• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROSES PELAKSANAAN PERJANJIAN JASA

D. Proses Pelaksanaan Perjanjian Jasa Pemborongan

3. Tahap/Fase Pasca Kontrak (Pelaksanaan)

Sebagai tindak lanjut penandatanganan kontrak tersebut, maka pihak

kesatu mengeluarkan Berita Acara Serah Terima Lapangan (STL) Nomor :

KU.09.04-PAB/03/2010, tertanggal 7 Mei 2010. Dengan adanya Serah Terima

Lapangan ini, maka segala hal yang terjadi di lapangan selama pelaksanaan

proyek pekerjaan Penyediaan Air Baku di Kecamatan Tiga Lingga Kabupaten

Dairi menjadi tanggungjawab pihak kedua.

Sehubungan dengan adanya Serah Terima Lapangan (STL) tersebut, maka

dikeluarkan pula Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan nomor :

03/SPRINT/PAB/2010 kepada PT. Mitha Prana Chasea untuk melaksanakan

proyek pekerjaan Penyediaan Air Baku di Kecamatan Tiga Lingga Kabupaten

Dairi sesuai dengan harga borongan dan jangka waktu yang telah ditetapkan.

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 180 (seratus delapan

puluh) hari kalender terhitung mulai diterbitkannya Surat Perintah

Mulai Kerja.

2. Masa pemeliharaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari

kalender terhitung setelah Berita Acara Penyerahan Pertama

Pekerjaan, dimulai dari tanggal 10 Mei 2010 dan harus sudah

selesai seluruh pekerjaan dan diserahkan untuk pertama kalinya

palíng lambat tanggal 05 Nopember 2010.

Setelah mendapatkan Surat Perintah Kerja maka PT. Mitha Prana Chasea

pada keesokan harinya langsung melakukan pekerjaannya.105

a. Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Penyediaan Air Baku yang meliputi

Pembuatan Bangunan Pengambilan dan Jaringan Transmisi. Secara garis besar

kegiatan meliputi : Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pipa,

Pekerjaan Aksesoris, Pekerjaan Batu, Beton dan Cor.

b. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan pada Kecamatan Tigalingga yang secara administratif

terletak di wilayah Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dengan jangkauan

Desa/Kelurahan yang akan dilayani terdiri dari Desa Juma Gerat, Desa Sarintonu,

Desa Palding, Desa Sumbul Karo dan Desa Bertungen Julu.

105

Wawancara tanggal 23 Mei 2012 dengan Bapak Adner Silaen, Site Manager PT. Mitha Prana Chasea.

c. Perubahan dalam Kontrak dan Akibat Hukumnya

Untuk mengakomodir dan mengatasi berbagai hambatan yang ditemui di

lapangan, diperlukan perubahan-perubahan dalam kontrak. Perubahan-perubahan

tersebut diakomodir dalam bentuk addendum, namun masih tetap jadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak.

Addendum adalah ketentuan tambahan dari suatu kontrak atau perjanjian. Menurut Black’s law Dictionary, addendum merupakan “A thing that is added or to be added; a list or section consisting of added material”. Dalam perjanjian, selain addendum sering juga dipakai istilah amandemen. Addendum pada umumnya berisi ketentuan yang merubah, memperbaiki, atau merinci lebih lanjut isi dari suatu perjanjian (sebagai klausul suplemen dari sebuah perjanjian induknya).106

Biasanya addendum muncul karena adanya perubahan dari isi perjanjian, atau karena adanya hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam

perjanjian pokoknya. Misalnya, kebutuhan untuk merinci lebih lanjut nilai belanja

proyek pada sebuah perjanjian pembangunan. Terhadap hal-hal tersebut, para

pihak dapat merundingkannya lebih lanjut dalam suatu musyawarah, dan hasil

kesepakatannya itulah yang dituangkan kedalam addendum. Pembuatan addendum semacam ini lebih praktis dibanding membuat perjanjian baru yang dapat memakan waktu dan biaya tambahan.

Meskipun ketika membuat surat perjanjian tidak dimasukan klausul

mengenai addendum, hal tersebut tidak menyebabkan para pihak tidak dapat membuat addendumdi kemudian hari saat perjanjian tersebut dilaksanakan. Para pihak, setiap waktu, masih dapat melakukan perubahan atau penambahan isi

perjanjian melaluiaddendumsepanjang para pihak menyepakatinya.

106

Dadang Sukandar,Addendum, http://legalakses.com/addendum, diakses tanggal 2 May 2012, pukul 20.56 WIB.

Secara fisik addendum terpisah dari perjanjian pokok, namun secara hukum suatu addendum melekat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari

perjanjian utama.107

Dalam perjanjian antara PT. Mitha Prana Chasea dengan PPK Balai

Sumber Daya Air, terdapataddendum dimana pihak pemberi pekerjaan borongan meminta kepada pihak kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan tambah atau

kurang yang diperjanjikan sebelumnya dalam perjajian pemborongan bangunan.

Perjanjian tambah atau kurang yang selanjutnya akan dibuatkan suatu addendum

tersebut pasti akan menyebabkan bertambahnya waktu dalam penyelesaian

pekerjaan pemborongan oleh kontraktor. Dapat pula menyebabkan bertambahnya

biaya pekerjaan. Namun selama pekerjaan tambah atau kurang tersebut dibuat dan

disetujui secara tertulis antara pihak pemberi pekerjaan borongan dengan pihak

pemborong, pekerjaan tambah atau kurang dapat dilaksanakan dan dibuatkan

suatu addendum. Pekerjaan tambah atau kurang ini harus juga mendapatkan rekomendasi dari pengawas, karena pekerjaan tambah atau kurang tersebut

diperhitungkan berdasarkan harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam

dokumen penawaran.

Addendum Kontrak dengan Nomor : HK0203/PAB/2010/03/AMN-I tanggal 7 Juli 2010 berisi mengenai perubahan harga kontrak yang tercantum pada

pasal 7 surat perjanjian (kontrak), yaitu :

Semula berbunyi :

107

Dadang Sukandar,Addendum, http://hukum.kompasiana.com/2011/05/27/addendum, diakses tanggal 2 May 2012, pukul 21.25 WIB.

Harga Kontrak Kerja Konstruksi Harga Satuan termasuk Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) diperoleh dari perkiraan kuantitas pekerjaan dan harga satuan pekerjaan

yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah Rp 3.398.848.200,-

(Tiga milyar tiga ratus sembilan puluh delapan juta delapan ratus empat puluh

delapan ribu dua ratus rupiah ). Dengan sumber dana dari APBN Tahun Anggaran

2010, DIPA Nomor : 0116/033-06.1/--/2010, tanggal 31 Desember 2009 SNVT

Pelaksanaan Pengelolaan SDA Sumatera II Provinsi Sumatera Utara.

Menjadi :

Harga Kontrak Kerja Konstruksi Harga Satuan termasuk Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) diperoleh dari perkiraan kuantitas pekerjaan dan harga satuan pekerjaan

yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah Rp 3.498.567.600,-

(Tiga milyar empat ratus sembilan puluh delapan juta lima ratus enam puluh tujuh

ribu enam ratus rupiah). Dengan sumber dana dari APBN Tahun Anggaran 2010,

DIPA Nomor : 0116/033-06.1/--/2010, tanggal 31 Desember 2009 SNVT

Pelaksanaan Pengelolaan SDA Sumatera II Provinsi Sumatera Utara.

Perubahan harga kontrak tersebut terjadi karena berdasarkan pengukuran

ulang (MC-0) di lapangan terjadi perubahan volume untuk pekerjaan Penyediaan

Air Baku, Pembuatan Bangunan Pengambilan Jaringan Transmisi Kec. Tigalingga

Kab. Dairi. Sehubungan dengan perubahan ini harga satuan perubahan tidak

berubah (sesuai dengan harga satuan pekerjaan dalam Daftar Kuantitas di dalam

kontrak awal dan tidak terjadi pengurangan nilai pekerjaan akibat terjadinya

Sehubungan dengan rencana perubahan kuantitas dan pekerjaan tambah

kurang tersebut, maka berpengaruh pada kontrak asli/awal, antara lain :

1) Nilai Kontrak

Semula Rp 3.398.848.200,- (Tiga milyar tiga ratus sembilan puluh delapan

juta delapan ratus empat puluh delapan ribu dua ratus rupiah), berubah

menjadi Rp 3.498.567.600,- (Tiga milyar empat ratus sembilan puluh delapan

juta lima ratus enam puluh tujuh ribu enam ratus rupiah).

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan (rescheduling)

Dalam addendum kontrak tidak disebutkan mengenai perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan (rescheduling) akibat adanya perubahan kuantitas dan

pekerjaan tambah kurang. Sebelum terjadinya perubahan harga kontrak,

perubahan kuantitas dan pekerjaan tambah kurang, para pihak mengacu

kepada Surat Perintah Mulai Kerja dari Pejabat Pembuat Komitmen Balai

Sumber Daya Air Sumatera II Nomor : 03/SPRINT/PAB/2010, menyebutkan

bahwa jangka waktu pelaksanaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari

kalender.

Pengaturan mengenai perubahan atau addendum kontrak terdapat pada syarat-syarat umum kontrak. Perubahan kontrak dapat terjadi apabila :108

a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh

para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam

kontrak.

108

b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan

pekerjaan

c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan

perubahan pelaksanaan pekerjaan.

Proseduraddendumkontrak dilakukan sebagai berikut :

a. Pejabat Pembuat Komitmen memberikan perintah tertulis kepada

penyedia jasa untuk melaksanakan perubahan kontrak, atau penyedia

jasa mengusulkan perubahan kontrak.

b. Penyedia jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan

dari Pejabat Pembuat Komitmen dan mengusulkan perubahan harga

dan/atau waktu pelaksanaan (bila ada) selambat-lambatnya dalam

waktu 7 (tujuh) hari.

c. Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita

acara negosiasi.

Dalam pasal 87 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah disebutkan bahwa perubahan

pekerjaan dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :109

1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat

pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang

ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia

Barang/Jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi:

109

pasal 87 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum

dalam kontrak;

b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;

c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan

lapangan; atau

d. mengubah jadwal pelaksanaan.

2) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

dengan ketentuan:

a. tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum

dalam perjanjian/kontrak awal; dan

b. tersedianya anggaran.

3) Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan

utama berdasarkan kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada

pihak lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia

Barang/Jasa spesialis.

4) Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan

besarnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Dokumen

Kontrak.

5) Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat

dilakukan sepanjang disepakati kedua belah pihak.

Sementara dalam Lampiran I Keputusan Presiden Republik Indonesia

Pemerintah disebutkan bahwa perubahan kegiatan pekerjaan dilakukan

berdasarkan hal-hal sebagai berikut :110

1) Untuk kepentingan pemeriksaan, pengguna barang/jasa dapat

membentuk panitia/pejabat peneliti pelaksanaan kontrak

2) Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan

pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan

dalam dokumen kontrak, maka pengguna barang/jasa bersama

penyedia barang/jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang

meliputi antara lain :

a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum

dalam kontrak

b. mengurangi atau menambah jenis pekerjaan

c. mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan

lapangan

d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam

kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan

3) Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari

harga yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal

4) Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna barang/jasa secara

tertulis kepada penyedia barang/jasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi

teknis dan harga tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang

tercantum dalam perjanjian/kontrak awal

110

Lampiran I Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/Jasa Pemerintah, tentang perubahan kegiatan pekerjaan.

5) Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar

penyusunanaddendumkontrak.

Presentase penambahan nilai harga kontrak yang dituangkan dalam

Addendum Kontrak Nomor : HK0203/PAB/2010/03/AMN-I tanggal 7 Juli 2010 adalah sebesar 2,9% (dua koma sembilan persen), sehingga masih memenuhi

syarat penambahan untuk kontrak yang sama berdasarkan Lampiran I Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang Perubahan Kegiatan Pekerjaan.

d. Asas Itikad baik dalam fase pelaksanaan kontrak

Penerapan asas itikad baik dalam fase pelaksanaan kontrak ini terdapat

pada pasal 40 Syarat-Syarat Umum Kontrak Surat Perjanjian Kerja Konstruksi

yang menyebutkan :

1) para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan

dengan hak dan kewajiban yang terdapat dalam kontrak

2) para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa

menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Bila selama kontrak salah

satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik

untuk mengatasi keadaan tersebut.

Hal ini terbukti dengan adanya addendum saat pelaksanaan kontrak, dimana setelah dilakukan pengukuran ulang ada perbedaan volume pekerjaan yang

mengakibatkan bertambahnya nilai kontrak, sehingga berdasarkan

kesepakatan bersama antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan PT. Mitha

Dokumen terkait