1. Ayat - ayat yang masuk komponen menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku.
a. Al-Baqarah: 255 ' arif . l'V ! l ' A Ai ' U v t L* jaJ aIm S ^ ~5-M I j a j} aJJ 4hl . A Ai-*" .fr ,? - A _*?? , Uj „ • A> L* <-Aj-i}J *} £jL£0i c£4j' (_/»J j' (j C. ^ ^ , O j1 <4.aaa11 £Li» Uj jI 4-4^-lp ^*jA f i . ^ ^ k1 >*
i
4£V /
4j^i vj
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi, tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah M aha Tinggi lagi M aha besar.9
Sayyid Quthb menulis bahwa Keesaan yang pasti dan jelas ini adalah kaidah tempat bertumpunya tashawwur islami, tempat bersumbemya manhaj islami bagi semua kehidupan. Dari manhaj itu, timbullah arahan menuju Allah Yang Maha Esa saja dalam berubudiah dan beribadah. Seseorang tidak menjadi 'abd kecuali bagi Allah, tidak mengarahkan ibadahnya kecuali kepada Allah, tidak melaksanakan suatu ketaatan kecuali ketaatan kepada Allah. Dari
Departemen Agama BlM ushafAl-Q uran Terjemah, Al Huda, Jakarta, 2002, him. 43
tashawwur ini lahirlah kaidah, yaitu kedaulatan itu adalah milik Allah saja. Allah sajalah yang membuat syariat bagi manusia, dan perundang-undangan yang dibuat manusia haruslah mengacu pada syariat Allah. Dari tashawwur ini lahir pula kaidah bahwa semua tata nilai haruslah dari Allah. Tidak ada satu pun nilai kehidupan yang tidak diterima dalam timbangan Allah; dan tidak boleh ada peraturan, tradisi, atau tatanan yang bertentangan dengan peraturan Allah.10
b. Surat Ali Imron : 6
(^! Jl J^i Jl j A M! aJ! y i\J u i o J s " J L 4=»j j^3u j a
Artinya : Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang M aha Perkasa lagi M aha Bijaksana.11
Sayyid Quthb menulis, bahwa Allah “membentuk kamu”, membuat rupa dan bentukmu menurut kehendak-Nya, memberi kekhususan dan keistimewaan dengan bentuk dan rupamu, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia." Maka, tidak ada sekutu bagi- Nya dalam uluhiyah, keberhakkan untuk disembah'. "Yang Mahaperkasa", yang bersifat dengan hidup, yang hakiki dan mutlak tanpa terikat oleh apa pun. Maka, tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dalam sifatNya. "Yang Maha bijaksana", yang dengan-Nya kehidupan dapat berlangsung.Maka, tidak
10 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur 'an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid I, him. 337
ada kehidupan dan wujud sesuatu di alam semesta ini melainkan karena Diayang Mahasuci.12
c. Surat Al- An’am, ayat 56
^ 1 Nf Jd 4i)! O ji ^ o y ^ ^ o l t 0' ’J*
(^■p! OiAI-g-JI ^ b l l « j lilcJJL*» JtS j» ^agTybl Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah Aku jik a berbuat demikian dan tidaklah (pula) Aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".13
Sayyid Quthb menulis, bahwa Hakikat uluhiyyah itu juga tampak dalam kelembutan sikap Allah dalam memperlakukan para pendusta agama-Nya. Juga dengan tidak memenuhi permintaan mereka untuk menurunkan bukti material-supranatural kepada mereka. Sehingga, Allah tidak menyegerakan adzab-Nya ketika mereka masih mendustakan-Nya, setelah mereka ditunjakkan bukti material itu, sesuai dengan ketentuan Allah dalam masalah ini, seperti yang teijadi pada umat-umat sebelumnya. Sementara itu, Dia Maha Berkuasa untuk melakukan semua itu. Seandainya Rasulullah memiliki apa yang mereka pinta untuk dipercepat itu, niscaya Nabi tidak menolak permintaan mereka itu. Juga menjadi sem
12 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur ’an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid H, him. 36
pitlah sisi kemanusiaan beliau dengan sikap dan pendustaan mereka.
perwujudan dari kelembutan dan kasih sayang Allah. Dalam hal itu juga tercermin uluhiyyah A llah.13 14 15
d. Surat Luqman, ayat 13-15
13. Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
14. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. 15. Dan jik a keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, M aka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, M aka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
14 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur ’an, Teij. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid IV, him. 109
Ayat-ayat diatas masuk didalam komponen spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dikarenakan ayat ini dengan jelas menerangkan tentang tauhid yaitu menjadikan Allah sebagai satu- satunya sesembahan yang menjadi sumber tata nilai masyarakat, seperti yang ada dalam surat A l Baqarah ayat 255 dalam kalimat ( '
y t ^1 aJIV iul, Surat A li lmron ayat 6 dalam kalimat
^1 <Jl 'i , Surat A l An ’am ayat 56 dalam kalimat dan. Surat
Luqman ayat 13 dalam kalimat 4jut> 'i . Sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh Sayid Quthb dalam tafsir diatas yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya sumber nilai-nilai kehidupan, hal tersebut menjadi acuan untuk menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang berkenaan dengan pendidikan tauhid.
2. Ayat - ayat yang masuk komponen memilih cara pendekatan pendidikan yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran.
Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Aku Telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik".
b. Surat Al- An ’am, ayat 163
Artinya : Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)
c. Surat Al- An ’am, ayat 164
Artinya : Katakanlah: "Apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu, dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." . 15
Sayyid Quthb menulis, bahwa ini adalah penyerahan diri secara total kepada Allah, dengan segenap detak di hati dan segenap gerak dalam kehidupan. Yang di implementasikan dengan melaksanakan shalat dan I ’tikaf. Ini adalah tasbih "tauhid" mutlak dan penghambaan yang sempurna, yang menyatukan shalat i'tikaf, kehidupan dan kematian, untuk kemudian memberikannya semata kepada Allah. Kepada Allah Rabb semesta alam, yang menopang kehidupan ini, yang mendominasinya, yang bertindak, yang memelihara, yang mengarahkan dan yang me nguasai alam semesta. Dalam "Islam" yang sempurna, tidak ada yang tersisa dalam jiwa juga dalam kehidupan sesuatu yang tidak menyembah Allah, tidak menyimpan kepada sesuatu selain-Nya, dalam hati dan realitas. "Seperti itulah aku diperintahkan" dan aku dengarkan serta aku taati dan aku menjadi muslim yang pertama.16
Ayat - ayat di atas masuk di dalam komponen cara pendekatan pendidikan yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran dikarenakan ayat-ayat tersebut memuat tentang cara mendekatkan diri kepada Allah dengan mengikuti jalan yang lurus (agama yang benar) yang terdapat dalam kalimat
yang kemudian diperjelas dengan kalimat
menyerahkan diri kepada Allah yang terdapat dalam kalimat
I dan kalimat j l . Sebagaimana diterangkan dalam tafsir
Quthb bahwa penyerahan diri kepada Allah adalah cara yang tepat dan efektif untuk pendekatan dalam mencapai sasaran pendidikan tauhid.
3. Ayat - ayat yang masuk komponen memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif.
a. Surat Yunus, Ayat 32
Artinya : M aka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang Sebenarnya; M aka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?17
Sayyid Quthb menulis, bahwa telah diterangkan di muka bahwa orang-orang musyrik Arab itu tidak mengingkari adanya Allah, dan tidak mengingkari bahwa Dia itu Maha Pencipta, Maha Pemberi rezeki, dan
Maha Pengatur. Hanya saja mereka membuat sekutu-sekutu untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah, atau, mereka mempunyai kepercayaan bahwa sekutu-sekutu itu memiliki kekuasaan di samping kekuasaan Allah. Maka, di sinilah Allah menghukum mereka disebabkan kepercayaan mereka itu, untuk membetulkan (dengan jalan menggugah kesadaran dan logika fitri mereka) bahwa yang demikian itu salah dan sesat.18
b. Surat Yunus, Ayat 104-105
Artinya : Katakanlah: "Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, M aka (ketahuilah) Aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi Aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan Aku Telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman", Dan (aku Telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.19
Sayyid Quthb menulis, bahwa Inilah surah yang memuat perjalanan keliling seputar masalah akidah dengan persoalan-persoalan
18 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur ’an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid IV, him. 117
asasinya yang besar, yaitu Tauhidur Eubuubiyyah tval-qawaamah wal-haakimiyah, meniadakan sekutu-sekutu dan pemberi-pemberi syafaat mengembalikan semua urusan kepada Allah dan sunnah yang telah ditetapkan-Nya yang tidak ada seorang pun dapat mengubah dan menggantinya. Masalah wahyu dan kebenarannya, dan masalah kebenaran yang mumi yang dibawanya. Masalah kebangkitan kembali dari kubur, masalah hari akhir dan keadilan dalam pemberian balasan. Kaidah-kaidah asasi dalam akidah inilah yang menjadi pokok persoalan ayat ini secara keseluruhan, dipaparkannya kisah-kisah untuk men jelaskannya, dan dibuatnya bermacam-macam percontohan untuk menerangkannya.20
c. Surat Art Nahl, Ayat 51
Artinya : Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; Sesungguhnya dialah Tuhan yang M aha Esa, M aka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut".
Sayyid Quthb menulis, bahwa Sungguh Allah telah memerintahkan agar manusia tidak membikin dua sesembahan. Hanya Dialah Tuhan Yang Mahatunggal, tak ada duanya. Dalam mengungkapkan 20 Sayyid Quthb, Tafsir F i Zhilalil Qur 'an, Teij. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid VI, him. 169
masalah larangan menyembah dua tuhan ini, Allah memakai uslub (susunan kata) berulang, yaitu menyatakan kata ilaahain'dua tuhan' lalu diikuti dengan kata itsnain 'dua'. Ungkapan larangan ini disusul dengan qashr 'pengkhususan', "Hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa." Dan diikuti lagi larangan dan qashr itu, dengan qashr yang lain, "Maka hanya kepada- Kulah kamu harus takut", bukan kepada selainKu, karena tak ada yang menandingi-Ku dan menyerupai-Ku.21
i y s _ >
d. Surat A z-Zukruf Ayat 82-84
j v-Aj j j (^J)] O j . L*-P J IOj *^[3 o'_y-*-ZjT
Artinya : M aha Suci Tuhan yang Empunya langit dan bumi, Tuhan yang Empunya 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu.
Artinya : M aka Biarlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka.
Artinya : Dan dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan Dia lah yang M aha Bijaksana lagi M aha Mengetahui. 22
Sayyid Quthb menulis, bahwa Ini merupakan penegasan tentang Uluhiah Yang Esa di langit dan bumi, tanpa ada yang menyekutukan- Nya dalam masalah ini. Disertai dengan hikmah dalam apa yang Dia 21 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Q ur’an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid VII, him. 187
perbuat, serta ilmu-Nya yang mutlak tentang kerajaan-Nya yang m ahaluas ini. Setelah menyucikan dan mengagungkan Allah dalam lafal "tabaraka "yang artinya "Mahasuci Allah dan Maha Agung" dari apa yang mereka klaim dan mereka sifati itu. Dia adalah "Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; serta apa yang ada di antara keduanya. "Dia sajalah yang mengetahui ilmu tentang hari kiamat dan kepada-Nyalah semua makhluk dikembalikan.23
e. SvaatAt-Taqabun, Ayat 13
0
p p T > % J j y X \
Artinya : (Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja.
Dalam ayat ini Sayyid Quthb menulis, bahwa hakikat tauhid merupakan asas dan dasar dari segala pandangan iman. Dan hal ini menentukan bahwa segala bentuk tawakal harus ditujukan hanya kepada diri-Nya semata-mata. Inilah salah satu pengaruh dari pandangan iman yang ada dalam hati.24
Ayat-ayat diatas menerangkan tentang metode-metode dan teknik dalam melakukan pendekatan pendidikan tauhid, yaitu dengan tidak
23 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur ’an, Teij As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid X, him. 263
24 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur ’an, Teij. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid XI, him. 301
menduakan Allah, hanya takut kepada Allah, dan tawakkal kepada Allah.
f. Surat Ali-Imron, Ayat 26
Artinya: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki, di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.25
Sayyid Quthb menulis, bahwa sesungguhnya, ini adalah hakikat yang tumbuh dari hakikat uluhiyyah waahidah, Tuhan Yang Maha Esa, satu- satunya Raja Diraja. Dialah "Pemilik segala kerajaan" tanpa ada sekutu bagi- Nya. Kemudian di samping itu, Dia memberikan kerajaan (kekuasaan) kepada siapa yang dikehendaki-Nya akan apa yang dikehendaid-Nya. Dia memberikan kepadanya kekuasaan sebagai pinjaman yang akan ditarik- Nya kembali sewaktu-waktu bila Dia menghendaki.
Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang menolak kekuasaan mutlak yang dia dapat berbuat sekehendak hawa nafsunya dengannya. Kekuasaan itu hanyalah pinjaman dengan syarat-syarat tertentu sesuai dengan ketentuan Pemilik kekuasaan yang mutlak dan harus memenuhi
ajaran-ajaran-Nya. Apabila si peminjam itu dalam menggunakan kekuasaan tersebut bertentangan dengan syarat yang ditetapkan Pemiliknya, maka apa yang dilakukannya itu adalah batil. Dan, orang-orang mukmin
diwajibkan mengembalikannya di dunia, sedangkan di akhirat nanti dia akan dihisab sesuai dengan kebatilannya dan penentangannya terhadap syarat yang ditetapkan oleh Pemilik yang sah. 26 27
g. Surat Al-An 'am, ayat 18
• ' l * % ^ T * ' / * ' J S 9* f
Artinya : Dan dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. dan dialah yang M aha Bijaksana lagi M aha M engetahui11
Sayyid Quthb menulis, bahwa ini adalah penelusuran terhadap bahasa jiwa dan apa yang terbetik dalam hati manusia. Yakni, menelusuri apa yang diingini hati manusia dan apa yang ditakutinya serta dugaan-dugaannya dengan cahaya akidah, penjelas keimanan, kejelasan tashawwur, dan ketepatan pengetahuan terhadap hakikat uluhiyyah. Hal itu karena pentingnya masalah yang dibahas oleh redaksional Al-Qur'an di tempat ini, dan dalam keseluruhan Al-Qur'an.28
26 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur ’an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid H, him. 36
27 Ibid, him 130
28 Sayyid Quthb, TajsirFi Zhilalil Qur'an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid HI, him. 45
Dari paparan ayat - ayat di atas dapat diambil pernyataan yang mengungkapkan tentang komponen memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang tepat dan efektif yang disebutkan dalam kalimat
gL\ jS tj , U-p», dan, ■
kalimat - kalimat tersebut menerangkan tentang prosedur, teknik serta metode yang dipandang tepat dan efektif dalam belajar mengajar pendidikan tauhid, y aitu :
1) Menyembah Allah secara benar sesuai dengan ketentuan-Nya. 2) Tulus dan ikhlas dalam melaksanakan perintah Allah.
3) Takut hanya kepada Allah dengan menjauhi larangan-Nya. 4) Bertawakkal kepada Allah dalam kehidupan.
5) Yakin bahwa Allah akan memulyakan hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
6) Percaya akan kekuasaan Allah di dunia dan akhirat.
4. Ayat - ayat yang masuk komponen menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan.
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku
sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
Dalam Surat ini Sayyid Quthb menulis, bahwa tauhid adalah sebuah manhaj 'sistem', dan syirik adalah sebuah manhaj yang lain. Keduanya tidak akan dapat bertemu. Tauhid adalah sebuah manhaj untuk mengarahkan manusia dengan segenap eksistensinya menuju Allah Yang Maha Esa saja, yang tiada sekutu bagi-Nya. Juga membatasi arah yang dituju manusia, dengan akidah dan syariahnya, norma dan nilainya, adab dan akhlaknya, dan seluruh pandangannya tentang kehidupan dan alam semesta. Arah yang dituju orang mukmin itu adalah Allah, hanya Allah saja, tanpa sekutu bagi-Nya. Karena itu, seluruh kehidupannya ditegakkan di atas prinsip, ini, tanpa dicampuri dengan kesyhikan dalam bentuk apa pun, baik yang terang maupun yang samar.
Begitulah kehidupan harus beijalan. Pemisahan secara jelas dan tegas ini merupakan sesuatu yang vital bagi juru dakwah.29
b. Surat Al-Ikhlas, Ayat 1-4
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang M aha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan D ia."
Dari sini lahirlah manhaj kehidupan yang sempurna, yang ditegakkan di atas penafsiran itu dengan segala pengaruh yang ditimbulkannya di dalam jiwa yang berupa tashawwur, perasaan, dan arahan-arahan. M anhaj kehidupan itu meliputi manhaj-manhaj sebagai berikut:
1. M anhaj untuk beribadah kepada Allah saja, yang tidak ada hakikat bagi suatu wujud kecuali wujudNya, tidak ada hakikat bagi keefektifan sesuatu kecuali keefektifan-Nya, dan tidak ada pengaruh bagi suatu kehendak kecuali kehendak-Nya.
2. Manhaj untuk m engarah dan menuju kepada Allah saja di dalam berharap dan takut, kesenangan dan kesulitan, kebahagiaan dan penderitaan.
29 Sayyid Quthb, T afsirF iZ hilalilQ ur’an, Terj- As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid XII, him. 365
3. M anhaj untuk menerima sesuatu dari Allah saja. Yaitu, menerima akidah, tashawwur'pm dm gan hidup', tata nilai, norma-norma, syariat, undangundang, peraturan, adab, dan tradisi.
4. M anhaj untuk bergerak dan beramal karena Allah semata-mata. Yaitu, untuk m endekat kepada hakikat yang sebenarnya, dan untuk melepaskan diri dari tabir-tabir yang menghalangi dan noda-noda yang menyesatkan, baik di dalam lubuk jiwa sendiri maupun pada segala sesuatu di sekitarnya.
5. Di sam ping itu adalah sebagai manhaj yang menghubungkan antara hati manusia dengan segala yang maujud dengan hubungan cinta, kasih sayang, lembut lembut, dan saling merespons.30
Ayat-ayat di atas menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan yaitu ketika manusia sudah menyadari bahwa tauhid adalah sebuah sistem yang menjadi prinsip kehidupan dan menyadari tauhid sebagai manhaj kehidupan.
Seperti halnya konsep dalam ilmu tasawuf tentang tiga komponen tahapan menuju m a ’rifatullah: takhalli(mengosongkan dirj), tahalli(mengisi jiwa dengan akhlak terpuji), ta/a///(terangkatnya derajat manusia)31 bahwa apabila peserta didik ingin mencapai kriteria-kriteria keberhasilan dalam pendidikan tauhid haruslah menerapkan tahapan - tahapan seperti yang telah
30 Ibid., him. 377
disebutkan di atas, yaitu ketika peserta didik sudah bisa menjadikan Allah sebagai satu-satunya sumber nilai kehidupan.
BAB IV