IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Lingkungan TI
4.1.2. Sumberdaya TI Perpustakaan Badan Litbang
Badan Litbang Pertanian dalam pengelolaan perpustakaaan berbasis TI tidak terlepas dari dukungan sumberdaya TI. Untuk mendapatkan gambaran dukungan sumberdaya TI yang ada saat ini dalam pengelolaan perpustakaan Badan Litbang Pertanian diperlukan identifikasi sumberdaya TI. Hasil yang diperoleh dari identifikasi sumberdaya TI di instansi adalah sebagai berikut.
4.1.2.1. Proses Bisnis
Badan Litbang Pertanian selain memiliki proses bisnis utama sebagai lembaga pemerintah yang melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang
pertanian juga memiliki tugas untuk menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian kepada pengguna melalui penyelenggaraan perpustakaan. Salah satu unit kerja Badan Litbang Pertanian yang diberi mandat untuk menyebarluaskan informasi hasil penelitian tersebut adalah PUSTAKA. Namun demikian di setiap unit kerja juga terdapat perpustakaan. Hubungan antara unit kerja PUSTAKA dengan perpustakaan di setiap unit kerja adalah sebagai pembina.
Perpustakaan di setiap unit kerja selain memberi layanan kepada pengguna internal peneliti dan litkayasa juga secara eksternal memberi layanan kepada pengguna umum. Database yang digunakan merupakan hasil kompilasi dari seluruh database penelitian yang ada di unit kerja sebagai katalog induk yang terdiri dari materi perpustakaan berupa katalog induk buku dan katalog induk majalah. Kerjasama antara PUSTAKA dengan instansi terkait lainnya merupakan upaya untuk membangun koleksi bahan pustaka. Kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga pemerintah non departemen dan kementerian lainnya dilakukan dalam rangka pemanfaatan bersama informasi dan koleksi baik milik sendiri maupun koleksi jurnal online yang ada dalam database yang mereka langgan. PUSTAKA memiliki mandat sebagai National Node untuk database penelitian pertanian dari Food and Agriculture Organization (FAO). Informasi penelitian yang sedang berjalan (on-going research) yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian dikirim ke The International Information System for Agricultural Science and Technology (AGRIS) dan Current Agricultural Research Information System (CARIS). Sebagai timbal balik FAO mengirimkan CD-ROM yang berisi kompilasi informasi AGRIS dan CARIS dari berbagai negara anggota FAO .
4.1.2.2. Aplikasi
Dalam menjalankan salah satu proses bisnisnya yaitu menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian kepada pengguna melalui penyelenggaraan perpustakaan berbasis TI membutuhkan pemanfaatan aplikasi TI. Aplikasi perpustakaan yang ada terdiri dari:
Katalog
Sistem temu kembali bahan pustaka yang digunakan perpustakaan Badan Litbang Pertanian adalah sistem katalog online (OPAC). Sistem OPAC ini
dibangun dari beberapa sistem lebih kecil dan digolongkan berdasar bentuk materi dan kegunaanya yaitu :
1) Katalog Induk, merupakan katalog Induk koleksi Perpustakaan Lingkup Badan Litbang Pertanian. Katalog yang dikelola adalah Katalog Buku, Majalah, Informasi Teknologi Pertanian (IPTAN), AGRIS/CARIS dan Katalog Komoditas Pertanian (Gambar 4).
2) Indonesiana, memuat informasi bibilografis dari artikel pertanian yang berkaitan hasil penelitian dan pengkajian pertanian Indonesia yang mencakup semua subsektor dan komoditas Artikel-artikel tersebut bersumber dari publikasi terbitan instansi lingkup Kementerian Pertanian, Perguruan Tinggi maupun instansi lainnya yang terkait dengan bidang pertanian (Gambar 5).
3) Katalog Online UK/UPT, berisi katalog yang dikelola UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian yang berisi informasi spesifik lokasi/komoditas sesuai dengan bidang penelitian/pengkajian (Gambar 6).
Antarmuka aplikasi OPAC menggunakan platform web browser dengan melakukan proses transformasi terlebih dahulu terhadap data materi informasi/ perpustakaan hasil pengolahan agar sesuai dengan format yang berlaku. Aplikasi OPAC yang digunakan dibangun berbasis aplikasi open source IGLOO dari Diknas dan dikembangkan lebih lanjut oleh tim TI PUSTAKA.
Permasalahan saat ini yang dihadapi aplikasi katalog online ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Fasilitas pencarian metadata yang disediakan masih belum dapat menelusur dari berbagai database yang ada sehingga pengguna membutuhkan waktu yang lama untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
2) Hasil yang diperoleh dari penelusuran masih terbatas hanya informasi detail record dari koleksi yang dimiliki sedangkan informasi ketersediaan koleksi tersebut secara elektronis belum ada.
3) Belum adanya fasilitas online fulltext sehingga pengguna harus datang langsung ke perpustakaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan tersebut secara fulltext.
ISIS Olah
ISIS Olah merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk pengolahan bahan pustaka. Aplikasi ini dibuat oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan dikembangkan lebih lanjut oleh tim TI PUSTAKA. Pengguna ISIS olah ini adalah pustakawan dan pengelola perpustakaan. Aplikasi ini digunakan untuk mengolah materi perpustakaan menjadi database majalah, buku dan hasil penelitian pertanian lainnya. Sebagai National Node FAO untuk database penelitian pertanian Indonesia, struktur
Gambar 5 Indonesiana Gambar 4 Katalog Induk
database dalam ISIS yang digunakan oleh PUSTAKA mengacu kepada struktur yang digunakan oleh FAO yaitu: MFN, primary dan second subject category, nama penulis, judul artikel/buku dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, bahasa yang digunakan, note, nama jurnal, kata kunci, kata kunci ke 2, istilah lokal, abstrak dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, komoditas, kode instansi, badan koorporasi, pengarang koorporasi, tahun publikasi, TRN, dan bibliografis. Database hasil pengolahan dengan ISIS ini selanjutnya digunakan oleh pengguna perpustakaan melalui aplikasi OPAC yang dapat diakses secara online melalui situs web perpustakaan Badan Litbang Pertanian maupun datang langsung ke perpustakaan UK/UPT terkait. Permasalahan saat ini yang dihadapi dalam penggunaan ISIS olah sebagai aplikasi pengolahan bahan pustaka dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Fitur-fitur yang tersedia dalam aplikasi ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal diantaranya adalah fitur administrator.
2) Belum adanya fitur yang dapat digunakan untuk membuat link ke
fulltext.
Situs Web
Situs web digunakan dalam perpustakaan berbasis TI bertujuan untuk memberikan layanan terhadap pengguna dari mana saja dan kapan saja. Dengan situs web penelusuran koleksi pustaka dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Alamat URL untuk akses situs web perpustakaan Badan Litbang Pertanian adalah
web yang diberikan
masih terbatas pada katalog online yang terdiri dari: 1) katalog induk koleksi perpustakaan lingkup Badan Litbang Pertanian; 2) Informasi hasil penelitian dan pengkajian pertanian di Indonesia, khusus untuk publikasi yang diterbitkan oleh UK/UPT Badan Litbang Pertanian selain berupa data bibliografis juga dilengkapi
link ke dokumen lengkap dalam format pdf; 3) Katalog online UK/UPT, berisi katalog yang dikelola UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian yang berisi informasi spesifik lokasi/komoditas sesuai dengan bidang penelitian/pengkajian masing-masing UK/UPT. Selain katalog online, dalam web ini memberikan informasi daftar jurnal elektronis yang dilanggan PUSTAKA serta link koleksi
yang dimiliki PUSTAKA yaitu pangkalan data Informasi Padi di Indonesia, koleksi brosur/leaflet Teknologi Pertanian Tepat Guna, dan kliping berita Inovasi Teknologi Pertanian di media cetak. Halaman depan situs web perpustakaan Badan Litbang Pertanian dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Halaman depan situs web perpustakaan Badan Litbang Pertanian
Repository Badan Litbang Pertanian
Saat ini tim TI PUSTAKA sedang membangun aplikasi repository Badan Litbang Pertanian. Repositroy ini nantinya akan digunakan sebagai database fulltext publikasi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh UK/UPT Badan Litbang Pertanian (Gambar 10). Alamat URL untuk akses repository Badan
Litbang Pertanian adala
yang digunakan aplikasi ini adalah OAI-PMH (Open Archive Initiative Protocol for Metadata Harvesting). Dalam protokol ini ada dua objek yang saling berinteraksi yaitu service provider (pengumpul data) dan data provider (penyedia data). PUSTAKA merupakan unit kerja yang bertanggungjawab mengoperasikan gateway pengumpul data. Sedangkan perpustakaan unit kerja lainnya bertugas sebagai penyedia data. Proses pengumpulan data oleh pengumpul data terhadap penyedia data dilakukan dalam interval waktu tertentu dan akan disimpan dalam server terpusat. Format metadata yang digunakan untuk pertukaran data tersebut menggunakan format standar metadata Dublin Core. Gateway pengumpul dirancang menggunakan bahasa pemrograman java dan dirancang secara modular
sehingga memungkinan penambahan jenis protokol pertukaran data yang lain. Untuk menunjang pertukaran data antara pengumpul dan penyedia data digunakan arsitektur terpusat dimana semua data dari masing-masing perpustakaan UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dibaca oleh server pusat. Arsitektur pertukaran data repository Badan Litbang Pertanian dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Arsitektur pertukaran data Repository Badan Litbang Pertanian
Saat ini gateway pengumpul menggunakan 12 jenis modul yang berbeda. Hal ini disebabkan karena masing-masing unit kerja menggunakan CMS yang berbeda-beda. Sembilan unit kerja menggunakan CMS Joomla dengan komponen yang digunakan adalah JoomDocs dan JoomJournal. Sedangkan tiga unit kerja yang lain menggunakan framework yang dibangun sendiri. Metadata yang akan dikumpulkan oleh gateway pengumpul terdiri atas: nama publikasi, no, vol, tahun, judul artikel, penulis 1 dan 2, kata kunci, abstrak, ISSN/ISBN, dan jurnal fulltext. Namun dalam pelaksanaan proses pengumpulan data dari UK/UPT masih mengalami kendala diantaranya adalah ada beberapa database yang tidak dapat diambil oleh gateway pengumpul. Hal ini disebabkan karena modul pengumpul tidak dapat mengakses database UK/UPT yang diberi password. Dengan adanya kendala tersebut, pengumpulan data dari UK/UPT dilakukan dengan dua jenis metode yaitu otomasi dengan gateway pengumpul dan secara manual dengan cara
Server Terpusat Internet Perpustakaan UK/UPT Perpustakaan UK/UPT Perpustakaan UK/UPT
mengentry data melalui modul manajemen yang terdapat dalam aplikasi ini. Halaman depan repository Badan Litbang Pertanian dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Halaman depan Repository Badan Litbang Pertanian
4.1.2.3. Infrastruktur
Perpustakaan berbasis TI dalam pengelolaannya membutuhkan sebuah infrastruktur yang baik. Infrastruktur tersebut terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan komputer. Perangkat keras yang dimaksud adalah server, PC, scanner, printer, kamera digital, televisi, dan DVD/VCD player. Perangkat lunak yang dimaksud adalah perangkat lunak server, perangkat lunak pengelolaan database, perangkat lunak pengolahan bahan pustaka, dan perangkat lunak temu kembali informasi koleksi perpustakaan. Jaringan komputer yang dimaksud adalah media transmisi data baik lokal melalui jaringan LAN (Local Area Network) maupun antar unit perpustakaan melalui jaringan internet. Sejak awal pembangunan perpustakaan Badan Litbang Pertanian, infrastruktur merupakan salah satu masalah yang harus dipecahkan.
Sampai dengan tahun 2011, perangkat keras yang tersedia untuk perpustakaan Badan Litbang Pertanian adalah sebanyak 416 unit yang terdiri atas 37 unit server, 241 unit PC, 47 unit scanner, 64 unit printer, 11 unit kamera digital, 9 unit televisi, dan 7 unit DVD/VCD player yang semuanya tersebar di unit perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian (PUSTAKA 2011). Namun sarana yang sudah tersedia ini alokasinya belum tersebar secara sempurna, masih
ada unit perpustakaan yang belum memiliki salah satu atau lebih perangkat keras yang dibutuhkan. Secara rinci perangkat keras yang tersedia untuk perpustakaan UK/UPT Badan Litbang dijabarkan dalam Tabel 7.
Tabel 7 Inventarisasi perangkat keras yang tersedia di perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian sampai dengan tahun 2011
No UNIT KERJA
JUMLAH PERANGKAT KERAS
SERVER PC SCANNER PRINTER CAMERA TELEVISI DVD/VCD COMPUTER DIGITAL UNIT PLAYER
1 SEKRETARIAT BADAN 1 2 1 1 1 0 1 2 PUSLITBANGTAN 0 4 0 1 0 0 0 3 PUSLITBANGHORT 0 4 0 1 0 0 0 4 PUSLITBANGBUN 0 5 1 2 1 1 0 5 PUSLITBANGNAK 0 4 1 1 0 0 0 6 PSEKP 1 5 0 1 0 0 0 7 BB MEKTAN 1 7 0 2 0 0 0 8 BB BIOGEN 1 5 1 1 0 0 0 9 BBSDLP/BALITTANAH 0 2 0 0 0 0 0 10 BB PASCAPANEN 1 2 1 1 1 0 1 11 BB PADI 0 3 1 1 0 0 0 12 BB VETERINER 1 7 1 1 0 0 0 13 BBP2TP 0 3 1 1 0 0 0 14 BALITKABI 1 5 1 1 0 0 0 15 BALIT SEREAL 1 5 1 2 0 0 0 16 BALITSA 0 5 1 1 0 0 0 17 BALITBU 0 5 0 1 0 0 0 18 BALITHI 0 4 1 1 0 1 0 19 BALITJESTRO 1 3 1 1 0 0 0 20 BALITTRO 0 5 1 1 0 0 0 21 BALITTAS 0 2 0 0 0 0 0 22 BALITTRI 1 5 1 0 0 0 0 23 BALITNAK 1 6 1 1 0 0 0 24 BALITTRA 1 4 1 1 0 0 0 25 BALITKLIMAT 0 2 1 1 0 0 0 26 BALINGTAN 1 5 1 1 0 0 0 27 BALITKA 1 5 1 1 1 0 0 28 LOLIT TUNGGRO 0 2 1 1 1 0 0 29 LOLIT SAPI POTONG 1 3 1 1 1 0 0 30 LOLIT KAMBING POTONG 1 2 1 1 0 0 0 31 BPTP SUMUT 1 2 1 1 0 0 0 32 BPTP NAD 1 5 1 1 1 1 0 33 BPTP SUMBAR 1 5 0 1 0 0 0 34 BPTP LAMPUNG 0 4 0 0 0 0 0 35 BPTP SUMSEL 1 5 1 1 0 0 0 36 BPTP JAMBI 1 4 1 3 0 0 0 37 BPTP BANTEN 1 2 1 1 0 0 0 38 BPTP JAKARTA 1 4 1 1 0 1 0 39 BPTP JAWA BARAT 0 4 1 1 0 0 0 40 BPTP JAWA TENGAH 1 6 1 1 0 0 0 41 BPTP DIY 0 6 1 1 1 0 1
42 BPTP JAWA TIMUR 1 8 1 2 0 1 1 43 BPTP KALSEL 0 7 1 1 0 1 1 44 BPTP KALTENG 1 5 1 1 0 0 0 45 BPTP KALBAR 1 4 1 2 0 0 0 46 BPTP NTT 0 3 1 3 0 1 1 47 BPTP BALI 1 1 0 0 0 0 0 48 BPTP SULSEL 1 5 1 1 0 1 0 49 BPTP SULTENG 1 3 1 1 0 0 0 50 BPTP SULUT 1 5 1 1 1 0 0 51 BPTP MALUKU 1 3 0 1 0 1 1 52 BPTP BABEL 1 3 1 1 0 0 0 53 BPTP BENGKULU 1 3 1 1 0 0 0 54 BPTP RIAU 1 5 2 2 0 0 0 55 BPTP GORONTALO 1 3 1 1 1 0 0 56 BPTP PAPUA 0 3 1 1 1 0 0 57 BPTP PAPUA BARAT 1 1 0 1 0 0 0 58 LRPI 0 3 0 1 0 0 0 59 PPKS 0 3 1 1 0 0 0 60 BALIT KARET 0 1 0 0 0 0 0 61 BALIT SEMBAWA 0 2 0 0 0 0 0 62 P3GULA INDONESIA 0 1 0 0 0 0 0 63 PUSLIT KOPI KAKAO 0 1 0 0 0 0 0 37 241 47 64 11 9 7 Sumber: PUSTAKA, 2011
Sesuai dengan rencana strategis pengembangan perpustakaan berbasis TI yang dibuat oleh Badan Litbang Pertanian, untuk meningkatkan kinerja perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian diperlukan tambahan perangkat keras sebanyak 296 unit yang terdiri atas 26 unit server, 85 unit PC, 17 unit scanner, 8 unit printer, 52 unit kamera digital, 54 unit televisi, dan 54 unit DVD/VCD player. Alokasi tambahan perangkat keras ini harus disebar secara sempurna kepada perpustakaan UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian yang membutuhkan. Secara terinci sebaran perangkat keras yang dibutuhkan oleh perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian dijabarkan pada Tabel 8 berikut. Tabel 8 Tambahan perangkat keras untuk perpustakaan UK/UPT Badan Litbang
Pertanian
No UNIT KERJA
TAMBAHAN PERANGKAT KERAS
SERVER PC SCANNER PRINTER CAMERA TELEVISI DVD/VCD COMPUTER DIGITAL UNIT PLAYER
1 SEKRETARIAT BADAN 0 3 0 0 0 1 1 2 PUSLITBANGTAN 1 1 1 0 1 1 1 3 PUSLITBANGHORT 1 1 1 0 1 1 1 4 PUSLITBANGBUN 1 0 0 0 0 0 0 5 PUSLITBANGNAK 1 1 0 0 1 1 1 6 PSEKP 0 0 1 0 1 1 1
7 BB MEKTAN 0 0 1 -1 1 1 1 8 BB BIOGEN 0 0 0 0 1 1 1 9 BBSDLP/BALITTANAH 1 3 1 1 1 1 1 10 BB PASCAPANEN 0 3 0 0 0 1 1 11 BB PADI 1 2 0 0 1 1 1 12 BB VETERINER 0 0 0 0 1 1 1 13 BBP2TP 1 2 0 0 1 1 1 14 BALITKABI 0 0 0 0 1 1 1 15 BALIT SEREAL 0 0 0 0 1 1 1 16 BALITSA 1 0 0 0 1 1 1 17 BALITBU 1 0 1 0 1 1 1 18 BALITHI 1 1 0 0 1 0 0 19 BALITJESTRO 0 2 0 0 1 1 1 20 BALITTRO 1 0 0 0 1 1 1 21 BALITTAS 1 3 1 1 1 1 1 22 BALITTRI 0 0 0 1 1 1 1 23 BALITNAK 0 0 0 0 1 1 1 24 BALITTRA 0 1 0 0 1 1 1 25 BALITKLIMAT 1 3 0 0 1 1 1 26 BALINGTAN 0 0 0 0 1 1 1 27 BALITKA 0 0 0 0 0 1 1 28 LOLIT TUNGGRO 1 3 0 0 0 1 1 29 LOLIT SAPI POTONG 0 2 0 0 0 1 1 30 LOLIT KAMBING POTONG 0 3 0 0 1 1 1 31 BPTP SUMUT 0 3 0 0 1 1 1 32 BPTP NAD 0 0 0 0 0 0 0 33 BPTP SUMBAR 0 0 1 0 1 1 1 34 BPTP LAMPUNG 1 1 1 1 1 1 1 35 BPTP SUMSEL 0 0 0 0 1 1 1 36 BPTP JAMBI 0 1 0 0 1 1 1 37 BPTP BANTEN 0 3 0 0 1 1 1 38 BPTP JAKARTA 0 1 0 0 1 0 0 39 BPTP JAWA BARAT 1 1 0 0 1 1 1 40 BPTP JAWA TENGAH 0 0 0 0 1 1 1 41 BPTP DIY 1 -1 0 0 0 1 1 42 BPTP JAWA TIMUR 0 0 0 0 1 0 0 43 BPTP KALSEL 1 0 0 0 1 0 0 44 BPTP KALTENG 0 0 0 0 1 1 1 45 BPTP KALBAR 0 1 0 0 1 1 1 46 BPTP NTT 1 2 0 0 1 0 0 47 BPTP BALI 0 4 1 1 1 1 1 48 BPTP SULSEL 0 0 0 0 1 0 0 49 BPTP SULTENG 0 2 0 0 1 1 1 50 BPTP SULUT 0 0 0 0 0 1 1 51 BPTP MALUKU 0 2 1 0 1 0 0 52 BPTP BABEL 0 2 0 0 1 1 1 53 BPTP BENGKULU 0 2 0 0 1 1 1 54 BPTP RIAU 0 0 0 0 1 1 1 55 BPTP GORONTALO 0 2 0 0 0 1 1 56 BPTP PAPUA 1 2 0 0 0 1 1 57 BPTP PAPUA BARAT 0 4 1 0 1 1 1 58 LRPI 1 2 1 0 1 1 1 59 PPKS 1 2 0 0 1 1 1
60 BALIT KARET 1 4 1 1 1 1 1 61 BALIT SEMBAWA 1 3 1 1 1 1 1 62 P3GULA INDONESIA 1 4 1 1 1 1 1 63 PUSLIT KOPI KAKAO 1 4 1 1 1 1 1 26 85 17 8 52 54 54
Perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian dalam melayani permintaan pengguna menggunakan dua jenis server yaitu server perpustakaan unit kerja dan server utama yang terdapat di PUSTAKA. Server perpustakaan unit kerja digunakan untuk melayani permintaan pengguna internal melalui intranet. Sedangkan server utama digunakan untuk melayani pengguna melalui internet. Namun karena keterbatasan server yang dimiliki oleh perpustakaan menyebabkan ada beberapa UK/UPT belum memiliki server lokal. Sistem operasi yang digunakan untuk server lokal perpustakaan yang dikelola oleh UK/UPT sebagian besar menggunakan Microsoft Windows Server 2003, namun ada beberapa server lokal yang menggunakan sistem operasi lain berbasis Linux diantaranya adalah: 1) server lokal yang dikelola oleh PUSTAKA menggunakan sistem operasi CentOS; 2) server lokal yang dikelola oleh Puslitbang Tanaman Pangan, BB Pascapanen Pertanian, dan Balitjestro menggunakan Ubuntu Server; dan 3) server lokal yang dikelola oleh Lolit Sapi Potong menggunakan Fedora.
Konfigurasi server utama yang digunakan untuk melayani permintaan pengguna melalui situs web yang dihosting di PUSTAKA adalah dua buah server dengan perangkat lunak yang tertanam dalam mesin tersebut adalah CentOS Linux dengan aplikasi web server LAMP (Linux Apache, MySQL, dan PHP). Situs web digunakan untuk memperkenalkan sekaligus melayani pengguna layanan perpustakaan Badan Litbang Pertanian. Perangkat lunak yang tertanam dalam PC yang digunakan untuk pengolahan bahan pustaka adalah aplikasi WINISIS. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan untuk temu kembali informasi adalah aplikasi open source IGLOO yang sudah dimodifikasi.
Topologi infrastruktur jaringan Badan Litbang Pertanian memiliki dua buah
Metropolitan Area Network (MAN) yaitu Jakarta dan Bogor. Uplink internet MAN Jakarta berasal dari Sekretariat Badan Litbang Pertanian dengan host
Sekretariat Badan Litbang Pertanian, Puslitbang Hortikultura, dan BPTP DKI Jakarta. Media transmisi yang digunakan adalah infrastruktur jaringan publik CBN. Sedangkan uplink MAN Bogor berasal dari PUSTAKA dengan host
Cimanggu Cyber yang terdiri dari unit kerja Badan Litbang Pertanian di daerah Cimanggu dan 2 unit kerja di luar kompleks penelitian Cimanggu yaitu Puslitbang Peternakan dan PSE-KP. Media transmisi yang digunakan adalah infrastruktur jaringan publik Indosat. Infrastruktur jaringan MAN Jakarta maupun Bogor tidak hanya digunakan untuk keperluan pengelolaan perpustakaan namun sharing
koneksi dengan web server, email server, DNS server, maupun PC yang terhubung ke jaringan internet. Untuk menjaga kualitas dan mencegah terhentinya layanan yang diberikan akibat traffic yang besar pada saat waktu sibuk, Sekretariat Badan Litbang Pertanian menyediakan bandwidth sebesar 4 Mbps melalui jaringan publik CBN. Sedangkan untuk menjaga kualitas dan mencegah terhentinya layanan yang diberikan oleh MAN Bogor yang memiliki titik akses yang cukup banyak, PUSTAKA menyediakan bandwidth sebesar 10 Mbps melalui jaringan publik Indosat. Infrastruktur jaringan yang digunakan oleh UPT yang tersebar diseluruh propinsi di Indonesia adalah infrastruktur jaringan publik Telkom Speedy dengan rata-rata penyediaan bandwidth sebesar 64 Kbps. Namun ada tiga UPT yang menyediakan bandwidth yang lebih besar yaitu Balittra dan Balitsa sebesar 128 Kbps, serta Balittas sebesar 384 Kbps. Untuk Topologi infrastruktur jaringan Badan Litbang Pertanian dapat dilihat pada Gambar 10.
Perpustakaan UK/UPT dalam memberikan layanan perpustakaan menggunakan akses LAN yang dikelola oleh masing-masing UK/UPT. Topologi infrastruktur jaringan perpustakaan UK/UPT menggunakan topologi star dimana semua komunikasi ditangani langsung dan dikelola oleh host berupa Switch hub. Topologi ini dipilih karena memiliki kelebihan dalam pengelolaan komunikasi data pada jaringan yang padat dimana bila ada salah satu komputer atau perangkat yang mengalami kerusakan maka tidak akan mempengaruhi komunikasi yang lainnya. Selain itu topologi star ini memiliki cost yang rendah dan instalasi yang mudah Topologi infrastruktur jaringan perpustakaan UK/UPT dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 10 Topologi infrastruktur jaringan Badan Litbang Pertanian
Gambar 11 Topologi infrastruktur jaringan perpustakaan UK/UPT Badan Litbang Pertanian
4.1.2.4. Organisasi dan Manajemen
Struktur organisasi unit perpustakaan dan unit TI di Unit Kerja eselon II (Pusat Penelitian dan Pengembangan/Balai Besar) Badan Litbang Pertanian saat ini berada dibawah Seksi Pendayagunaan Hasil Penelitian, di Unit Pelaksana Teknis (Balai Penelitian) berada dibawah Seksi Jasa Penelitian, sedangkan di Unit Pelaksana Teknis (Balai Pengkajian) dibawah Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, dengan level eselon IV. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit perpustakaan, kepala UK/UPT menetapkan penanggung jawab/koordinator perpustakaan yaitu seseorang yang ditunjuk untuk bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berlangsung di perpustakaan, namun tanpa mendelegasikan alokasi pekerjaan secara formal dan tertulis. Penanggung jawab/koordinator perpustakaan ini berada dibawah dan bertanggungjawab kepada unit eselon IV. Pada aspek manajerial pengorganisasian, penanggung jawab/koordinator perpustakaan memiliki kewenangan untuk mengorganisasi pekerjaan sesuai dengan kompetensinya sebagai pustakawan profesional khususnya dalam mengembangkan program perpustakaan Badan Litbang Pertanian. Namun untuk perencanaan anggaran pengadaan koleksi dan pembelian alat yang dibutuhkan perpustakaan maupun pemberian penilaian DP3 pustakawan yang disupervisi oleh penanggungjawab/ koordinator perpustakaan adalah kewenangan kepala unit eselon IV terkait. Penanggungjawab/koordinator perpustakaan hanya diminta memberikan daftar kebutuhan. Dengan kewenangan yang terbatas itu menyebabkan tidak cukup memberi ruang bagi penanggungjawab/koordinator perpustakaan untuk menerapkan prinsip manajemen dalam pekerjaannya.
Unit perpustakaan di PUSTAKA terefleksi dalam Bidang Perpustakaan dengan level eselon III. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, Bidang Perpustakaan ini dibantu oleh dua Sub Bidang dengan tugasnya masing-masing yaitu: 1) Sub Bidang Pengelolaan Sumberdaya Perpustakaan yang memiliki tugas untuk mengelola sumberdaya perpustakaan dari pengadaan koleksi, pengolahan koleksi, sampai dengan perawatan koleksi; dan 2) Sub Bidang Pelayanan Perpustakaan, merupakan front end dari layanan perpustakaan. Pembagian tugas di Bidang Perpustakaan sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan kompetensi sumberdaya manusia perpustakaan yang tersedia. Unit TI di PUSTAKA terefleksi
dalam Sub Bidang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Promosi IPTEK dengan level eselon IV. Dalam hal ini unit TI merupakan unit TI yang sesungguhnya dan mengemban tugas-tugas TI untuk menggerakkan seluruh proses bisnis yang ada. Pembagian tugas-tugas TI seperti database admin, network admin, programmer, system analyst dan sebagainya sudah dilakukan dengan baik.
4.1.2.5. Sumberdaya Manusia
Agar pelaksanaan tugas perpustakaan dapat berjalan secara optimal, perpustakaan wajib memiliki sumberdaya manusia yang proporsional sesuai dengan volume kerja perpustakaan. Sumberdaya manusia perpustakaan ini terdiri atas tenaga profesional, tenaga semi profesional, dan tenaga non profesional perpustakaan. Sampai dengan tahun 2011, UK/UPT Badan Litbang Pertanian memiliki sumberdaya manusia pengelola perpustakaan sebanyak 162 orang dengan rata-rata 3 orang per unit kerja dengan kisaran tertinggi sebanyak 6 orang di BB Veteriner. Kondisi ideal sumberdaya manusia pengelola perpustakaan yang diharapkan untuk setiap UK/UPT adalah dengan jumlah kisaran sebanyak 5 orang. Oleh karena itu masih dibutuhkan tambahan SDM sebanyak 154 orang untuk seluruh UK/UPT. Namun jumlah sumberdaya manusia pengelola perpustakaan tidak secara langsung mencirikan berkembang tidaknya suatu perpustakaan, karena dari data yang diperoleh ada perpustakaan yang berkembang dengan baik walaupun hanya ditangani oleh satu orang pengelola. Secara rinci kondisi saat ini dan kebutuhan sumberdaya manusia pengelola perpustakaan untuk setiap UK/UPT dijabarkan dalam Tabel 9. Dari 162 orang tenaga pengelola perpustakaan yang dimiliki oleh UK/UPT Badan Litbang Pertanian tersebut tidak ada seorangpun yang menggunakan seluruh waktu yang dimilikinya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tupoksinya sebagai pengelola perpustakaan. Waktu efektif yang digunakan oleh pengelola perpustakaan untuk melakukan pekerjaan sesuai tupoksinya rata-rata hanya 89%, sedangkan sisa waktu sebesar 11% digunakan untuk melakukan pekerjaan diluar tupoksinya. Hal