• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROSES PELAKSANAAN PERJANJIAN JASA

D. Proses Pelaksanaan Perjanjian Jasa Pemborongan

1. Tahap/Fase Pra Kontrak

Dalam fase pra kontrak dikarenakan perjanjian pekerjaan Penyediaan Air

Baku Antara PT. Mitha Prana Chasea dengan Balai Sumber Daya Air Sumatera II

Propinsi Sumatera Utara merupakan proyek dari pemerintah dan nilainya diatas

lima puluh juta rupiah maka tunduk pada peraturan perundang-undangan yang

92

berlaku yakni Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah, yang saat

ini telah disempurnakan melalui Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah. Sesuai dengan ketentuan pasal 7 ayat (1) Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah yang mengatur tentang

ruang lingkup berlakunya Keputusan Presiden tersebut yang mengatakan bahwa

pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan

pada APBN/APBD.

Dalam rangka penyaringan pemborong/rekanan/kontraktor/penyedia jasa

digunakan metode pelelangan umum dengan proses pasca kualifikasi.

Menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah, yang dimaksud dengan pelelangan umum adalah metode

pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua

pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat. Sedangkan menurut Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang dimaksud pelelangan umum adalah

metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan

pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi

untuk penerangan umum kepada masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan

memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Sedangkan menurut pasal 17 ayat 2

Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang dimaksud dengan

Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan

secara terbuka dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya di satu surat

kabar nasional dan/atau satu surat kabar propinsi.93

Dalam tahap pelelangan, panitia pelelangan pekerjaan jasa pemborongan

antara PT. Mitha Parana Chasea dengan PPK Balai Sumber daya Air berpedoman

pada beberapa peraturan, antara lain :

1) Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

2) Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelengaraan

Jasa Konstruksi

3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah

disempurnakan melalui Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah

4) Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor

339/KPTS/M/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa

Konstruksi oleh Instansi Pemerintah.

5) Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor

257/KPTS/M/2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa

Konstruksi.

93

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 20A.

6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang

Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

Adapun tahapan dalam metoda pelelangan umum tersebut terdiri dari :94

1) Tahapan Pengumuman

2) Pendaftaran untuk mengikuti pelelangan

3) Tahap pengambilan dokumen lelang umum

4) Penjelasan (Aanwijzing)

5) Pemasukan penawaran

6) Evaluasi Penawaran

7) Penetapan calon pemenang berdasarkan harga terendah terevaluasi

diantara penawaran yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan

teknis serta tanggap terhadap dokumen pelelangan

8) Pengumuman calon pemenang

9) Masa sanggah

10) Penetapan pemenang

11) Penandatanganan kontrak

Para penyedia jasa yang telah mengambil dokumen pelelangan dalam

proyek pekerjaan Penyediaan Air Baku Antara PT. Mitha Prana Chasea dengan

Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara ini diikuti oleh 18

94

Lampiran I, Bab 1.D angka 1 huruf a, 1) Keppres Nomor 80 Tahun 2003. Dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Tahapan Metoda Pelelangan Umum diatur dalam Pasal 57 ayat (1) huruf a.

(delapan belas) perusahaan yang bergerak dibidang jasa pemborongan khususnya

jasa konstruksi.95

Adapun metoda pelelangan umum dengan cara pascakualifikasi96 dalam

proyek pekerjaan Penyediaan Air Baku Antara PT. Mitha Prana Chasea dengan

Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara tersebut dilalui

dengan beberapa tahapan, antara lain :97

1. Tahap pengumuman Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Air

Baku Satuan Non Vertikal (SNVT) Pelaksanaan Pengelolaan Sumber

Daya Air Sumatera II Balai Wilayah Sungai Sumatera II Propinsi

Sumatera Utara Nomor. KU.08.01/BWS.SII.353 tanggal 12 Februari

2010 melalui media cetak dan elektronik dan papan pengumuman resmi.

Syarat-syarat dalam mengikuti pendaftaran untuk mengikuti pelelangan

adalah sebagai berikut :

1) membawa fotokopi Sertifikat Badan Usaha

2) membawa surat tugas dari perusahaan dan ditandatangani oleh

pimpinan perusahaan

3) mengambil formulir penilaian kualifikasi yang disediakan oleh

panitia dan diserahkan pada saat pemasukan Surat Penawaran

sebagai lampiran surat penawaran

95

Wawancara tanggal 25 Mei 2012 dengan Bapak Supron., Pengawas Utama Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyediaan Air Baku dan pembuatan bangunan pengambilan dan jaringan transmisi dari Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara.

96

Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persayaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan penawaran; Rocky Marbun, Tanya Jawab Seputar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Visimedia, Jakarta, 2010, hal. 7.

97

Kemudian tidak diperkenankan sebagai peserta atau penjamin dalam

penawaran ini antara lain :

a. pegawai negeri atau pegawai bank milik pemerintah maupun

pegawai badan usaha milik negara atau daerah.

b. mereka yang dinyatakan pailit

c. mereka yang keikutsertaannya akan bertentangan dengan tugasnya

(conflict of interest)

2. Tahap pendaftaran untuk mengikuti pelelangan

Pendaftaran pelelangan diikuti oleh 18 (delapan belas) perusahaan yang

bergerak di bidang jasa pemborongan khususnya jasa konstruksi

3. Tahap pengambilan dokumen lelang umum

Dalam dokumen lelang umum terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

1) instruksi kepada peserta

Berisi tentang segala sesuatu mengenai penjelasan-penjelasan

pelaksanaan

b. Bentuk penawaran, informasi kualifikasi dan perjanjian

Bagian ini berisi tentang bentuk surat penawaran dan bentuk surat

perjanjian yang menjadi acuan bagi semua peserta/calon penyedia

jasa.

c. Syarat-syarat umum kontrak

Memuat batasan pengertian istilah yang digunakan, hak, kewajiban,

perundangan yang berlaku, dalam pelaksanaan kontrak bagi para

pihak.

d. Syarat-syarat Khusus Kontrak

Merupakan bagian dokumen yang memuat ketentuan-ketentuan yang

lebih spesifik sebagaimana dirujuk dalam pasal-pasal syarat-syarat

umum kontrak, dan memuat perubahan, penambahan, atau

penghapusan ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak, yang

sifatnya lebih mengikat dari syarat-syarat umum kontrak.

e. Daftar Perusahaan

Berisi mengenai data-data perusahaan seperti : Surat Ijin Usaha Jasa

Konstruksi (SIUJK), Tanda Daftar Perusahan (TDP), Akta Pendirian,

Sertifikat Jasa Konstruksi, Data personal dan sebagainya98

4. Penjelasan (Aanwijzing)

Dalam tahapan ini semua peserta/calon penyedia jasa, sesuai yang telah

ditetapkan yaitu pada tanggal 18 Februari 2010, bertempat di Kantor

Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara di Medan,

diberikan penjelasan oleh pimpinan proyek tentang Rencana Kerja dan

Syarat-syarat (RKS) dan Tata Cara Penilaian Pelelangan. Penjelasan

(Aanwijzing) tersebut dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan

Pekerjaan Nomor : 03/PAN.BWSS II-OP-RP-AB/II/2010 tanggal 18

Februari 2010.

5. Pemasukan Penawaran

98

Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 257/KPTS/M/2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa.

Pada tahap ini semua peserta/calon penyedia jasa memasukkan

penawaran harga dengan antara lain melampirkan :

a. Jaminan Penawaran

b. Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga

c. Analisa Harga Satuan Pekerja Utama

d. Daftar Harga Upah

e. Daftar Harga Bahan

f. Daftar Harga Sewa Peralatan

g. Daftar Personil Inti

h. Metode Pelaksanaan

i. Jadwal Pelaksanaan

j. Fotokopi SPT PPh dan SSP PPh pasal 29 tahun terakhir

k. Surat Pernyataan Bukan PNS/TNI/POLRI

6. Evaluasi Penawaran

Dalam melakukan evaluasi penawaran, panitia pelelangan, dalam hal ini

Balai Sumber Daya Air Sumatera II, memberikan ketentuan-ketentuan

pelelangan sebagai berikut :

a. Penilaian administrasi

Penilaian ini dilakukan untuk menguji kebenaran, kecocokan serta

kelengkapan dokumen pelelangan guna menentukan apakah peserta

b. Penilaian teknis

Dalam penilaian ini, dokumen yang telah dinyatakan memenuhi

persyaratan administrasi selanjutnya dilakukan penilaian terhadap

kelengkapan dan kebenaran surat penawaran beserta lampiran-

lampiran yang harus memenuhi syarat-syarat teknis seperti yang

tercantum dalam Rencana Kerja. Apabila peserta penyedia jasa tidak

memenuhi persyaratan teknis, maka dinyatakan gugur.

7. Penetapan Calon Pemenang

Dilakukan berdasarkan hasil evaluasi penawaran yang dilakukan oleh

Panitia Pelelangan berdasarkan harga terendah terevaluasi diantara

penawaran yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis

serta tanggap terhadap dokumen pelelangan.

8. Pengumuman Calon Pemenang

Setelah Panitia Pelelangan melakukan Penetapan Calon Pemenang,

maka Panitia Pelelangan mengumumkan nama pemenang melalui Surat

Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Balai Sumber Daya Air

Sumatera II Propinsi Sumatera Utara.

9. Masa Sanggah

Setelah dikeluarkan pengumuman pemenang dan sebelum

dikeluarkannya penetapan pemenang terdapat suatu masa yang disebut

masa sanggah, yaitu waktu yang diberikan oleh panitia terhadap para

peserta pelelangan untuk melakukan sanggah/protes/ketidakpuasan

sanggah ditetapkan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

pengumuman lelang.

Berdasarkan Lampiran I Bab II.A.1.k.5 Keppers No. 80 tahun 2003,

alasan untuk mengajukan sanggahan adalah :

a. Pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan dokumen pemilihan

penyedia jasa

b. Pelaksanaan tender tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

c. Terbukti adanya unsur KKN dalam pelaksanaan evaluasi dan

lelang

Sementara berdasarkan pasal 81 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dikatakan alasan

untuk mengajukan sanggahan apabila menemukan :

a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam

peraturan presiden ini dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen

Pengaturan Barang/Jasa.

b. Adanya rekayasa yang mengakibatkan terjadinya persaingan yang

tidak sehat.

c. Adanya penyalahgunaan wewenang oleh pejabat yang terkait.

10. Penetapan Pemenang

Setelah tidak ada sanggahan maka dilakukan penetapan pemenang

melalui Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen yang isinya

Air Baku, Pembuatan Bangunan Pengambilan dan Jaringan Transmisi

Kecamatan Tiga Lingga Kabupaten Dairi, kepada :

Nama Perusahaan : PT. MITHA PRANA CHASEA, berkedudukan

di Jakarta yang anggaran dasarnya dimuat dalam

akta pendirian tertanggal 2 Juni 2005 nomor 15

dibuat dihadapan DRADJAT DARMADJI,

Sarjana Hukum, notaris di Jakarta.

Alamat : Jl. Sulaiman No. 23 Palmerah Jakarta Barat

Harga Penawan : Rp. 3.398.848.200,- (tiga milyar tiga ratus

sembilan puluh delapan juta delapan ratus empat

puluh delapan ribu dua ratus rupiah).

NPWP : 02.398.971.8-031.000

Waktu Pelaksanaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak

ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja.

11. Penandatanganan kontrak dilakukan oleh para pihak yang tercantum

dalam Surat Perjanjian (Kontrak) tanggal 5 Mei 2010 Nomor :

HK0203/PAB/2010/03.99

Itikad baik dalam pra-kontrak

Dalam tahap pra-kontrak ini masing-masing pihak harus menegakkan

prinsip itikad baik. Kewajiban itikad baik pada masa pra kontrak meliputi

kewajiban untuk meneliti dan kewajiban untuk memberitahukan dan menjelaskan.

99

Wawancara tanggal 25 Mei 2012 dengan Bapak Supron., Pengawas Utama Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyediaan Air Baku dan pembuatan bangunan pengambilan dan jaringan transmisi dari Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara.

Itikad baik dalam pra-kontrak ini dapat dilihat mulai dari tahap pengambilan

dokumen lelang umum, dimana dokumen itu berisi tentang segala sesuatu

mengenai penjelasan-penjelasan pelaksanaan, bentuk penawaran, informasi

kualifikasi dan juga mengenai hak, kewajiban, tanggungjawab, sanksi,

penyelesaian perselisihan, dan peraturan perundangan yang berlaku, dalam

pelaksanaan kontrak bagi para pihak.

Dalam tahap Penjelasan (Aanwijzing) semua peserta/calon penyedia jasa, juga

diberikan penjelasan oleh pimpinan proyek tentang Rencana Kerja dan Syarat-

syarat (RKS) dan Tata Cara Penilaian Pelelangan.

Dalam Pasal 16 tentang Syarat-Syarat Umum Kontrak dikatakan sebelum

pelaksanaan kontrak Pejabat Pembuat Komitmen bersama-sama dengan penyedia

jasa, unsur perencanaan dan unsur pengawasan menyusun rencana pelaksanaan

kontrak. Hal ini juga merupakan adanya itikad baik dari masing-masing pihak

untuk melakukan negosiasi.

Dokumen terkait