• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Develop (Pengembangan)

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

A. Hasil Pengembangan

3. Tahap Develop (Pengembangan)

Tahap develop (tahap pengembangan) dilakukan dengan prosedur dalam tahap penilaian (assessment). Tahap penilaian dilakukan dua tahap, yaitu tahap validasi dan tahap praktikalisasi.

a. Tahap Validasi

Prototipe media yang telah dirancang dan didiskusikan dengan pembimbing selanjutnya divalidasikan oleh pakar Pendidikan Agama Islam dan pakar IT yang terdiri atas 3 orang pakar. Setelah divalidasikam, peneliti berdiskusi langsung dengan validator tentang kevalidan produk yang dirancang serta meminta saran-saran untuk perbaikan produk. Adapun validator-validator yang memvalidasi produk ini adalah:

1) Romi Mimori, S.Ag M.Pd 2) Najmiatul Fajar, M.Pd 3) Fitra Kasma Putra M.Kom

Hasil validasi media ini terdiri dari 2 bagian yaitu : 1) Hasil validasi Media film animasi dari pakar PAI

Berikut ini adalah uraian data hasil validasi Media film Animasi oleh pakar PAI

No Aspek yang divalidasi Validator Skor Skor Maks Moment kappa Kategori validitas 1 2 1 Aspek kelayakan isi 30 27 57 72 0,73 Tinggi

2 Aspek penyajian 17 19 36 48 0,67 Sedang 3 Aspek kelayakan

bahasa dan

keterbacaan

16 16 32 40 0,75 Tinggi

Jumlah 63 62 125 160 0,72 Tinggi

Dari hasil validasi media yang dinilai oleh 2 orang validator, seperti pada tabel , dapat diketahui rata-rata hasil validasi secara umum adalah 0,72 dengan kategori validitas adalah tinggi. Dari aspek-aspek yang dinilai didapat rata-rata nilai pada aspek kelayakan isi 0,73, aspek penyajian 0,67, aspek kelayakan bahasa dan keterbacaan 0,75. Dapat diketahui media film animasi yang dikembangkan sudah valid dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Setelah dilakukan revisi dilakukan kembali diskusi dengan validator sampai akhirnya media yang dikembangkan dapat digunakan untuk penelitian. Adapun saran-saran dari validator mengenai media film animasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Saran-saran Validator pakar PAI

Validator Saran-saran revisi Tindak lanjut Validator 1 Jelaskan uraian tentang

keterampilan yang harus dikuasai siswa, tambahkan contoh dari

karakter yang

Menjelaskan uraian keterampilan siswa melalui tujuan pembelajaran yang akan dicapai, contoh karakter yang diharapkan dijelaskan

diharapkan, sesuaikan

animasi baik

peformance ataupun

suara dengan

karakteristik siswa

melalui poin-poin yang berisi implementasi dari Asmaul Husna, suara tokoh disesuaikan dengan karakter masing-masing tokoh

Validator 2 Penulisan dirapikan lagi, Poin-poin dirapikan lagi, Kdnya diperhatikan untuk KI 1

Merapikan kembali

penulisan, dan menganalisis ulang silabus mata pelajaran PAI.

2) Hasil validasi Media film animasi PAI dari pakar IT

Berikut ini adalah uraian data hasil validasi Media film Animasi oleh pakar IT

Tabel 12. Validasi media Pakar IT

No Aspek yang dinilai Skor Skor maks Moment kappa Kategori validitas 1

Media Film Animasi Asmaul Husna memiliki tingkat

kecerahan gambar yang baik. 4 4 1

Sangat tinggi 2

Penggunaan warna dalam Media Film Animasi Asmaul

Husna cukup bervariasi 4 4 1

Sangat tinggi 3

Gambar yang ditampilkan dalam Media Film Animasi Asmaul

jelas. 4 4 1

Sangat tinggi 4

Tulisan yang ditampilkan Media Film Animasi Asmaul jelas dan bisa dibaca.

3 4 0,67 Tinggi

5 Gerakan animasi dalam media tidak terlalu cepat, sehingga setiap adegan dapat terlihat jelas oleh penonton.

3 4 0,67 Tinggi

6 Dialog antar tokoh terdengar jelas, sehingga penonton bisa memahami alur cerita

3 4 0,67

Tinggi

7 Poin-poin penting berupa teks yang terdapat dalam media sesuai dengan narasi tokoh, sehingga tidak menyulitkan penonton dalam memahami materi

4 4 1 Sangat

tinggi

8 Musik / sountrack yang digunakan dapat didengar dengan jelas

4 4 1 Sangat

tinggi 9 Background yang digunakan

mendukung adegan yang dilakukan oleh tokoh dalam media film animasi Asmaul Husna 4 4 1 Sangat tinggi Jumlah 33 36 0,91 Sangat tinggi Dari hasil validasi media yang dinilai oleh validator bidang IT, seperti pada tabel , dapat diketahui rata-rata hasil validasi secara umum adalah 0,91 dengan kategori validitas adalah sangat tinggi.

Setelah dilakukan revisi dilakukan kembali diskusi dengan validator sampai akhirnya media yang dikembangkan dapat digunakan untuk penelitian. Adapun saran-saran dari validator mengenai media film animasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 13. Saran-saran dari validator pakar IT Saran-saran revisi Tindak lanjut

Dialog tokoh ada yang kurang jelas, dan suara materi yang kadang jelas

Mengganti suara-suara (audio) yang kurang jelas dengan merekam ulang

kemudian tiba-tiba menjadi kecil suara (audio) tersebut

Secara umumnya berdasarkan penilaian menurut pakar PAI dan pakar IT, maka rata-rata yang di dapat adalah 0,82 dengan kategori validitas adalah sangat tinggi. Dapat diketahui bahwa media film animasi yang dikembangkan sudah valid dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

b. Tahap Praktikalitas

Untuk melihat praktikalitas media film animasi menggunakan aplikasi Swish Max pada materi Asmaul Husna ini, dilakukan uji coba di kelas X IS 5 SMAN 2 Batusangkar pada tanggal 28 Juli 2018. Data dari praktikalisasi media film animasi yang telah dirancang diperoleh dari angket respon siswa, hasil wawancara dengan guru, serta observasi yang dilakukan oleh guru PAI terhadap media film animasi di kelas X IS 5 SMAN 2 Batusangkar.

Berikut diuraikan hasil yang diperoleh mengenai praktikalitas media film animasi menggunakan aplikasi Swish Max materi Asmaul Husna

1) Respon siswa terhadap praktikalitas media film animasi

Untuk mengetahui praktikalitas terhadap media, peneliti memberikan angket kepada siswa yang terlebih dahulu telah divalidasikan kepada validator. Angket ini divalidasikan oleh 2 orang validator, hasil validasi angket respon siswa terdapat pada lampiran. Secara garis besar hasil valiadsi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 14. Hasil validasi angket respon siswa N

O Aspek yang dinilai

Validator Jml Skor maks Moment kappa Kategori validitas 1 2

1 Format angket 2 3 5 8 0,40 Sedang

2 Bahasa yang digunakan 6 6 12 16 0,67 Tinggi

3 Butir pernyataan angket 7 6 13 16 0,78 Tinggi

Jumlah 15 15 30 40 0,67 Tinggi

Dari analisis hasil validasi angket yang dinilai oleh validator, dapat diketahui rata-rata hasil validasi secara umum adalah 0,67 dengan kategori validitas adalah tinggi

Angket yang telah divalidasi tersebut peneliti gunakan untuk mengumpulkan data dari siswa mengenai kemudahan penggunaan, manfaat yang didapat, dan efektifitas waktu pembelajaran menggunakan media film animasi. Berdasarkan uji respon siswa terhadap praktikalitas media film animasi yang dikembangkan, diperoleh hasil pengisian respon siswa yang dapat dilihat pada lampiran . Secara garis besar hasil respon siswa terhadap praktikalitas media dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15. Respon siswa terhadap Praktikalitas Media Film animasi Asmaul Husna

NO Pernyataan Skor Siswa Skor maks Moment kappa Keterangan praktikalitas A Kemudahan dalam penggunaan

1 Media film animasi Asmaul Husna menggunakan aplikasi Swis Max memiliki tampilan yang menarik

117 130 0,89 Sangat tinggi

2 Suara / dialog tokoh dapat didengar dengan jelas

111 130 0,82 Sangat tinggi

3 Tulisan yang ditampilkan dalam Media film animasi sudah jelas dan mudah dipahami

123 130 0,95 Sangat tinggi

sudah jelas dan menarik 5 Materi yang terdapat dalam

Media film animasi lebih praktis dan mudah dipahami

118 130 0,9 Sangat tinggi

Jumlah 588 650 0,89 Sangat tinggi

B Manfaat yang didapat 6 Saya lebih mudah

memahami materi melalui Media film animasi Asmaul Husna

124 130 0,95 Sangat tinggi

7 Media film animasi Asmaul Husna menggunakan aplikasi Swish Max menambah motivasi saya untuk belajar

113 130 0,85 Sangat tinggi

8 Saya berminat mengikuti proses pembelajaran menggunakan Media Film Animasi Asmaul Husna

116 130 0,88 Sangat tinggi

9 Dengan melihat Media Film Animasi Asmaul Husna, saya bisa memahami pengertian Asmaul Husna dengan baik

112 130 0,84 Sangat tinggi

10 Dengan melihat Media Film Animasi Asmaul Husna, saya bisa

memahami pengertian 7 Asmaul Husna yang

107 130 0,78 Tinggi

dipelajari dengan baik 11 Dengan melihat Media

Film Animasi Asmaul Husna, saya bisa memahami makna 7 Asmaul Husna yang dipelajari dengan baik

107 130 0,78 Tinggi

12 Dengan melihat Media Film Animasi Asmaul Husna, saya bisa

memahami implementasi nilai-nilai Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari dengan baik

117 130 0,89 Sangat tinggi

13 Saya ingin menerapkan prilaku terpuji sesuai dengan nilai-nilai Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari

124 130 0,95 Sangat tinggi

Jumlah 920 1040

C Efektifitas waktu belajar 14 Dengan penggunaan media

film animasi Asmaul Husna, saya dapat mengefektifkan proses belajar utuk mencapai tujuan pembelajaran dengan tepat

116 130 0,88 Sangat tinggi

Jumlah 1624 1820 0,88 Sangat

Berdasarkan tabel, diketahui hasil respon dari 26 orang siswa kelas X IS 5 SMAN 2 Batusangkar terhadap media film animasi yang digunakan selama pembelajaran adalah 0,88 dengan kategori praktikalitas sangat tinggi.

2) Hasil Observasi Praktikalitas Media Film Animasi menggunakan Aplikasi Swish Max

Observasi dilakukan untuk mengamati keterpakaian Media Film Animasi menggunakan Aplikasi Swish Max dalam kegiatan pembelajaran dan mengamati kendala dalam penggunaannya. Observasi dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X, sebagai pelaksanaan uji coba menggunakan lembar observasi.

Media Film Animasi menggunakan Aplikasi Swish Max membantu siswa untuk memahami lebih dalam materi, sehingga siswa dapat mempelajari materi dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan media film animasi menggunakan aplikasi Swish Max ini berjalan dengan lancar dan materi yang disampaikan dalam media dapat dipahami siswa dengan baik. Di dalam media film animasi sudah termuat seluruh indikator pembelajaran tentang materi Asmaul Husna sehingga memudahkan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran. 3) Hasil Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti

Penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X SMAN 2 Batusangkar pada tanggal 28 Juli 2018 untuk mengetahui lebih lanjut tentang kepraktisan penggunaan Media Film Animasi menggunakan Aplikasi Swish Max pada materi Asmaul Husna. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru tentang praktikalitas Media Film Animasi

menggunakan Aplikasi Swish Max pada materi Asmaul Husna di dapatkan data bahwa menurut guru media film animasi ini sudah praktis, ini dilihat dari tampilan media yang menarik bagi siswa, serta materi yang disampaikan dalam bentuk dialog tokoh maupun poin-poin penting yang dijelaskan oleh tokoh dalam media dapat dipahami siswa dengan baik. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih tertarik dengan penggunaan media, serta media ini bisa mengefisienkan waktu karena dalam media ini sudah terangkum poin-poin penting dari materi sesuai dengan indikator yang akan dicapai dan siswa lebih cepat memahami materi yang disampaikan. ( Drs. Son Effendi, wawancara praktikalitas, 28 Juli 2018).

B. Pembahasan 1. Validitas

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.(Sugiyono, 2007:173)

Validasi produk dilakukan oleh 3 orang ahli yang terdiri dari 2 orang Ahli PAI dan 1 orang ahli IT. Adapun hasil validasi tersebut adalah:

a. Validasi pakar PAI

Pada tahap ini dilakukan validasi media dengan pengisian lembar validasi oleh validator. Terdapat tiga aspek yang dinilai yaitu aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian dan aspek kelayakan bahasa dan keterbacaan. Setiap aspek tersebut terbagi kepada beberapa poin penilaian sehingga total indikator yang dinilai validator adalah 20 poin. 1) Aspek kelayakan Isi

Poin yang didapatkan dari validator 1 untuk aspek kelayakan isi adalah 30. Sedangkan poin yang didapatkan dari validator 2 untuk aspek kelayakan isi didapatkan 27 poin. Maka jumlah yang didapatkan

untuk aspek kelayakan isi adalah 57 poin dari skor maksimal 72 poin. Sehingga hasil analisis yang didapatkan dari validator 1 dan 2 untuk aspek kelayakan isi adalah 0,73 dengan kategori validitas adalah tinggi

2) Aspek kelayakan penyajian

Poin yang didapatkan dari validator 1 untuk aspek kelayakan penyajian adalah 17 poin. Sedangkan poin yang didapatkan dari validator 2 untuk aspek kelayakan penyajian adalah 19 poin. Maka jumlah yang didapatkan untuk aspek kelayakan penyajian adalah 36 poin dari skor maksimal 42 poin. Sehingga hasil analisis yang didapatkan dari validator 1 dan 2 untuk aspek kelayakan penyajian adalah 0,67 dengan kategori validitas adalah tinggi

3) Aspek kelayakan bahasa dan keterbacaan

Poin yang didapatkan dari validator 1 untuk aspek kelayakan bahasa dan keterbacaan adalah 16 poin. Sedangkan poin yang didapatkan dari validator 2 untuk aspek kelayakan bahasa dan keterbacaan adalah 16 poin. Maka jumlah yang didapatkan untuk aspek kelayakan bahasa dan keterbacaan adalah 32 poin dari skor maksimal 40 poin. Sehingga hasil analisis yang didapatkan dari validator 1 dan 2 untuk aspek kelayakan penyajian adalah 0,75 dengan kategori validitas adalah tinggi

Dari uraian diatas total poin penilaian yang didapatkan dari 2 orang alidator ahli PAI adalah 125 poin dari skor maksimal 160 poin. Sehingga hasil analisis yang didapatkan untuk validitas media dari ahli PAI adalah 0,72 dengan kategori validitas adalah tinggi.

Media film animasi Asmaul Husna sudah valid berdasarkan penilaian validator pakar PAI sebagai berikut :

1) Isi media film animasi sudah sesuai dengan Kompetensi Dasar pada materi Asmaul Husna, dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan mendukung pemahaman konsep dan praktek siswa. Media film animasi ini dapat berfungsi sebagai media

pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi siswa untuk belajar. Media film animasi sebagai media pembelajaran telah mampu mendemonstrasikan atau memperagakan konsep yang ada pada materi dan memuat pokok-pokok materi yang jelas dan praktis sehingga akan memudahkan siswa dalam memahami materi.

2) Penyajian media film animasi terdiri dari beberapa scane yang dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa dan dapat menarik perhatian siswa untuk belajar. Tampilan danbackground yang digunakan memiliki warna dan tampilan menarik. Media film animasi ini membuat alat audio visual siswa aktif dan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

3) Berdasarkan penilaian dan komentar validator tentang aspek bahasa dan keterbacaan, bahwa bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami serta sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan sesuai dengan tingkat perkembangan bahasa siswa. Maksud dan tujuan film animasi dalam menyampaikan materi sudah dapat dipahami oleh siswa serta suara dan tulisan sudah jelas dan dapat dipahami oleh siswa

b. Validasi pakar IT

Pada tahap ini dilakukan validasi media dengan pengisian lembar validasi oleh validator. Terdapat 9 indikator yang dinilai oleh validator, hasil analisis yang didapatkan adalah 0,91 dengan kategori validitas adalah sangat tinggi. Media film animasi Asmaul Husna sudah sangat valid berdasarkan penilaian validator pakar IT. Media film animasi ini memiliki tingkat kecerahan warna yang baik dan penggunaan warna yang cukup bervariasi. Gambar dan tulisan yang ditampilkan sudah jelas, serta gerakan animasi dalam media tidak terlalu cepat sehingga setiap adegan dapat terlihat jelas oleh penonton. Dialog antar tokoh dalam media ini terdengar jelas dan poin-poin penting berupa teks yang terdapat dalam

media sesuai dengana narasi tokoh sehingga tidak menyulitkan penonton dalam memahami materi. Media film animasi ini juga dilengkapi dengan musik / soundtrack yang dapat didengar dengan jelas dan menggunakan background yang dapat mendukung adegan yang dilakukan oleh tokoh dalam media film animasi.

Media film animasi ini adalah media yang dapat digunakan secara berkelompok. Menurut Susilanan dan Riyana (2007 : 179), kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2 sampai 8 orang atau kelompok besar 9 sampai 40 orang. Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: suara yang disajikan oleh media harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengarnya, gambar atau tulisan dalam media harus cukup besar, dan perlu alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amlifier) dan membesarkan gambar (proyektor). Maka media yang dikembangkan ini sudah memenuhi persyaratan tersebut dan bisa digunakan untuk pembelajaran secara berkelompok.

Secara umumnya berdasarkan penilaian menurut pakar PAI dan pakar IT, maka rata-rata yang di dapat adalah 0,82 dengan kategori validitas adalah sangat tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kevalidan media film animasi menggunakan aplikasi Swish Max pada materi Asmaul Husna ini dapat dipertanggung jawabkan karena telah dinilai oleh para pakar.

2. Praktikalitas

Praktikalitas media ditentukan melalui hasil angket respon siswa, hasil observasi dan hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X SMAN 2 Batusangkar. Observasi difokuskan untuk melihat keterpakaian media film animasi menggunakan aplikasi Swish Max pada materi Asmaul Husna serta mengamati kendala-kendala yang terjadi selama proses pembelajaran menggunakan media.

Jumlah siswa yang mengisi angket adalah 26 orang siswa, pada tahap ini siswa diminta untuk mengisi angket yang terdiri dari 3 aspek yaitu kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang di dapat dan efektifitas waktu belajar.

1) Aspek kemudahan

Poin yang didapatkan untuk aspek kemudahan adalah 588 poin dari skor maksimal 650 poin. Sehingga hasil analisis yang didapatkan untuk aspek kemudahan adalah 0,89 dengan kategori praktikalitas adalah sangat tinggi.

2) Aspek manfaat yang didapat

Poin yang didapatkan untuk aspek kemudahan adalah 920 poin dari skor maksimal 1040 poin. Sehingga hasil analisis yang didapatkan untuk aspek kemudahan adalah 0,86 dengan kategori praktikalitas adalah sangat tinggi.

3) Aspek efektifitas waktu belajar

Poin yang didapatkan untuk aspek efektifitas waktu belajar adalah 116 poin dari skor maksimal 130 poin. Sehingga hasil analisis yang didapatkan untuk aspek kemudahan adalah 0,88 dengan kategori praktikalitas adalah sangat tinggi.

Dari uraian diatas maka dapat diketahui, total poin yang didapatkan dari 26 orang siswa adalah 1624 poin dari skor maksimal 1820 poin. Sehingga hasil analisis yang didapatkan untuk praktikalitas media dari angket respon siswa 0,88 dengan kategori praktikalitas adalah sangat tinggi. Analisis dari hasil angket respon siswa untuk praktikalitas media film animasi Asmaul Husna adalah sebagai berikut :

1) Media film animasi memiliki tampilan menarik, suara dan dialog tokoh dapat didengar dengan jelas serta tulisan yang ditampilkan sudah jelas sehingga materi yang terdapat dalam media film animasi disajikan dengan lebih praktis dan mudah dipahami oleh siswa.

2) Manfaat yang didapatkan oleh siswa dari penggunaan media film animasi ini adalah menambah motivasi dan minat siswa untuk belajar. Dengan media ini siswa lebih mudah memahami materi Asmaul Husna sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan yaitu pengertian Asmaul Husna, pengertian dan makna dari 7 Asmaul Husna yang dipelajari. Serta siswa dapat memahami implementasi nilai-nilai Asmaul Husna dan siswa memiliki keinginan untuk menerapkan prilaku terpuji tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari.

3) Penggunaan media animasi ini dapat mengefektifkan waktu belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan tepat.

b. Wawancara dan observasi guru PAI

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru tentang praktikalitas Media Film Animasi menggunakan Aplikasi Swish Max pada materi Asmaul Husna, di dapatkan data bahwa menurut guru media film animasi ini sudah praktis, ini dilihat dari tampilan media yang menarik bagi siswa, serta materi yang disampaikan dalam bentuk dialog tokoh maupun poin-poin penting yang dijelaskan oleh tokoh dalam media dapat dipahami siswa dengan baik. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih tertarik dengan penggunaan media, serta media ini bisa mengefisienkan waktu karena dalam media ini sudah terangkum poin-poin penting dari materi sesuai dengan indikator yang akan dicapai dan siswa lebih cepat memahami materi yang diberikan.

Hasil uji coba praktikalitas media diatas baik dari hasil angket respon siswa maupun hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sudah sesuai dengan pendapat Nieveen tentang pengukuran tingkat kepraktisan dalam penelitian pengembangan. Di mana menurut Nieveen dalam Rochmad (2012 : 69-70), Aspek kepraktisan dilihat dari segi pengguna, apakah para ahli dan praktisi berpendapat bahwa apa yang dikembangkan dapat digunakan dalam kondisi normal dan apakah kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan oleh guru dan siswa. Lebih lanjut dalam lembar

mengukur tingkat kepraktisan dilihat dari apakah guru (pakar-pakar lainnya) mempertimbangkan bahwa materi mudah dan dapat digunakan oleh guru dan siswa. Dalam penelitian pengembangan media yang dikembangkan dikatakan praktis jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa secara secara teoritis media dapat diterapkan di lapangan dan tingkat keterlaksanaannya termasuk kategori baik. Istilah baik disini diukur dengan indikator-indikator yang diperlukan untuk menentukan tingkat kepraktisan.

Dokumen terkait