• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Dalam dokumen PAJAK PENGHASILAN DI MASA COVID 19 (Halaman 93-101)

ABSTRAK

F. SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa meliputi:

1. SPT Masa Pajak Penghasilan;

2. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai; dan

3. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.

SPT dapat berbentuk formulir kertas (hardcopy) atau e-SPT.

SPT Masa Pajak Penghasilan paling sedikit memuat:

1. Nama Wajib Pajak, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), dan alamat Wajib Pajak;

2. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan;

3. Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak;

4. Jumlah objek pajak, jumlah pajak yang terutang, dan/atau jumlah pajak dibayar;

5. Tanggal pembayaran atau penyetoran; dan

6. Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.

SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai Paling sedikit memuat:

1. Nama Wajib Pajak, NPWP, dan alamat Wajib Pajak;

2. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan;

4. Jumlah penyerahan;

5. Jumlah Dasar Pengenaan Pajak;

6. Jumlah Pajak Keluaran;

7. Jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan;

8. Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak;

9. Tanggal penyetoran; dan

10. Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.

SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai paling sedikit memuat:

1. Nama Wajib Pajak, NPWP, dan alamat Wajib Pajak;

2. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan;

3. Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak;

4. Jumlah Dasar Pengenaan Pajak;

5. Jumlah pajak yang dipungut;

6. Jumlah pajak yang disetor;

7. Tanggal pemungutan;

8. Tanggal penyetoran; dan

9. Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.

Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan batas waktu tidak melampaui 15 hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak. Keterlambatan dalam pembayaran dan penyetoran tersebut berakibat dikenai sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Detail jatuh tempo pembayaran pajak untuk setiap masa dapat dilihat dalam Tabel 2.1.

Pembayaran atau penyetoran pajak untuk suatu masa pajak, yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan. Untuk jelasnya cara penghitungan bunga tersebut diberikan contoh sebagai berikut.

Angsuran masa Pajak Penghasilan Pasal 25 PT Bibo tahun 2022 sejumlah Rp10.000.000,00 per bulan. Angsuran masa Mei tahun 2022 dibayar tanggal 18 Juni 2022 dan dilaporkan tanggal 19 Juni 2022. Apabila pada tanggal 15 Juli 2022 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi bunga dalam Surat Tagihan Pajak dihitung 1 bulan sebagai berikut.

1 x 2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00.

Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Masa adalah paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak.

Tabel 2.1 Batas Akhir Pelaporan Pajak Masa

JENIS PAJAK BATAS AKHIR PENYAMPAIAN SPT MASA

PPh Pasal 4 ayat (2) Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 15 Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong PPh

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh pasal 23 dan 26 yang dipotong oleh Pemotong PPh

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh pasal 25 Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 22, PPN, dan PPnBM atas impor yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

paling lama hari kerja terakhir minggu berikutnya.

PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Bendahara

Paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 22 selain yang dipungut oleh Bendaharawan dan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPN dan PPnBM yang

pemungutannya dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah atau instansi Pemerintah yang ditunjuk

Paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir

PPh Pasal 25 dan pembayaran masa selain PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu yang melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa

Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir

Catatan:

Jika jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur, termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

G. PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA ELEKTRONIK Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik (e-Filing) melalui satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT dan penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

Perusahaan penyedia jasa aplikasi (ASP) harus memenuhi syarat sebagai berikut.

1. berbentuk badan;

2. memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi (ASP);

3. mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; dan

4. menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak.

Perusahaan penyedia jasa aplikasi (ASP) yang memenuhi keempat syarat tersebut dapat mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak agar ditunjuk sebagai Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang dapat menyalurkan SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik.

Wajib Pajak yang akan menyampaikan SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik harus memiliki Electronic Filing Identiϔication Number (e-FIN) dan memperoleh Serti ikat (digital certiϔicate) dari Direktorat Jenderal Pajak.

Electronic Filing Identiϔication Number (e-FIN) adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-Filing. Digital Certiϔicate (DC) adalah serti ikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda

Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan Penyelenggara Serti ikasi Elektronik.

Electronic Filing Identiϔication Number (e-FIN) diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar berdasarkan surat permohonan Wajib Pajak. Permohonan tersebut dapat disetujui apabila alamat yang tercantum pada permohonan sama dengan alamat dalam database (Master File) Wajib Pajak di Direktorat Jenderal Pajak. Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan yang diajukan oleh Wajib Pajak untuk memperoleh Electronic Filing Identi ication Number (e-FIN) paling lama 2 hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar.

Dalam hal Electronic Filing Identi ication Number (e-FIN) hilang, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pencetakan ulang dengan syarat menunjukkan asli kartu Nomor Pokok Wajib Pajak atau Surat Keterangan Terdaftar, atau bagi Pengusaha Kena Pajak dengan syarat menunjukkan asli Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Wajib Pajak yang sudah mendapatkan Electronic Filing Identi ication Number (e-FIN) harus mendaftarkan diri melalui website pada satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Setelah mendaftarkan diri, Wajib Pajak akan memperoleh Digital Certiϔicate (DC) dari Direktorat Jenderal Pajak melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) di mana Wajib Pajak mendaftarkan diri.

Digital Certiϔicate (DC) seterusnya akan digunakan sebagai alat yang berfungsi sebagai pengaman data Wajib Pajak dalam setiap proses penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan

SPT Tahunan secara elektronik (e-Filing) melalui suatu Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) ke Direktorat Jenderal Pajak.

Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) harus mengirimkan:

1. tata cara pelaksanaan e-Filing;

2. aplikasi dan petunjuk penggunaan e-SPT dan e-SPTy; dan 3. informasi lainnya, kepada Wajib Pajak yang telah mendaftarkan

diri.

E-SPT dan e-SPTy yang telah diisi dan dilengkapi sesuai dengan ketentuan serta dibubuhi tanda tangan elektronik atau tanda tangan digital disampaikan secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak melalui suatu Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). E-SPT adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. E-SPTy adalah data Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPTy yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Tanda Tangan Elektronik atau Tanda Tangan Digital adalah suatu informasi elektronik yang di-generate oleh Sistem Direktorat Jenderal Pajak.

Jika SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan menunjukkan adanya kewajiban pembayaran pajak, Wajib Pajak wajib mencantumkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara pada e-SPT dan e-SPTy sebagai bukti pembayaran yang telah divalidasi.

Apabila e-SPT dan e-SPTy dinyatakan lengkap oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka kepada Wajib Pajak diberikan Bukti Penerimaan Elektronik. Bukti Penerimaan Elektronik adalah informasi yang meliputi nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, tanggal, jam, Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE) dan Nomor Transaksi

Aplikasi (ASP), yang tertera pada hasil cetakan SPT Induk dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT tahunan.

Penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik (e-Filing) dapat dilakukan selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat.

SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan yang disampaikan secara elektronik pada akhir batas waktu Penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan yang jatuh pada hari libur, dianggap disampaikan tepat waktu.

Wajib Pajak wajib menyampaikan keterangan dan/atau dokumen lain yang harus dilampirkan dalam SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan yang tidak dapat disampaikan secara elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar secara langsung atau melalui pos dengan tanda bukti pengiriman surat, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat, kecuali SSP lembar 3 yang dibayarkan melalui Bank Persepsi dan Nomor Transaksi Penerimaan Negara sudah dicantumkan dalam e-SPT dan/atau e-SPTy, paling lama:

1. 14 hari sejak batas terakhir pelaporan SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan dalam hal SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan disampaikan sebelum batas akhir penyampaian,

2. 14 hari sejak tanggal penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik dalam hal SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan disampaikan setelah lewat batas akhir penyampaian.

Apabila Wajib Pajak telah memenuhi kewajiban, SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan dianggap telah diterima

dan tanggal penerimaan SPT sesuai dengan tanggal yang tercantum pada Bukti Penerimaan Elektronik.

Apabila kewajiban menyampaikan keterangan dan/atau dokumen lain yang harus dilampirkan dalam e-SPT dan e-SPTy

Dalam dokumen PAJAK PENGHASILAN DI MASA COVID 19 (Halaman 93-101)