• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADI DAN PENDAPATAN PETANI, SERTA PENENTUAN STRATEGI TERBAIK

5.4 Tahap masukan

Tahap masukan atau input stage merupakan tahap pertama untuk merangkum hasil-hasil identifikasi berbagai faktor internal maupun faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan penanggulangan kemiskinan. Dalam tahap ini dibagi atas dua matriks yaitu matriks internal factor evaluation (Matriks IFE) dan matriks external factor evaluation (Matriks EFE).

Matrik IFE (Internal Factor Evaluation)

Matrik IFE merupakan matrik yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor lingkungan internal yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan penanggulangan kemiskinan di perdesaan. Data dan informasi ini diperoleh dari focus group discussion (FGD). Data dan informasi yang diperoleh tersebut dirangkum untuk menghitung nilai jumlah, bobot, rating, dan score yang disajikan pada Tabel 22 berikut berikut.

Tabel 22 Matriks Internal Factor Evaluation

Faktor-faktor strategis internal Jml Bobot Rating Score

Kekuatan

1 Beberapa kelompok tani sudah memiliki lembaga keuangan mikro agribisnis (LKM-A) yang profesional sehingga petani lebih mudah mengakses bantuan modal

20 0.125 2.9 0.357

2 pendampingan khusus dari Penyelia Mitra Tani (PMT) kepada petani, sehingga pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman petani semakin meningkat

21 0.131 3.0 0.394

3 Terdapat sistem pengadministrasian yang baku atau ditetapkan oleh Kementan dan pelaksanaan program diawasi langsung oleh Dinas Pertanian

20 0.125 2.9 0.357

Sub Total skor kekuatan faktor strategis internal

1.108

Kelemahan

1 Kepemilikan lahan petani sempit (<0,3 hektar) sehingga tidak efisien

50

2 Dana bantuan masih kurang, sehingga belum semua desa dan semua petani mendapatkan bantuan

16 0.100 2.3 0.229

3 Secara umum, petani belum memenuhi syarat perbankan (non bankable), sehingga bank belum memberikan kredit kepada petani

17 0.106 2.4 0.258

4 Akses petani terhadap program-program pemerintah di luar Kementan dan perbankan masih kurang

17 0.106 2.4 0.258

5 Pengurus poktan tidak memiliki keterampilan penggunaan IT/komputer, dan sulit mengakses internet

18 0.113 2.6 0.289

6 Kelembagaan di tingkat petani masih lemah

16 0.100 2.3 0.229 Sub Total skor kelemahan faktor

strategis internal

1.463

Jumlah 160 1.000 2.571

Jumlah faktor-faktor strategis internal dihitung dengan cara menjumlahkan penilaian dari setiap responden terhadap setiap variabel dalam faktor-faktor internal strategis. Bobot merupakan hasil bagi antara penjumlahan dari setiap penilaian responden terhadap setiap variabel faktor internal dengan total jumlah penilaian responden dari seluruh penilaian dari variabel dalam faktor internal. Rating merupakan hasil bagi antara jumlah penilaian responden untuk setiap variabel faktor internal dengan banyaknya responden. Sedangkan score merupakan perkalian antara bobot dengan rating.

Hasil perhitungan tersebut tertuang dalam Tabel 22 bahwa kekuatan dari faktor strategis internal yang memiliki score tertinggi adalah adanya pendampingan khusus dari Penyelia Mitra Tani (PMT) kepada petani (score 0.394). Dengan adanya pendampingan dari PMT ini petani menjadi semakin baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun pengalaman dalam usaha taninya. Berkaitan dengan hal tersebut, PMT sebagai pendamping juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, sehingga pengetahuan yang dibagikan kepada petani juga semakin banyak dan luas. Namun, dari hasil wawancara kualitatif diperoleh bahwa PMT hanya memperoleh pelatihan di awal-awal program dan sifatnya tidak terus menerus atau berkesinambungan selama Program PUAP berjalan. Dengan demikian pengetahuan PMT juga bersifat statis dan kurang berkembang.

Tabel 22 juga menunjukkan bahwa total score kelemahan (total score 1.463) masih lebih dominan daripada total score kekuatan (total score 1.108). Hal ini berarti bahwa responden menilai masih banyak kelemahan dalam pelaksanaan Program PUAP serta kondisi petani dan kelembagaan petani dinilai masih banyak kelemahannya.

51 Faktor-faktor eksternal

Faktor-faktor eksternal mencakup peluang dan ancaman yang berasal dari luar program. Berdasarkan hasil identifikasi melalui wawancara mendalam dengan para pemangku kepentingan, diperoleh daftar peluang dan ancaman sebagai berikut: Peluang

1. Dengan Gapoktan dan LKM-A yang beberapa diantaranya sudah berbadan hukum, petani sudah memiliki organiasasi yang bisa menampung bantuan- bantuan dari sumber lain di luar Kementan seperti CSR dari perusahaan swasta 2. Adanya program-program dari kementerian (kemenkop, kementerian perindustrian, kementerian perdagangan, dll) seperti pelatihan-pelatihan manajemen, pameran, bazaar, kemudahan perijinan

3. Perbankan memiliki beberapa skema pinjaman modal lunak untuk usaha kecil dan mikro

4. Kelompok tani dapat melakukan kerjasama dengan kelompok tani di kabupaten, koperasi lain, sehingga pemasaran lebih luas

5. Pertambahan penduduk meningkatkan permintaan produk petani 6. Pasar bebas ASEAN (MEA)

Ancaman

1. pasar bebas (termasuk pasar bebas ASEAN) menyebabkan produk petani harus bersaing dengan produk dari negara lain

2. Masing-masing kementerian menjalankan program bantuan sendiri sendiri (ego sektoral) dan tidak ada koordinasi, sehingga petani kurang bisa mengakses program bantuan tersebut

3. Program-program bantuan yang sudah dilaksanakan lebih bersifat top down planning sehingga kelemahan dan permasalahan petani kurang diketahui 4. Keterampilan PMT kurang karena pelatihannya tidak dilakukan secara terus

menerus, sehingga pendampingan ke gapoktan dan penyuluh juga kurang maksimal

5. Keterbatasan dana pendamping Pemda untuk memajukan kelompok tani. 6. Prosedur penyaluran kredit masih rumit

7. Pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi program belum dilaksanakan secara intensif

Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Matrik EFE merupakan matrik yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan eksternal yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan upaya penanggulangan kemiskinan di perdesaan. Data dan informasi ini diperoleh dari focus group discussion (FGD). Data dan informasi yang diperoleh tersebut dirangkum untuk menghitung nilai jumlah, bobot, rating, dan score yang disajikan pada Tabel 23 berikut berikut.

52

Tabel 23 Matriks External Factor Evaluation

No. Faktor-faktor strategis eksternal Jml Bobot Rating Score

Peluang

1 Dengan Gapoktan dan LKM-A yang beberapa diantaranya sudah berbadan hukum, petani sudah memiliki organiasasi yang bisa menampung bantuan-bantuan dari sumber lain di luar Kementan seperti CSR dari perusahaan swasta

15 0.079 2.1 0.169

2 Adanya program-program dari kementerian (kemenkop, perindustrian, perdagangan, dll) seperti pelatihan-pelatihan manajemen, pameran, bazaar, kemudahan perijinan

15 0.079 2.1 0.169

3 Perbankan memiliki beberapa skema pinjaman modal lunak untuk usaha kecil dan mikro

16 0.084 2.3 0.192 4 Kelompok tani dapat melakukan kerjasama

dengan kelompok tani di kabupaten, koperasi lain, sehingga pemasaran lebih luas

17 0.089 2.4 0.217

5 Pertambahan penduduk meningkatkan permintaan produk petani

16 0.084 2.3 0.192

6 Pasar bebas ASEAN (MEA) 10 0.053 1.4 0.075

Sub Total skor peluang faktor strategis eksternal

1.016

Ancaman

1 pasar bebas (termasuk pasar bebas ASEAN) menyebabkan produk petani harus bersaing dengan produk dari negara lain

14 0.074 2.3 0.147

2 Masing-masing kementerian menjalankan program bantuan sendiri sendiri (ego sektoral) dan tidak ada koordinasi, sehingga petani kurang bisa mengakses program bantuan tersebut

17 0.089 1.4 0.217

3 Program-program bantuan yang sudah dilaksanakan lebih bersifat top down planning sehingga kelemahan dan permasalahan petani kurang diketahui

13 0.068 2.0 0.127

4 Keterampilan PMT kurang karena pelatihannya tidak dilakukan secara terus menerus, sehingga pendampingan ke gapoktan dan penyuluh juga kurang maksimal

14 0.074 2.0 0.147

5 Keterbatasan dana pendamping Pemda untuk memajukan kelompok tani.

15 0.079 2.1 0.169 6 Prosedur penyaluran kredit masih rumit 15 0.079 2.1 0.127 7 Pelaksanaan pembinaan, monitoring dan

evaluasi program belum dilaksanakan secara intensif

13 0.068 1.9 0.131

Sub Total skor ancaman faktor strategis eksternal

1.105

53 Dari hasil perhitungan pada Tabel 23 nampak bahwa peluang yang memiliki score tertinggi adalah adanya kesempatan bagi kelompok tani untuk dapat melakukan kerjasama dengan kelompok tani di tingkat kabupaten, koperasi lain, maupun kelompok-kelompok atau institusi lain, khususnya perbankan, sehingga dapat menunjang pemasaran yang lebih luas (score 0.217). Hal ini tentunya pengetahuan petani tentang berbagai informasi usaha tani semakin luas, seperti informasi harga komoditi, kebutuhan komoditi di suatu wilayah dan informasi- informasi penting lainnya.

Sedangkan ancaman dengan score tertinggi (0.217) yang dihadapi petani adalah masing-masing kementerian menjalankan program bantuan secara sendiri-sendiri (ego sektoral) dan tidak ada koordinasi, sehingga petani kurang bisa mengakses program bantuan tersebut. Pada setiap kementerian memiliki program-program pelatihan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah. Dengan adanya ego sektoral ini, pelatihan bagi petani menjadi tidak optimal.

Tabel 23 juga menunjukkan total score terbesar dari faktor strategis eksternal adalah ancaman yaitu sebesar 1.105 sedangkan total score peluang faktor strategis eksternal hanya sebesar 1.016. Hal ini berarti bahwa responden menilai masih banyak ancaman dari faktor eksternal terhadap upaya penanggulangan kemiskinan di perdesaan.

Dokumen terkait