa. Pendapatan, belanja dan pengelolaan keuangan desa berkaitan dengan sumber-sumber keuangan yang ada pada desa.

Sumber pendapatan desa terdiri atas: 1. pendapatan asli desa;

2. bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten atau kota;

3. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten atau kota;

4. bantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota;

5. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga.

Belanja desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Kemudian mengenai pengelolaan keuangan desa dilakukan oleh kepala desa yang dituangkan dalam peraturan desa tentang anggaran pendapatan dan belanja desa. Pedoman pengelolaan keuangan desa ditetapkan oleh bupati atau walikota dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Badan usaha milik desa tersebut dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang-undangan.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pada pasal 213 ayat (1) menyebutkan desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa, ayat (2) badan usaha milik desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan, ayat (3) badan usaha milik desa dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang-undangan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dalam pasal 78 bahwa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa, Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Kemudian pembentukan Badan Usaha Milik Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa berpedoman pada peraturan

perundang-commit to user

undangan. Bentuk Badan Usaha Milik Desa harus berbadan hukum. Pasal 79 bahwa Badan Usaha Milik Desa adalah usaha desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa. permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari:

a Pemerintah Desa; b Tabungan masyarakat;

c Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten atau Kota;

d Pinjaman; dan atau

e Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan.

Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan Masyarakat. Pasal 80 bahwa Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pinjaman dilakukan setelah mendapat persetujuan Badan Permusyawaratan Desa. Pasal 81 bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota yang sekurang-kurangnya memuat:

a Bentuk badan hukum; b Kepengurusan; c Hak dan kewajiban; d Permodalan; e Bagi hasil usaha;

f Kerja sama dengan pihak ketiga;

g Mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa badan usaha milik desa adalah usaha desa yang dibentuk atau didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Usaha desa adalah jenis usaha yang berupa pelayanan ekonomi desa seperti usaha jasa, penyaluran sembilan bahan pokok, perdagangan hasil pertamina, serta industri dan kerajinan rakyat.

commit to user

Pemerintah desa membentuk badan usaha milik desa dengan peraturan desa berpedoman pada peraturan daerah. Syarat pembentukannya adalah:

a Atas inisiatif pemerintah desa dan atau masyarakat berdasarkan musyawarah warga desa

b Adanya potensi usaha ekonomi masyarakat

c Sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok

d Tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal, terutama kekayaan desa

e Tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat desa f Adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan

ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi

g Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa

Mekanisme pembentukannya yaitu dilakukan melalui tahap:

a Rembug desa atau musyawarah untuk menghasilkan kesepakatan b Kesepakatan dituangkan dalam anggaran dasar atau anggaran

rumah tangga yang sekurang-kurangnya berisi organisasi dan tata kerja, penetapan penetapan personil, sistem pertanggungjawaban, dan pelaporan, bagi hasil, dan kepailitan.

c Pengusulan materi kesepakatan sebagai draft peraturan desa dan d Penerbitan peraturan desa.

Organisasi badan usaha milik desa terpisah dari organisasi pemerintahan desa. organisasi tersebut minimal terdiri dari penasihat atau komisaris dan pelaksana operasional atau direksi. Penasihat atau komisaris dijabat oleh Kepala Desa. Pelaksana operasional terdiri dari direktur atau manajer dan kepala unit usaha. Penasihat atau komisaris mempunyai tugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada pelaksana operasional atau direksi dalam menjalankan kegiatan pengelolaan usaha desa. Penasihat atau komisaris dalam

commit to user

melaksanakan tugas mempunyai kewenangan meminta penjelasan pelaksana operasional atau direksi mengenai pengelolaan usaha desa. pelaksana operasional atau direksi bertanggungjawab kepada pemerintahan desa atas pengelolaan usaha desa. Jenis-jenis usaha dalam badan usaha milik desa adalah:

a Jasa

1) Jasa keuangan mikro 2) Jasa transportasi 3) Jasa komunikasi 4) Jasa konstruksi 5) Jasa energi

b Penyaluran sembilan bahan pokok 1) Beras

2) Gula 3) Garam

4) Minyak goreng 5) Kacang kedelai

6) Bahan pangan lainnya yang dikelola melalui warung desa atau lumbung desa

c Perdagangan hasil pertanian dan atau 1) Jagung

2) Buah-buahan 3) sayuran

d Industri kecil dan rumah tangga 1) Makanan

2) Minuman, 3) Kerajinan rakyat 4) Bahan bakar alternatif 5) Bahan bangunan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pembangunan kawasan perdesaan yang dilakukan oleh kabupaten atau kota dan atau pihak ketiga mengikutsertakan pemerintah desa dan badan

commit to user

permusyawaratan desa. Pelaksanaan ketentuannya diatur dengan peraturan daerah, dengan memperhatikan:

a. kepentingan masyarakat desa; b. kewenangan desa;

c. kelancaran pelaksanaan investasi; d. kelestarian lingkungan hidup;

e. keserasian kepentingan antar kawasan dan kepentingan umum. Pengaturan lebih lanjut mengenai desa ditetapkan dalam Peraturan daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah serta wajib mengakui dan menghormati hak, asal-usul, dan adat istiadat desa.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa menyebutkan bahwa:

(1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi keweriangan desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja desa, bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah.

(2) Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.

(3) Penyelenggaraan urusan pemerintah yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari anggaran pendapatan dan belanja negara.

Sumber pendapatan desa menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa bahwa:

(1)Sumber pendapatan desa terdiri atas:

a. pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah;

b. bagi hasil pajak daerah kabupaten atau kota paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan dari retribusi kabupaten atau kota sebagian diperuntukkan bagi desa;

commit to user

pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten atau kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa;

d. bantuan keuangan dari pemerintah,

pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan;

e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

(2)Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota disalurkan melalui kas desa.

(3)Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan diambil alih oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Kekayaan desa terdiri atas :

a. tanah kas desa;

b. pasar desa; c. pasar hewan; d. tambatan perahu; e. bangunan desa;

f. pelelangan ikan yang dikelola oleh desa; dan g. lain -lain kekayaan milik desa.

Sumber pendapatan daerah yang berada di desa baik pajak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh provinsi atau kabupaten atau kota tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh pemerintah desa. sedangkan pungutan retribusi dan pajak lainnya yang telah dipungut oleh desa tidak dibenarkan dipungut atau diambil alih oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten atau kota. Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber pendapatan desa diatur dengan peraturan daerah kabupaten atau kota.

Peraturan daerah kabupaten atau kota sekurang-kurangnya memuat :

a. sumber pendapatan;

b. jenis pendapatan;

commit to user

pajak dan retribusi daerah;

d. bagian dana perimbangan; e. persentase dana alokasi desa; f. hibah; g. sumbangan; h. kekayaan.

Pasal 73 bahwa anggaran pendapatan dan belanja desa terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Rancangan anggaran pendapatan dan belanja desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala desa bersama badan permusyawaratan desa menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa setiap tahun dengan peraturan desa.

Pasal 74 bahwa pedoman penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desa, perubahan anggaran pendapatan dan belanja desa, perhitungan anggaran pendapatan dan belanja desa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja desa ditetapkan dengan Peraturan Bupati atau Walikota.

Pasal 75 bahwa kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa. Kepala desa dalam melaksanakan kekuasaannya, kepala desa dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan kepada perangkat desa. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan desa diatur dengan peraturan desa. Pedoman pengelolaan keuangan desa diatur dengan peraturan bupati atau walikota.

Dokumen terkait