• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

G. Prosedur Penelitian

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan terdapat tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, antara lain:

commit to user

Tabel 2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama

Tahap Guru Siswa

A.Kegiatan awal B.Kegiatan inti C.Kegiatan akhir

-Mengulas materi pembelajaran sebelumnya, yaitu batik,

-Menjelaskan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

-Menjelaskan tujuan pada pertemuan pertama, yaitu penyampaian materi pelajaran tentang batik, dan membuat motif batik pada kertas gambar.

-Menjelaskan tentang penegertian batik, peralatan dan bahan yang digunakan untuk membatik, dan langkah-langkah pembuatan batik.

-Memberitahukan aspek penilaian yang digunakan dalam mempersiapkan peralatan dan bahan untuk membatik dengan indikator: 1) mempersiapkan peralatan membatik, 2) membuat rancangan motif batik, 3) membatik dengan teknik mencanting,. 4) mewarnai motif batik dengan teknik colet.

-Siswa dibagi dalam kelompok dan melakukan diskusi (learning comunity).

-Mendemontrasikan suatu kinerja dengan membuat motif batik (modeling).

-Melakukan penilaian mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan untuk membatik berdasarkan indikator ketercapaian 1) mempersiapkan peralatan membatik, berdasarkan indikator memperhatikan penjelasan guru/fokus, menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan mengajukan pertanyaan kepada guru (authentic assessment).

-Memberikan penugasan membuat batik dengan motif bebas pada kertas yang nantinya akan digunakan untuk membuat batik.

-Melakukan tanya jawab tentang materi batik yang telah disampaikan (questioning).

-Mengajak siswa melihat kembali atau merespon materi batik yang telah disampaikan.

-Menanyakan kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa.

-Menjawab dan memberikan solusi mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa (reflection).

-Memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu memindah motif dari kertas ke atas kain, dan membatik dengan teknik mencanting.

-Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.

-Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

-Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru.

-Siswa mendengarkan instruksi dari guru.

-Siswa melakukan observasi, dan mengamati hasil karya batik tulis, batik cap, batik printing, batik colet, dan batik jumputan/celup ikat.. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri tentang batik (konstruksivisme)

-Siswa mendiskusikan batik yang telah diamati, siswa menemukan masalah pada batik yang diamati, siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, siswa menganaliasis, siswa memecahkan masalah, siswa membuat kesimpulan (inquiry).

-Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

-Siswa mengemukakan kendala-kendala yang dihadapi selama mengikuti pembelajaran.

-Siswa melanjutkan tugas di rumah.

Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), yang berdasarkan pada 7 langkah di dalamnya, yang meliputi: 1) kontruksivisme (konstruktivism) yaitu siswa melakukan observasi, dan mengamati hasil karya batik tulis, batik cap, batik printing, batik colet, dan batik jumputan/celup ikat.. Siswa mengamati

commit to user

berbagai macam benda yang terdapat dilingkungan sekitar yang nantinya akan digunakan sebagai sumber ide untuk membuat motif batik. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, 2) menemukan (inquiry) yaitu, Siswa mendiskusikan batik yang telah diamati, siswa menemukan masalah pada batik yang diamati, siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, siswa menganaliasis, siswa memecahkan masalah, siswa membuat kesimpulan, 3) masyarakat belajar (learning community) yaitu, membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi, 4) permodelan (modeling) yaitu, proses penampilan suatu contoh karya batik dan cara membuat motif batik, 3) bertanya (questioning) yaitu, Melakukan tanya jawab tentang materi batik yang telah disampaikan, 6) refleksi (reflection) yaitu, cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari yaitu: pengertian membatik, peralatan dan bahan yang digunakan untuk membatik, langkah-langkah dalam membatik, dan untuk membuat motif batik, 7) penilaian nyata, yaitu mempersiapkan bahan dan alat membatik berdasarkan indikator ketercapaian yang telah ditentukan (authentic assessment).

Berikut ini adalah tabel pelaksanaan tindakan pertemuan kedua:

Tabel 3. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua

Fase Guru Siswa

A.kegiatan awal

B.kegiatan inti

-Mengulas materi pembelajaran sebelumnya, yaitu membuat motif batik.

-Menjelaskan sedikit tentang penegertian batik. bahan dan alat untuk membatik, dan langkah-langkah pembuatan batik.

-Menjelaskan tujuan pada pertemuan kedua, yaitu memindahkan motif batik dari kertas keatas kain, dan membatik dengan teknik mencanting.

-Menjelaskan tentang cara memindah motif dari kertas gambar keatas kain.

-Menjelaskan tentang teknik mencanting yang benar.

-Memberitahukan aspek penilaian yang digunakan dalam merancang motif batik, berdasarkan indikator kreativitas (keaslian ide, beda dengan yang lain, tidak monoton), dan komposisi serasi. 2) merancang motif batik, berdasarkan indikator kreativitas (keaslian ide, beda dengan yang lain, tidak monoton), dan komposisi serasi. 3) membatik dengan teknik mencanting, berdasarkan indikator menggunakan canting dengan baik (memegang gagang

-Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.

-Siswa melakukan observasi dan mengamati hasil motif batik yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri tentang motif batik (konstruksivisme).

-Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

commit to user

C.kegiatan akhir

canting bagian tengah, posisi tangan kiri miring untuk menyangga kain, posisi canting disesuaikan dengan kemiringan kain), malam/lilin tembus pada kain, dan kebersihan dalam mencanting.

-Melakukan tanya jawab tentang memindah motif batik dari kertas gambar ke atas kain dan membatik dengan teknik mencanting (questioning),

-Siswa dibagi dalam kelompok dan melakukan diskusi (learning comunity).

-Mendemontrasikan suatu kinerja dengan membuat motif batik dan membatik dengan teknik mencanting

(modeling).

-Memberikan penugasan memindahkan motif batik dari kertas keatas kain, kemudian dicanting.

-Mengajak siswa melihat kembali atau merespon materi batik yang telah disampaikan.

-Menanyakan kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa pada waktu memindah motif batik dari kertas keatas kain, dan teknik mencanting.

-Menjawab dan memberikan solusi mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa (reflection).

-Memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu mewarnai motif batik dengan teknik colet.

-Melakukan penilaian motif batik, dan membatik dengan teknik mencanting berdasarkan indikator ketercapaian (authentic assessment).

telah diamati, siswa menemukan masalah pada motif batik yang diamati, siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, siswa menganaliasis, siswa memecahkan masalah, siswa membuat kesimpulan (inquiry).

-Siswa mendengarkan instruksi dari guru.

-Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

-Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru.

-Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

-Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa pada waktu memindah gambar dari kertas ke atas kain, dan membatik dengan teknik mencanting.

Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),yang berdasarkan pada 7 langkah didalamnya, yang meliputi: 1) kontruksivisme (konstruktivism) siswa melakukan observasi dan mengamati motif batik yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, 2) menemukan (inquiry) yaitu, siswa mendiskusikan motif batik yang telah diamati, siswa menemukan masalah pada batik yang diamati, siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, siswa menganaliasis, siswa memecahkan masalah, siswa membuat kesimpulan, 3) bertanya (questioning) yaitu, kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa, tanya jawab tentang materi mencanting yang telah disampaikan, 4) masyarakat belajar (learning community) yaitu, membentuk kelompok belajar dan melakukan diskusi, 5) permodelan (modeling) yaitu, proses penampilan suatu contoh memindah motif batik dari kertas gambar ke atas kain

commit to user

dan membatik dengan teknik mencanting, 6) refleksi (reflection) yaitu, mengajak siswa mengingat kembali tentang apa yang sudah dipelajari. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam memindah motif batik dan membatik dengan teknik mencanting. Guru memberikan solusi atau pemecahan masalah yang dihadai., 7) penilaian yang nyata, yaitu membatik denga teknik mencanting berdasarkan indikator ketercapaian yang telah ditentukan (authentic assessment).

Berikut ini adalah tabel pelaksanaan tindakan pertemuan ketiga:

Tabel 4. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Ketiga

Fase Guru Siswa

A.Kegiatan awal B.Kegiatan inti C.Kegiatan akhir

-Mengulas materi pembelajaran sebelumnya, yaitu memindah motif batik dari kertas keatas kain dan membatik dengan teknik mencanting.

-Menjelaskan sedikit tentang penegertian batik, bahan dan alat untuk membatik, dan langkah-langkah pembuatan batik.

-Menjelaskan tujuan pada pertemuan ketiga, yaitu mewarnai motif batik dengan teknik colet.

-Menjelaskan tentang langkah-langkah dan cara mewarnai motif batik. Memberitahukan aspek penilaian yang digunakan yaitu, 4) mewarnai motif batik dengan teknik colet, berdasarkan indikator perpaduan warna (harmonis, berani mengkombinasikan warna, tidak keluar dari motif), tidak tercampur dengan warna motif lain, perbedaan antara motif dan background jelas.

-Melakukan tanya jawab tentang materi mewarnai motif batik dengan teknik colet yang telah disampaikan (questioning).

-Membentuk kelompok kecil untuk mengerjakan tugas individu dengan melakukan diskusi (learning comunity).

-Memberikan contoh mewarnai motif batik (modeling).

-Memberikan penugasan mewarnai motif batik dengan dengan teknik colet.

-Merespon kegiatan mewarnai motif batik dengan teknik colet (reflection).

-Memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu mempresentasikan hasil karya siswa di depan kelas.

-Melakukan penilaian mewarnai motif batik dengan teknik colet (authentic assessment).

-Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.

-Siswa melakukan observasi dan mengamati contoh hasil karya batik tulis. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri tentang mewarnai motif batik (konstruksivisme).

-Siswa mendiskusikan batik yang telah diamati, siswa menemukan masalah pada batik yang diamati, siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, siswa menganaliasis, siswa memecahkan masalah, siswa membuat kesimpulan (inquiry).

-Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru

-Siswa mendengarkan instruksi dari guru

-Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

-Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru.

-Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa pada waktu mewarnai motif batik dengan teknik colet.

commit to user

Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ketiga melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),yang berdasarkan pada 7 langkah didalamnya, yang meliputi: (1) kontruksivisme (konstruktivism) yaitu, siswa melakukan observasi dan mengamati contoh hasil karya batik tulis. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri tentang mewarnai motif batik, (2) menemukan (inquiry) yaitu, siswa mendiskusikan batik yang telah diamati, siswa menemukan masalah pada batik yang diamati, siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, siswa menganaliasis, siswa memecahkan masalah, siswa membuat kesimpulan, (3) bertanya (questioning) yaitu, kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa, tanya jawab tentang materi mewarnai motif batik dengan teknik colet, (4) permodelan (modeling) yaitu, proses penampilan suatu contoh mewarnai motif batik dengan teknik colet, 6) kelompok belajar (learning comunity), siswa dibentuk dalam kelompok kecil untuk mengerjakan tugas individu dengan melakukan diskusi, (5) refleksi (reflection) yaitu, cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari yaitu mewarnai motif batik dengan teknik colet, (6) penilaian yang sebenarnya, yaitu mewarnai motif batik dengan perpaduan warna pada kain berdasarkan indikator ketercapaian (authentic assessment).

Berikut ini adalah tabel pelaksanaan tindakan pertemuan keempat:

Tabel 5. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Keempat

Fase Guru Siswa

A.Kegiatan awal

B.Kegiatan inti

-Mengulas materi pembelajaran

sebelumnya, yaitu membuat motif batik, memindah motif batik dari kertas gambar ke atas kain, membatik dengan teknik mencanting, dan mewarnai motif batik dengan teknik colet.

-Menjelaskan tujuan pada pertemuan keempat, yaitu.mempresentasikan hasil karya siswa.

-Mempresentasikan hasil karya membatik siswa satu-persatu di depan kelas.

-Memberitahukan hasil penilaian karya siswa.

-Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

-Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

-Siswa mendengarkan instruksi dari guru.

commit to user

C.Kegiatan akhir

-Memberikan contoh karya batik yang dibuat oleh siswa (modeling).

-Membentuk kelompok kecil untuk mengamati dan mendiskusikan hasil karya batik yang telah dibuat (learning community).

-Melakukan tanya jawab tentang kegiatan membatik dan hasil karya batik yang telah dibuat (questioning).

-Merespon kegiatan membatik yang telah dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (reflection).

-Memberitahukan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yaitu siklus II membuat batik yang digunakan untuk taplak meja kecil.

-Melakukan penilaian keseluruhan (authentic assessment).

hasil karya batik tulis yang telah dibuat. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri tentang kegiatan membatik yang telah dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (konstruksivisme).

-Siswa mendiskusikan batik yang telah diamati, siswa menemukan masalah pada batik yang diamati, siswa membuat

pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, siswa menganaliasis, siswa memecahkan masalah, siswa membuat kesimpulan (inquiry).

-Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

-Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru.

-Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama mengikuti proses pembelajaran membatik yang telah dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.

Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan keempat melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),yang berdasarkan pada 7 langkah di dalamnya, yang meliputi: (1) kontruksivisme (konstruktivism) yaitu, siswa melakukan observasi dan mengamati contoh hasil karya batik tulis yang telah dibuat. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri tentang mewarnai motif batik, (2) menemukan (inquiry) yaitu, siswa mendiskusikan batik yang telah diamati, siswa menemukan masalah pada batik yang diamati, siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, siswa menganaliasis, siswa memecahkan masalah, siswa membuat kesimpulan, (3) bertanya (questioning) yaitu, kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa, tanya jawab tentang tentang kegiatan membatik dan hasil karya batik yang telah dibuat, (4) permodelan (modeling) yaitu, proses penampilan contoh karya batik, (5) masyarakat belajar (learning community) yaitu, siswa dibentuk dalam kelompok kecil untuk mengamati dan mendiskusikan hasil karya batik yang telah dibuat, (6) refleksi (reflection) yaitu, merespon kegiatan membatik yang telah dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, (7) penilaian nyata, yaitu penilaian

commit to user

keseluruhan berdasarkan 4 indikator ketercapaian yang sudah ditentukan (authentic assessment).

Dokumen terkait