• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber-Sumber Keuangan Sekolah 1 Dana dari Pemerintah

Dalam dokumen KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH JIL (Halaman 49-53)

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENGELOLA KEUANGAN YANG KREDIBEL Pengelolaan keuangan adalah kegiatan sekolah untuk merencanakan, memperoleh,

F. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah 1 Dana dari Pemerintah

Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran dan besarnya dana untuk masing- masing jenis pengeluaran sudah ditentukan Pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan

pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benarbenar sesuai dengan mata anggara tersebut.

Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional sekolah.

2. Dana dari Orang Tua Siswa

Istilah dana dari orang tua biasanya lebih luwes dan fleksibel jika menggunakan kata sumbangan, hal ini mengacu tujuan nasional pendidikan yang tidak memprioritaskan unsur komersiil, sehingga masyarakat saat ini cenderung menggunakan kata sumbangan. Sumbangan atau pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran Komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri atas :

a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah.

b. Dana insidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).

c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.

3. Dana dari Masyrakat

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, sebaliknya masyarakat merupakan pondasi berdirinya sekolah, hal ini dibuktikan adanya perkumpulan komite sekolah, tokoh-tokoh

43

masyarakat yang sering dimintai bantuan baik moril maupun materiil untuk sekolalh. Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan pendidikan.Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta.

4. Dana dari Alumni

Alumni merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan sekolah, alumni sering menyelenggarakan reuni dan kegiatan amal yang melibatkan warga sekolah termasuk kepala sekolah sehingga terkadang kegiatan tersebut bersifat mandiri dari organisasi alumni tersebut. Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah.

5. Dana dari Peserta Kegiatan

Kegiatan-kegiatan yang membutuhkan dana dan melibatkan anak maka sekolah dapat memberitahukan terlebih dahulu kepada komite sekolah bahwa kegiatan anak tersebut membutuhkan dana dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler, seperti pelatihan iegarair, kursus bahasa Inggris atau keterampilan lainnya.

6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah

Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapatj dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi, kantin sekolah, bazaar

tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.

Perencanaan anggaran pembiayaan sekolah/madrasahdisesuaikan dengan rencana kerja sekolah/madrasah (RKS) secara keseluruhan, baik pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang. Pengembangan jangka pendek berupa pengembangan satu tahunan. Pengembangan jangka panjang berupa pengembangan lima tahunan, sepuluh tahunan, bahkan dua puluh lima tahunan.

Kalau dianalisis pembuatan perencanaan keuangan, Garner (2004:) merumuskan sikuensi perencanaan keuangan yang strategis sebagai berikut: 1) misi (mission), 2) tujuan jangka panjang (goals), 3) tujuan jangka pendek (objectives), 4) program, layanan, aktivitas (programs, services, activities), tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek berdasarkan kondisi riil unit sekolah (site-based unit goals & objectives), 5) target: baik outcomes maupun outputs, 6) anggaran (budget), dan 7) perencanaan keuangan yang strategis (strategic financial plan).

Di samping memperhatikan program pengembangan sekolah/madrasah, perencanaan keuangan sekolah/madrasah juga mengacu pada penyelenggaraan pendidikan di sekolah/madrasah secara keseluruhan. Kepmendiknas Nomor 056/U/2001 menyebutkan penyelenggaraan pendidikan di sekolah/madrasah meliputi (1) pelayanan yang bersifat teknis edukatif untuk proses belajar mengajar baik teori maupun praktik untuk seluruh mata pelajaran dan penilaian hasil belajar, (2) pelayanan yang bersifat penunjang untuk operasionalisasi ruang belajar dan kegiatan ekstra kurikuler, (3) pengadaan dan perawatan buku pelajaran, peralatan pendidikan, alat pelajaran, peralatan laboratorium, perpustakaan dan peralatan praktik keterampilan serta bahan praktik laboratorium dan keterampilan, (4) pengadaan dan perawatan sarana kegiatan penunjang seperti sarana administrasi, gedung sekolah, ruang kelas, fasilitas

44

sekolah dan lingkungan; (5) penyediaan daya dan jasa seperti listrik, telepon, gas dan air, (6) perjalanan dinas kepala sekolah dan guru, (7) pelayanan kemasyarakatan, pemberdayaan Komite Sekolah, kegiatan sosial, (8) penyelenggaraan lomba yang diikuti siswa dan atau guru, (9) pelayanan habis pakai untuk keperluan sekolah seperti surat kabar, (10) penyediaan gaji guru dan non-guru, tunjangan, honorarium, lembur, transportasi, insentif dan lainnya yang menunjang pendidikan. Berdasarkan komponen penyelenggaraan pendidikan tersebut,kepala sekolah/madrasah menentukan program prioritas yang perlu dilaksanakan dalam satu tahun anggaran dan kemudian dijadikan program kegiatan yang perlu mendapatkan dana.

Dalam menentukan alokasi anggaran, perlu diurutkan tingkat kebutuhan kegiatan dari yang paling penting sampai dengan kegiatan pendukung yang mungkin dapat ditunda pelaksanaannya. Hal ini terkait dengan tersedianya waktu, keberadaan tenaga, dan jumlah dana yang tersedia atau yang bisa diupayakan ketersediaannya. Analisis sumber-sumber dana dan jumlah nominal yang mungkin diperoleh dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan. Perpaduan analisis kegiatan dan sumber dana serta menyangkut waktu pelaksaannya ini menghasilkan Rencana Kerja Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS-M). Setiap sekolah wajib menyusun RKAS-M sebagaimana diamanatkandalam pasal 53 Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu Rencana Kerja Tahunan hendaknya memuat rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun; RKAS-M merupakan rencana perolehan pembiayaan pendidikan dari berbagai sumber pendapatan serta susunan program kerja tahunan yang terdiri dari sejumlah kegiatan rutin serta beberapa kegiatan lainnya disertai rincian rencana pembiayaannya dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian, RKAS-M berisi tentang ragam sumber pendapatan dan jumlah nominalnya, baik rutin maupun pembangunan, ragam pembelanjaan, dan jumlah nominalnya dalam satu tahun anggaran.

Penyusunan RKAS-M perlu memperhatikan asas anggaran antara lain: a. Asas kecermatan

Anggaran harus diperkirakan secara cermat, baik dalam hal penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian sehingga dapat efektif dan terhindar dari kekeliruan dalam penghitungan.

b. Asas Terinci

Penyusunan anggaran dirinci secara baik sehingga dapat dilihat rencana kerja yang jelas serta dapat membantu unsur pengawasan.

c. Asas Keseluruhan

Anggaran yang disusun mencakup semua aktivitas keuangan dari suatu organisasi secara menyeluruh dari awal sampai akhir tahun anggaran.

d. Asas Keterbukaan

Semua pihak yang telah ditentukan oleh peraturan atau pihak yang terkait dengan sumber pembiayaan sekolah dapat memonitor aktivitas yang tertuang dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaannya.

e. Asas Periodik

Pelaksanaan anggaran mempunyai batas waktu yang jelas. f. Asas Pembebanan.

Dasar pembukuan terhadap pengeluaran dan penerimaan anggaran perlu diperhatikan. (lebih lanjut baca panduan penyusunan RKAS-M)

45

Kepala sekolah wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Pengevaluasian dilakukan setiap triwulan atau per semester. Dana yang digunakan akan dipertanggungjawabkan kepada sumber dana. Jika dana tersebut diperoleh dari orang tua siswa, maka dana tersebut akan dipertanggungjawabkan oleh kepala sekolah kepada orang tua siswa. Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka akan dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.

Lembar Kerja 1:

Laporan keuangan sekolah SSN, RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) adalah informasi _egara. Oleh karena itu, laporan keuangan tersebut dibuka seluas-luasnya pada iegara terutama orang tua murid. Hal ini perlu dilakukan mengingat banyaknya keluhan orang tua murid terhadap besarnya biaya di sekolah RSBI dan SBI serta pengelolaan dana yang tidak transparan. Orang tua murid memiliki hak untuk mengetahui penggunaan setiap rupiah yang mereka bayarkan atapun dana yang diberikan pemerintah pada RSBI dan SBI (UU No. 14 Tahun 2008 tentang KIP – Keterbukaan Informasi Publik).

Temuan Koalisi Anti Korupsi Pendidikan (KAKP) dalam laporan penggunaan dana Block Grant RSBI tahun 2007 SDN Percontohan Kompleks UNJ. KAKP menemukan puluhan kwitansi fiktif serta mark-up dalam pengadaan barang disekolah tersebut. Akan tetapi audit oleh lembaga audit _egara dan pemerintah terbukti gagal menemukan manipulasi dalam laporan tersebut.

Jika bapak/ibu bertugas sebagai kepala sekolah di SDN Percontohan Kompleks UNJ tersebut, langkah-langkah tindakan manajemen pengelolaan keuangan yang bagaimana yang akan bapak/ibu ambil untuk memperbaiki pengelolaan keuangan di SDN Percontohan Kompleks UNJ.

Lembar Kerja 2:

Humas SMKN 2 Garut Sunardi membantah terjadi penyimpangan keuangan oleh pihak sekolah. Namun diakuinya, jika pengelolaan manajemen keuangan sekolah kurang bagus.

“Uang digunakan, tapi kurang tahu untuk apa saja. Kami hanya mengerjakan tugas sesuai tupoksi kami,” kata Humas SMKN 2 Garut Sunardi ketika dikonfirmasi soal aksi unjuk rasa sekitar 1.000 siswa yang menunut transparansi Dana Sumbangan Pembangunan (DSP) dan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), Jumat (9/3/2012).

Menghadapi kejadian yang seperti ini, tidakan apa yang harus diambil sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan warga sekolah terhadap pengelolaan keuangan sekolah.

Dalam dokumen KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH JIL (Halaman 49-53)