• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

D. Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 83

َنوُدُبْعَـت لا َليِئاَرْسِإ ِنَِب َقاَثيِم َنَْذَخَأ ْذِإَو

ََّللَا لاِإ

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah. Inilah pokok pertama janji,

dipusatkan kepada Tauhid, yang sampai sekarang masih terpancang dengan teguhnya dalam yang dinamai Hukum Sepuluh di dalam Taurat.

96

A. Susanto, Pemik iran Pendidik an Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), Ed. 1, cet. 2, hlm. 105

59

ًنَاَسْحِإ ِنْيَدِلاَوْلِبَِو

“Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak”. ini janji kedua, yakni

sesudah menyembah Allah hendaklah berkhidmat, berbuat baik kepada kedua ibu-bapa. karena dengan rahmat dan kurnia Allah, kedua ibu-bapa telah menumpahkan kasih sayang kepada anakny, mendidik dan mengasuh. Terutama di waktu belum dewasa, tidaklah sanggup si anak menempuh hidup dalam dunia ini kalau tidaklah kasih sayang dianugerahkan Allah kepada ayah dan bunda.

َبّْرُقْلا يِذَو

“Kaum kerabat”, yaitu saudara, paman, saudara ayah dan saudara ibu,

atau semua yang bertali darah. Dibawah perlindungan Allah, seorang anak telah hidup dalam asuhan ibu-bapa, di dalam rumahtangga yang berbahagia. Dan rumah tangga itu tali-bertali dengan keluarga yang lain, sehingga timbullah kekeluargaan besar, yang berupa suku, kabilah dan kaum. Maka tidaklah bisa seorang hidup sendiri dan hidupnya hanya dengan ibu-bapa atau dengan anak-dan isrti saja. semua ada pertaliannya. itulah yang membentuk masyarakat besar, berupa negeri dan negara. Maka memelihara hubungan yang baik dengan keluarga itupun menjadi salah satu janji penting Bani Israil dengan Tuhan.

ِيِكاَسَمْلاَو ىَماَتَـيْلاَو

“Anak-anak yatim, dan orang-orang miskin”, Anak yatim adalah anak

yang telah ke,atian ayah di waktu ia masih kecil, hendaklah pula dikasihi, dipelakukan dengan baik, diasuh dan dididik. Karena dengan kematian

60

ayahnya tidaklah sanggup ibunya saja mengasuhnya sendiri, apalagi ibu itu telah bersuami yang lain pula. Seorang yang beragama hendaklah turut memikirkan anak yatim, turut mememlihara dan mendidiknya. Kalau dia menerima waris kekayaan besarvdari ayahnya, maka tolonglah pelihara sehingga kekayaan pusakanya itu dapat dipergunakannya dengan baik setelah ia dewasa. Apalagi kalau dia misk in, sudilah berkuban buat dia, orang miskinpun janganlah sampai dibiarkan melarat. Hendaklah yang kaya memikirkan nasibnya, menolongnya. Tolonglah usahakan dan cerikan jalan supaya dia dapat berusaha pula melepaskan dirinya dari kemiskinan.

ِيِكاَسَمْلاَو

اًنْسُح ِساَّنلِل اوُلوُقَو

“Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia”. Maka selain

daripada sikap baik kepada ibu-bapa, kaum keluarga, anak yatim dan fakir miskin, bercakaplah yang baik kepada sesama manusia. Bercakap yang baik bukanlah berarti bermulut manis saja. Itulah sebagaian dari yang baik. Tetapi yang baik adalah lebih sangat luas dari itu. Hendaklah menanamkan jasa kepada sesama manusia, memberi nasihat dan pengajaran, amar ma‟ruf, nahi mungkar. Menyuruh berbuat baik, melarang berbuat mungkar, menegur mana yang salah. Kalau sudah nampak perbuatan yang salah, jangan didiamkan saja tetapi tegurlah dengan pantas. Yang berpengalaman hendaklah mengajar yang bodoh. Yang kurang ilmu hendaklah menuntut kepada yang pandai. Sehingga bersama-sama mencapai masyarakat yang lebih baik.

61

“Dirikanlah salat”, untuk merapatkan hubungan dengan Tuhan Allah

yang disembah itu, sebab shalat adalah ibadah. Shalat adaalah salah satu usaha mematuhkan diri mendekati Tuhan, dan dengan sebab shalat maka segala janji-janji tersebut dapatlah dipegang dengan teguh.

َةاَكَّزلا اوُتآَو

“Dan tunaikanlah zakat”, Jangan bakhil. Sebab zakat artinya ialah

pembersihan. Membersihkan hati sanubari dari pada penyakit bakhil, membersihkan jiwa daripada diperb udak harta, dan membersihkan hubungan di antara yang kaya dengan yang miskin, sehingga timbul kasih sayang yang mampu atas yang miskin dan timbul pula ksih sayang dan cinta yang miskin kepada yang mampu. Hapus rasa benci dari si kaya dan hilang rasa dendam si miskin.

Semua itulah janji yang telah diikat di antara Allah dengan Bani Israil, tercatat didalam kitab Taurat, diperingatkan berulang-ulang oleh nabi Musa dan Harun sebelum mereka meninggal dan diteruskan memperingatkannya oleh nabi Yusya‟ seketika dia telah dilantik Tuhan meneruskan pimpinan Bani Israil setelah kedua Nabi yang berjasa itu meninggal.

َنوُضِرْعُم ْمُتْـنَأَو ْمُكْنِم لايِلَق لاِإ ْمُتْـيَّلَوَـت َُّثُ

“Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” satu demi satu janji itu kamu

mungkari. Perintah Allah dilanggar. Dia persukutukan dnegan yang lain, kadang-kadang dengan harta dan kekayaan, dan kedudukan. Anak- naka telah banyak mendurhakai orang tua, kaum keluarga dekat sudah tidak

62

diperdulikan, sehingga silaturrahim terputus. Anak yatim dibiarkan terlantar, faki- miskin dibiarkan kelaparan, nasehat-menasehayi di antara sesama manusia tidak diperdulikan lagi, sehingga maksiat memuncak, shalat dilalaikan, szakat tiak dikeluarkan. “kecuali sebahagian kecil daripada kamu” Artinya sebgai juga terdapat dalam setiap agama, diantara yang durhaka masih ada yang insaf, tetapi sedikit. Katanya tak didengar orang lagi, malahan kadang-kadang dicemoohkan kerna tidak pandai menyesuaiankan diri, “dan

kamu selalu berpaling”. sehingga kebesaran agama Islam telah hilang, hanya

tinggal namanya.

Inilah yang diperingatkan Tuhan kepada nabi kita Muhammad

shlalallahu „alaihi wasallam, yaitu pada dasarnya agama yang dibawa nabi

Musa kepada Bani Israil itulah agama yang murni dan baik. Tuhan tidak menyia-nyiakan mereka, segala yang patut dikerjakan sudah dibuat menjadi janji. Maka jika sekarang, yaitu di zaman ayat turun, Bani Israil itu banyak yang ingkar, bukanklah agama mereka yang tidak lengkap, tetapi merekalah yang telah meniggalkan janji itu.

Niscaya ayat inipun menjadi kesan pulalah bagi kita umat Muhammad

shlalallahu „alaihi wasallam. Sebab janji Tuhan dengan Bani Israil tiu, janji

itu juga yang diulang kembali dengan kita. Intisari Agama Islam pun adalah itu, menyembah Allah yang Tunggal, menghormati ibu-bapa, membela keluarga, membela anak yatim dan fakir- miskin, bersikap baik kepada sesama manusia, shalat dan berzakat. Dapatlah kiranya kita banding-banding dengan hidup kita sendiri, sudahkah agaknya peringatan Tuhan tentang Bani Israil ini

63

patut dijadikan peringatan bagi kita? Apakah bukan kita telah berpaling? dan hanya tinggal sedikit yang setia memegang janji?

Marilah kita camkan. Supaya jangan seenaknya saja membawanya untuk Bani Israil, padahal ayatnya tinggal menjadi pusaka pedoman hidup kita.97

Tafsir Al-Misbah

Ayat ini memerintahkan: Cobalah ingat dan renungkan keadaan mereka (Bani Israil) secara umum dan ingat dan renungkan pula secara khusus ketika Kami Yang Mahakuasa melalui utusan Kami mengambil janji

dari Bani Israil yaitu bahwa Kamu tidak menyembah sesuatu apapun dan

dalam bentuk apapun selain Allah Yang Maha Esa, dan dalam perjanjian itu Kami memerintahkan juga berbuat baik dalam kehidupan ini kepada ibu

bapak dangan kebaikan yang sempurna, walaupun mereka kafir, demikian

juga kaum kerabat, yakni mereka yang mempunyai hubungan dengan kedua orang tua, serta kepada anak yatim, yakni mereka yang belum baligh sedang ayahnya telah wafat, dan juga kepada orang-orang miskin, yakni mereka yang membutuhkan uluran tangan. Karena tidak semua orang dapat memberi bantuan kepada yang di sebut di atas, perintah tersebut disusul dengan perintah, “Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia seluruhnya,

tanpa kecuali.”98

97

Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid I, (Jakarta: Gema Insani, 2015), hlm. 234

98

64

Setelah memerintahkan hal-hal yang dapat memperkukuh solidaritas mereka disusulkannya perintah itu dengan sesuatu yang terpenting dalam hubungan dengan Allah, yaitu laksanakanlah sebaik mungkin dan bersinambungan shalat dan tunaikanlah zakat dengan sempurna. itulah perjanjian yang mereka sepakati dengan Allah, tetapi ternyata, kemudian

kamu, wahai Bani Israil, tidak memenuhii janji itu, kecuali sebagian dari kamu, dan kamu saling berpaling.

Perintah beribadah hanya kepada Allah, disusul dengan perintah berbakti kepada orang tua. Memang, mengabdi kepada Allah harus ditempatkan pada tempat yang pertama karena Dia adalah sumber wujud manusia dan sumber sarana kehidupannya. Kemudian, baru kepada orang tua yang menjadi perantara bagi kehidupan seseorang serta memeliharanya hingga dapat berdiri sendiri. ayat tersebut dilanjutkan dengan kaum kerabat karena mereka berhubungan erat dengan kedua orangtua. Demikian dengan seterusnya ayat diatas yang menyusun prioritas bakti dan pengabdian.99

Tafsir Al-Munir

Ingatlah, wahai Nabi, tatkala Kamin mengambil janji atas Bani Israil bahwa mereka tidak menyembah Allah keuali Allah Swt. (yakni tidak menyekutukan apapun dengan-Nya, baik itu raja, berhala, atau pun manusia biasa, baik dengan doa maupun dengan ibadah lainnya, bahwa mereka akan berbuat baik kepada ibuk bapak secara sempurna (dengan cara merawat

99

65

mereka sabik-baiknya, mengasihi mereka, menaati perintah mereka dalam urusan yang tidak bertentangan dengan perintah Allah, dalam Taurat disebutkan bahwa barangsiapa yang memaki kedua orang tua maka hukumanya adalah dibunuh, memberikan santunan harta kepada kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin karena kelemahan dan kebutuhan mereka mengucapkan kata-kata yang baik yang tidak mengandung sosa dan kejahatan (dengan cara berkata yang sopan, menyuruh berbuat yang baik dan melarang perbuatan yang mungkar, disertai dengan sikap yang rendah hati dan fleksibel), menunaikan shalat mereka secara sempurna (karena shalat memperbaiki jiwa, mendidik watak dan menghiasinya dengan be rbagai macam sifat utama, srta menceganya adri perbuatan hina) dan membayar zakat kepada kaum fakir miskin (karena zakat merealisasikan solidaritas sosial diantara sesama manusia, membahagiakan individu dan masyarakat, dan menebarkan kemakmuran dan kegembiraan kepada semua orang.

Perkara-perkara yang diingatkan Allah kepada Bani Israil dalam ayat ini diperintahkan-Nya pula kepada seluruh manusia, dan untuk itulah Dia menciptakan mereka. perkara-perkara tersebut merupakan unsur utama dalam tantangan agama, akhlak dan kemasyarakatan. Ayat menyebutkan secara berurutan dari hal yang terpenting dahulu. Hak Allah dipentingkan dahulu ketimbang hak manusia karena Dialah yang sebenarnya memberi nikmat, kemudian disebutkan hak ibu bapak karena mereka dalam mendidik anak, kemudian disebutkan kaum kerabat karena penyambung tali silaturrahim, adalah kepada mereka, kemudian disebutkan anak-anak yatim karena

66

keterbatasan kemampuan mereka, lalu disebutkan orang-orang miskin karena kelemahan mereka.100

Para Mufassir menafsirkan QS. Al-Baqarah ayat 83 ini yakni memerintahkan manusia untuk taat mengerjakan perintah Allah dan merenungkan keadaan bani israil (leluhur bani Israil dan kaum munafik yang hidup di zaman Nabi Muhammad Shalallahu „Alaihiwasallam yang membangkang dari perintah Allah, kecuali sebagian kecil dari kamu yang menepati janji-Nya). Adapun perintah Allah yakni tidak menyembah sesuatu apapun dalam bentuk apapun selain Allah Yang Maha Esa, berbuat baik kepada kedua orangtua, demikian juga kepada kaum kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, serta ucapankan perkataan yang baik kepada manusia. Dan perintah dalam hubungan dengan Allah, yaitu laksanakanlah sebaik mungkin dan bersinambungan shalat dan tunaikanlah zakat dengan sempurna.

E. Pendidikan Akhlak menurut Buya Hamka (Studi Analisis QS.

Dokumen terkait