• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPERASIONAL PELAKSANAAN PROYEK

7.1. TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN PROYEK

7.1.3 Rencana Pelaksanaan proyek

7.1.3.5 Survai lapangan

Survai lapangan merupakan langkah penting pada rencana pelaksanaan proyek khususnya memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya merupakan data untuk pengendalian biaya, mutu dan waktu langkah-langkah survai sebagai berikut :

 Disediakan atau tidak  Membuat sumur

 Mengunakan air sungai  Mengunakan PAM  Jarak sumber air kerja 2. Listrik

 Menggunakan fasilitas PLN  Mengusahakan sendiri (genset) 3. Tenaga kerja

 Didapat dari daerah sekitar job site  Mendatangkan dari luar

 Akomodasi yang diperlukan  Perlu ijin khusus atau tidak  Perlu biaya khusus atau tidak 4. Keadaan cuaca di site

 Terang / kadang-kadang hujan / hujan terus menerus

 Diperlukan data curah hujan dari badan Meteorologi dan Geofisika

5. Data penyelidik Tanah (sondir, boring log dsb)

 Jika tidak disertakan dalam dokumen tender, perlu ditanyakan ke Konsultan

 Perlu diketahui jenis tanah yang akan digali / yang terlibat dari luar (batu,tanah keras, dsb)

 Data air tanah (elevasi dan sifat air tanah) 6. Quarry Borrow area

 Di sediakan atau mencari sendiri

 Jika sudah disediakan apakah sudah memenuhi persyaratan teknis (dilakukan tes)

 Ada berapa quarry / borrow area

 Lokasi quarry (gunung, sungai/ tanah datar dll)  Jarak site

 jalan menuju quarry / borrow area (ada, membuat baru, perlu diperbaiki, perlu diperlebar, perlu membuat jembatan sementara, perli memperbaiki yang sudah ada dan lain-lain)  Apakah perlu ada biaya pembebasan tanah

 Transports material ke site (truk, dump truk, dipikul)  Biaya retribusi material (royalty) per m3

 Bagaimana penempatan alat-alat di quarry / borrow area (bila diperlukan)

 Cara pengambilan material (diledakkan, memberi dari leveransir, membeli dari masyarakat setempat, mengambil dilokasi)

7. Survai harga bahan lokal:

 Ada / tidak pabrik kayu balok, papan, plywood  Pembayaran untuk kayu (kontan / tidak)

 Harga bahan / kayu loco dipabrik / dilokasi proyek

 Harga pasir, split. tanah urug dilokasi pengambilan dan sampai dengan lokasi proyek berapa

7.1.3.6 MOBILISASI A. Mobilisasi

a. Mobilisasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

– Mempersiapkan fasilitas lapangan / base camp (misalnya kantor proyek, kantor Konsultan, kantor Kontraktor, tempat tinggal petugas proyek, bengkel, gudang dan sebagainya) sesuai dengan spesifikasi umum di dalam dokumen kontrak.

– Mendatangkan peralatan-peralatan berat (dan kendaraan-kendaraan proyek) yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek – Mendatangkan peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu

bahan baku, mutu bahan olahan dan mutu pekerjaan jadi. – Mendirikan Construction Plant sesuai dengan kebutuhan

proyek.

– Mendatangkan personel-personel Kontraktor dan Konsultan.

b. Jangka waktu mobilisasi ditentukan di dalam Spesifikasi Umum. Pada umumnya waktu yang disediakan untuk mobilisasi dibatasi 60 hari terhitung sejak COW. Dalam batasan kurun

waktu yang disediakan tersebut, peralatan laboratorium biasanya harus sudah terpasang seluruhnya dalam jangka waktu 45 hari terhitung sejak COW.

c. Ijin Pemasukan Alat Berat / Peralatan Laboratorium

– Kontraktor harus mengajukan Daftar Alat Berat / Peralatan Laboratorium yang akan didatangkan ke lokasi proyek untuk mendapatkan persetujuan PimPro / PimBagPro.

– Pengiriman Alat Berat/Peralatan Laboratorium baru bisa dilakukan oleh Kontraktor apabila PimPro / PimBagPro telah memberikan persetujuan atas permohonan ijin yang diajukan oleh Kontraktor.

– Apabila Kontraktor harus mengimpor Alat Berat / Peralatan Laboratorium yang belum diproduksi / tidak terdapat di dalam negeri maka Kontraktor harus mendapatkan rekomendasi dari PimPro / PimBagPro sebelum memprosesnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan baku yang berlaku di dalam urusan impor.

d. Mendatangkan alat-alat berat

Sebelum mendatangkan alat-alat berat ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus meneliti kondisi jalan, jembatan, gorong-gorong, dermaga dan lain sebagainya yang akan dilalui oleh alat-alat berat di maksud untuk memperhitungkan mampu atau tidaknya jalan, jembatan, gorong-gorong, dermaga dan lain sebagainya tersebut dilewati oleh alat-alat berat yang akan dikirim ke proyek. Jika ternyata tidak mampu, maka Kontraktor perlu melakukan perbaikan atau perkuatan konstruksi agar dapat dilewati oleh alat-alat berat (atas biaya Kontraktor, harus sudah diperhitungkan oleh Kontraktor pada waktu mengajukan penawaran) setelah dikoordinasikan dengan pihak-pihak yang berwenang.

e. Ijin menggunakan jalan / jembatan

Perlunya mendapat ijin ini antara lain untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya rusaknya jalan karena dilewati angkutan alat berat, ambruknya jembatan

dan lain sebagainya. Permohonan ijin tentang hal ini ditujukan kepada Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.

f. Ijin mengoperasikan peralatan / kendaraan

Ijin ini dapat diperoleh dari pihak kepolisian dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.

g. Pemeriksaan Quarry

Proyek yang direncanakan dengan baik, pada umumnya telah mempertimbangkan penggunaan material untuk pekerjaan tanah maupun perkerasan jalan dan struktur yang berasal dari sekitar lokasi proyek. Jika di sekitar proyek tidak terdapat material yang memenuhi syarat, pilihannya tentu mengambil material dari deposit quarry yang berasal dari tempat lain. Sebelum diambil keputusan apakah deposit quarry di suatu lokasi memenuhi persyaratan mutu bahan baku, maka Konsultan harus melakukan pengujian mutu bahan baku di laboratorium terhadap quarry di maksud serta memperkirakan volume deposit quarry yang tersedia. Selanjutnya urusan yang berkaitan dengan kewajiban membayar retribusi akibat penggunaan quarry tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

h. Ijin menggunakan Quarry

Permohonan ijin untuk menggunakan quarry / borrow area diajukan kepada Pemerintah setempat oleh Kontraktor, dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku setempat.

i. Bahan-bahan

Bahan yang akan didatangkan dari luar proyek misalnya aspal, semen, besi beton dan sebagainya harus terlebih dahulu dimintakan persetujuan oleh Kontraktor kepada PimPro / PimBagPro. Pengujian di laboratorium terhadap bahan-bahan tersebut dilakukan oleh Konsultan atas perintah PimPro / PimBagPro, dan apabila memang telah memenuhi syarat maka Kontraktor boleh mendatangkan bahan-bahan di maksud untuk keperluan pelaksanaan proyek.

j. Komposisi Peralatan

PimPro / PimBagPro harus memeriksa kecukupan dan komposisi armada (fleet) alat-alat berat yang dimobilisasi oleh Kontraktor ke lapangan; kapasitas alat berat tersebut masing-masing harus sesuai dengan keperluan dan kondisi setempat kemudian jenis dan jumlahnya harus mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.

k. Mobilisasi Personel

Mobilisasi personel dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Untuk tenaga-tenaga inti Kontraktor, maka PimPro / PimBagPro perlu mengacu pada daftar personel inti yang diajukan oleh Kontraktor pada saat memasukkan penawaran. B. Site plan

Tujuan Site Plan

Supaya terkoordinasi dan terintegrasi secara efisien dan efektif semua komponen-kompenen sarana dan prasarana yang menjadi bagian dari pekerjaan persiapan proyek untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan-bangunan proyek dengan mengunakan sumber daya optimal

Didalam menyiapkan suatu site plan harus berpijak dan mengacu pada :

1. Volume dari pekerjaan yang dominan, seperti dalam:  Pekerjaan galian

 Pekerjaan timbunan  Pekerjaan grouting  Pekerjaan beton

 Pekerjaan stell structures  Pekerjaan pembesian  Pekerjaan bekisting

 Pekerjaan pengeboran terowongan

2. Waktu yang efektif untuk mebawa material-material dari storage area (borrow area) ke proyek dan diusahakan melalui jalan/ jarak yang terpendek.

3. Lokasi general office dan ware house sedekat mugkin dengan pintu utama proyek supaya gampang dicari pihak luar dan juga mudah mengamankan proyek dari pihak yang bertanggungjawab

4. Bilamana areal untuk ware house storage tidak memungkinkan di dalam lokasi proyek maka diusahakan sedekat mungkin lokasi proyek

5. Metode-metode pelaksanaan untuk pekerjaan yang dominan menjadi dasar analisa teknis yang utama untuk didapatkan koordinasi kerja dan integrasi item-itempekerjaan satu sama lainnya pada waktu pelaksanaan dilapangan sesuai mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan.

6. Laboratorium untuk testing dan pengontrolan kualitas/untuk menjadi salah satu kunci keberhasilan tercapainya mutu yang ditetapkan oleh spesifikasi teknik

7. Mengacu pada kriteria-kriteria diterima site plan oleh pengawas lapangan atau oleh pemilik proyek dengan memperhatikan prosedur dan proses mutu pelaksanaan konstruksi seperti berikut

8. Mengacu pada organisasi site proyek yang diperlukan

Pada site plan akan tergambar alur dan ukuran untuk keperluan antara lain:

1. Kantor proyek 2. Gudang Proyek

3. Stock pile material beton

4. Work shop heavy equipment (alat berat) 5. Construction format

6. Fabricating reinforcing stell 7. Stock pile tanah

9. Gudang dan work shop peralatan listrik 10. Jalan kerja

7.1.3.7 Rencana Anggaran Pelaksanaan dan Rencana Arus Kas