• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

5.3.3 Sumberdaya Modal

- 1 1 1 2. Bagian Keuangan Sarjana Hukum Administrasi perusahaan 1

3. Bagian budidaya: - Unit Cigombong - Unit Cisarua - Pasir Muncang - SMA - SMA - SMT pertanian - SMA dan SMP - SMT pertanian - SMA dan SMP Penanggungjawab Tenaga harian Penanggungjawab Tenaga harian Penanggungjawab Tenaga harian 1 2 1 6 1 6 4. Bagian pemasaran - SMT pertanian - sarjana dan SMA - SMEA Penanggungjawab Distributor supir 1 2 2 Total 26

5.3.3 Sumberdaya Modal (Capital Resources)

Modal yang dimiliki perusahaan terdiri dari modal tetap dan modal lancar. Modal tetap meliputi gedung, lahan dan sarana pendukung. Sedangkan modal lancar berupa benih, bibit, pupuk, pestisida, bahan bakar, tenaga kerja, dan bahan penunjang lainnya. Lahan yang dikelola oleh perusahaan terdiri atas lahan dengan status kepemilikan pribadi dan status sewa. Modal lancar berasal dari modal perusahaan sendiri, yaitu dari toko saprotan yang dikelola sendiri oleh Agro Lestari.

5.4 Kegiatan Usahatani Asparagus officionalis

Perusahaan memiliki empat subsistem usaha, yaitu usaha pengadaan input produksi, kegiatan budidaya, kegiatan pemasaran dan pola kemitraan. Adapun masing-masing subsistem tersebut memiliki keterkaitan yang dapat melancarkan kegiatan usahatani Asparagus.

5.4.1 Subsistem Pengadaan Input Asparagus officionalis

Adapun beberapa input produksi yang dibutuhkan untuk budidaya Asparagus antara lain:

1. Lahan budidaya.

2. Peralatan, seperti pompa air, alat pengemas untuk kemasan sterofoam, alat pengemas untuk kemasan plastik, selang air, pipa air, cangkul, kored, ember plastik, sarung tangan, gunting, pisau panen, keranjang panen, ayakan, sekop dan sprayer.

3. Bahan-bahan produksi, seperti: bibit Asparagus, kapur dolomite, pupuk kandang, pupuk cair versiganic, biopestisida, jerami, plastik mulsa dan bambu.

4. Tenaga kerja yang akan dibutuhkan untuk setiap proses budidaya, yakni dari persiapan lahan, persemaian, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen, sampai distribusi pemasaran.

5. Instalasi-instalasi, seperti instalasi listrik dan air. 6. Input non teknis berupa jadwal kerja untuk produksi.

Sebagian dari sarana-sarana produksi yang disebutkan di atas, telah tersedia di toko saprotan yang juga dimiliki oleh Agro Lestari. Namun, untuk

sarana-sarana yang tidak tersedia, Agro Lestari mendapatkan dari pihak luar baik dari petani lain maupun dari toko saprotan lain.

Agro Lestari memproduksi benih Asparagus dan membibitkannya sendiri. Selain untuk kebutuhan kebun sendiri, bibit yang diproduksi juga diperuntukkan untuk petani plasma yang bekerjasama dengan Agro Lestari dan petani-petani lain. Namun, tidak selalu bibit yang digunakan adalah bibit sendiri, melainkan terkadang membeli dari petani lain. Hal ini dilakukan ketika persediaan bibit yang diproduksi oleh Agro Lestari tidak mencukupi. Harga bibit yang dijual Agro Lestari seharga Rp 3.500,00 per polybag. Media tanam yang digunakan adalah sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Selain bibit, Agro Lestari juga membuat sendiri untuk pupuk kandang dan biopestisida. Agro Lestari memiliki sejumlah tenaga kerja inti/tetap yang disebar ke dalam bagian-bagian. selain tenaga inti, Agro Lestari juga mempekerjakan tenaga harian tetap dan tidak tetap.

Lahan budidaya untuk proyek akan ini berada di Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Lahan yang akan digunakan adalah lahan sewa dengan biaya sebesar Rp 4.000.000,00/ha/tahun. Keputusan untuk menyewa lahan didasarkan atas beberapa keputusan seperti keterbatasan modal dan usia dari tanaman yang direncanakan.

5.4.2 Subsistem Budidaya Asparagus officionalis 5.4.2.1 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi menyangkut memperkirakan berapa jumlah bibit Asparagus yang akan ditanam, berapa jumlah kebutuhan bahan-bahan yang

diperlukan (pupuk kandang, pupuk cair, pestisida, dan lain-lain), serta bagaimana teknik budidaya yang akan diterapkan. Perencanaan produksi dapat membantu untuk penyusunan jadwal perencanaan produksi yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan usahataninya. Jadwal perencanaan produksi dapat dilihat pada tabel 1.

5.4.2.2 Proses Produksi

Proses produksi Asparagus diawali dengan kegiatan pembukaan lahan, kemudian disusul dengan pembibitan/persemaian, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Proses produksi yang dijalankan perusahaan diusahakan untuk memaksimumkan penggunaan input yang ada diperusahaan.

1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan diawali dengan kegiatan membersihkan lahan dari tanaman–tanaman yang berada di kebun yang bersifat mengganggu bagi pertumbuhan Asparagus. Langkah selanjutnya pengolahan tanah dengan pencangkulan dan perataan tanah kembali. Dengan ukuran bedeng 1 x 10 m, jarak antar antar tanaman dalam bedeng 50 cm dan jarak antar bedeng 50 cm, maka dalam satu ha akan terdapat kurang lebih 20.000 bibit tanaman. Setelah pengolahan tanah selesai, langkah selanjutnya adalah membiarkan tanah selama kurang lebih 15 hari agar tanah lebih mengering.

Setelah tanah sudah lebih mengering, dilakukan pemberian kompos atau pupuk kandang dan kapur dolomite. Penggunaan pupuk kandang dipergunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, tanaman Asparagus juga diketahui memiliki daya serap yang baik untuk pupuk kandang dibanding dengan

pupuk sintesis (Agro Lestari, 2008). Dalam hal ini, pupuk kandang yang digunakan untuk usahatani Asparagus adalah kotoran ayam. Pemilihan kotoran ayam sebagai pupuk kandang didasarkan kotoran ayam memiliki kandungan Nitrogen tiga kali lebih besar dibanding dengan kotoran lain seperti kotoran kambing, babi, kuda dan sapi. Kandungan hara yang lebih besar tersebut dikarenakan bagian cair (urine) tercampur dengan bagian padat (Hardjowigeno, 1995). Selain pupuk kandang, pada lahan tersebut juga akan diberikan kapur dolomite untuk menetralkan keasaman tanah.

2. Pembibitan/persemaian

Selain membeli dari petani lain, pihak Agro Lestari juga menyiapkan bibit Asparagus sendiri. Perusahaan menyiapkan bibit dari tanaman yang dinilai memiliki kualitas yang baik dan sudah berusia tua, yakni minimal berusia dua tahun.

3. Penanaman

Sebelum ditanami oleh bibit Asparagus, kesuburan tanah terlebih dahulu disamaratakan. Tanah diberikan pupuk kandang kembali sebanyak 30 ton/ha. Setelah tanah siap, dibuat lubang tanam. Setelah lubang tanam siap, bibit dimasukkan kedalam lubang tanam sedalam 3-5 cm, lalu ditimbun oleh tanah galian di sekitarnya. Bibit yang dimasukkan ke dalam lubang adalah bibit yang berusia kurang lebih tiga bulan dengan tinggi minimal 20 cm. Setelah penanaman bibit sudah selesai, tanah bedengan ditutupi oleh jerami. Penutupan tanah dengan jerami dimaksudkan untuk mengurangi penguapan air tanah sehingga kelembaban tanah terjaga. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk menghindari pertumbuhan gulma di sekitar tanaman Asparagus.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan dalam budidaya Asparagus meliputi penyiraman, penyiangan dan pemupukan. Penyiraman ini disesuaikan dengan kondisi curah hujan di lahan. Penyiraman secara manual dibutuhkan lebih intensif pada saat musim kemarau tiba, atau pada saat curah hujan tidak mencukupi. Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah penyiangan. Walaupun tanah sudah ditutupi oleh jerami, penyiangan adalah salah satu kegiatan yang perlu diperhatikan.

Berikutnya meliputi pemupukan yang terdiri dari pemupukan pupuk kandang dan pupuk cair. Pupuk kandang diberikan enam bulan satu kali dengan kebutuhan 30 ton/ha/tahun atau 1500 karung. Sedangkan pupuk cair diberikan setiap empat bulan sekali dengan kebutuhan 240 liter/ha/tahun. Pupuk cair yang digunakan adalah versiganic yang berfungsi sebagai pupuk daun dan akar. Pupuk cair diberikan pertama kali pada saat memasuki bulan keempat setelah penanaman. Pupuk cair diencerkan terlebih dahulu, dimana 1 ml pupuk cair diencerkan dengan 1000 ml air.

Hal yang juga perlu diperhatikan adalah penyemprotan pestisida organik. Tanaman Asparagus relatif rentan terhadap jamur yang menimbulkan bercak pada daun. Untuk menghindarinya dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik. Beberapa jenis bahan yang digunakan oleh Agro Lestari untuk membuat pestisida organik antara lain tanaman tembakau, mindy, suren, sirsak, lengkoas, temulawak, sereh, bawang merah dan bawang putih. Adapun komposisi bahan pestisida akan disesuaikan dengan jenis hama dan penyakit yang ingin dibasmi.

5. Panen

Salah satu keunggulan dari membudidayakan tanaman Asparagus di Indonesia adalah Asparagus bisa dipanen sepanjang tahun. Pemanenan bisa dilakukan pertama kali pada bulan kedelapan sejak penanaman. Asparagus yang dipanen oleh Agro Lestari adalah Asparagus hijau. Asparagus hijau dipanen saat rebung sudah keluar dari permukaan tanah. Asparagus yang dipanen adalah rebung yang sudah berukuran 20-30 cm dan diameter 2 cm.

5.4.2.3 Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi ditujukan untuk terciptanya efisiensi dan efektifitas usahatani. Dalam pengendalian produksinya, perusahaan selalu menjalankan usahataninya berdasarkan jalur yang telah direncanakan, baik merupakan ketetapan teknik budidaya ataupun dengan mengikuti jadwal perencanaan produksi. Jadwal perencanaan produksi dapat dilihat pada lampiran 1.

Dokumen terkait