• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek teknis adalah aspek yang bisa menggambarkan taksiran biaya investasi yang dibutuhkan. Kelayakan dari aspek teknis akan menyoroti beberapa hal, yakni kesesuaian kondisi iklim dan tanah Desa Cibedug, ketersediaan sarana produksi, ketersediaan tenaga kerja dan layout lahan.

6.2.1 Kesesuaian Kondisi Iklim dan Tanah Desa Cibedug

Tanaman Asparagus tergolong dalam tanaman dataran tinggi. Tanaman ini juga bisa dikembangan dengan baik di kebun-kebun tropika jika teknik budidaya diikuti dengan baik. Tanaman ini dapat tumbuh optimal pada lahan dengan ketinggian permukaan di atas 600 sampai dengan 900 mdpl dan rentang suhu 15oC-25oC. Kondisi curah hujan yang dibutuhkan mencapai 2.500 sampai dengan 3.000 mm/tahun. Artinya, tanaman ini membutuhkan kondisi iklim yang sejuk dengan curah hujan yang tinggi karena dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan banyak air.

Berdasarkan laporan profil Desa Cibedug tahun 2005, Desa Cibedug adalah Desa dengan ketinggian permukaan 650 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut, suhu maksimum di Desa ini adalah 22oC. Hal ini sesuai dengan kebutuhan tanaman Asparagus akan iklim yang dingin. Asparagus adalah tanaman yang dapat beradaptasi luas terhadap berbagai suhu rendah. Kondisi curah hujan di daerah ini adalah 2500 mm/tahun dengan jumlah hari yang memiliki curah hujan terbanyak sebanyak 180 hari. Artinya, Desa ini memiliki potensi untuk pengembangan Asparagus karena ketersediaan air yang mencukupi. Curah hujan yang melebihi dari kebutuhan yang disyaratkan beresiko pada pembusukan tanaman. Namun, hal tersebut diantisipasi perusahaan dengan menggunakan jerami. Penggunaan jerami ini selain berfungsi untuk menghindari pertumbuhan gulma dan mengurangi penguapan air dari tanah, juga berfungsi untuk mengurangi volume air hujan yang langsung ke perakaran tanaman. Selain itu, Agro Lestari juga menyediakan sebuah sumur bor untuk sumber air, terutama pada saat terjadi musim kering. Adanya kesesuaian antara kondisi iklim lahan

Desa Cibedug dengan kebutuhan iklim Asparagus, maka kondisi iklim di Desa Cibedug dikatakan mendukung untuk budidaya Asparagus.

Kondisi tanah di Desa Cibedug adalah bertekstur lempung dengan warna hitam, dengan kedalaman 50-200 m. Tekstur tanah yang cocok untuk Asparagus adalah agak berpasir, sehingga memiliki drainase yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan pasir pada lahan. Warna hitam pada tanah mengindikasikan bahwa tanah memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Tanah di Desa Cibedug juga memiliki kadar gambut dalam jumlah yang tidak tinggi. Keberadaan tanah gambut selain menambah bahan organik dalam tanah, keberadaannya harus diperhatikan karena kadar gambut beresiko meningkatkan keasaman tanah. Kondisi tersebut tidak dikehendaki oleh tanaman Asparagus karena tanaman ini rentan terhadap tanah yang masam. Untuk menyesuaikan dengan kondisi gambut yang ada di Desa Cibedug, karena itu Agro Lestari memberikan sejumlah 4.200 kg/ha kapur dolomite. Kondisi tanah di Desa Cibedug dinilai berada pada tingkat kesuburan yang baik karena memiliki bahan organik yang tinggi, tidak memiliki kandungan besi dan kadar gambut yang tinggi.

Selain itu, Desa Cibedug memiliki beberapa tipe tanah, yakni tanah sawah sebesar 40 persen, tanah kering sebesar 58,15 persen, dan tanah fasilitas umum sebesar 1,85 persen. Persentase terbesar tipe tanah yang ada di Cibedug adalah tanah kering. Tanah kering ini sebagian besar digunakan untuk kebun dan tegalan, yakni sebesar 82,68 persen. Pada umumnya, tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman pangan. Selain karena kondisi iklim yang sesuai, tanah ini juga memiliki tingkat kesuburan yang relatif baik. Hal ini terbukti dimana sampai saat ini masih

banyak penduduk yang membudidayakan sayuran di Desa Cibedug. Berdasarkan adanya kesesuaian kondisi iklim dan tanah Desa Cibedug dengan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman Asparagus, maka lahan di Desa Cibedug dikatakan mendukung untuk budidaya Asparagus.

6.2.2 Ketersediaan Sarana Produksi

Selain menjalankan usaha budidaya tanaman sayuran, Agro Lestari juga memiliki toko saprotan yang dikelola sendiri oleh pemilik perusahaan. Adapun beberapa sarana produksi yang disediakan di toko tersebut antara lain benih, bibit, pupuk organik, pestisida organik, polybag semai, arang sekam, dan sebagainya. Sarana produksi seperti benih, pupuk organik, dan pestisida organik, selain didapatkan dari toko saprotan Agro Lestari, perusahaan juga mendapatkan dari pihak luar seperti petani-petani dan toko-toko saprotan lain. Bibit yang dikembangkan oleh Agro Lestari adalah bibit yang menggunakan benih hasil persilangan sendiri antara varietas Mary Washington dari Amerika dan varietas benih yang berasal dari Eropa. Sedangkan sarana yang didapatkan dari toko-toko lain seperti pompa air, selang dan pipa, sprayer, cangkul, karanjang panen, bambu, dan lain-lain.

Sarana lain yang juga perlu diperhatikan adalah sumber air. Walaupun curah hujan di lokasi kebun dalam jumlah yang mencukupi, perusahaan juga menyiapkan sarana untuk sumber dan instalasi air. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hari-hari dimana curah hujan tidak mencukupi. Sumber air yang disiapkan adalah sumur buatan dengan pompa litrik, sehingga biaya air digabung dengan biaya listrik.

Dalam mendukung pemasaran Asparagus, Agro Lestari memiliki satu buah mobil pick up yang dipersiapkan untuk pengangkutan sayuran. Pengangkutan ini dilakukan setiap hari dengan biaya BBM sebesar Rp 50.000,00 untuk sekali pengangkutan. Desa Cibedug memiliki fasilitas jalan. Kondisi jalan tersebut antara lain berupa jalan aspal sepanjang enam km, jalan diperkeras sepanjang 1 km dan jalan tanah sepanjang 1 km. Dengan tersedianya fasilitas jalan tersebut, maka akan mempermudah akses kendaraan ke kebun dan memperlancar arus pengangkutan sayuran ramah lingkungan perusahaan Agro Lestari.

6.2.3 Ketersediaan Tenaga Kerja

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya, perusahaan Agro Lestari sudah memiliki karyawan sebanyak 14 orang dan tanaga harian tetap sebanyak 12 orang. Tenaga kerja berasal dari Bogor. Dalam struktur organisasinya, setiap posisi memiliki tanggung jawabnya masing-masing.

Desa Cibedug adalah Desa dengan mata pencaharian penduduk terbesar sebagai buruh tani, yakni sebesar 30,34 persen. Hal ini disesuaikan dengan kondisi iklim Desa dan kemampuan kerja dari penduduk yang sebagian besar adalah tidak tamat SD. Berdasarkan keterangan tersedianya tenaga kerja untuk buruh tani dan pengalaman yang mereka miliki, maka dari sisi ketersediaan tenaga kerja, Desa ini memiliki daya dukung untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam usahatani budidaya Asparagus.

6.2.4 Layout Lahan

Pada lahan yang direncanakan untuk menjadi lokasi kebun, akan terdapat bangunan untuk gudang dan tempat pembibitan yang luasnya mencapai 200 m2. Kebun yang direncanakan untuk lokasi kebun tidak berbatasan dengan kebun lainnya. Tepatnya, lokasi lebih dibatasi oleh pemukiman warga Desa Cibedug. Pertimbangan dalam pemilihan lahan tersebut dikarenakan untuk memperkecil resiko penularan penyakit tanaman dan residu bahan kimia yang digunakan oleh kebun lain yang dibudidayakan secara intensif. Perusahaan telah melakukan survey sebelumnya untuk memastikan bahwa lahan yang dipilih adalah lahan yang tepat untuk pengembangan bubidaya Asparagus secara ramah lingkungan. Berdasarkan pemilihan lahan yang meminimumkan penularan penyakit dan residu bahan kimia, maka lahan di lokasi tersebut mendukung untuk dijadikan lahan budidaya Asparagus ramah lingkungan.

Dokumen terkait