Pemahaman yang berkembang selama ini, syarat perjanjian yang tertera dalam Pasal 1320 KUH Perdata hanya bisa berlaku untuk transaksi konvensional.
Padahal tidak demikian halnya, perkembangan teknologi adalah satu dari sebuah realitas teknologi. Realitas teknologi hanya berperan untuk membuat hubungan hukum konvensional bisa berlangsung efektif dan efisien. Gambarannya adalah sebagai berikut, dalam transaksi jual beli tetap saja dikenal proses pembayaran dan penyerahan barang. Apakah dalam e-commerce tidak ada pembayaran dan peneyerahan barang, saya pikir tetap saja ada. Dari situ disimpulkan bahwa, dengan adanya internet atau e-commerce hanyalah membuat jual beli atau hubungan hukum yang terjadi menjadi lebih singkat, mudah, dan sederhana.
54 Marilang, Hukum Perikatan Perikatan yang Lahir dari Perjanjia, Jurnal Hukum,
Secara hukum, tidak ada perubahan konsepsi dalam suatu transaksi yang berlangsung.55
Kemudian, kapan suatu perjanjian dalam transaksi e-commerce tersebut berlangsung tentunya sangat berkaitan erat dengan siapa saja suatu transaksi tersebut dilakukan. Dalam transaksi biasa, perjanjian berakhir ketika masing-masing pihak melakukan kewajibannya masing-masing-masing-masing. Sebenarnya tidak berbeda dengan transaksi yang berlangsung secara on line. Namun memang tidak sesederhana jika dibandingkan dengan transaksi konvensional. Dalam transaksi on line, tanggung jawab (kewajiban) atau perjanjian tadi dibagi kepada beberapa pihak yang terlibat dalam jual beli tersebut. Paling tidak ada tiga pihak yang terlibat dalam transaksi on line baik B2B (business to business) dan B2C (business to consumer), antara lain perusahaan penyedia barang (seller), kemudian perusahaan penyediaan jasa pengriman (packaging), dan jasa pembayaran (bank).
Biasanya disetiap bagian pekerjaan (penawaran, pembayaran, pengiriman) masing-masing pihak membagi tanggung jawab sesuai dengan kompetensi masing-masing. Pada proses penawaran dan proses persetujuan jenis barang yang dibeli maka transaksi antara penjual (seller) dengan pembeli (buyer) selesai.
Penjual menerima persetujuan jenis barang yang dipilih dan pembeli menerima konfirmasi bahwa pesanan atau pilihan barang telah diketahui oleh penjual. Bisa dikatakan bahwa transaksi antara penjual dengan pembeli dalam tahapan persetujuan barang telah selesai sebagian sambil menunggu barang tiba atau
55 Pokrol, Syarat Sahnya Perjanjian E-commerce, Hukumonline.com.
diantar ke alamat pembeli. Karena biasanya bank baru akan mengabulkan permohonan dari pembeli setelah penjual menerima konfirmasi dari bank yang ditunjuk oleh penjual dalam transaksi e-commerce tersebut. Setelah penjual menerima konfirmasi bahwa pembeli telah membayar harga barang yang dipesan, selanjutnya penjual akan melanjutkan atau mengirimkan konfirmasi kepada perusahaan jasa pengiriman untuk mengirimkan barang yang dipesan ke alamat pembeli. Setelah semua proses terlewati, dimana ada proses penawaran, pembayaran, dan penyerahan barang maka perjanjian tersebut dikatakan selesai seluruhnya atau perjanjian tersebut telah berakhir.56
Menurut Edmon Makarim, syarat sahnya transaksi e-commerce berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata adalah sebagai berikut:
a. Sepakat mereka mengikatkan dirinya
Suatu kesepakatan selalu diawali dengan adanya suatu penawaran oleh suatu pihak dan dilanjutkan dengan adanya tanggapan berupa penerimaan oleh pihak lain. Jika penawaran tersebut tidak ditanggapi/ direspon oleh pihak lain maka dengan demikian tidak akan ada kesepakatan. Karena itu diperlukan dua pihak untuk melahirkan suatu kesepakatan.
Transaksi e-commerce, pihak yang memberikan penawaran adalah pihak penjual yang dalam hal ini menawarkan barang- barang dagangannya melalui website yang dirancang agar menarik untuk disinggahi. Semua pihak pengguna internet (netter) dapat dengan bebas yang mereka butuhkan atau mereka minati.
Jika memang pembeli tertarik untuk membeli suatu barang maka ia hanya perlu
56
mengklik barang yang sesuai dengan keinginannya. Biasanya setelah pemesanan tersebut sampai di tempat penjual (merchant) maka penjual akan mengirim e-mail atau melalui telepon untuk melakukan konfirmasi pesanan tersebut kepada pihak konsumen.
Proses terciptanya penawaran dan penerimaan menimbulkan keragu- raguan kapan terciptanya suatu kesepakatan. Negara- negara yang tergabung dalam masyarakat ekonomi Eropa telah memberikan garis- garis petunjuk kepada para negara anggotanya, dengan memberlakukan sistem 3 klik: cara kerja sistem ini adalah, pertama, setelah calon pembeli melihat di layar komputer adanya penawaran dari calon penjual (klik pertama), maka calon pembeli memberikan penerimaan terhadap penawaran tersebut (klik kedua). Dan masih disyaratkan adanya peneguhan dan persetujuan dari calon penjual kepada pembeli perihal diterimanya penerimaand dari calon pembeli (klik ketiga). Sistem 3 klik jauh lebih aman daripada sistem 2 klik yang berlaku sebelumnya. Sebab sistem 2 klik, penjual dapat mengelak dengan menyatakan kepada calon pembeli bahwa ia tidak pernah menerima penerimaan dari calon pembeli. Dan ini akan merugikan calon pembeli tersebut.
Hukum Indonesia belum ada ketentuan seperti ini, tidak ada kewajiban dari penjual untuk melakukan konfirmasi kepada pembeli, sehingga banyak penjual yang tidak melakukan konfirmasi. Hal ini sangat merugikan konsumen/
pembeli karena pembeli tidak mengetahui apakah pesanannya telah diterima atau belum. Jika terjadi wanprestasi akan sulit menghitung kapan terjadinya wanprestasi karena penjual dapat dengan mendalilkan bahwa ia tidak pernah
menerima pesanan tersebut. Karena itu, konfirmasi pemesanan sangat penting dilakukan oleh penjual terhadap calon pembeli.
b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
Pada dasarnya semua orang adalah cakap untuk membuat perikatan, kecuali jika oleh undang- undang dinyatakan tidak cakap. Yang tidak cakap menurut undang- undang adalah mereka yang belum dewasa (genap berusia 18 tahun) atau mereka yang belum berusia 18 tahun tetapi sudah menikah, dan mereka yang di bawah pengampuan (gila, dungu, mata gelap, lemah akal, dan pemboros).
Dalam transaksi e-commerce sangat sulit menentukan seseorang yang melakukan transaksi telah dewasa/ belum dewasa atau tidak berada di bawah pengampuan, karena proses penawaran dan penerimaan tidak secara langsung dilakukan tetapi hanya melalui media virtual yang rawan penipuan. Jika ternyata yang melakukan transaksi adalah orang yang tidak cakap maka pihak yang dirugikan dapat menuntut agar perjanjian dibatalkan.
c. Suatu hal tertentu
Hal tertentu menurut undang- undang adalah prestasi yang menjadi pokok perjanjian yang bersangkutan. Barang yang dimaksudkan dalam perjanjian paling sedikit harus ditentukan jenisnya, undang- undang tidak mengharuskan barang tersebut sudah ada atau belum di tangan debitur pada saat perjanjian dibuat dan jumlahnya juga tidak perlu disebutkan adal saja kemudian dapat dihitung atau ditetapkan.
Ada barang tertentu yang tidak boleh diperjual belikan dalam transaksi e-commerce, misalnya memperjual belikan hewan dilindungi. Dan ada juga barang- barang yang tidak dapat dijual melalui kesepakatan online, seperti jual beli tanah yang mensyaratkan jual beli tanah harus dituangkan dalam akta otentik, akta pejabat pembuat akta tanah.
d. Suatu sebab yang halal
Sebab yang halal adalah isi dari perjanjian dan bukan sebab para pihak mengadakan perjanjian. Isi perjanjian tersebut haruslah sesuai dengan undang- undang dan tidak berlawanan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
e. Saat terjadinya perjanjian jual beli
Jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak ketika setelah mereka mencapai kata sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar. Kesepakatan dihasilkan dalam transaksi e-commerce jika pembeli menyepakati barang dan harga yang ditawarkan oleh penjual (merchant).
f. Batalnya perjanjian
Transaksi e-commerce sebagai suatu bentuk perjanjian tentu juga dapat dibatalkan. Pembeli yang telah menyepakati barang dan masih mempunyai kesepakatan untuk membatalkan perjanjian jual beli dengan fasilitas “cancel an order”, tetapi dengan catatan bahwa barang belum masuk pengiriman. Demikian pula dengan penjual (merchant), mereka juga dapat membatalkan perjanjian jka
ternyata yang melakukan transaksi tersebut terbukti belum dewasa atau tidak cakap atau ternyata ada unsur- unsur paksaan, penipuan dan kekhilafan. 57