5.
Pengujian Kandungan Bahan Kering 21-24 Oktober 2011 Laboratorium BLH
6. Pengambilan Data Koreksi Sampah 1 November 2011 Namo Bintang
8 Persiapan Lapangan Survey Kedua 8-10 Desember 2011 Medan- Stabat
7. Survey Komposisi Sampah 12 Desember 2011 Kwala Bingai
8. Survey Komposisi Sampah 13 Desember 2011 Namo Bintang
9. Pengujian Kandungan Bahan Kering
14 Desember 2011 s.d 15 Januari 2012
Laboratorium BLH
a. Pengambilan Data Pendukung dan Persiapan Lapangan
Data pendukung yang diperlukan untuk kegiatan survey mencakup lokasi TPA, luas lahan, sejarah operasional, pengelola, sistem pengelolaan, sarana
48 dan prasarana TPA, wilayah pelayanan serta sistem pelayanan sampah oleh pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kabupaten Langkat. Pengambilan data pendukung dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung ke Dinas Kebersihan Kota Medan dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Langkat. Kunjungan juga dimaksudkan untuk menyampaikan rencana teknis pelaksanaan survey, dan sekaligus permintaan dukungan secara administatif terhadap rencana kegiatan survey dari pihak Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kabupaten Langkat.
Persiapan lapangan terutama ditujukan untuk penentuan lokasi penelitian dan pendirian tenda lapangan serta penyediaan tenaga lapangan untuk kegiatan survey. Tenaga lapangan diperlukan untuk mengambil sampah dan juga melakukan pemilahan serta pengukuran volume dan berat sampah. Pelaksanaan survey melibatkan 10 (sepuluh) orang tenaga lapangan, sehingga untuk 4 (empat) kali survey telah melibatkan 40 (empat puluh) orang tenaga lapangan yang merupakan tenaga pemulung pada TPA setempat. Pekerja lapangan unutk pemilahan khusus sampah pasar juga melibatkan sepuluh orang tenaga kerja. Selain pekerja lapangan juga dibutuhkan keterlibatan mandor TPA dan seorang stafnya untuk pemasangan dan pengawasan terhadap peralatan yang digunakan seperti tenda, kotak besi, kotak kayu dan lain-lain.
b. Pelaksanaan Survey Komposisi Sampah
Pelaksanaan survey komposisi sampah pada lokasi TPA dilakukan sebanyak empat kali dalam jangka waktu bulan Oktober dan Desember. Survey dilakukan masing-masing dua kali di TPA Namo Bintang dan dua kali di
49 TPA Kwala Bingai Stabat. Perbedaan waktu ini dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan hasil survey yang mewakili musim hujan dan musim kering. Uji coba survey dilakukan di Namo Bintang dengan melibatkan staf BLH dan juga diikuti oleh Kepala BLH Provinsi Sumatera Utara DR. Ir. Hj. Wan Hidayati, M.Si. Pada pelaksanaan survey kedua (13 Desember 2011) di Namo Bintang, juga dilakukan survey untuk melihat porsi komposisi sampah pasar terhadap komposisi sampah kota Medan. Setiap kegiatan Survey Komposisi Sampah melibatkan langsung Hiroyuki Ueda dan Jun Marukawa dari JICA serta Rias dari ITB.
c. Pengujian Kandungan Bahan Kering Sampah
Pengujian kandungan bahan kering dilakukan pada laboratorium BLH Provinsi Sumatera Utara. Prosedur pengujian mengikuti pedoman teknis yang telah ditentukan sesuai dengan pedoman The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2006 dengan supervisor dari ITB dan juga mengikuti arahan dari Kosuke Kawai, Ph.D dari Center for Material Cycles and Waste Management Research National Institute for Environmental Studies (NIES) Japan.
2. Lokasi Survey Komposisi Sampah
Lokasi survey komposisi sampah dilakukan pada dua TPA yang dianggap telah mewakili kota yang sampahnya ditangani oleh pemerintah kota/kabupaten. JICA menetapkan lokasi penelitian yaitu TPA Namo Bintang Medan dan TPA Kwala Bingai Stabat.
50 a. TPA Namo Bintang
TPA Namo Bintang terletak ± 15 km di sebelah Selatan kota Medan dengan kontour bergelombang dan fungsi lahan di sekitarnya adalah sebagai lahan pertanian. Metode open dumping yang diterapkan pada lahan TPA menyebabkan hampir seluruh lahan seluas ± 17,6 Ha yang dahulunya merupakan lembah telah dipenuhi sampah dengan ketinggian ± 30 meter. Secara teknis TPA Namo Bintang tidak dilengkapi dengan sistem pengelolaan leachate dan penanganan gas. Air limpasan hujan yang mencuci timbunan sampah akhirnya menjadi aliran air permukaan dengan membawa berbagai kandungan zat pencemar. Proses penguraian sampah terjadi secara aerobik maupun anaerob. Proses penguraian sampah secara anaerob yang melepaskan gas CH4 ke udara dengan volume yang selama ini tidak pernah terukur.
Gambar 15 : Kondisi TPA Namo Bintang sebagai lokasi pembuangan akhir Kota Medan yang menggunakan metode open dumping.
51 b. TPA Kwala Bingai
TPA Kwala Bingai seluas 2,5 Ha menggunakan methode Open Dumping dan tidak ada sistem pengolahan terhadap gas methane yang timbul akibat terjadinya proses penguraian secara anaerob. TPA Kwala Bingai berada di tengah lahan perkebunan kelapa sawit dan jauh dari pemukiman penduduk.
3. Kondisi Pengelolaan Sampah Medan
Untuk menampung sampah aktivitas warga kota, Pemerintah Kota Medan telah mengoperasikan TPA Terjun - Marelan dan TPA Namo Bintang. TPA Namo Bintang untuk menampung sampah warga kota yang bermukim di arah Selatan Kota Medan dan TPA Terjun untuk aktivitas warga di sebelah Utara. Kedua TPA ini dioperasikan secara bersama, kecuali untuk hal tertentu hanya satu TPA yang dioperasikan menampung seluruh sampah dalam wilayah Kota Medan. TPA Namo Bintang mencatat volume sampah yang masuk berdasarkan type dan
Gambar 17: Lahan TPA Kwala Bingai yang terletak di tengah lahan perkebunan kelapa sawit.
52 volume kendaraan, sedangkan TPA Terjun difasilitasi dengan timbangan pencatat berat kendaraan pengangkut sampah yang masuk.
Dinas Kebersihan Kota Medan telah mendistribusikan kendaraan pengangkut sampah untuk kedua TPA tersebut yaitu 9 Kontainer dan 63 Typper untuk TPA Terjun, dan 4 Arm Roll, 8 Container serta 97 Typper untuk TPA Namo Bintang. Muatan sampah untuk Jenis Typper adalah ± 2,5 ton dan jenis Kontainer adalah ± 3,5 ton. Berdasarkan Data Dinas Kebersihan Kota Medan tahun 2011, jumlah sampah yang masuk ke serta jumlah kendaraan yang dioperasikan ke TPA Terjun adalah sebagai tabel berikut:
Tabel 6: Kondisi Kerja TPA Terjun Marelan 2011
No. Bulan Jumlah Truk Jumlah Trip Berat Sampah yang Masuk TPA (Kg) Berat Rata-rata pertrip (Kg) Volume sampah perhari (Kg) 1. Januari 57 4.991 12.432.004 2.491 401.032 2. Februari 63 4.506 10.698.452 2.374 382.088 3. Maret 63 4.927 12.327.511 2.502 397.662 4. April 63 4.968 13.411.354 2.700 447.045 5. Mei 63 4.480 15.285.559 3.412 493.083 6. Juni 63 4.538 17.523.102 3.861 584.103 7. Juli 62 4.702 13.300.004 2.829 429.032 8. Agustus 63 4.909 15.147.000 3.086 488.613 9. September 157 8.912 25.712.076 2.885 857.069 10. Oktober 63 4.682 14.325.040 3.060 462.098 11. November 150 7.826 23.826.125 3.044 794.204 12. Desember 147 5.837 20.515.170 3.515 661.780 Jumlah 65.278 194.503.397
Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan (TPA Terjun) 2011
Data menunjukkan bahwa TPA Terjun Marelan rata-rata hariannya menerima sampah sebanyak 400 s.d 500 ton. Lonjakan penerimaan terjadi pada bulan
53 September dengan jumlah sampah yang masuk 25.712.076 ton. Dinas Kebersihan Medan pada bulan September mengoperasikan 157 unit kendaraan pengangkut sampah ke TPA Marelan dengan jumlah trip 8.912, rata-rata setiap kendaraan beroperasi 1,8 trip perhari. Volume sampah yang ditampung TPA Marelan setiap hari adalah 857 ton.. Pada kondisi ini diperoleh fakta bahwa rata-rata setiap trip kendaraan pengangkut sampah membawa 2.885 Kg sampah. Kendaraan yang dioperasikan mencapai 86,7% dari jumlah total kendaraan pengangkut sampah yang terdaftar sebagai asset Pemerintah Kota Medan.
Bila diperkirakan produksi sampah kota Medan sekitar 1200 ton perhari, maka pada saat kondisi operasi kendaraan pengangkut sampah mencapai 86,7%, sampah yang terangkut hanyalah 71,41%. Sebagian sampah yang tidak terangkut akan bertebar di jalan, masuk dalam selokan atau menyebarkan bau busuk pada lingkungan. Berdasarkan informasi yang diterima dari petugas lapangan, penyebab terjadinya lonjakan beban sampah di TPA Terjun karena TPA Namo Bintang tidak beroperasi akibat alat beratnya mengalami kerusakan.
Pada bulan Oktober TPA Namo Bintang beroperasi dengan 112 unit kendaraan pengangkut. TPA Terjun menerima sampah yang diangkut oleh 63 unit kendaraan pengangkut. Pada bulan Oktober kendaraan pengangkut truk yang dioperasikan Pemerintah kota Medan adalah 175 unit. Pada bulan November dan Desember alat berat di TPA Namo Bintang mengalami kerusakan. Beban sampah kota Medan dikirim ke TPA Terjun dengan mengoperasikan kendaraan pengangkut sebanyak 150 unit pada November dan 147 unit pada Desember. Jumlah pengangkutan adalah 7.826 trip untuk November dan 5.837 trip pada Desember. Pada saat ini jumlah sampah yang diterima TPA Terjun adalah 794 ton/hari pada
54 November dan 662 ton pada Desember. Data ini menunjukkan bahwa sebagian daerah tidak terlayani dengan baik dengan konsekwensinya wilayah kota menjadi kumuh dan sampah bersebaran di sembarang tempat tertentu.
4. Survey Komposisi Sampah
a. Sumber Sampah dan Volume Sampel
Pelaksanaan Survey Komposisi Sampah di Namo Bintang menggunakan methode yang sama dengan survey di Kwala Bingai. Sampel yang diambil berasal dari tiap kendaraan pengangkut dan dianggap mewakili daerah pelayanannya. Volume sampel yang diambil pada masing-masing TPA adalah 1000 liter. Sampel yanag diambil dari masing-masing truk ini proporsional dengan jumlah kendaraan pengangkut sampah yang datang ke TPA. Volume sampel yang diambil dari masing-masing kendaraan serta
55 wilayah pelayanannya untuk TPA Namo Bintang dan TPA Kwala Bingai adalah sebagai terlihat pada tabel berikut:
\Tabel 7 : Volume sampel dari kendaraan pengangkut sampah ke TPA Namo Bintang – Medan yang mewakili wilayah sumbernya.
NO. JENIS
KENDARAAN NOMOR POLISI
VOLUME
SAMPEL ASAL DAERAH KELURAHAN
1 Container BK 8100 J 90 L ? ?
2 Container BK 8095 J 90 L Medan Kota Sudi Rejo
3 Container BK 8102 J 90 L ? ?
4 Arm Roll BK 8041 J 15 L Medan Area Sukaramai II 5 Typper BK 9998 H 20 L Medan Petisah Sekip
6 Typper BK 8186 J 20 L Medan Tuntungan Tanjung Selamat 7 Arm Roll BK 8044 J 15 L Medan Amplas Timbang Deli 8 Typper BK 8235 J 20 L Medan Area Tegal Sari II 9 Typper BK 9984 H 20 L Medan Selayang Tanjung Sari 10 Typper BK 9906 H 20 L Medan Selayang Sempa Kata 11 Typper BK 8187 H 20 L Medan Amplas Siti Rejo II 12 Typper BK 8126 J 20 L Medan Petisah Sei Putih Timur II 13 Typper BK 8241 J 20 L Medan Tuntungan Selayang 14 Typper BK 8249 J 20 L Medan Helvetia Helvetia Timur 15 Typper BK 8111 J 20 L Medan Polonia Suka Dame
16 Container BK 8306 90 L ? ?
17 Typper BK 8107 J 20 L Medan Barat Silalas
18 Typper BK 8136 J 20 L ? ?
19 Typper BK 8214 J 20 L Medan Maimoon Sei Mati 20 Typper BK 9982 J 20 L Medan Selayang Asam Kumbang 21 Typper BK 8226 J 20 L Medan Baru Darat
56
NO. JENIS
KENDARAAN NOMOR POLISI
VOLUME
SAMPEL ASAL DAERAH KELURAHAN
23 Typper BK 8183 J 20 L Medan Kota Pasar Merah Barat
24 Typper BK 8178 J 20 L Medan Kota Pandau Hulu I 25 Typper BK 8278 J 20 L Medan Barat Kesawan Pagi 26 Typper BK 9933 J 20 L Medan Area Pasar Merah
Timur 27 Typper BK 8175 J 20 L Medan Tuntungan Mangga 28 Typper BK 8176 J 20 L Medan Sunggal Sunggal 29 Typper BK 9899 J 20 L Medan Helvetia Sei Sikambing C 30 Typper BK 8166 J 20 L Medan Helvetia Cinta Damai 31 Typper BK 9903 J 20 L Medan Area Kota Matsum IV 32 Container BK 8027 J 90 L Medan Maimoon Aur
33 Typper BK 9205 20 L Medan Selayang Tanjung Sari
T O T A L 1000 L
Tabel 8 : Volume sampel dari kendaraan pengangkut sampah ke TPA Kwala Bingai- Stabat yang mewakili wilayah sumbernya.
NO. JENIS
KENDARAAN NOMOR POLISI
VOLUME
SAMPEL ASAL DAERAH
1
Arm Roll BK 8333 P 150 L Pasar Stabat 2
Pick Up BK 8360 PE 150 L Perumahan
3
Arm Roll BK 8328 P 100 L Pasar Brandan 4
Arm Roll BK 8363 P 100 L Perumahan
5
Arm Roll BK 8350 P 150 L Perkantoran 6
Dump Truck BK 2021 P 150 L Perumahan 7
Dump Truck BK 8030 P 200 L Perumahan
57 b. Prosedur Pengambilan Sampel Komposisi Sampah
(1) Pengambilan sampel
Sampel diambil dari tiap kendaraan pengangkut yang membongkar sampah di TPA. Pengambilan sampel dilakukan sebelum ada pemungutan oleh pemulung. Kegiatan pengambilan sampah dan memasukkan ke dalam kantong plastik diarahkan dan diawasi langsung oleh instruktur dari ITB. Sampah yang diambil oleh pekerja lapangan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Volume sampah yang diambil adalah dua hingga tiga kali lipat dari volume yang dibutuhkan. Sampel dari karung plastik dimasukkan ke dalam kotak kayu yang berukuran 250 liter dan diaduk sampai relatif homogen. Setelah homogen, maka sampel dikurangi volumenya hingga volume yang tinggal dalam kotak sesuai dengan kebutuhan volume survey (lihat Tabel 7 dan Tabel 8).
Elatif homogena
Gambar 18: Mengukur volume sampel dari sampah yang telah diaduk dalam kotak pengukur sehingga relatif homogen. Lokasi foto, TPA Kwala Bingai.
58 Pada penelitian bulan Oktober, sampel sampah dari kendaraan pengangkut dikumpulkan terlebih dahulu ke dalam box besi hingga mencapai 1000 liter. Setelah cukup 1000 liter, sampah dipisahkan menjadi 9 jenis oleh pekerja pemilah sampah. Pada pelaksanaan survey bulan Desember, sampel tidak lagi dikumpulkan hingga 1000 liter. Setelah diperoleh volume yang sesuai berdasarkan sumbernya (20 hingga 90 liter untuk tiap kendaraan yang masuk ke TPA Namo Bintang, dan 100 hingga 200 liter untuk kendaraan yang masuk ke TPA Kwala Bingai), sampah langsung dipilah berdasarkan jenisnya. Pada survey bulan Desember, box pengukur sampah dengan volume 1 m3 praktis tidak digunakan lagi. Metode ini menghemat waktu untuk pemilahan.
(2) Pemilahan sampel
Berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan oleh JICA dan ITB, maka sampel dipilah atas sembilan jenis yaitu: Makanan, Kertas, karton dan Gambar 19 : Memasukkan sampah ke dalam box dengan ukuran 1000 liter yang telah
59 nappies, Kayu dan sampah taman, Kain dan produk teskstil, Karet dan kulit, Plastik, Logam, Gelas dan Komponen Sampah Lain. Pada survey bulan Oktober, jenis sampah kertas, karton dan nappies dianggap satu kelompok, tetapi pada survey bulan Desember dilakukan pemisahan antara kertas dan karton dengan nappies. Pemisahan ini sesuai dengan IPCC Guidelines 2006. Sampah yang merupakan gabungan dari dua komponen atau lebih seperti sepatu yang terdiri dari karet dan kain, kabel listrik yang terdiri dari karet dan logam terlebih dahulu dipisahkan komponennya. Komponen Sampah Lain yang pada survey bulan Oktober dikatagorikan sebagai “komponen sampah yang dianggap tidak masuk dalam kelompok
komponen sampah yang ada”. Pada pelaksanaan survey bulan Desember,
komponen sampah lain dinyatakan sebagai sisa sampah yang dimensinya sangat kecil, sehingga sulit dibedakan jenis sumber sampahnya. Pemilahan dilakukan berdasarkan sifat kandungan organik dan anorganik. Pekerja pemilah sampel memisahkan sampah berdasarkan jenisnya dan memasukan ke dalam kantong plastik yang telah diberi label.
60 (3) Pengukuran berat sampel
Sampel yang telah dipisah berdasarkan jenisnya dimasukkan ke dalam kantong plastik yang berbeda. Kantong plastik diberi label sesuai dengan jenis sampahnya. Setelah seluruh sampel sampah yang volumenya 1000 liter dipisah, maka dilakukan penimbangan untuk masing-masing jenis sampah. Dari hasil penimbangan dapat diketahui berat dan juga sekaligus mendapatkan nilai berat jenis dari sampah pada suatu TPA. Secara rata- rata, besaran berat jenis ini akan dapat menentukan jumlah berat sampah untuk setiap kendaraan yang diangkut ke TPA. Bila dikaitkan dengan jumlah kendaraan yang dioperasikan Dinas Kebersihan Pemko Medan untuk mengangkut sampah ke TPA, maka akan dapat ditentukan berat dan volume sampah Kota Medan yang mampu dilayani setiap hari.
61 (4) Persediaan sampel untuk survey kandungan kadar kering sampah
Sampel untuk kandungan bahan kering sampah berasal dari sampel yang diperoleh pada kegiatan survey komposisi sampah. Dari sampel komposisi jenis sampah diambil sebanyak 5 (lima) kilogram untuk dibawa ke laboratorium. Jenis sampel sampah yang beratnya tidak melebihi 5 (lima) Kg langsung dibawa ke laboratorium untuk dijadikan sampel pada pengujian kandungan bahan kering sampah. Sampel dari masing-masing jenis sampah dengan berat 5 Kg dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label sesuai dengan jenisnya. Pengukuran kandungan bahan kering sampah dilakukan untuk semua jenis sampah. Pada survey bulan Oktober terdapat 9 (sembilan) sampel sampah yang diuji kandungan kadar keringnya di laboratorium BLH Provinsi Sumatera Utara. Survey kandungan bahan kering untuk bulan Desember dilakukan atas 11 (sebelas) sampel, karena ada tambahan jenis sampah yang merupakan pemisahan dari Paper dengan Nappies dan juga Komponen Sampah Lain yang dipisah menjadi Komponen Sampah Lain Organik dan Anorganik.
Gambar 22 : Proses quartering di lokasi TPA untuk mempersiapkan sampel kandungan bahan kering sampah.
62 c. Hasil Survey Komposisi Sampah di TPA Namo Bintang
Survey komposisi sampah dilakukan di TPA Namo Bintang pada tanggal 19 Oktober 2011 dan tanggal 13 Desember 2011. TPA Namo Bintang tidak memiliki jembatan timbang. Pencatatan volume sampah yang masuk ke TPA hanya dilakukan untuk mengetahui jumlah dan type truk yang datang serta asal areal pelayanannya. Selain pekerja pengumpul dan pemilah sampah yang berjumlah sepuluh orang dari pemulung setempat untuk masing-masing pelaksanaan survey, kegiatan survey disupervisi oleh Rias dan Risalto dari ITB serta Ueda dan Marukawa dari JICA. Survey pada bulan Desember juga dilakukan untuk mengetahui komposisi sampah khusus pasar. Tenaga survey juga melibatkan sepuluh orang tenaga pemulung setempat, sehingga pada survey bulan Desember melibatkan 20 orang tenaga kerja pemilah sampah.
Survey tanggal 19 Oktober dimaksudkan untuk mewakili musim kering. Sesuai dengan masalah perubahan iklim yang sedang berlangsung, maka pelaksanaan survey pada bulan Oktober justru berlangsung pada kondisi cuaca Kota Medan dalam keadaan mendung, pada siang hari terjadi hujan lebat pada hampir sebagian besar wilayah Medan. Hujan lebat disertai angin kencang terjadi pada lokasi TPA Namo Bintang. Pelaksanaan survey tidak terganggu karena tahap survey sudah pada tahap pemilahan komposisi sampah. Survey kedua dilakukan pada bulan Desember pada kondisi cuaca di TPA maupun seluruh Kota Medan dalam keadaan cerah. Hasil survey komposisi sampah di TPA Namo Bintang untuk survey bulan Oktober dan Desember adalah sebagai terlihat pada tabel berikut:
63 Tabel 9: Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA Namo
Bintang –Medan tanggal 19 Oktober 2011
Komponen Sampah Berat Basah
(kg)
Persentase Berat Basah
(%)
a. Makanan 152,3 62,90
b. Kertas, Karton, Nappies 32,0 13,22
c. Kayu/Sampah Taman 11,5 4,75
d. Kain dan produk tekstil 7,9 3.26
e. Karet dan kulit 1,3 0,54
f. Plastik 33,3 13,75 g. Logam 0.83 0.34 h. Gelas 2,3 0,95 i. Lain-lain 0,7 0,29 T O T A L 242.13 100.00 Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011
Gambar 23: Pelaksana survey komposisi sampah di TPA Namo Bintang tanggal 19 Oktober 2011
64 Tabel 10 : Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA
Namo Bintang –Medan tanggal 13 Desember 2011
Komponen Sampah Berat Basah
(kg)
Persentase Berat Basah
(%)
a. Makanan 70.75 33.31
b. Kertas, Karton, Nappies
b1. Kertas, dan karton 28.80 13.56
b2. Nappies 17.45 8.21
c. Kayu/Sampah Taman 16.10 7.58
d. Kain dan produk tekstil 7.0 3.29
e. Karet dan kulit 2.40 1.13
f. Plastik 27.0 12.71 g. Logam 0.80 0.38 h. Gelas 4.60 2.17 i. Lain-lain i1. Organik 35.30 16.62 i2. Anorganik 2.20 1.04 T O T A L 212.40 100.00 Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011
Gambar 24 : Pelaksana survey komposisi sampah di TPA Namo Bintang tanggal 13 Desember 2011 yang juga dihadiri oleh Dr Kosuke Kawai dari NIES Japan.
65 Tabel 11 : Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA Namo
Bintang –Medan tanggal 13 Desember 2011 (Khusus Sampah Pasar)
Komponen Sampah Berat Basah
(kg)
Persentase Berat Basah
(%)
a. Makanan 46,80 44,49
b. Kertas, Karton, Nappies 17,60 16,73
c. Kayu/Sampah Taman 1,50 1,40
d. Kain dan produk tekstil 7.10 6,75
e. Karet dan kulit 7,10 6,75
f. Plastik 17,50 16,63 g. Logam 0.60 0.57 h. Gelas 0,80 0,76 i. Lain-lain 6,20 5,89 T O T A L 105.20 100.00 Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011
Gambar 25 : Pelaksana survey komposisi sampah khusus pasar di TPA Namo Bintang tanggal 13 Desember 2011 selesai memilah dan menunggu proses penimbangan berat.
66 d. Hasil Survey Komposisi Sampah di TPA Kwala Bingai-Stabat
Pelaksanaan survey komposisi sampah di TPA Kwala Bingai Stabat dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2011 dan 12 Desember 2011. TPA Kwala Bingai tidak memiliki jembatan timbang. Kondisi cuaca cukup cerah sampai sore hari, sehingga kedua kegiatan survey berlangsung dengan cepat tanpa ada halangan. Survey komposisi sampah di TPA Kwala Bingai berlangsung sekitar 5 (lima) jam karena jumlah kendaraan pengangkut sampah relatif sedikit dibandingkan dengan survey di TPA Namo Bintang. Hasil untuk kegiatan survey TPA Kwala Bingai untuk bulan Oktober dan Desember adalah sebagai terlihat pada tabel berikut:
Tabel 12 : Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA Kwala Bingai-Stabat tanggal 20 Oktober 2011
Komponen Sampah Berat Basah
(kg)
Persentase Berat Basah
(%)
a. Makanan 108,60 51,37
b. Kertas, Karton, Nappies 22,50 10,64
c. Kayu/Sampah Taman 48,30 22,85
d. Kain dan produk tekstil 6,70 3.17
e. Karet dan kulit 0,40 0,19
f. Plastik 19,60 9,27 g. Logam 0.30 0.14 h. Gelas 2,60 1,23 i. Lain-lain 2,40 1,14 T O T A L 211,40 100.00 Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011
67 Tabel 13: Komposisi Sampah untuk volume 1 m3 sampel yang diambil di TPA
Kwala Bingai pada kegiatan survey tanggal 12 Desember 2011
Komponen Sampah Berat Basah
(kg)
Persentase Berat Basah
(%)
a. Makanan 105,60 52,56
b. Kertas, Karton, Nappies 15,80 7,86
c. Kayu/Sampah Taman 42,20 20,91
d. Kain dan produk tekstil 6,20 3.09
e. Karet dan kulit 0.45 0,22
f. Plastik 12.20 6.07 g. Logam 1.00 0.50 h. Gelas 3,20 1,60 i. Lain-lain i1. Organik 12,70 6.32 i2. Anorganik 1,75 0,87 T O T A L 200,90 100.00 Sumber : SUR-JICA-USU-ITB 2011
Gambar 26 : Pengurangan dimensi sampah sebelum dilakukan quartering untuk
mempersiapkan sampel kandungan bahan kering di TPA Kwala Bingai tanggal 20 Oktober 2011
68