• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

1) Tahap pembentukan

Pada tahap ini peneliti menanyakan kabar siswa dan pengucapkan terimakasih kepada anggota kelompok karena telah meluangkan waktunya untuk hadir pada kegiatan konseling kelompok dan menerima siswa secara terbuka, berdo’a, menjelaskan pengertian konseling kelompok menggunakan teknik assertive training, menjelaskan tujuan konseling kelompok, serta cara pelaksanaan konseling kelompok dan menjelaskan asas-asas konseling kelompok.

Tahap pembentukan ini bertujuan untuk mengembangkan suasana keakraban antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok.

2) Tahap Peralihan

Pada tahap peralihan ini pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota kelompok tentang kegiatan kelompok dengan menggunakan latihan asertif pada kegiatan selanjutnya, mengenali suasana anggota kelompok secara keseluruhan. 3) Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan tahap inti yaitu tahap kegiatan, pada tahap ini digunakan teknik assertive training. Sebelum memulai pada tahap kegiatan ini, peneliti menjelaskan maksud menggunaan strategi assertive training dan memberikan gambaran tentang pelaksanaan/ penerapan strategi assertive

training ini. Selanjutnya peneliti mengarahkan atau meminta siswa menceritakan secara terbuka permasalahan yang dihadapi dan sesuatu yang dilakukan atau dipikirkan pada saat permasalahan timbul.

KO : baiklah, disini kakak menemukan masalah tentang kurang berani menyampaikan pendapat, oleh sebab itu kita perlu bahas karena banyak di antara kalian yang mengalami masalah tentang berani menyampaikan pendapat, untuk itu perlu strategi asertif ini untuk bagaimana adek-adek agar lebih bisa berani menyampaikan pendapat di manapun.

KO : ok. Siapa yang mempunyai masalah tentang menyampaikan pendapat?

WPR : gini kak, di kelas guru menyuruh saya belajar kelompok dan nantinya disuruh untuk mempresentasikannya di depan kelas, karna saya kurang percaya diri, maka saya tidak berani untuk tampil dan menyampaikan pendapat saya kak SE : takut menyampaikan pendapat di kelas kak, karena takut ditertawakan sama teman;

KO :ok. Ada lagi

ZS : kalo saya kak, kadang disuruh sama guru untuk memintai pendapat saya, kadang saya malu dan lebih baik saya diam kak

KO : selanjutnya

YN : saya kurang lancar dalam berbicara unutk menyampaikan pendapat saya di kelas

KO : Ok. Masih ada yang mau menceritakan permasalahannya.

RA : saya tidak yakin dengan pendapat saya sendiri untuk disampaikan di depan kelas

KO : baiklah dari sekian banyaknya masalah yang adek-adek ceritakan tadi,masih ada yang berperilaku tidak asertif

maka di sini kakak memberikan perbedaan perilaku aserif dan perilaku tidak asertif. Perilaku aserti itu merupakan perilaku yang dapat berkomunikasi secara terbuka, jujur,tegas, percaya diri, tenang, dan menyampaikan pendapat dengan baik. Perilaku tidak asertif itu merupakan perilaku tidak sopan, malu-malu, tidak terbuka dan tidak mau mengutaran pendapatnya. jadi di sini adek-adek diharapkan bisa berperilaku asertif sehingga permasalahn yang adek-adek alami bisa terentaskan.

Guna tercapainya tujuan dari perilaku asertif ini siswa diminta untuk melakukan bermain peran sesuai dengan permasalahan yang di hadapinya. Selanjutnya peneliti memberikan model perilaku yang lebih baik dan menunjukkan hal yang tidak sesuai dan tidak cocok

KO : baik lah dari peran yang adek-adek lakukan tadi ada hal-hal yang tidak sesuai dan tidak cocok untuk ditampilkan. Di sini kakak memberikan model perilaku asertif yang baik itu. Seperti jika kita dimintai pendapat oleh guru maka kita harus bisa secara langsung menjawabnya tanpa ragu-ragu.

Selanjutnya siswa secara bergantian melakukan latihan asertif sesuai dengan target yang diharapkan

YN : berdirinya saya disini, saya harus percaya diri dalam menyampaikan pendapat

WPR : jika guru memintai pendapat saya maka saya harus yakin dengan kemampuan saya

ZN : saya harus yakin dengan kemampuan yang saya miliki

TA : saya harus bisa menyampaikan pendapat saya tanpa ragu-ragu dan malu

Setelah siswa melakukan latihan, peneliti memberikan tugas kepada anggota kelompok agar bisa mengulangnya dirumah.

KO : baiklah, sebelum kegiatan kita ini selesai akak memberikan tugas kepada adek-adek agar bisa mengulangnya atau melakukan latihan yang kita lakukan hari ini bisa di ulang di rumah dan di terapkan disekolah atau di mana saja.

4) Tahap pengakhiran

Setelah semuanya berkomitmen, peneliti juga menanyakan tanggapan serta membahas kegiatan selanjutnya. Peneliti juga memberitahukan kepada anggota kelompok bahwa peneliti akan mengontrol perubahan yang telah disepakati. Akhir dari kegiatan tersebut peneliti kembali mengucapkan terimakasih yang mana telah meluangkan waktunya dan berdo’a.

b. Deskripsi pelaksanaan treatmen 2

Treatmen kedua di lakukan pada hari selasa tanggal 10 Agustus 2019, yang berlokasi di Mushola SMPN 1 Pariangan. Pada treatment kedua ini membahas mengenai aspek optimis yang mana siswa mau mencoba hal baru . Pada tahan ini pelaksanaannya dengan konseling kelompok teknik assertive training, tujuan dari assertive training ini supaya siswa bisa melatih diri dari perilaku yang tidak asertif ke perilaku yang asertif sesuai dengan yang diharapkan.

1) Tahap pembentukan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada peserta karena telah meluangkan waktunya pada pertemuan kedua ini pada pelaksanaan konseling kelompok. Sebelum memulai kegiatan penulis mengajak peserta bedoa terlebih dahulu, karena ada sebagaian peserta lupa dengan kegiatan yang akan dilakukan maka penulis menjelaskan kembali pengertian konseling kelompok menggunakan teknik assertive training, menjelaskan tujuan konseling kelompok, serta cara pelaksanaan konseling kelompok dan menjelaskan asas-asas konseling kelompok.

Pada tahap ini peserta merasa kurang semangat karena dilakukan pas pulang sekolah, maka disini penulis melakukan game konsentrasi supaya kegiatan yang dilakukan tidak kaku dan lebih semangat lagi.

2) Tahap peralihan

Kemudian menanyakan kesiapan anggota kelompok. Apakah sudah paham dan mengerti pada tahap selanjutnya menggunakan teknik assertive training .

3) Tahap kegiatan

Pada tahap ini menggunakan teknik assertive training. Peneliti menjelaskan kembali maksud menggunakan strategi assertive training dan memberikan gambaran tahapan-tahapan pelaksanaan strategi assertive training ini.

KO : Sebelum menceritakan apa yang kita bahas hari ini, siapa yang mempraktekkan kegiatan yang kita lakukan pada minggu sebelumnya di rumah?

AA : saya kak

KO : Ok. bagus

Selanjutnya peneliti mengarahkan dan meminta siswa menceritakan secara terbuka dan sukarela menceritakan pengalaman atau hal yang ingin di ungkapkan dan dipikirkan pada saat permasalahan timbul.

KO : baik lah. Di sini kakak menemukan masalah tentang mau mencoba hal baru. Siapa yang mulai duluan menceritakan permasalahannya tentang mau mencoba hal baru mengutarakan pendapat yang dialami atau dirasakan.ini penting sekali dibahas karna setiap kita harus optimis dalam hidup kita makanya kita harus berperilaku asertif

YN : kurangnya motivasi dalam belajar kak, sehingga saya tidak mau mencoba hal baru

MAP : saya takut dengan guru yang kadang suka marah kak, jadi membuat saya pesimis dengan diri saya sendiri

RA : saya kadang tidak menyukai beberapa pelajaran jadi membuat saya malas dalam hal pelajaran tersebut

MNG : saya kurangnya perhatian orang tua dirumah kak, membuat saya disekolah malas dalam hal apapun

KO : masih ada?

WPR : sama kak yang disebutkan teman-teman tadi

KO : ada yang mau menceritakan lagi? baiklah dari sekian banyaknya masalah yang adek-adek ceritakan tadi,masih ada yang berperilaku tidak asertif maka di sini kakak memberikan perbedaan perilaku aserif dan perilaku tidak asertif.

Perilaku aserti itu merupakan perilaku yang dapat berkomunikasi secara terbuka, jujur,tegas, percaya diri, tenang, dan harus optimis dengan diri sendiri. Perilaku tidak asertif itu merupakan perilaku tidak sopan, malu-malu, tidak terbuka dan tidak mau mengutaran pendapatnya. jadi di sini adek-adek diharapkan bisa berperilaku asertif sehingga permasalahn yang adek-adek alami bisa terentaskan.

Kemudian untuk mencapai tujuan dari perilaku asertif ini peserta diminta untuk melaksanakan bermain peran sesuai dengan permasalahan yang di alami.

KO : baik lah dari peran yang adek-adek lakukan tadi ada hal-hal yang tidak sesuai dan tidak cocok untuk ditampilkan. Di sini kakak memberikan model perilaku asertif yang baik itu. Seperti masalah yang adek-adek sebutkan tadi kurangnya motivasi sehingga membuatnya takut dalam hal baru, maka motivasi itu penting terlebihdahuu jadi membuat kita lebih percaya diri.

Selanjutnya siswa secara bergantian disuruh berdiri untuk mengungkapkan kalimat-kalimat terhadap dirinya sendiri seperti “saya yakin bahwa saya akan sukses apabila mampu menghadapi tantangan baru”. Tujuan dari kalimat ini agar siswa bisa menanamkan dari kalimat tersebut pada dirinya masing-masing. Setelah anggota kelompok melakukan latihan, peneliti memberikan tugas kepada anggota kelompok agar bisa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

KO : baik lah kayaknya adek-adek sudah mulai bisa berperilaku aserti, namu adek-adek harus mempraktekkannya di rumah dan kehidupan sehari hari.

4) Tahap pengakhiran

Setelah semuanya berkomitken, peneliti juga menanyakan tanggapan serta membahas kegiatan selanjutnya. Setelah itu peneliti memberikan lembar kepuasan klien terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian peneliri mengakhiri kegiatan pada hari ini, dan mengucapkan terimakasih.

c. Deskripsi pelaksanaan treatmen 3

Treatmen ketiga ini dilakukan pada hari Senin tanggal 12 Agustus 2019 yang berlokasi di SMPN 1 Pariangan. Pada treatmen ketiga ini membahas mengenai aspek berperilaku obyektif dengan topik memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran. Tujuan dari pelaksanaan treatmen ini agar siswa bisa berperilaku obyektif terhadap dirinya sendiri dan bisa memainkan peran dari drama yang di main kan agar mereka berperilaku asertif dalam kehidupan sehari-hari.

1) Tahap pembentukan

Pada tahap ini peneliti menanyakan kabar siswa dan mengucapkan terimakasih kepada siswa yang telah meluangkan waktunya sampai ke pertemuan ketiga saat ini, berdo’a supaya kegiatan dilancarkan oleh Allah. Peneliti

penjelaskan kembali tujuan dari kegiatan konseling kelompok supaya siswa lebih paham lagi dari kegiatan yang dilakukan dan siswa lebih aktif menyampaikan apa yang ia rasakan tanpa lagi ada rasa malu-malu. Sebelum memulai kegiatan peneliti melakukan game konsetrasi supaya suasana tidak kaku dan lebih aktif lagi.

2) Tahap peralihan

Pada tahap peralihan ini peneliti menanyakan kesiapan pada kegiatan selanjutnya kepada siswa dengan menggunakan konseling kelompok teknik assertive training. Mengenali suasana apakah siswa sudah mulai paham.

3) Tahap kegiatan

Pada tahap ini kegiatan dilanjutkan dengan menjelaskan kepada siswa bahwa pada tahap ini menggunakan teknik assertive training. Peneliti menjelaskan penggunaan strategi ini dan memberikan gambaran tentang tahapan pelaksanaan/ penerapan assertive training.

KO : baik lah siapa yang mempraktekkan kegiatan yang kakak suruh kemaren di rumah?

KI : saya kak

Dilanjutkan dengan peneliti mengarahkan dan meminta siswa menceritakan secara bergantian terkait dengan permasalahan yang dihadapi dan sesuatu yang dilakukan atau dipikirkan pada saat permasalahan timbul.

KO : Ok. Di sini kakak menemukan masalah tentang memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran. Siapa yang mulai duluan menceritakan permasalahannya?

YN : takut mengakui kesalahan sama guru karna takut dimarahi kak, jadi kadang saya suka bohong kalo saya salah WPR : guru banyak ngasih tugas kak, jadi saya malas membuatnya

RA : ya kak, saya merasa terbebani dengan tugas yang diberikan guru

MAP : saya kak, tugas yang diberikan guru susah dan banyak kak. Jadi hasil belajar saya kurang bagus karna banyak guru memberikan tugas, saya terbebani.

KO : baik lah, masih ada yang mau menceritakan masalahnya atau yang dialami?

AA : sama kayak teman kak, tugas yang diberikan guru dengan begitu banyaknya saya merasa terbebani tambah di rumah banyak yang mau dikerjakan dan bantu orang tau

KO : ok, Kayaknya adek-adek sudah mulai terbuka dan menceritakan masalahnya. Sebelumnya kakak memberikan perbedaan perilaku asertif dan perilaku yang tidak asertif Perilaku asertif adalah perilaku yang adek-adek lakukan tadi sudah mulai membaik dari sebelumnya yang masih malu-malu dan sekarang adek-adek sudah mulai terbuka dengan permasalahannya. jadi perilaku aserti itu perilaku jujur dan terbuka tanpa menyinggu orang lain.

KO : bagaimana apakah adek-adek paham?

KI : paham kak

Untuk mencapai tujuan dari asertif ini yang peneliti lakukan, siswa melakukan bermain peran sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dan diharapkan dari peran tersebut ia bisa lebih paham dan mengerti, bisa membedakan mana permasalahan yang terjadi sesuai dengan kebenarannya atau tidak.

Setelah siswa mengetahui mana perilaku yang baik atau perilaku yang tidak pantas untuk ia tampilkan. Peneliti memberikan umpan balik secara verbal sekalian memberikan model perilaku yang baik dan dilanjutkan dengan memberikan apresiasi kepada siswa yang mana siswa telah mulai

memperlihatkan perilaku asertif atau perilaku terbuka dan jujur.

KO : dari peran yang adek-adek lakukan tadi, itu merupakan perilaku asertif dan adek-adek sudah mulai mempraktekkannya dengan baik.baiklah siapa yang duluan untuk berdiri agar bisa berprilaku asertif terkait dengan masalah yang kita bahas tadi.

Siswa memperagakan perilaku yang asertif sesuai dengan yang diharapkan dan mengulang latihan tanpa bantuan peneliti. Setelah siswa melakuka latihan asertif peneliti memberikan tugas kepada siswa agar bisa di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

KO : dari latihan yang adek-adek lakukan tadi di harapkankan dek-adek bisa mempraktekkan di rumah.

4) Tahap pengakhiran

Peneliti menjelaskan bahwa kegiatan akan diakhiri dan membahas kegiatan selanjutnya dan melakukan komitmen bersama siswa. Peneliti mengucapkan terimakasih yang mana telah meluangkan waktunya dan diakhiri berdo’a.

d. Deskripsi pelaksanaan treatment 4

Treatment ke-empat ini dilakukan pada hari sabtu tanggal senin 19 Agustus 2019, yang berlokasi di SMPN 1 Pariangan. Pada treatment kelima ini penulis akan membahas permasalahan tentang siswa bisa menerima kegagalan dari yang ia lakukan yang mana terdapat pada aspek rasional dan realistis. Pelaksanaanya dalam konseling kelompok dengan menggunakan teknik assertive training, guna dari teknik ini agar siswa bisa mempraktekkan dan melatih diri untuk bisa berpikir rasional dan realistis.

1) Tahap pembukaan

Peneliti membuka kegiatan dengan membaca basmalah dan dilanjutkan dengan mengucapkan terimaksih kepada peserta karena telah meluangkan waktunya pada pertemuan kelima ini dalam pelaksanaan konseling kelompok. Setelah mengucapkan terimaksih dan pengantaran lainnya, peneliti memberikan game “rangkaian kata” agar suasana lebih cair dan tidak kaku yang. 2) Tahap peralihan

Tahap ini peneliti merasa suasana sudah mulai cair dan bersemangat dan dilanjutkan dengan pembahasan tentang aspek rasional dan realistis yang mana peserta diharapkan bisa menerima kegagalan yang ia lakukan.

3) Tahap kegiatan

Tahap ini merupakan tahap ini, pada tahap ini menggunakan teknik assertive training. Peneliti menjelaskan maksud dari menggunakan teknik ini dan peneliti memberikan gambaran tentang pelaksanaan teknik assertive training. Selanjutnya peneliti meminta siswa menceritakan secara terbuka dan bergantian permasalahan yang dihadapinya dan dipikirkan pada saat permasalahan timbul.

KO : baiklah adek-adek, di sini kita membahas permasalah mampu menerima kegagalan dari yang di lakukan, siapa yang mulai duluan menceritakan permasalahannya atau mengutarakan pendapat dan permasalahan yang sedang dialami terkait dengan bagaimana bisa menerima kegagalan dari yang di lakukan . Diharapkan adek lebih terbuka lagi

SE : sulit bersikap tenang dalam menghadapi segala hal kak

KO : iya, selanjutnya

SZ : saya merasa paling benar dari apa yang saya lakukan biasanya kak

TA : mudah dipengaruhi sama teman

YN : sulit menerima saran dari teman-teman, kadang saya lebih mementingkan pribadi saya sendiri kak

MNG : saya tidak jujur dengan kemampuan saya sendiri kan

TA : saya tidak peduli dengan penilaian siapapun orang lain kepada saya kak

KO : Baik lah, disini kakak masih melihat adek-adek yang tidak berperilaku asertif. Banyak dari ade-adek ini yang belum paham dan kakak memberikan perbedaan dari perilaku asertif dan tidak asertif. Perilaku asertif itu perilaku yang bisa menerima kegagalan dari yang kita lakukan maka disini kita harus diharapkan bisa berperilaku asertif

Guna tercapainya dari perilaku asertif ini, peneliti kemudian menyuruh siswa bermain peran seperti pertemuan sebelumnya disini siswa diminta untuk melakukan bermain peran terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Kemudian diharapkan peserta bisa memahami inti dari peran tersebut dan dapat menyimpulkan peran yang ia mainkan supaya anggota kelompok bisa berperilaku asertif dan percaya diri

Selanjutnya peneliti memberikan model perilaku yang lebih baik lagi agar peserta lebih paham dari permasalahan yang sedang di bahas pada tahap kegiatan ini, karena anggota kelompok sudah mulai paham dan mengerti dari pertemuan sebelumnya sampai kepertemuan saat ini selanjutnya peneliti memberikan apresiasi kepada anggota kelompok yang sudah mulai melihat perilaku yang lebih baik.

KO : sepertinya adek-adek sudah mulai mengerti dari apa yang diharapkan dari perilaku asertif ini. Semuanya sudah mulai baik.

Kemudian anggota kelompok melanjutkan dengan memperagakan secara bergantian dengan kalimat-kalimat yang dapat memotivasi siswa terhadap dirinya sendiri. kalimat-kalimat seperti “jika saya tidak bisa berpikir positif terhadap diri saya maka saya tidak bisa menerima kegagalan yang saya alami”. Setelah semuanya memperagakan secara bergantian akhir dari tahap ini peneliti meminta anggota kelompok untuk dapat mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Tahap pengakhiran

Setelah semuanya berkomitmen, dan peneliti menanyakan tanggapan serta bahasan kegiatan selanjutnya. Setelah itu peneliti memberikan lembar kepuasan klien terhadap kegiatan yang telah dilakukan, kemudian peneliti mengakhiri kegiatan pada hari ini, dan mengucapkan terimakasih sekalian berdoa untuk menutup pertemuan.

Dokumen terkait