• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Dan Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2009 Nina Restina NRP A353060031

ABSTRACT

NINA RESTINA. An Evaluation of The Existing Land Use and Direction of Drafting Urban Spatial Plan of Tasikmalaya City , West Java Province. Under Direction of SANTUN R.P. SITORUS and ALINDA FITRIANY M. ZAIN

Tasikmalaya city is located in the east priangan region of west java province, having acceleration in its development. The development of Tasikmalaya city has caused extensive need of space which affects improper use of the land. The objectives of this research are to evaluate the compability usage of the existing land use in Tasikmalaya city, to analyze the factors which influenced the deviation and to compile direction for arranging new RTRW. The research method is using the (GIS), principal component analysis (PCA), regression analysis and descriptive analysis. The existing land use which is appropriate to the RTRW is 15,571.16 hectares (90.76%) and the digressing is 1,585.04 hectares (9.24%). Most of the improver use appear at the agriculture areas. The factors which influence the deviation were as follows, population density, the buildings at the river bank, the area of agriculture farm, and the distance to the downtown. The inconsistence of the land use in Tasikmalaya is influenced by education status rates, occupations and people's income. Most of the society knowledge, couldn’t understand about urban and spatial plan due to the lack of the socialization from the city government about RTRW. Direction arranging of the new RTRW is based on the existing land use and deviation of existing land use, Tasikmalaya city as an urban functional region and to lessen the dense of activities in the city center with a purpose to reach development balance in every district.

RINGKASAN

NINA RESTINA. Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting dan Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh: SANTUN R.P. SITORUS dan ALINDA FITRIANY M. ZAIN

Kota Tasikmalaya telah mengalami percepatan perkembangan wilayah yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. Perkembangan Kota Tasikmalaya menyebabkan kebutuhan akan ruang meningkat, sedangkan ruang itu terbatas. Hal tersebut dengan mudah mendorong terjadinya penyimpangan penggunaan lahan terhadap RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan eksisting terhadap RTRW, menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi penyimpangan, serta merumuskan arahan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah Kota Tasikmalaya yang baru.

Penggunaan lahan eksisting diperoleh dari interpretasi foto udara tahun 2007 serta ground check ke lapangan. Untuk mengetahui apakah penggunaan lahan eksisting masih sesuai dengan RTRW, dilakukan tumpang tindih peta penggunaan lahan eksisting dengan peta peruntukkan penggunaan lahan RTRW tahun 2004-2014 Kota Tasikmalaya. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi penyimpangan dianalisis berdasarkan peubah pend uga yang berasal dari data PODES Kota Tasikmalaya tahun 2006 yang diolah dengan metode Principal

Component Analysis (PCA). Selanjutnya dilakukan analisis regresi berganda

(multiple regression analysis) untuk mengetahui luas penyimpangan, dengan

Faktor skor hasil PCA sebagai variabel bebas dan luas penyimpanga n sebagai variabel tak bebas.

Berdasarkan hasil analisis, penggunaan lahan yang sesuai dengan RTRW adalah 15.571,16 ha atau 90,76 % dari luas Kota Tasikmalaya dan penggunaan lahan yang tidak sesuai (menyimpang) dengan RTRW adalah 1.585,04 ha atau sekitar 9,24% dari luas Kota Tasikmalaya. Secara umum penggunaan lahan permukiman belum melebihi luas yang ditetapkan dalam RTRW. Begitu pula penggunaan lahan pertanian (lahan basah dan kering) penurunannya belum melampaui batas yang ditetapkan dalam RTRW 2004-2014. Jenis penyimpangan adalah permukiman berada pada lahan Sawah dan lahan kering, permukiman berada di bawah SUTET dan permukiman pada area Hutan serta permukiman berkembang di kawasan perdagangan dan industri. Penyimpangan terbesar terjadi di kecamatan Tamansari sebesar 333,37 ha atau 1,94% dan kecamatan Indihiang seluas 319,74 ha atau sekitar 1,86%. Sedangkan luas penyimpangan terkecil ada di kecamatan Cihideung 7,15 ha (0,04%), karena kecamatan Cihideung kedudukannya sebagai pusat kota dan mempunyai kepadatan tertinggi (kepadatan penduduk 13.775 orang/km2), sehingga tidak memungkinkan lagi untuk dikembangkan.

Hasil survei lapangan didapat penggunaan lahan ya ng tidak sesuai dengan RTRW 2004-2014 secara umum dibagi dalam tiga kategori penyimpangan sebagai berikut: 1) terjadi penyimpangan dari RTRW, karena belum diperbaruinya batas untuk berbagai penggunaan lahan pada RTRW yang baru, padahal penggunaan lahan tersebut merupakan existing condition, yang sudah ada sejak

sebelum berlakunya/ditetapkannya RTRW 2004-2014; 2) penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan RTRW, terjadi penyimpangan yang sebenarnya berupa pelanggaran terhadap batas-batas penggunaan lahan yang sudah ada atau ditetapkan dalam RTRW, dapat disebabkan karena terdesak kebutuhan lahan, nilai lahan yang cukup tinggi (nilai ekonomis); dan 3) penyimpangan yang terjadi karena teknis pemetaan, yaitu oleh karena perbedaan koreksi geometris, dan perbedaan skala peta yang digunakan. Pada RTRW 2004-2014 skala peta yang digunakan belum detil (1:50.000), sehingga ketika proses tumpang tindih dengan peta land use dilakukan, ditemui beberapa jenis penggunaan lahan (poligon) yang sebenarnya tidak terjadi di lapangan. Hal ini dilakukan koreksi geometris terhadap poligon-poligon kecil (digeneralisasi) ke dalam poligon yang lebih besar.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya penyimpangan hasil PCA adalah: kepadatan penduduk, pemukiman di bantaran sunga i, luas lahan sawah dan jarak ke pusat kota. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi penyimpangan menunjukkan tingkat pendidikan rendah, pekerjaan sebagai petani dan buruh dan pendapatan masyarakat rendah dapat mempengaruhi terjadinya penyimpangan. Pengetahuan masyarakat mengenai RTRW sangat rendah. Hal tersebut memperlihatkan kurangnya sosialisasi dari pemerintah Kota mengenai RTRW Kota Tasikmalaya.

Arahan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang yang baru adalah berdasarkan penyimpangan yang terjadi dilapangan, dengan mempertimbangkan Kota Tasikmalaya sebagai wilayah fungsional perkotaan, mengurangi kepadatan aktifitas di pusat Kota dengan tujuan tercapainya keseimbangan dan pemerataan pembangunan di setiap kecamatan.

© Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang- undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING DAN

ARAHAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG

KOTA TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

NINA RESTINA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Sains

Pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Judul Tesis : Evaluasi penggunaan Lahan Eksisting dan Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Nama : Nina Restina

NRP : A.353060031

Program Studi : Ilmu Perencanaan Wilayah

Disetujui : Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Santun R.P. Sitorus Ketua

Dr. Ir. Alinda Fitriany M.Zain, M,Si Anggota

Diketahui Ketua Program Studi

Ilmu Perencanaan Wilayah

Dr. Ir.Ernan Rustiadi, M.Agr.

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Prof. Dr.Ir.Khairil A..Notodiputro, MS

Karya ini kupersembahkan untuk :

Seluruh keluarga besar atas segala dukungan dan bantuannya baik moril maupun materil serta doa dan restunga.

Tak terkecuali kedua anakku yang selama ini dengan setia mendampingiku dalam mewujudkan cita-cita

PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan dan persembahkan kepada yang Maha Besar Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya-Nya yang dianugerahkan kepada penulis dalam berfikir sehingga dapat menyelesaikan tesis dengan judul Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting dan Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Tesis ini merupakan karya akhir sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S2 dan memperoleh gelar Magister Sains dari Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor.

Terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Santun R.P. Sitorus selaku Ketua Komisi Pembimbing Tesis, Dr. Ir. Alinda Fitriany M. Zain, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing dan Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr. selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Perencanaan Wilayah, yang sela lu memberikan saran dan masukan kepada penulis selama menyusun tesis ini. Ucapan terima kasih juga kepada orang tua dan keluarga yang selalu mendukung moril maupun materil serta doa. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan atas saran dan dukungannya dari awal hingga terselesaikannya tesis ini.

Akhirnya, penulis harapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan tesis ini. Untuk itu penulis ucapkan banyak terimakasih.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2009

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 10 Desember 1959 dari pasangan Abdul Kodir dan Siti Turyati. Penulis merupakan putri keenam dari delapan bersaudara. Pendidikan SD hingga SMA diselesaikan di Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Tahun 1987 penulis lulus sebagai Sarjana dari Perguruan Tinggi Swasta Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik. Tahun 1989 penulis diangkat sebagai asisten dosen di jurusan Teknik Sipil Universitas Siliwangi Tasikmalaya, kemudian pada tahun 1999 penulis diterima sebagai staf pengajar di Perguruan Tinggi swasta di Jakarta (Universitas Bung Karno).

Kesempatan melanjutkan pendidikan diperoleh pada tahun 2006 di Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana IPB dengan bantuan biaya DIKTI melaluiBPPS.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL……….. xiv

DAFTAR GAMBAR………. xv

DAFAR LAMPIRAN……… xvi

I PENDAHULUAN……….. 1

I.I. Latar Belakang……….. 1 1.2. Perumusan Masalah……… 4 1.3. Tujuan Penelitian……….. 5 1.4. Manfaat penelitiaan……… 5 1.5. Lingkup penelitian……… 5 II TINJAUAN PUSTAKA……….. 6 2.1. Penggunaan Lahan……… 6 2.2. Penyimpangan Penggunaan Lahan……….. 9 2.3. Penataan Ruang………. 9 2.4. Konsep Kota... 14 2.5. Sistem Informasi Geografis... 16 2.6. Analisis Spasial... 17 III METODE PENELITIAN... 19 3.1. Kerangka Pemikiran penelitian……….. 19 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 20 3.3. Alat dan Jenis data yang digunakan... 20 3.4. Pendekatan Metode Penelitian... 22 3.5. Teknik Pengumpulan Data... 22 3.6. Pengolahan dan Analisis Data... 23 3.7. Analisis Penggunaan Lahan Eksisting... 23 3.8. Analisis Penyimpangan Penggunaan Lahan dari RTRW... 24 3.9. Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan... 25 3.10 Analisis Deskriptif... 27

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 30 4.1. Luas Wilayah... 30

4.3. Kondisi Geologis... 32 4.4. Kondisi Topografi... 33 4.5. Kependudukan... 34 4.6. Dinamika Perkembangan penduduk... 35 4.7. Kondisi Ekonomi... 36 4.8. Alokasi Penggunaan Lahan... 37 4.9. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang... 38 410. Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah... 39 4.11 Rencana Terminal... 40 4.12 Jasa Perhubungan dan Jasa Transportasi... 41 V HASIL DAN PEMBAHASAN... 40 5.1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tasikmalaya... 40 5.2. Penggunaan Lahan Eksisting Kota Tasikmalaya... 47 5.3. Penyimpangan Penggunaan Lahan Kota Tasikmalaya... 54 5.4. Kondisi Fisik Wilayah Penyimpangan... 57 5.5. Faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan... 62 5.6. Arahan Penyusunan RTRW Kota Tasikmalaya... 67 VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 69 6.1. Kesimpulan... 69 6.2. Saran... 70 DAFTAR PUSTAKA... 75 LAMPIRAN... 76

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Variabel Penduga Penyimpangan………. 26 2 Matrik Tujuan dan Out Put Penelitian……….. 29 3 Pembagian Luas Wilayah Kecamatan………... 32 4 Jenis dan Bahan Tambang Galian………. 33 5 Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk……… 34 6 Jumlah Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2002-2006…………. 35 7 Distribusi Setiap Sektor Terhadap PDRB……… 36 8 Distribusi Penggunaan Lahan Tahun 2002………... 38 9 Distribusi Rencana BWK………. 40 10 Cakupan Struktur Ruang Kota Tasikmalaya……… 40 11 Jumlah Panjang Jalan Kecamatan………. 41 12 Pola Pemanfaatan Ruang RTRW……….. 45 13 Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang ………. 46 14 Distribusi Penggunaan Lahan Eksisting 2007……….. 47 15 Padanan Penggunaan Lahan Eksisting Dengan RTRW……… 51 16 Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Dengan RTRW………….. 52 17 Luas Penyimpangan Penggunaan Lahan ………. 54 18 Distribusi Penyimpangan Penggunaan Lahan dari RTRW………... 55 19 Distribusi Penyimpangan Berdasarkan hasil Koreksi……….. 61

20 Eigenvalues Hasil PCA……… 62

21 Nilai Faktor Loadings Variabel Penentu Penyimpangan………….. 63 22 Hasil Pengolahan Re gresi………. 65

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Bagan Alir Kerangka Penelitian Pemikiran ... 21 2. Bagan Alir Tahapan Panelitian... 28 3. Peta Wilayah Administrasi Kota Tasikmalaya………... 31 4. Peta RTRW 2004-2014……….. 48

5. Land Use Tahun 2006……… 49

6. Peta Penggunaan Lahan Eksisting 2007………. 50 7. Peta Penyimpangan Penggunaan Lahan Kota Tasikmalaya………... 56 8. Penyimpangan Lahan Basah Menjadi Permukiman………... 57 9. Penyimpangan Lahan Kering Menjadi Permukiman………. 58 10. Lahan Hutan Menjadi Sebagian Permukiman……… 60

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Ketinggian Wilayah Kota Tasikmalaya……… 75 2. Penggunaan Lahan Eksisting 2006 Kota Tasikmalaya………. 76 3. Ruang Terbuka Hijau per Kecamatan……….. 78 4. Peta Geologi dan Kemiringan………... 79 5. Peta Struktur Ruang Bagian Wilayah Kota……… 80 6. Peta Bagian Wilayah Kawasan (BWK) ……….. 81

7. Faktor Skor……….. 82

8. Faktor Loading Hasil PCA……….. 84 9 Grafik Scree Plot Eigenvalues………. 85 10 Faktor Penentu Penyimpangan………. 86 11 Kuesioner untuk Responden Pemerintah……….. 87 12 Kuesioner untuk Responden Masyarakat ………. 93 13 Hasil Kuesioner di Lokasi Penyimpangan……… 97 14 Indikator Makro Kota Tasikmalaya……….. 98 15 Profil dan Dinamika Perkembangan Penduduk……… 99 16 KomposisiPenduduk Berdasarkan Mata Pencaharian………. 100 17 Posisi Titik Pengamatan Lokasi Penyimpangan………. 101 18 Distribusi Penggunaan Lahan Tahun 2006……….. 102 19 Perkembangan Pendapatan……….. 103

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan proses desentralisasi, pembangunan sebagai konsekwensi dari pelaksanaan otonomi daerah. Kemampuan daerah baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota dalam mengelola pelaksanaan pembangunan di wilayahnya perlu ditingkatkan. Paradigma baru pembangunan menyepakati bahwa prasyarat tercapainya pembangunan berkelanjutan adalah terjadinya keseimbangan dalam tiga aspek utama, yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Paradigma pembangunan ini mencoba menyelaraskan pembangunan ekonomi dan konservasi lingkungan yang selama ini dianggap bertentangan.

Penataan ruang dapat menjadi aktifitas yang mengarah pada kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat termasuk dunia usaha. Penataan ruang bukanlah suatu tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian kegiatan penataan ruang tidak boleh berhenti, melainkan penataan ruang harus merupakan aktifitas yang terus- menerus dilakukan untuk mengarahkan masyarakat suatu wilayah dalam mencapai tujuan-tujuan pokoknya (Darwanto 2000).

Penyusunan rencana tata ruang perlu memperhatikan fungsi yang harus diemban oleh masing- masing ruang/kawasan. Fungsi suatu kawasan akan optimal jika penyusunan rencana tata ruang sebagai tahap awal dari proses penataan ruang mempertimbangkan aspek kesesuaian lahan, kemampuan lahan dan ketersediaan lahan yang selanjutnya akan mendorong pembangunan berkelanjutan (Azhari 2004).

Eksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang dilakukan tanpa memperhatikan aspek-aspek kelestarian dan daya dukung lingkungan akan menyebabkan perubahan kondisi lingkungan hidup dengan cepat.

Fenomena yang nampak dalam penggunaan lahan selama ini, adalah ketidak konsistenan rencana tata ruang dengan penggunaannya. Disisi lain pertumbuhan penduduk yang cepat akan meningkatkan kebutuhan sumberdaya alam dan akan memberikan tekanan pada lingkungan. Hal ini akan berpengaruh pada peningkatan kebutuhan ruang yang mewadahi berbagai aktifitas manusia dalam

melangsungkan kehidupannya. Dengan terbatasnya ketersediaan lahan maka akan terjadi berbagai permasalahan dalam pengalokasian ruang karena faktor kepentingan.

Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan untuk penggunaan-penggunaan tertentu. Hasil evaluasi lahan digambarkan dalam bentuk peta sebagai dasar untuk perencanaan tataguna tanah yang rasional, sehingga tanah dapat digunakan secara optimal dan lestari. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, selain dapat menimbulkan terjadinya kerusakan laha n juga akan meningkatkan masalah kemiskinan dan masalah sosial lainnya. (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2001).

Jumlah penduduk dan urbanisasi di kota Tasikmalaya pada tahun 2005 sebesar 593.044 orang. Laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,94 persen pertahun (BPS, 2006). Melihat kondisi diatas, terjadi peningkatan aktivitas sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang berimplikasi pada meluasnya kebutuhan ruang. Karena adanya kebutuhan ruang maka terjadi perkembangan sarana dan prasarana potensial sebagai akses perkembangan permukiman- permukiman baru, yang mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan. Hal tersebut dapat menimbulkan persoalan baru dalam pemenuhan kebutuhan ruang dan lingkungan, sehingga menyebabkan terdesaknya ruang terbuka, khususnya ruang publik dan ruang terbuka hijau di walayah Kota.

Pada tahun 1976 luas wilayah Kota Tasikmalaya 1.912,5 ha. Pada saat itu pemerintahan sebagai Kota Administatif yang merupakan bagian dari kabupaten Tasikmalaya. Pada tahun 1988 luas wilayah Kota Tasikmalaya telah berkembang menjadi 5.553,0 ha, dan hasil evaluasi tata ruang pada tahun 1995, luas wilayah Kota Tasikmalaya menjadi 17.156,2 ha atau sekitar 171,56 km2 dan ditetapkan berdasarkan U U No. 10 Th. 2001.

Di sisi lain kedudukan Kota Tasikmalaya berdasarkan Peraturan Pemerintah No 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), RTRW Provinsi dan RTRW kabupaten/kota ditetapkan sebagai kawasan andalan bagi Wilayah Priangan Timur dan ditetapkan pula sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Selain itu berdasarkan visi Kota Tasikmalaya adalah sebagai pusat perdagangan dan industri termaju di kawasan Priangan Timur.

Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan kota lebih cepat dibandingkan dengan kota-kota di sekitarnya.

Penggunaan lahan untuk tujuan pemanfaatan ruang Kota Tasikmalaya perlu dievaluasi disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Tasikmalaya. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dapat mendorong terjadinya ketidak seimbangan pembangunan dengan kelestarian lingkungan hidup serta akan terjadi penurunan kualitas lahan, sehingga penggunaan lahan tidak optimal.

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) perlu ditetapkan, karena manusia sebagai makhluk berbudaya yang mempunyai akal dimana setiap individu manusianya mempunyai keinginan untuk berubah sehingga keinginan itu kadang- kadang tidak sama bahkan bertentangan satu dengan yang lainnya. Hal tersebut menimbulkan suatu pemikiran tentang perlunya suatu perencanaan dan pengaturan, khususnya dalam hal perencanaan tata ruang agar dalam pelaksanaannya kedepan dapat lebih optimal.

Perkembangan masyarakat dan lingkungan hidup berlangsung secara dinamis, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, agar rencana tata ruang yang telah disusun itu tetap sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan keadaan, rencana tata ruang perlu dievaluasi atau disempurnakan secara berkala, lima tahun sekali (UU 26/2007 tentang Penataan Ruang). Evaluasi atau review RTRW Perkotaan dilakukan sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kawasan perkotaan dan dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan.

Evaluasi Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan termasuk ke dalam kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang, dan dibutuhkan manakala dirasakan bahwa secara internal ada perkembangan pemanfaatan ruang yang tidak terkendali sehingga potensial terjadi penyimpangan dalam pemanfaatan ruang. Sedangkan secara eksternal muncul berbagai kebijakan yang tidak terakomodasikan dalam RTRW lama. Kegiatan evaluasi RTRW Kota, diselenggarakan tetap dengan menghormati hak perorangan atau lembaga berdasarkan peraturan perundang- undangan, hukum adat atau kebiasaan yang berlaku. Secara umum faktor- faktor yang menentukan perlu tidaknya kegiatan evaluasi dan peninjauan kembali

RTRW dilakukan, terbagi atas dua faktor utama, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

1.2. Perumusan Masalah

Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 kecamatan, yaitu kecamatan Cihideung, Tawang, Cipedes, Indihiang, Mangkubumi, Kawalu, Taman Sari dan Cibeureum yang dikelilingi oleh hinterland kota yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan merupakan daerah yang potensial untuk kegiatan perdagangan dan industri, sesuai dengan visi dari Kota Tasikmalaya yang diuraikan dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW), bahwa kota Tasikmalaya diharapkan menjadi pusat perdagangan dan industri termaju di Wilayah Priangan Timur tahun 2012.

Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan kota lebih cepat dibandingkan dengan kota-kota di sekitarnya. Hal tersebut berimplikasi pada meluasnya kebutuhan lahan dan menimbulkan persoalan dalam pemenuhan kebutuhan ruang dan lingkungan. Terjadinya perubahan penggunaan lahan dengan cepat, seringkali di lapangan terjadi berbagai penyimpangan dari rencana tata ruang, dimana salah satunya dipengaruhi oleh kepentingan antar sektor.

Terjadinya penyimpangan penggunaan lahan dari RTRW antara lain karena lemahnya pengawasan dalam pelaksanaan aturan hukum ya ng berlaku tentang penataan ruang, kurangnya informasi bagi masyarakat dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang penataan ruang.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan lahan eksisting sesuai dengan rencana tata ruang Kota Tasikmalaya?

2. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan penggunaan lahan dari rencana tata ruang Kota Tasikmalaya?

3. Bagaimana arahan dalam penyusunan rencana tata ruang Kota Tasikmalaya yang baru ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan eksisting terhadap rencana tata ruang Kota Tasikmalaya.

2. Menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan dari rencana tata ruang Kota Tasikmalaya.

3. Merumuskan arahan dalam penyusunan rencana tata ruang Kota Tasikmalaya yang baru.

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi pemerintah Kota Tasikmalaya dalam menyusun rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Tasikmalaya yang akan datang. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan-kebijakan tata ruang terkait pemanfaatan lahan untuk saat ini dan masa depan, sehingga dapat terwujudnya tertib hukum dan terarahnya penggunaan lahan bagi setiap orang, badan hukum dan pemerintah. 1.5. Lingkup Kegiatan Penelitian

Lingkup dari penelitian ini adalah di wilayah Kota Tasikmalaya wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, dengan mengamati penggunaan lahan eksisting dan penyimpangan penggunaan lahan dari RTRW Kota Tasikmalaya, sehingga rencana tata ruang ke depan diharapkan dapat mengacu pada hasil analisis dan output penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penggunaan Lahan

Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan memerlukan pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan bagi penggunaan lahan, karena lahan sifatnya terbatas. Sumberdaya lahan yang paling menguntungkan dari lahan yang terbatas perlu dipertimbangkan untuk penggunaan dan pemanfaatannya di masa mendatang. Beberapa permasalahan dalam penggunaan lahan untuk tujuan pemanfaatan ruang adalah lemahnya penegakan hukum, kurangnya informasi tentang potensi lahan dan rendahnya

Dokumen terkait