• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel IV.7 Realisasi PMA Tahun 2011

IV. 2.2.3.2 Realisasi PMA Sektor Industri Pionir

3. Tabel IV.7 Realisasi PMA Tahun 2011

Industri Pionir Kode

Sektor Nilai Investasi (US$ ribu) Total Investasi (US$ ribu) Persentase

Industri Pengilangan Minyak Bumi/Kimia Dasar Organik

1921 432,388.1 1,474,046.2 29%

1929 - 1,474,046.2 0%

Industri Logam Dasar

2431 4,767.2 1,474,046.2 0.32% 2432 4,261.3 1,474,046.2 0.29% 2410 792,049.2 1,474,046.2 54% 2420 28,566.4 1,474,046.2 2% Industri Permesinan 2513 - 1,474,046.2 0% 2612 23,975.5 1,474,046.2 2% 2611 131,858.1 1,474,046.2 9% 2813 227.3 1,474,046.2 0.02% 2811 39,144.7 1,474,046.2 3% 2812 - 1,474,046.2 0%

Catatan :

b. Sumber: Data realisasi investasi dari BKPM yang telah diolah

c. Penulis tidak dapat mendapatkan data sektor industri sumber daya terbarukan

dikarenakan kriteria data yang dimaksud kurang spesifik

Tabel IV.8

Keterangan Tabel PMA

Kode Sektor Industri Pionir Nama Industri Keterangan

1921

Industri Pengilangan Minyak Bumi/Kimia Dasar Organik

BBHPMB

Industri Bahan Bakar Hasil Pengilangan Minyak Bumi Termasuk Lpg 1929 PMB lainnya Industri Produk Pengilangan Minyak Bumi Lainnya 2431

Industri Logam Dasar

PBB Industri Pengecoran Besi

Dan Baja

2432 PL

Industri Pengecoran Logam Bukan Besi Dan Baja

2410 LDBB Industri Logam Dasar

Besi Dan Baja

2420 LDM

Industri Logam Dasar Mulia Dan Logam Dasar Bukan Besi Lainnya 2513

Industri Permesinan

GU Industri Generator Uap,

Bukan Ketel Pemanas

2611 TEKE Industri Tabung Elektron

Dan Konektor Elektronik

2612 SKL

Industri Semi Konduktor Dan Komponen Elektronik Lainnya

2813 PKK

Industri Pompa Lainnya, Kompresor, Kran Dan Klep/Katup

2811 MT

Industri Mesin Dan Turbin, Bukan Mesin Pesawat Terbang Dan Kendaraan Bermotor

2812 PTZCG Industri Peralatan Tenaga

Zat Cair Dan Gas

2639 Industri Peralatan Komunikasi PKL Industri Peralatan

Grafik IV.5

Grafik realisasi industri pionir periode tahun 2009-2011

Sumber: BKPM (Data telah diolah) Keterangan grafik:

a. IPMB: Industri pengilangan minyak bumi/kimia dasar organik

b. ILD : Industri logam dasar

c. IP : Industri permesinan

d. IPK : Industri Peralatan Komunikasi

c. Analisis data realisasi investasi PMA 2009-2011

1. Industri Logam Dasar

Berdasarkan tabel dan grafik realisasi penanaman modal asing pada

sektor industri pionir yang ditampilkan, selanjutnya penulis mencoba

menjelaskan kondisi yang terjadi pada periode tersebut. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perkembangan

Naiknya impor baja dalam beberapa tahun terakhir menumbuhkan

industri baja dalam negeri. Penurunan realisasi investasi logam dasar

khususnya pada industri logam dasar besi dan baja pada tahun 2010 adalah

sebesar 10%, hal ini dikarenakan ketergantungan pada pasokan impor bahan

baku industri besi dan baja berupa besi tua (scrap). Sedangkan, pertumbuhan

yang signifikan pada industri logam dan baja di 2011 dikarenakan

meningkatnya permintaan baja secara nasional dan pembangunan sektor

infrastruktur dan properti yang menjadi penyokong terbesar penyerap

industri baja. Peningkatan tersebut didasari oleh meningkatnya konsumsi

baja selama tahun 2011, yaitu mencapai 8.3 juta ton. Pada 2012 pemerintah

mematok pertumbuhan investasi sebesar 15% dikarenakan pertumbuhan

industri logam dasar akan menjadi penopang pertumbuhan industri

manufaktur. Meski konsumsi produk logam, besi, dan baja cenderung

meningkat namun masih terdapat celah yang besar antara konsumsi dan

produksi. Seharusnya celah kedua hal itu mendorong industri untuk

meningkatkan kapasitas produksinya melalui ekspansi atau investasi pabrik

baru. Kegiatan impor masih kerap terjadi lantaran produksi dalam negeri

belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan domestik. Celah tersebut

merupakan tempat yang “hangat” bagi fasilitas Tax Holiday sebagai faktor

penunjang peningkatan di sektor industri ini melalui peran investor asing

dalam kegiatan ekspansi industri sehingga dapat menekan nilai impor dan

2. Industri Permesinan

Porsi persentase industri permesinan terhadap nilai investasi setiap

tahunnya meningkat. Pemerintah terus mengharapkan industri tersebut

meningkatkan produktivitas serta penurunan biaya produksi melalui

pemanfaatan teknologi yang efisien. Pertumbuhan sektori industri

permesinan ditergetkan bisa meningkat di atas 10% pada tiga tahun kedepan.

Porsi impor dikuasai barang modal dan bahan baku penolong. Sebenarnya

nilai ekspor industri juga meningkat, mengindikasi semakin banyak produk

dalam negeri yang mampu memenuhi mutu standar internasional dengan

harga bersaing.

Mesin-mesin dibutuhkan terutama pada saat musim ekspansi usaha.

Harga mesin spesifikasi khusus saat ekspansi bisa mencapai tiga kali lipat

dari harga standar. Nilai produksi mesin domestik hanya sekitar 600-700

miliar pertahun, sedangkan kebutuhan mesin mencapai 6 triliun rupiah

pertahun sehingga sisanya harus ekspor. Oleh karena itu pembenahan lebih

lanjut untuk memacu investasi di sektor barang modal terutama permesinan

sangat diperlukan. Diperkirakan insentif investasi melalui kebijakan Tax

Holiday dapat menggenjot pertumbuhan industri permesinan nasional melalui nilai peningkatan investasi pada industri ini sehingga terjadi

peningkatan produk domestik yang dapat menekan nilai impor mesin.

3. Industri Pengilangan Minyak Bumi/Kimia Dasar Organik yang bersumber

dari Miyak Bumi dan Gas Alam

sektor ini. Keadaan tersebut diduga karena meningkatnya kebutuhan gas,

yang merupakan bagian dari produk bahan bakar hasil pengilangan minyak

bumi berikut turunannya, bagi industri manufakur dalam negeri. Kebutuhan

meningkat karena defisit pasokan gas untuk sektor industri seiring adanya

alokasi tambahan. Keadaan tersebut merupakan peluang bagi pemodal asing

untuk melakukan ekspansi industri di Indonesia. Peluang tersebut juga

dilandasi oleh kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) dipastikan

meningkat di beberapa tahun mendatang dan target pencapaian pertumbuhan

realisasi investasi mencapai 7% di 2012 .

Selain karena meningkatnya kebutuhan pasokan, pertumbuhan nilai

investasi yang terjadi di 2011 dikarenakan sejumlah faktor, seperti pemberian

fasilitas penurunan bea masuk impor bahan baku dari 15% menjadi 10%

yang berhasil menarik minat investor dan peningkatan produksi bahan baku

di dalam negeri. Keadaan ini memberikan peluang pada fasilitas Tax Holiday

berhasil untuk memberikan dampak yang positif pada restrukturisasi industri

di Indonesia sesuai dengan tujuan pemerintah.

4. Industri Peralatan Komunikasi

Pertumbuhan industri peralatan komunikasi yang cenderung stabil

yaitu sekitar 1% sebagai akibat berkembangnya industri komunikasi dengan

kolaborasi enterprise di seluruh asia pasifik dan diprediksi akan berkembang

sangat positif pada tahun 2012, yaitu mencapai 8%. Berdasarkan penelitian

lebih lanjut perusahaan di bidang jasa keuangan dan asuransi sebagai salah

Pertumbuhan pada industri ini dilandasi oleh Rencana Strategis Kementerian

Komunikasi dan Informatika, yaitu untuk mencapai ketersediaan

infrastruktur informasi yang memadai, baik jumlah akses, kualitas, maupun

jangkauan, merupakan persyaratan utama dan harus dimanfaatkan secara

optimal sebagai alat yang menghasilkan peluang ekonomi dan kesejahteraan.

d. Perbandingan realisasi investasi PMA industri pionir kuartal 1 2009-2012

Dikarenakan tahun 2012 masih dalam periode tahun berjalan, maka data

realisasi investasi PMA yang penulis dapatkan sampai dengan kuartal 1 2012,

yaitu periode tiga bulan pertama di tahun 2012. Berikut secara kamulatif penulis

jabarkan perbandingan persentase realisasi penanaman modal asing industri

pionir kuartal 1 periode tahun 2009-2012.

Tabel IV.9

Realisasi PMA kuaratal 1 2009-2012 (US$ Ribu)

Industri Pionir Tahun Nilai Investasi Total Investasi Persentase 2009 59,971.48 986,261.36 6.08% 2010 105,381.93 986,261.36 10.68% 2011 368,511.55 986,261.36 37.36% 2012 452,396.40 986,261.36 45.87% Sumber : BKPM (Data telah diolah)

Pada periode awal 2012 pertumbuhan sektor industri pionir di Indonesia

memberikan angka yang cukup memuaskan karena peningkatan yang terjadi dari

periode sebelumnya. Keadaan tersebut tidak hanya dipicu oleh konsentrasi

terhadap peningkatan industri hulu (bahan mentah) namun juga dipicu oleh tahun

tersebut dan mencegah terjadinya penyususutan industri (deindustrialisasi).

Urgensi tersebut mendorong agar kegiatan ekspor Indonesia mendapat nilai

tambah di dalam negeri sebelum diekspor. Penghiliran dilakukan dengan konsep

kegiatan peningkatan ekspor dalam bentuk barang jadi bukan bahan mentah saja.

Namun kebijakan industri yang bernilai tambah ini butuh insentif untuk memikat

investor, khususnya investor asing dalam untuk mengembangkan industri

pengolahan di dalam negeri. Peluang tersebut dapat tercapai melalui pemberian

Tax Holiday yang baru ditetapkan. Sehingga secara agregat industrialisasi skala besar yang sedang dilakukan Indonesia dapat tercapai sesuai terget, salah

satunya lewat peran sektor industri pionir yang ditargetkan mencapai

pertumbuhan sebesar 22,76% dibanding tahun 2011. Dengan ekspansi industri

yang mungkin tercapai, dampak positif yang dapat dirasakan Indonesia adalah

berhasil menjadikan investasi sebagai pilar pokok pertumbuhan ekonomi.

e. Nilai realisasi penanaman modal asing dan kaitannya dengan penerapan Tax

Holiday

Dari penjabaran nilai realisasi penanaman modal asing sektor industri

pionir diatas dapat ditarik kesimpulan secara kumulatif dan keseluruhan, bahwa

rata-rata terjadi peningkatan realisasi nilai investasi pada industri tersebut. Hal

tersebut dapat dilihat pada peningkatan atas total nilai investasi seluruh sektor

industri dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut menandakan bahwa tingkat

kebutuhan masyarakat Indonesia semakin berkembang. Perkembangan

dikarenakan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun, sehingga tingkat

volume. Dengan kata lain Indonesia memiliki pangsa pasar yang memiliki

peluang semakin bagus dan besar, hal tersebut merupakan salah satu faktor yang

menarik investor asing mau berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu pemberian

Tax Holiday yang diberlakukan sejak Agusus 2011 diharapkan mampu sebagai “senjata” dalam meningkatkan pertumbuhan investasi dan pengembangan

industri nasional sebagai tujuan awal.

Berikut penulis jabarkan penjelasan diikuti kesimpulan :

1. Kekuatan ekonomi nasional Indonesia yang sedang bangkit dapat dillihat

dari peningkatan nilai investasi sektor industri pionir yang mewakili dari

kumpulan sektor-sektor industri lainnya. Saaat ini Indonesia merupakan

salah satu emerging market dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup

baik. Perekonomian Indonesia tahun lalu yaitu 2011 tumbuh sebesar

6.5%, inflasi 3.79% dan rasio hutang terhadap PDB (Product Domestic

Bruto) tercatat 24,5% dibandingkan dengan rasio utang negara lain, yaitu Yunani di 165%, Jepang 200%, serta Amerika Serikat 100%. Tidak

menutup kemungkinan pada 2012 dan di tahun-tahun berikutnya rasio

utang terhadap PDB Indonesia kemungkinan besar akan dibawah 20%

sebagai akibat dari penerapan Tax Holiday. Karena semakin sedikit

hutang yang dimiliki akan semakin leluasa Indonesia bergerak untuk

tumbuh dan berkembang.

2. Peningkatan investasi yang terjadi di tiga tahun belakangan ini juga

didukung oleh faktor demografi Indonesia yang sangat muda yang

salah satu potensi pasar yang besar. Dengan potensi yang besar ini,

Indonesia harus dapat mewarnai percaturan global dengan hasil produksi

yang mengandung nilai tambah. Atas dasar tersebut pemberian fasilitas

pajak berupa Tax Holiday terhadap industri pionir diyakini akan

meningkatkan nilai investasi dan pendapatan nasional. Pemberian

fasilitas terhadap industri pionir dianggap perlu dikarenakan pada industri

tersebut memiliki kriteria yang salah satunya adalah “memiliki

keterkaitan yang luas” dalam definisi industri pionir tersebut, dapat

diartikan bahwa kebijakan industri nasional telah mempertimbangkan

faktor-faktor keterkaitan antar sektor, walaupun bukan satu-satunya

faktor yang menentukan untuk dapat memperoleh fasilitas. Keterkaitan

tersebut akan memberikan efek berantai terhadap industri lainnya yaitu

berupa pembangunan dan ekspansi industri yang saling berkaitan dan

membutuhkan. Dari pertumbuhan industri secara berkaitan maka secara

otomatis terjadi peningkatan produksi dan pendapatan nasional yang

kaitannya terhadap nilai investasi dan ekonomi di Indonesia adalah

positif.

3. Melihat pada peningkatan nilai investasi, moneter, dan demografik

Indonesia memiliki prospek yang luar biasa. Namun terdapat tantangan di

masa depan yang menguji kesiapan Indonesia untuk menghadapi

perubahan dinamika kerja sama internasional karena kompleksitas dari

global value chain yang kedepannya akan lebih menggarisbawahi kualitas di bidang jasa. Tentunya harus diupayakan agar kedepannya

Indonesia bisa berhasil melakukan industrialisasi agar bisa lebih piawai.

Indutrialisasi dan hilirisasi juga merupakan kunci penting bagi Indonesia

di masa yang akan datang. Pengelolaan sumber daya alam Indonesia

harus dapat merangkak naik di rantai nilai. Artinya, Indonesia sudah

harus siap mengekspor produk-produk yang bernilai tambah. Hilirisasi

ini akan berdampak positif terhadap peningkatan angka tenaga kerja,

peningkatan nilai ekspor, dan pada akhirnya kesejahteraan rakyat dan

negara.

4. Keadaan berupa peningkatan nilai investasi, pangsa pasar yang besar, dan

prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik memberi keyakinan bahwa

fasilitas Tax Holiday yang barus saja diberikan Agustus 2011 lalu dapat

memberikan hasil sesuai tujuan yaitu meningkatkan nilai investasi dan

ekspansi industri dan pengaruh berantai lainnya menuju keberlangsungan

ekonomi Indonesia yang lebih baik. Pemberian fasilitas tersebut dapat

menjadi pemanis bagi investor karena pembebasan pembayaran pajak

penghasilan badan dalam jangka waktu minimal yang diberikan selama 5

tahun dan paling lama 10 tahun. Dalam jangka waktu tersebut diyakini

pertumbuhan investasi akan terus meningkat sesuai dengan target rencana

umum penanaman modal. Tidak hanya karena dari segi pemberian

fasilitas berupa pembebasan pajak saja yang menjadi dasar keyakinan

namun karena lingkungan ekonomi Indonesia yang sedikit demi sedikit

5. Penjabaran nilai realisasi investasi oleh penulis adalah dari periode 2009-

kuartal1 2012. Periode sampai dengan tahun 2011 merupakan keadaan

pemberlakuan Tax Holiday belum dijalankan. Dalam keadaan belum

diberlakukan, kondisi yang terjadi adalah peningkatan nilai investasi

yang cukup signifikan. Oleh karena itu meski angka realisasi investasi

tahun berjalan setelah penerapan insentif pajak tersebut belum ada namun

dapat diyakini bahwa peningkatan nilai investasi di masa mendatang

akan lebih baik melihat dari perbandingan persentase kuartal 1 yang

meningkat secara signifikan dari 2009 sampai dengan 2012. Peningkatan

pada kuartal 1 2012 menunjukkan bahwa antusiasme investor asing

terhadap Indonesia sangat besar. Keadaan tersebut tentunya memberi

dukungan kepada Tax Holiday bahwa perannya dalam pertumbuhan

ekonomi di Indonesia di 2014 dapat mencapai target, yaitu meningkat

sampai dengan 7.7% dan dalam menigkatkan investasi Indonesia

memiliki potensi tinggi, yaitu mencapai Rp 506.9 triliun. Diharapkan

dengan pemberian kebijakan tersebut dalam beberapa tahun kedepan

target realisasi investasi pemerintah dapat tercapai melalui peran insentif

pajak ini.

Dokumen terkait