• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesi 15 Gembala dan Serigala Dimensi Sosial 1. Buku modul

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang akan diraih dalam penelitian ini maka pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap. Tahapan tersebut terdiri dari tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian; dan tahap purna penelitian. Berikut ini uraian mengenai masing-masing tahap prosedur penelitian:

a) Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan meliputi beberapa langkah penelitian yang terdiri dari penyusunan Checklist dan Pedoman Observasi, Pedoman Wawancara, Model dan Modul Konseling Metafora “STAR KIDS”, uji coba, dan evaluasi modul pelatihan, seleksi subjek penelitian, persiapan ko-fasilitator, dan observer.

Riana Mashar, 2015

TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

128

b). Tahap Pelaksanaan Penelitian

1). Tahap pretest

Pretest dilakukan dengan melakukan observasi nilai karakter tanggung jawab

subjek penelitian baik yang di kelompok kontrol maupun eksperimen. Observasi dilakukan oleh 10 observer. Observer tidak mengetahui apakah subjek yang mereka observasi termasuk dalam kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya bias dalam diri para observer. Proses observasi dilakukan selama satu minggu dengan teknik time-sampling dalam seting alamiah, sesuai dengan aktivitas subjek sehari-hari di sekolah. Pelaksanaan pretest berlangsung dari tanggal 26 April s.d 01 Mei 2014.

2). Tahap pemberian perlakuan

Perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen yang terdiri dari 25 subjek yang berasal dari lima kelas. Sebelum perlakuan dimulai terlebih dulu peneliti melakukan koordinasi eksternal dengan kepala sekolah, guru kelas masing-masing subjek, wali murid subjek penelitian, dan koordinasi internal bersama para ko-konselor. Kegiatan koordinasi bertujuan untuk menyamakan

persepsi tentang prosedur penerapan konseling metafora “STAR KIDS” dan

mengkoordinasikan ketentuan-ketentuan yang akan diberlakukan bagi subjek penelitian.

Pelaksanaan konseling bertempat di ruang perpustakaan dan dilakukan setiap pagi hari pukul 6.30 s.d 7.30 mulai tanggal 02 Mei s.d 10 Juni 2014. Setiap sesi konseling menggunakan alokasi waktu sekitar 60 menit dalam 17 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan untuk perkenalan awal dan mensosialisasikan pelaksanaan konseling kepada para subjek penelitian disertai dengan pemberian lembar kesediaan sebagai subjek penelitian yang diisi oleh orang tua di rumah. Pertemuan ke-2 s.d ke-16 merupakan proses inti dalam pelaksanaan sesi

konseling metafora ‘STAR KIDS”, dan hari ke-17 merupakan hari pemberian kenang-kenangan dan penguatan bagi para subjek penelitian mengenai akhir pelaksanaan proses konseling.

Riana Mashar, 2015

TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

129

Pelaksanaan teknik konseling metafora “STAR KIDS” untuk meningkatkan

tanggung jawab anak usia dini dikembangkan sesuai dengan analisis kebutuhan berdasar hasil observasi perilaku tanggung jawab anak, survey, dan FGD terhadap para guru kelas satu SD Mutual yang telah dilakukan.

Berdasar seting konseling kelompok yang digunakan dalam model konseling

metafora “STAR KIDS” maka pelaksanaan konseling dilakukan dengan terlebih

dulu membentuk kelompok dengan memperhatikan hal-hal sebagaimana yang diungkapka oleh Brown (1994, 63-77), sebagai berikut:

a) Menentukan tujuan kelompok. Tujuan konseling dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembentukan nilai karakter tanggung jawab anak usia dini.

b) Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan konseling. Waktu yang disepakati antara peneliti, kepala sekolah, koordinator kesiswaan, penanggung jawab BK, dan guru adalah pukul 6.30 . Waktu ini merupakan waktu sebelum siswa masuk kegiatan pembelajaran inti yang biasa diisi dengan kegiatan mengaji. Pelaksanaan dilakukan di ruang perpustakaan yang relatif luas, nyaman, tenang, dan kondusif.

c) Penyaringan anggota kelompok dilakukan dengan mengobservasi siswa sehingga diperoleh siswa-siswa yang perilaku tanggung jawab di sekolah rendah, dipertegas dari hasil FGD guru-guru kelas satu dan dokumen guru mengenai siswa yang memiliki tanggung jawab rendah. Hasil observasi dan FGD guru akan ditindaklanjuti dengan meminta kesediaan orangtua atau wali murid untuk menyetujui keterlibatan anak dalam sesi konseling kelompok metafora.

d) Mencegah munculnya perilaku bermasalah yang sering terjadi dalam proses konseling kelompok yakni inappropriate atau ineffective communications

(mengintrupsi, membuat komentar yang tidak tepat, memanggil-manggil

nama, keheningan, monopoli, dan memberi sebutan-sebutan yang bodoh pada anggota kelompok) dan physical distractions (memukul, tidak dapat duduk diam di tempat duduk, kecemasan yang mengganggu, serta perilaku

Riana Mashar, 2015

TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

130

nonverbal yang menunjukkan kecenderungan menarik diri). Pencegahan perilaku tersebut dapat dilakukan dengan menyebutkan harapan konselor akan keikutsertaan peserta secara aktif dan saling terhubung antara anggota satu dengan yang lain.

e) Membuat perencanaan kelompok dengan menentukan tujuan dan harapan para peserta kelompok.

f) Menegakkan aturan kelompok. g) Mengevaluasi kelompok.

Pelaksanaan prosedur konseling metafora dilakukan dengan urutan

beginning session, working session, dan termination. Tahap awal(beginning session) diperlukan untuk memberi kesempatan pada para anggota kelompok

saling menyesuaikan diri; tahap inti atau kerja adalah tahap diterapkan konseling metafora melalui bahasa dan visual; dan tahap terakhir dilakukan dengan mengadakan refleksi umum dan tindak lanjut atau evaluasi. Pelaksanaan konseling kelompok dalam tahap inti yakni working session merupakan tahap yang direncanakan untuk menerapkan konseling metafora. Pelaksanaan konseling metafora sendiri dilakukan dengan prosedur:

i. Mengenalkan penggunaan teknik konseling metafora. ii. Mengeksplorasi penggunaan metafora.

iii. Mentransformasi atau membingkai kembali metafora dengan mendorong konseli melakukan perubahan makna metafora secara positif.

iv. Menghubungkan metafora dengan dunia nyata.

c). Tahap posttest

Kegiatan posttest dilakukan mulai tanggal 08 Juli s.d 15 Juli 2014. Kegiatan ini dilakukan dengan mengobservasi tanggung jawab subjek penelitian secara alamiah dalam seting sekolah sehari-hari dengan menggunakan checklist dan pedoman observasi tanggung jawab yang telah disediakan. Setelah selesai observasi para observer yang melakukan proses pengamatan mengumpulkan hasil pengamatan setiap harinya kepada peneliti dan dilanjutkan dengan diskusi

Riana Mashar, 2015

TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

131

mengenai kejadian-kejadian penting atau istimewa selama proses observasi berlangsung.

d). Tahap Purna Penelitian

Setelah penelitian selesai dilaksanakan, peneliti mewawancarai guru-guru kelas satu subjek penelitian yang memiliki skor ekstrim guna mengetahui dinamika pasca penelitian. Selain itu peneliti juga mempresentasikan hasil penelitian kepada pihak sekolah dan melaksanakan pemberian perlakuan bagi kelompok kontrol. Pemberian perlakuan yang sama seperti kelompok eksperimen bagi kelompok kontrol bertujuan untuk menegakkan kode etik penelitian agar kelompok kontrol yang diketahui berada dalam kategori skor tanggung jawab rendah mendapat perlakuan yang sama dengan kelompok eksperimen.

E. Teknik Analisis Data

Dokumen terkait