• Tidak ada hasil yang ditemukan

45 Tabel 5.16 Klasifikasi Peruntukan Kawasan Pertanian

No. KAWASAN JENIS DEFINISI KRITERIA

1 Kawasan Pertanian Lahan Basah Kawasan yang diperuntukan bagi tanaman pangan lahan basah dimana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis.

 Ketinggian <1000 m dpl kecuali lahan yang sudah ditanami tanaman tahunan dan tidak mengganggu kelestarian tanah dan air

 Mempunyai sistem dan atau potensi

pengembangan pengairan dan drainase

 Kemiringan tanah <30 % kecuali jenis tanah regosol, litosol, rezina, dan organosol dengan kemiringan <15 %

 Kedalaman efektif tanah >30 cm

 Bukan daerah kritis/bahaya lingkungan beraspek

geologi seperti daerah patahan aktif, erosi dan longsoran 2 Kawasan Pertanian Lahan Kering Kawasan yang diperuntukan bagi lahan kering untuk tanaman palawija, dan hortikultura atau tanaman tahunan

 Ketinggian <1000 m dpl kecuali lahan yang sudah ditanami tanaman tahunan dan tidak mengganggu kelestarian tanah dan air

 Nilai skor fisik wilayah <125

 Kemiringan tanah <40 % kecuali jenis tanah regosol, litosol, rezina, dan organosol dengan kemiringan <15 %

 Kedalaman efektif tanah >30 cm

 Mempunyai tipe iklim A, B1, B2, C2 atau D2 menurut Oldeman

 Bukan Daerah kritis/bahaya lingkungan: daerah longsoran, patahan aktif, daerah krisis erosi permukaan

Sumber: Keppres No 57 Tahun 1989 tentang Kawasan Budidaya

Rencana pengembangan budidaya pertanian, baik itu pertanian lahan basah maupun lahan kering dan hortikultura, diarahkan untuk pemanfaatan secara intensif sebagai tanaman pangan pada lahan-lahan yang belum dimanfaatkan dan tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Solok. Adapun rencana pengembangan kawasan pertanian lahan basah serta pertanian lahan kering dan hortikultura di Kabupaten Solok dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.17. Luas Rencana Kawasan Peruntukan Pertanian Menurut Kecamatan di Kabupaten Solok Tahun 2030

No KECAMATAN Kawasan Pertanian Total % Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering & hortikultura 1 Bukik Sundi 7.070,41 1.578,09 8.648,50 6,67 2 Danau Kembar 25,80 496,00 521,80 0,40 3 Gunung Talang 5.775,20 5.729,10 11.504,30 8,87 4 Hiliran Gumanti 1.520,96 5.213,46 6.734,42 5,19 5 IX Koto Sungai Lasi 549,89 7.324,20 7.874,09 6,07

BAB V - 46 No KECAMATAN Kawasan Pertanian Total % Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering & hortikultura 7 Kubung 5.321,65 2.373,89 7.695,55 5,94 8 Lembah Gumanti 81,50 18.940,86 19.022,36 14,67 9 Lembang Jaya 4.003,55 2.819,11 6.822,65 5,26 10 Pantai Cermin 5,33 11.924,43 11.929,77 9,20 11 Payung Sekaki 651,69 19.090,89 19.742,59 15,23 12 Tigo Lurah 1.162,03 8.073,68 9.235,72 7,12 13 X Koto Diatas 766,64 6.816,07 7.582,71 5,85 14 X Koto Singkarak 3.520,38 8.640,91 12.161,29 9,38 TOTAL 30.518,39 99.115,10 129.633,50 100,00

Sumber: Hasil Rencana, 2010

Dengan memperhatikan hasil dari analisis kesesuaian lahan di Kabupaten Solok, alokasi ruang untuk lahan pertanian lahan kering dan hortikultura relatif lebih besar dibandingkan pertanian lahan basah. Hingga tahun 2030, luas rencana pengembangan untuk pertanian lahan kering dan hortikultura mencapai 99.115,10 Ha, sedangkan untuk pertanian lahan basah mencapai 30.518,39 Ha.

Dari rencana pengembangan tersebut, dapat dilihat bahwa alokasi peruntukan untuk kawasan pertanian yang cukup besar ada di Kecamatan Payung Sekaki dengan luas mencapai 19.742,77 Ha atau sekitar 15,23%, diikuti oleh Kecamatan Lembah Gumanti dengan luas mencapai 19.022,65 Ha atau sekitar 14,67 % dari total luas rencana lahan pertanian yang akan dikembangkan hingga tahun 2030 di Kabupaten Solok.

4

4..11..22..11 KKaawwaassaannPPeerrttaanniiaannLLaahhaannBBaassaahh

Sebaran pengembangan kawasan pertanian lahan basah di Kabupaten Solok mencakup seluruh wilayah kecamatan dengan luas rencana mencapai 30.518,39 Ha. Berdasarkan data BPS, luas lahan sawah yang sudah diusahakan menurut jenis pengairannya tahun 2008 baru mencapai 23.555 Ha. Terdapat selisih luas lahan 6.963,39 Ha yang dapat dikembangkan menjadi lahan sawah baru.

Rencana pengembangan kawasan pertanian lahan basah di Kabupaten Solok hingga tahun 2030, dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 5.18. Luas Rencana Kawasan Pertanian Lahan Basah Menurut Kecamatan di Kabupaten Solok Tahun 2030

No KECAMATAN Luas (Ha) %

1 Bukik Sundi 7.070,41 23,17

2 Danau Kembar 25,80 0,08

3 Gunung Talang 5.775,20 18,92

4 Hiliran Gumanti 1.520,96 4,98

BAB V - 47

No KECAMATAN Luas (Ha) %

6 Junjung Sirih 63,35 0,21 7 Kubung 5.321,65 17,44 8 Lembah Gumanti 81,50 0,27 9 Lembang Jaya 4.003,55 13,12 10 Pantai Cermin 5,33 0,02 11 Payung Sekaki 651,69 2,14 12 Tigo Lurah 1.162,03 3,81 13 X Koto Diatas 766,64 2,51 14 X Koto Singkarak 3.520,38 11,54 TOTAL 30.518,39 100,00

Sumber: Hasil Rencana, 2010

Berdasarkan tabel tersebut, rencana pengembangan kawasan pertanian lahan basah yang relatif besar luasannya meliputi Kecamatan Bukik Sundi (7.070,41 Ha) , diikuti oleh Kecamatan Gunung Talang dan Kecamatan Kubung, masing-masing seluas 5.775,20 Ha dan 5.321,65 Ha.

4

4..11..22..22 KKaawwaassaannPPeerrttaanniiaannLLaahhaannKKeerriinngg

Untuk pengembangan pertanian lahan kering, sebaran lahannya meliputi seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Solok, dengan luasan mencapai 99.115,10 Ha. Kecamatan Payung Sekaki dan Kecamatan Lembah Gumanti merupakan kecamatan dengan luasan rencana kawasan pertanian lahan kering terbesar, yaitu mencapai 19.090,89 untuk Kecamatan Payung Sekaki dan 18.940,86 Ha untuk Kecamatan Lembah Gumanti.

Tabel 5.19. Luas Rencana Kawasan Pertanian Lahan Kering dan Hortikultura Menurut Kecamatan di Kabupaten Solok Tahun 2030

No KECAMATAN Luas (Ha) %

1 Bukik Sundi 1.578,09 1,59

2 Danau Kembar 496,00 0,50

3 Gunung Talang 5.729,10 5,78

4 Hiliran Gumanti 5.213,46 5,26

5 IX Koto Sungai Lasi 7.324,20 7,39

6 Junjung Sirih 94,40 0,10 7 Kubung 2.373,89 2,40 8 Lembah Gumanti 18.940,86 19,11 9 Lembang Jaya 2.819,11 2,84 10 Pantai Cermin 11.924,43 12,03 11 Payung Sekaki 19.090,89 19,26 12 Tigo Lurah 8.073,68 8,15 13 X Koto Diatas 6.816,07 6,88 14 X Koto Singkarak 8.640,91 8,72

BAB V - 48

No KECAMATAN Luas (Ha) %

TOTAL 99.115,10 100,00

Sumber: Hasil Rencana, 2010

4

4..11..22..33KKaawwaassaannPPeerrttaanniiaannHHoorrttiikkuullttuurraa

Hortikultura merupakan produk andalan bagi Kabupaten Solok, dengan produksi terbesarnya ada di Kecamatan Lembah Gumanti. Jenis tanaman hortikultura terdiri dari tanaman sayur–sayuran dan buah–buahan.Tanaman sayur-sayuran yang menjadi komoditi utama adalah kentang, kubis, bawang merah, tomat dan cabe. Daerah sentra produksi tanaman sayur-sayuran yaitu Kecamatan Gunung Talang, Lembang Jaya, Danau Kembar dan Lembah Gumanti. Kecamatan Junjung Sirih, Kubung dan Pantai Cermin merupakan sentra produksi bawang merah dan cabe.

Tanaman buah-buahan yang menjadi komoditi utama Kabupaten Solok adalah markisa, alpokat, durian, jeruk dan pisang. Kecamatan yang merupakan sentra produksi markisa dan alpokat adalah Kecamatan Payung Sekaki, Lembang Jaya, Gunung Talang, Danau Kembar, Lembah Gumanti dan Pantai Cermin

Berdasarkan potensi pengembangannya, kawasan peruntukan hortikultura akan diarahkan untuk dikembangkan di sekitar daerah Sungai Nanam (Kecamatan Lembah Gumanti) yang sekaligus juga sebagai sentra agropolitan sebagai salah satu kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.

4

4..11..33 KKaawwaassaannPPeerruunnttuukkaannPPeerrkkeebbuunnaann

Kawasan perkebunan di Kabupaten Solok dikembangkan berdasarkan fungsi kawasan dan potensi yang ada pada daerah masing-masing memiliki prospek ekonomi cepat tumbuh. Menurut jenis komoditasnya, pengembangan perkebunan meliputi kopi, kakao, karet, pala, cengkeh, kayu manis dan lain-lain. Adapun produk unggulan bidang perkebunan yang mendukung ekonomi kerakyatan yaitu : (1) Kopi; (2) Kakao; (3) Karet; (4) Cengkeh. Keempat komoditi unggulan tersebut sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Solok, karena iklim di daerah Solok sangat mendukung untuk tanaman tersebut ditambah sangat diminati oleh para pertani.

Pengembangan kawasan perkebunan diarahkan dengan pemanfaatan potensi lahan yang memiliki kesesuaian untuk perkebunan, berada pada kawasan budidaya, dan menghindarkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dengan kawasan lindung, kawasan hutan produksi tetap dan produksi terbatas, kawasan industri, dan kawasan permukiman.

Rencana pengembangan kawasan perkebunan diarahkan pada seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Solok dengan luasan mencapai 22.894,37 Ha. Luasan terbesar untuk rencana pengembangan kawasan perkebunan terdapat di Kecamatan X Koto Diatas, dengan luas mencapai 10.258,37 Ha atau sekitar 44,81% dari total luas rencana untuk pengembangan kawasan perkebunan di Kabupaten Solok hingga tahun 2030, seperti pada tabel berikut.

BAB V - 49