• Tidak ada hasil yang ditemukan

Premis 2: Lingkungan tidak terancam rusak

4. Tahap Implementation

Pada tahap implementasi dilakukan uji coba perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi kemudian diujicobakan di SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman. Uji coba perangkat pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa kelas X A SMAN Negeri 1 Cangkringan, Sleman tahun pelajaran

Sebelum direvisi

Setelah direvisi

Gambar 28. Revisi Penggunaan Ikon pada Kolom Refleksi

Sebelum direvisi Setelah direvisi

95

2015/2016 yang berjumlah 24 orang dan 1 guru matematika SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman. Peneliti sebagai observer bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan mencatat kegiatan tertentu yang dianggap penting dan dapat dijadikan saran perbaikan RPP dan LKS yang dikembangkan. Catatan penting tersebut dicatat pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dapat dilihat hasilnya pada lampiran D.14.

Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual disusun untuk tujuh kali pertemuan dengan waktu 2x45 menit setiap pertemuan. Proses pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 sampai 13 Februari 2016. Jadwal pelaksanaan uji coba dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba

No Hari, tanggal Waktu Materi

1 Senin, 11 Januari 2016 10.15-11.45 Pernyataan, Nilai Kebenaran, Kalimat Terbuka, dan Negasi 2 Sabtu, 16 Januari 2016 10.15-11.45 Konjungsi dan Disjungsi 3 Senin, 18 Januari 2016 10.15-11.45 Implikasi, Biimplikasi,

Tautologi, dan Kontradiksi 4 Sabtu , 23 Januari 2016 10.15-11.45 Ekuivalensi dan negasi dari

pernyataan majemuk 5 Senin, 25 Januari 2016 09.15-11.00 Konvers, Invers, dan

Kontraposisi

6 Senin, 1 Februari 2016 09.15-11.00 Penyataan Berkuantor 7 Sabtu, 6 Februari 2016 10.15-11.45 Penarikan Kesimpulan 8 Sabtu, 13 Februari 2016 10.15-11.45 Tes hasil belajar

Pada tahap ini peneliti mengujicobakan LKS 1 sampai LKS 6, sedangkan LKS 7 digunakan sebagai bahan pengayaan bagi siswa. Secara umum proses pembelajaran diawali dengan pendahuluan yaitu guru membuka pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca doa bersama. Kemudian guru memberikan informasi tentang pokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran, dan kegiatan

96

yang akan dilakukan oleh siswa. Guru memberikan apersepsi dan motivasi terkait materi yang akan dipelajari.

Selanjutnya pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran kontekstual REACT (relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring). Tahap relating dilakukan dengan memberikan materi atau permasalahan terkait dengan materi yang dipelajari. Kegiatan pada tahap ini dilakukan dengan ceramah atau tanya jawab. Tahap experiencing, applying, dan cooperating terlihat pada saat siswa mengerjakan kegiatan yang terdapat dalam LKS secara berdiskusi untuk menemukan konsep, prinsip, atau sifat kemudian menggunakannya untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Tahap transferring dilakukan dengan mengerjakan permasalahan dan tugas pada uji pemahaman. Selama proses pembelajaran siswa berdiskusi kelompok dalam menemukan konsep dan memecahkan masalah yang diberikan. Kegiatan diskusi siswa dapat dilihat pada Gambar 30.

97

Setelah proses diskusi siswa melakukan presentasi dengan menuliskan hasil diskusinya di papan tulis. Kegiatan presentasi siswa dapat dilihat pada Gambar 31.

Gambar 31. Perwakilan Kelompok Menuliskan Hasil Diskusi di Papan Tulis Petunjuk dalam LKS cukup dimengerti oleh siswa, namun sesekali guru harus memberikan bimbingan kepada siswa karena masih ada beberapa siswa yang bingung dengan maksud dari petunjuk tersebut. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak ragu untuk bertanya. Kegiatan pemberian bimbingan seperlunya oleh guru dapat dilihat pada Gambar 32.

98

Adapun catatan-catatan selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut. Pertemuan pertama, siswa mempelajari LKS 1 mengenai Pernyataan, Nilai Kebenaran, Kalimat Terbuka, dan Negasi. Sebelum pembelajaran dimulai siswa diberikan penjelasan tentang petunjuk penggunaan LKS dan pendekatan kontekstual yang digunakan dalam LKS. Pada pertemuan pertama siswa belajar, berdiskusi dengan teman sebangku, dan mempresentasikan hasil diskusi secara lisan. Pengerjaan latihan soal dilanjutkan sebagai tugas di rumah karena waktu yang tidak mencukupi. Logika merupakan materi yang baru bagi siswa, sehingga beberapa siswa masih bingung dalam membedakan antara pernyataan, bukan pernyataan, dan kalimat terbuka. Akan tetapi, siswa dapat memahami dengan baik bagaimana menentukan ingkaran dari suatu pernyataan.

Pertemuan kedua, siswa mempelajari LKS 2 mengenai konjungsi dan disjungsi. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4 anak yang dibentuk secara acak oleh guru. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan dalam menemukan konsep konjungsi dan disjungsi secara kontekstual dengan menggunakan penalaran mereka. Hal ini dikarenakan siswa terbiasa memperoleh rumus akhir secara langsung. Sedangkan dalam hal ini mereka harus menggunakan penalaran dan kemampuan berpikir logis mereka dalam menemukan konsep konjungsi dan disjungsi. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di papan tulis. Siswa dapat memahami konsep konjungsi dan disjungsi dengan menganalogikan dengan konsep rangkaian listrik seri dan paralel.

Pertemuan ketiga, siswa mempelajari LKS 3 mengenai implikasi, biimplikasi, tautologi, dan kontradiksi. Diawal pembelajaran siswa mengingat kembali tentang

99

konsep konjungsi dan disjungsi dengan menganalogikan dengan rangkaian listrik seri dan paralel. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4 anak yang dibentuk secara acak oleh guru. Dalam menemukan konsep implikasi dan biimplikasi siswa juga dituntut untuk menggunakan penalarannya. Beberapa siswa mengalami kebingungan dalam memecahkan masalah tentang denah pada Kegiatan 3.1 untuk menemukan konsep implikasi. Kemudian guru memberikan penjelasan dan memberikan contoh dengan menggunakan pernyataan lain yang lebih sederhana untuk lebih memahamkan siswa. Perwakilan dari tiga kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan menuliskan di papan tulis. Latihan soal diberikan sebagai tugas untuk dikerjakan di rumah.

Pertemuan keempat dan kelima siswa mempelajari LKS 4 mengenai ekuivalensi, negasi dari pernyataan majemuk, konvers, invers, dan kontraposisi. Pertemuan keempat siswa mempelajari tentang ekuivalensi dan negasi dari pernyataan majemuk. Diawal pertemuan dibahas latihan soal LKS 3 untuk mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya. Beberapa siswa maju kedepan untuk menuliskan hasil pekerjaan mereka. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 anak yang dibentuk dengan cara undian. Siswa sesekali mengalami kesulitan dalam menemukan konsep dalam diskusi, namun dapat diatasi dengan pemberian bimbingan seperlunya oleh guru. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya dengan menuliskannya di papan tulis. Pengerjaan latihan soal dilanjutkan sebagai tugas untuk dikerjakan di rumah.

Pertemuan kelima siswa masih mempelajari LKS 4 tentang konvers, invers, dan kontraposisi. Di awal pembelajaran dibahas latihan soal terkait ekuivalensi

100

dan negasi dari pernyataan majemuk. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk menemukan konsep konvers, invers, dan kontraposisi. Siswa diberi contoh pengerjaan soal nomor 1a pada LKS 4 oleh guru. Presentasi digantikan dengan tanya jawab latihan soal tentang konvers, invers dan kontraposisi.

Pertemuan keenam siswa mempelajari LKS 5 mengenai pernyataan berkuantor. Di awal pembelajaran guru membahas beberapa latihan soal pada LKS 4 yang belum dipahami siswa. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 anak yang dibentuk dengan metode berhitung. Siswa sesekali mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan, namun dapat diatasi dengan pemberian bimbingan seperlunya. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami simbol-simbol yang digunakan karena beberapa simbol yang digunakan masih asing bagi mereka. Presentasi digantikan dengan melakukan pembahasan bersama dengan metode tanya jawab.

Pertemuan ketujuh siswa mempelajari LKS 6 mengenai penarikan kesimpulan yang terdiri dari modus ponen, modus tollens, dan silogisme. Diawal pembelajaran siswa mengingat kembali tentang konsep tautologi. Siswa berdiskusi dalam kelompok heterogen terdiri dari 4 anak yang dibentuk secara acak oleh guru. Pembelajaran berjalan dengan baik meskipun sesekali guru memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa untuk memahami konsep penarikan kesimpulan.

Pada pertemuan terakhir dari kegiatan ini, siswa mengerjakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar terdiri dari 15 butir soal pilihan ganda dan 3 butir soal uraian

101

yang harus diselesaikan oleh siswa maksimal dalam waktu 90 menit. Tes hasil belajar ini digunakan unutk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.

Selanjutnya siswa dan guru mengisi angket respon untuk mengetahui respon dan evaluasi perangkat pembelajaran yang telah digunakan selama proses pembelajaran. Hasil penilaian angket respon ini kemudian digunakan untuk mengetahui nilai kepraktisan penggunaan perangkat pembelajaran. Penilaian angket respon dilakukan menggunakan instrumen yang telah divalidasi pada tahap sebelumnya.

Pada setiap kegiatan pembelajaran peneliti sebagai observer (pengamat) mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hasil pengamatannya kemudian dituliskan pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepraktisan penggunaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Secara keseluruhan kegiatan penelitian berjalan baik, lancar, dan sesuai dengan perangkat pembelajaran dan metode penelitian yang telah disusun.