METODE PENELITIAN
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
2. Teknik Konseling Metafora
Teknik konseling metafora merupakan serangkaian kegiatan untuk anak kelas satu di sekolah dasar yang dikemas dalam cerita-cerita metafora yang didasari oleh penggunaan dua jenis metafora, yakni metafora bahasa dan visual atau gambar. Teknik konseling ini dikemas dalam modul konseling yang diberi nama STAR KIDS (Story Teach A Responsibility for Kids). Dalam teknik konseling metafora, konselor memfasilitasi anak mengubah perilaku tidak bertanggung jawab menjadi perilaku yang bertanggung jawab melalui cerita-cerita metafora yang dapat
Riana Mashar, 2015
TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
98
menimbulkan rasa empati pada diri anak, sehingga meningkatkan dorongan dalam diri anak untuk berperilaku baik. Cerita metafora dalam seting kelompok diterapkan bagi anak usia 6-7 tahun mengingat pada usia tersebut anak memiliki kecintaan pada cerita, berada dalam masa imajinatif, bermain, dan belajar dari interaksi dengan guru dan teman sebaya. Rangkaian kegiatan anak dalam teknik konseling metafora meliputi tahapan berikut ini.
a.Penjelasan tentang tujuan kegiatan dan beragam kegiatan yang akan dilakukan bersama.
b.Perumusan aturan yang disepakati bersama mengenai aturan kelompok selama proses konseling berlangsung.
c.Perumusan konsekuensi yang akan diterima anak selama eksperimen berlangsung. Konsekuensi yang digunakan lebih menekankan pada pemberian
token economy bagi anak yang mengikuti aturan yang telah disepakati.
d.Pelaksanaan teknik konseling metafora dalam proses konseling melalui empat tahap, yaitu: mengenalkan penggunaan metafora dalam bentuk cerita; mengeksplorasi penggunaan metafora; mentransformasi atau membingkai kembali metafora dengan mendorong konseli (anak) melakukan perubahan makna metafora secara positif; dan menghubungkan metafora dengan dunia nyata (Secara rinci tahapan penerapan Teknik Konseling Metafora “STAR KIDS” dapat dilihat pada lampiran modul).
Penerapan teknik konseling metafora akan dilakukan dengan dilengkapi oleh seperangkat media konseling yang terdiri dari model pelaksanaan teknik konseling metafora, modul konseling berisi kumpulan cerita metafora, buku kegiatan siswa, buku laporan kegiatan siswa. Isi masing-masing media tersebut, sebagai berikut. a.Model pelaksanaan teknik konseling metafora berisi rangkaian atau prosedur
berbagai kegiatan yang akan dilakukan konselor (peneliti) dan anak selama proses perlakuan berlangsung. Model ini berisi pedoman umum operasional konseling yang meliputi: (1) Rasional; (2) Visi dan Misi; (3) Deskripsi Kebutuhan; (4) Tujuan; (5) Komponen Modul; (6) Sasaran Intervensi; (7) Rencana Operasional; (8) Pengembangan Tema/Topik; (9) Satuan Layanan BK;
Riana Mashar, 2015
TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
99
(10) Kualifikasi Konselor; dan (11) Penilaian atau Evaluasi.
b.Modul pelaksanaan konseling berisi kumpulan cerita metafora yang terdiri dari 15 cerita metafora yang telah dirangkum dari berbagai sumber yang sesuai dengan tujuan meningkatkan tanggung jawab anak. Modul ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam menyampaikan cerita yang digunakan sebagai media konseling dalam memberi perlakuan kepada siswa.
c.Buku kegiatan siswa berisi berbagai lembar kerja yang akan dilakukan anak setelah mendengar cerita metafora sebagai bentuk eksplorasi penggunaan metafora dalam bentuk metafora visual. Buku ini diharapkan dapat membantu anak dalam mentransformasi atau membingkai metafora dengan mendorong konseli (siswa) melakukan perubahan makna metafora secara positif; dan menghubungkan metafora dengan dunia nyata.
d.Buku Laporan Kegiatan berisi hasil observasi dan penilaian peneliti mengenai jalannya eksperimen. Buku ini akan memudahkan peneliti dalam mencatat berbagai kejadian selama eksperimen berlangsung, sehingga dapat memudahkan peneliti dalam melakukan refleksi hasil pelaksanaan eksperimen dan mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku tanggung jawab siswa selama perlakuan.
Pelaksanaan konseling metafora dilaksanakan dalam 15 kali pertemuan di dalam kelas, yang akan dipandu oleh seorang konselor, dibantu oleh co-konselor (asisten konselor dan wali kelas) dan observer. Masing-masing pertemuan membutuhkan waktu 30-60 menit. Rincian materi secara lengkap terdapat dalam Modul Pelaksanaan Teknik Konseling Metafora “STAR KIDS”.
3.Kecerdasan (inteligensi) dalam penelitian ini mengacu pada konsep kecerdasan
umum berupa kemampuan persepsi dan berpikir logis sistematis yang ditunjukkan dari kemampuan subjek dalam mencari hubungan gambar soal dan pilihan jawaban. Pengukur kecerdasan (IQ) dilakukan dengan menggunakan tes skala Raven seri SPM yang terdiri dari 60 soal berupa gambar-gambar dengan pola hubungan dari tingkat yang paling mudah sampai paling sulit.
Riana Mashar, 2015
TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
100
kepada anak mengenai identitas sebagai laki-laki atau perempuan sejak dilahirkan. Jenis kelamin dalam penelitian ini diketahui dari data dokumentasi sekolah dan ciri-ciri fisik yang dapat diamati sesuai seragam sekolah yang dikenakan siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data, Pengembangan Instrumen, dan Tahap Penelitian 1. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis pengumpulan data, yakni pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dengan melakukan observasi terstruktur menggunakan lembar pedoman checklist observasi. Instrumen yang disusun dalam penelitian ini berupa checklist observasi perilaku tanggung jawab anak di sekolah yang dilengkapi dengan pedoman observasi. Lembar checklist digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif mengenai perilaku tanggung jawab anak sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Data yang diperoleh berupa jumlah frekuensi perilaku yang dimunculkan anak selama proses pengamatan berlangsung yang akan dikonversi ke dalam skor interval.
Selain data kuantitatif, dilakukan pula pengumpulan data kualitatif sebagai pendukung dengan menggunakan lembar pedoman FGD (Focus Group Disscusion) dan wawancara semi terstruktur, serta lembar survey sebagai validasi sosial teknik konseling metafora. FGD dan wawancara setelah perlakuan dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai dampak perlakuan terhadap perilaku tanggung jawab anak selama di sekolah yang dirasakan guru setelah anak memperoleh perlakuan. FGD juga dilakukan terhadap para wali murid (orang tua) di kelompok eksperimen. Pelaksanaan FGD dan wawancara menggunakan teknik semi terstruktur yang telah dilengkapi dengan pedoman wawancara.
Data kualitatif setelah perlakuan hanya dilakukan terhadap kelompok eksperimen mengingat data kualitatif hanya sebagai pendukung data kuantitatif setelah subjek menerima perlakuan. Selain itu, pengumpulan data kualitatif bagi semua responden tidak dapat dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian.
Riana Mashar, 2015
TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
101