• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat Kabar

Dalam dokumen Media Massa dan Isu Radikalisme Islam (Halaman 44-47)

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Surat Kabar

Media massa dalam era global telah berhasil tidak saja kemampuannya menyatukan berbagai wilayah yang terpisah tergabung dalam sebuah desa raksasa bernama desa global melainkan juga membangun citra hidup global dengan keberhasilan membangun ekonomi global. 10 Media massa menjadi medium yang strategis dalam berbagai proses sosial, ekonomi dan politik bangsa.11

Media massa memainkan peran signifi kan di era global dewasa ini baik sebagai penyebar informasi, pembentuk opini publik, penghibur masyarakat hingga pengawas jalannya kekuasaan (watchdog). Surat kabar adalah salah satu jenis media massa yang ada saat ini. Dilihat dari jenisnya, surat kabar termasuk jenis media massa cetak. Selain surat kabar juga terdapat majalah, tabloid dan buletin. Selain media massa cetak juga terdapat media massa elektronik yaitu televisi, radio dan internet. Peranan surat kabar atau koran sebagai media informasi tidak diragukan lagi dalam konteks dewasa ini. Surat kabar bersama televisi dan internet saat ini menjadi media massa utama dalam memasifkan distribusi informasi ke berbagai penjuru dunia. Setiap negara memiliki industri-industri penerbitan koran dengan jutaan jurnalis bekerja di dalamnya.

Dilihat dari bentuk fi siknya surat kabar merupakan media analog (media cetak). Pada bentuk standar Koran memiliki ukuran 8 dan 9 kolom ke samping. Sedangkan pada bentuk baru, memiliki ukuran 6 dan 7 kolom. Surat kabar merupakan teknologi dan media

10 Andrik Purwasito, 2002 dalam Mahrus M. Mahsun, Komodifi kasi Global, dalam “Komodifi kasi Budaya dalam Media Massa”,

(Surakarta: 2005), hal. 186.

11 McQuail, 2000, dalam Widodo Muktiyo, Dinamika Media Lokal dalam Mengkonstruksi Realitas Budaya Lokal sebagai Sebuah Komoditas, (Surakarta: 2011), hal. 28.

yang sangat aktual. Surat kabar juga menyajikan berita dan informasi yang singkat, padat dan jelas. Surat kabar hanya dapat dinikmati secara visual, yaitu menggunakan satu indera, penglihatan. Ini menjadikan surat kabar sebagai hot media dan tidak multitafsir. Surat kabar pun merupakan media yang praktis dan portabel.12

Era reformasi adalah era kebebasan pers. Presiden ketiga Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, membubarkan Departemen Penerangan, biang pembatasan pers pada orde baru yang dipimpin Harmoko. Surat kabar dan majalah kemudian dibiarkan tumbuh dan menjamur, begitu juga media-media lainnya: televisi dan radio. Tanpa tekanan; tanpa batasan. “Informasi adalah urusan masyarakat,” kata Gus Dur. Kebebasan ini kemudian melahirkan raksasa-raksasa media. Disebut raksasa karena hampir semua lini media digeluti: surat kabar, majalah, televisi, radio, dan website (surat kabar digital). Mereka adalah Kompas (Jacoeb Oetama), Jawa Pos (Dahlan Iskan), Media Indonesia (Surya Paloh), Media Nusantara Citra (Hary Tanusoedibjo), dan Tempo (Goenawan Mohamad). Luar biasanya, media mereka sampai ke daerah- daerah di seluruh Indonesia.13

Metodologi Penelitian

Penelitian ini memakai metode analisis framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki karena memiliki dua kelebihan dibanding analisis framing yang lain. Pertama, karena memberikan ruang lebih luas terhadap unit analisis seperti struktur berita, gaya bahasa, idiom, gambar, foto

12 http://lutviah.net/2011/01/14/media-massa- surat-kabar/, diakses 25 Desember 2012. 13 http://sejarah.kompasiana.com/2011/01/04/

surat-kabar-di-indonesia/, diakses 25 Desember 2012.

dan juga grafi k. Kedua, terdapat empat bagian besar dengan bagian analisis masing-masing sehingga lebih lengkap dan sangat membentuk mulai dari proses pembentukan kategorisasi sampai tahap analisis.14

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan interactive model yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.15 Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen: reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian komunikasi kualitatif. Penelitian komunikasi kualitatif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai gejala- gejala atau realitas-realitas agar dapat memberikan pemahaman (understanding, verstehen) mengenai gejala atau realita.16 Dipilihnya jenis penelitian ini mengingat riset yang dilakukan adalah riset wacana dimana termasuk dalam studi kualitatif.

Sumber data penelitian ini adalah berita-berita tentang wacana revitalisasi Pancasila pada Harian Kompas selama tahun 2013. Untuk melengkapi kesempurnaan data, peneliti juga akan menggunakan metode wawancara dengan sejumlah responden yang ahli soal Pancasila, kebangsaan dan media massa. Dipilihnya Kompas, selain sebagai koran level nasional, juga mengingat harian terkait dikenal sebagai koran terbesar

14 Eriyanto, 2002, Analisis Framing, (Yogyakarta: LKiS), hal. 257, dalam Ibid.

15 Punch, 2008, hal. 202, dalam Op.Cit.

16 Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif,

(Yogyakarta: LKiS), hal.36, dalam Adam Maulana Yusuf, 2014, Pemberitaan Mundurnya Calon Peserta Konvensi Partai Demokrat dalam Media Online (Studi Analisis Framing Pemberitaan Media Online metrotvnews.com dan VIVAnews tentang Mundurnya Calon Peserta Konvensi Partai Demokrat untuk Menentukan Calon Presiden pada Pemilu 2014), (Surakarta: Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS), hal 29.

di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara dan intens dalam mempublikasikan pandangan soal kebangsaan Indonesia. Dipilihnya periode tahun 2013 mengingat tahun tersebut paling banyak mengemuka wacana soal revitalisasi Pancasila. Hal ini terutama sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) aktif mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk melengkapi kesempurnaan data, peneliti juga akan menggunakan metode wawancara dengan sejumlah responden yang ahli soal Pancasila, kebangsaan dan media massa. Selain itu, peneliti juga menggunakan berbagai literatur yang mendukung penyelesaian penelitian ini terutama literatur-literatur yang terkait soal Pancasila, kebangsaan dan media massa.

Obyek penelitian dalam penelitian ini menggunakan internal sampling yakni teknik pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif dimana sampel diambil untuk mewakili informasinya, bukan populasinya.17 Obyek penelitian ini adalah berita-berita tentang wacana revitalisasi Pancasila yang muncul di Harian Kompas selama setahun penuh yakni periode tahun 2013.

Sementara validitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan pengujian dependability (reliabilitas). Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat menglangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut melalui sejumlah proses ilmiah yakni penentuan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data hingga membuat 17 Sutopo, 2006, Metode Penelitian Kualitatif,

(Surakarta: UNS Press), hal. 63, dalam Ibid., hal. 38.

kesimpulan.18 Untuk menguatkan validitas data, maka setiap sajian data akan dianalisis secara detail melalui analisis data. Uji analisis data akan dilakukan melalui interpretasi sahih melalui penguatan pada interteks dan intersubyektifi tas (komparasi data dari berbagai referensi dan wawancara mendalam).

Sajian dan Analisis Data A. Analisis Model Entman

Robert N. Entman adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar bagi analisis framing untuk studi isi media. Konsep mengenai framing ditulis dalam sebuah artikel untuk Journal of Political Communication dan tulisan lain yang mempraktikkan konsep itu dalam suatu studi kasus pemberitaan media. Entman (Sobur, 2009:163) melihat framing dalam dua dimensi besar yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas.

Kedua fakor ini dapat lebih mempertajam framing berita melalui proses seleksi isu yang layak ditampilkan dan penekanan isi beritanya. Perspektif wartawanlah yang akan menentukan fakta yang dipilihnya, ditonjolkannya, dan dibuangnya. Dibalik semua ini, pengambilan keputusan mengenai sisi mana yang ditonjolkan tentu melibatkan nilai dan ideologi para wartawan yang terlibat dalam proses produksi berita.

Entman mengemukakan empat perangkat untuk melakukan analisis framing. Pertama, Problem Identifi cation yaitu bagaimana media mengidentifi kasi masalah. Kedua, Causal Interpretation, yaitu bagaimana media mengidentifi kasi penyebab masalah. Ketiga, Moral Evaluation, yaitu bagaimana media melakukan penilaian atas penyebab suatu 18 Ibid.

masalah. Dan Treatment Recommendation, yaitu bagaimana media menawarkan dan merekomendasikan suatu cara penanganan masalah dan bahkan memprediksi hasilnya. Analisis berita-berita tersebut akan didasarkan pada empat struktur besar, yaitu sebagai berikut :

1. Dene Problems atau Problem

Dalam dokumen Media Massa dan Isu Radikalisme Islam (Halaman 44-47)

Dokumen terkait