• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

G. Perencanaan Strategis 1.Tahap Masukan

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Seluruh formulasi strategi yang dihasilkan dari analisis menggunakan matriks SWOT (SO, WO, ST, WT) pada prinsipnya sangat penting untuk mendukung pengembangan sapi potong melalui kelompok peternak di Kabupaten Serdang Bedagai. Strategi yang dihasilkan tersebut saling berkaitan. Berdasarkan matriks IFAS, EFAS, SWOT dan matriks grand strategi maka dapat disusun suatu rencana strategis yang akan dijadikan pegangan (prioritas) dalam melakukan pengembangan sapi potong melalui kelompok peternak di Kabupaten Serdang Bedagai yaitu mengunakan strategi SO, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Strategi yang dilakukan pada pengembangan sapi potong melalui kelompok peternak di Kabupaten Serdang Bedagai dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebagai berikut :

1. Peningkatan pemanfaatan limbah perkebunan kelapa sawit dan industri pendukung pakan ternak serta pemasaran ternak (S1,O1).

2. Peningkatan pemanfaatan iklim dan kondisi alam yang mendukung sesuai dengan RTRW untuk pengembangan kawasan ternak sapi potong (S7,O2) . 3. Peningkatan pelaksanaan IB, pencatatan (recoording) serta pengawasan

penjualan dan pemotongan betina produktif dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK (S5,6,O3).

4. Peningkatan (pendayagunaan) kelompok peternak untuk mendapatkan fasilitas pendukung dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (S1,O5).

65 Strategi Pengembangan Sapi Potong melalui Kelompok Peternak di Kabupaten Serdang Bedagai :

1. Peningkatan pemanfaatan limbah perkebunan kelapa sawit dan industri pendukung pakan ternak serta pemasaran ternak

Strategi peningkatan pemanfaatan limbah perkebunan kelapa sawit dan industri pendukung pakan ternak serta pemasaran ternak dapat diterapkan dalam bentuk program/kegiatan sebagai berikut :

a. Pelatihan keterampilan kelompok peternak yang berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pakan dari limbah perkebunan kelapa sawit dan industri pendukung pakan ternak melalui perlakuan fisik, kimia maupun biologis agar peternak menguasai teknologi yang berhubungan dengan pengadaan dan penyediaan pakan ternak sapi potong dari limbah perkebunan kelapa sawit dan industri pendukung pakan ternak.

b. Fasilitasi kelompok peternak dengan pemilik industri pendukung pakan ternak dan pihak perkebunan agar tercipta kerjasama yang saling menguntungkan antara peternak dengan pemilik industri pendukung pakan ternak dan dengan pihak perkebunan melalui pola integrasi ternak dengan perkebunan kelapa sawit.

c. Meningkatkan peran aktif dan memfasilitasi kelompok peternak untuk meningkatkan tataniaga pemasaran ternak melalui pembentukan koperasi kelompok peternak serta pembangunan pasar hewan dan rumah potong hewan.

2. Peningkatan pemanfaatan iklim dan kondisi alam yang mendukung sesuai dengan RTRW untuk pengembangan kawasan ternak sapi potong

Strategi peningkatan pemamfaatan iklim dan kondisi alam yang mendukung sesuai dengan RTRW untuk pengembangan kawasan ternak sapi potong dapat diterapkan dalam bentuk program/kegiatan sebagai berikut :

a. Pelatihan keterampilan penanaman rumput unggul untuk perbaikan pakan yang berada pada kawasan pengembangan peternakan sesuai RTRW.

66 b. Fasilitasi kelompok peternak dengan memberikan bantuan rumput unggul dan

terutama rumput yang tahan terhadap naungan.

c. Melakukan evaluasi dan monitoring agar pengembangan peternakan sapi potong terkonsentrasi pada lokasi kawasan pengembangan peternakan sapi potong sesuai dengan RTRW.

d. Melakukan pengawasan dan perlindungan lahan lokasi kawasan pengembangan peternakan sapi potong sesuai dengan RTRW agar tidak dialihfungsikan untuk sektor usaha lain terutama untuk perumahan yang terus meningkat karena laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk.

3. Peningkatan pelaksanaan IB, pencatatan (recoording) serta pengawasan penjualan dan pemotongan betina produktif dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK

Strategi peningkatan pelaksanaan IB, pencatatan (recoording) serta pengawasan penjualan dan pemotongan betina produktif dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK dapat diterapkan dalam bentuk program/kegiatan sebagai berikut :

a. Pengembangan Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) pada kawasan pengembangan ternak sapi potong untuk memproduksi semen beku ternak sapi unggul.

b. Meningkatkan pelatihan-pelatihan mengenai pelaksanaan Inseminasi Buatan dan pencatatan (recoording) bagi kelompok peternak dan petugas teknis bidang reproduksi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai teknologi reproduksi.

c. Meningkatkan program pengadaan bibit ternak unggul/program IB, dan bantuan sarana dan prasarana pendukung pemuliaan ternak sapi potong untuk meningkatkan mutu genetik ternak.

d. Meningkatkan pengawasan terhadap penjualan dan pemotongan betina produktif dan pemberian insensif bagi peternak yang tidak menjual sapi betina produktif terutama pada kawasan pengembangan ternak sapi potong

67 4. Peningkatan (pendayagunaan) kelompok peternak dengan memamfaatkan

fasilitas pendukung dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai

Strategi Peningkatan (pendayagunaan) kelompok peternak untuk mendapatkan fasilitas pendukung dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dapat diterapkan dalam bentuk program/kegiatan sebagai berikut :

a. Fasilitasi kelompok peternak untuk mendapatkan pinjaman/modal baik pinjaman/modal melalui program pemerintah maupun pinjaman/modal dari pihak swasta.

b. Memberikan bantuan sarana dan prasarana pendukung pemeliharaan ternak sapi potong terutama pada kawasan yang termasuk pengembangan ternak sapi potong untuk pengembangkan ternak sapi potong.

c. Meningkatkan pendayagunaan fasilitas/infrastruktur dan sumber daya manusia aparatur Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) dan Dinas Pertanian dan Peternakan untuk pengembangkan ternak sapi potong terutama pada kawasan pengembangan ternak sapi potong.

68 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan kondisi tubuh ternak kelompok peternak lebih baik dibandingkan non kelompok peternak dan tidak terdapat perbedaan pendapatan antara kelompok peternak dan non kelompok peternak. Strategi pengembangan sapi potong melalui kelompok peternak di Kabupaten Serdang Bedagai antara lain 1) Peningkatan pemanfaatan limbah perkebunan kelapa sawit dan industri pendukung pakan ternak serta pemasaran ternak 2) Peningkatan pemanfaatan iklim dan kondisi alam yang mendukung sesuai dengan RTRW untuk pengembangan kawasan ternak sapi potong 3) Peningkatan pelaksanaan IB, pencatatan (recoording) serta pengawasan penjualan dan pemotongan betina produktif dengan memanfaatkan perkembangan IPTEK 4) Peningkatan (pendayagunaan) kelompok peternak untuk mendapatkan fasilitas pendukung dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan diantaranya :

1. Kelompok peternak diharapkan lebih meningkatkan pemamfaatan limbah perkebunan kelapa sawit dan industri pendukung pakan ternak sebagai pakan ternak.

2. Non kelompok peternak diharapkan dapat bergabung dengan kelompok peternak supaya mendapatkan sarana dan prasarana peternakan dari Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai diharapkan meningkatkan program pelatihan kepada peternak, memfasilitasi peternak dengan pihak perkebunan serta untuk mendapatkan pinjaman/modal.

69 DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, W. 2003. Analisis Usaha Peternakan Sapi Potong Rakyat Berdasarkan Biaya Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternakan Menurut Skala Usaha (Kasus di Kecamatan Were Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat). Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Aritonang, D. 1993. Perencanaan dan Pengelolaan Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta.

Aryogi, U. Umiyasih, D.B. Wijono dan D.E. Wahyono. 2000. Pengkajian Rakitan Teknologi Penggemukan Sapi Potong, Prosiding Seminar Hasil Penelitian/Pengkajian BPTP Karangploso. T.A. 1998/1999. No.3. BPTP Karangploso.Malang.

Asngari, P.S. 2001. Peranan Agen Pembaharuan/Penyuluh dalam Usaha Memberdayakan (empowerment) Sumberdaya Manusia Pengelola Agribisnis. Orasi Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, 15 September 2001. Bogor.

Aziz, A.M. 1993. Strategi Operasional Pengembangan Agroindustri Sapi Potong. Prosiding Agroindustri Sapi Potong. CIDES, Jakarta.

Badan Agribisnis. 1995. Sistem, Strategi dan Program Pengembangan Agribisnis Departemen Pertanian. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai. 2010. Serdang Bedagai Dalam Angka 2010.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai. 2011. Serdang Bedagai Dalam Angka 2011.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat. 2010. Petunjuk Praktis Pengukuran Ternak Sapi Potong. NTB

Bamualim, A. 1988. Peran peternakan dalam usaha tani di daerah Nusa Tenggara. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Bamualim, A. B. Tiesnamurti dan Chalid Talib. 2007. Indonesian Livestock Production. Dipresentasikan dalam Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Agustus 3007. Puslitbang Peternakan. Badan Litbang Departemen Pertanian.

70 Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan

Lautan. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Chamdi, AN. 2003. Kajian Profil Sosial Ekonomi Usaha Kambing di Kecamatan Krademan Kabupaten Grobokan. Prosiding Seminar Nasional teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor. 20 – 30 September 2003. Bogor. Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian.

Cyrilla, L dan Ismail. A. 1998. Usaha Peternakan. Diktat Kuliah. Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Departemen Pertanian. 2002. Pedoman Umum Penyusunan Kegiatan Proyek Pembangunan Pertanian Tahun 2002. Departemen Pertanian. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2007. Petunjuk Teknis Ransum Seimbang, Strategi Pakan pada Sapi Potong. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Peternakan. 2007. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal

Peternakan, Jakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2009. Peluang pencapaian dan kebijakan Swasembada Daging 2014. Dalam Seminar Tematik Peternakan ”HUT Badan Litbang Pertanian”. Bogor, 12 – 13 Agustus 2009.

Gordeyase, I.K.M., R. Hartanto, dan W.D. Pratiwi. 2006. Proyeksi daya dukung pakan limbah tanaman pangan untuk ternak ruminansia di Jawa Tengah. J. Indon. Trop. Anim. Agric.

Gunardi, E. 1998. Livestock Development in Indonesia, Makalah Seminar Pengembangan Peternakan di Indonesia. Jakarta

Gunawan. 2003. Model dan strategi kerjasama penelitian agribisnis sapi potong dalam era globalisasi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan

Hadi, P.U. dan N. Ilham. 2000. Peluang pengembangan usaha pembibitan ternak sapi potong di Indonesia dalam rangka swasembada daging. Makalah disampaikan pada Pertemuan Teknis Penyediaan Bibit Nasional dan Revitalisasi UPT TA 2000. Jakarta, 11−12 Juli 2000. Direktorat

Perbibitan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Jakarta.

Handayani, S.W. dan A. Priyanti. 1995. Strategi kemitraan dalam menunjang agroindustri peternakan: tinjauan kelembagaan. Prosiding Simposium Nasional Kemitraan Usaha Ternak. ISPI bekerjasama dengan Balai Penelitian Ternak, Bogor.

Hermawan, A.T. Prasetyo, dan C. Setiani. 1998. Kemitraan usaha: Mampukah menjadi terobosan pemberdayaan usaha kecil. hlm. 205− 214. Prosiding

71

Dinamika Ekonomi Pedesaan dan Peningkatan Daya Saing Sektor Pertanian. Buku I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Haryanto Budi, I Inounu., Artsana. B dan K. Diwyanto. 2002. Panduan teknis Sistem Integrasi Padi-Ternak. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.

Ilham, N. 1995. Strategi Pengembangan Ternak Ruminansia Di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor.

Isbandi. 2004. Pembinaan kelompok petani ternak dalam usaha ternak sapi potong. J. lndon. Trop. Anim. Agric.

Kariyasa, K. 2005. Sistem integrasi tanamanternak dalam perspektif reorientasi kebijakan subsidi pupuk dan peningkatan pendapatan petani. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian.

Kartasasmita, G. 1996. Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan yang Berakar pada Masyarakat. Institut Teknologi Bandung.

Mersyah, R. 2005. Desain sistem budi daya sapi potong berkelanjutan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan. Disertasi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Najib, M., E.S. Rohaeni dan Tarmudji. 1997. Peranan ternak sapi dalam sistem usahatani tanaman pangan di lahan kering. Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18 – 19 Nopember 1997. Jilid II.

Pambudy, R dan Sofyan Sudardjat D. 2000. Menjelang Dua Abad Sejarah Peternakan dan Kesehatan Hewan Indonesia; Peduli Peternak Rakyat, Yayasan Agroindo Mandiri. Jakarta

Rahim, A dan Hastuti, D.R.D. 2007. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta

Rangkuti. F. 2008. Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Roessali, W., B.T. Eddy, dan A. Murthado. 2005. Upaya pengembangan usaha sapi potong melalui entinitas agribisnis “corporate farming” di Kabupaten Grobogan. Jurnal Sosial Ekonomi Peternakan.

Samsudin. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta, Bandung

72 Sjamsul Bahri. 2008. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Ternak Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta.

Samsudin. 1987. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta, Bandung.

Soehadji, 1995. Peluang usaha sapi potong. Makalah disampaikan pada seminar Nasional Industri Peternakan Rakyat sapi potong di Indonesia, di Bandar Lampung Ditjen Peternakan . Jakarta. (Tidak dipublikasi).

Soeharjo dan Patong, 1973. Sendi – Sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu – Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soeharsono. 2003. Demofarm Sistem Integrasi Padi - Ternak (SIPT) di KUAT

Tegal Mulyo Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Pengkajian. Bagian Proyek Pengembangan Padi Terpadu Kabupaten Sleman Kerjasama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.

Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta

Sumadi, W. Hardjosubroto, dan N. Ngadiyono. 2004. Studi Komparasi sapi potong di Daerah Istimewa Yogyakarta. hlm. 130−139. Prosiding Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor, 4 − 5 Agustus 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Suwandi. 2005. Keberlanjutan Usaha Tani pada Padi Sawah-Sapi Potong Terpadu di Kabupaten Sragen. Pendekatan RAP-CLS. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Syadzali, M.J. 2007. Efektivitas Penyuluhan Ternak Sapi Potong di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan (Studi kasus Kecamatan Kelara). Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Syafril dan I. Ibrahim. 2006. Kontribusi Pendapatan Usaha Tani Ternak Sapi Terhadap Pendapatan Usaha Tani di Kota Padang. Jurnal Ilmu llmu Peternakan IX.

Syafruddin, A.N. Kairupon dan F.F. Munier. 2003. Potensi dan kesesuaian lahan untuk pengembangan pakan ruminansia di lembah Palu. Pros. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 29 – 30 September 2003.

Syamsu, A.J., L.A. Sofyan, K. Mudikdjo, dan G. Said. 2003. Daya dukung limbah pertanian sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Indonesia. Wartazoa.

73

Utomo, B.N. dan E. Widjaja. 2006. Pengkajian integrasi sapi potong dengan perkebunan kelapa sawit dengan pola breeding di Kalimantan Tengah. Laporan Akhir Hasil Peng kajian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Palangkaraya.

Utomo, R., S. Reksohadiprodjo, B.P. Widyobroto, Z. Bachrudin dan B. Suhartanto 1999. Sinkronisasi Degradasi Energi dan Protein dalam Rumen pada Ransum Basal Jerami padi untuk Meningkatkan Efisiensi Kecernaan Nutrien Sapi Potong. Laporan Penelitian Komprehensif HB V. Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Uyanto, Stanislaus.S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta

Winarso, B., R. Sajuti, dan C. Muslim. 2005. Tinjauan Ekonomi Ternak Sapi Potong di Jawa Timur. Forum Penelitian Agro-Ekonomi.

Wirartha, I. M., 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Wiyatna, M. F. 2002. Potensi dan Strategi Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Sumedang Propinsi Jawa Barat. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Yusdja, Y., H. Malian, B. Winarso, R. Sayuti, dan A. S. Bagyo. 2001. Analisis Kebijakansanaan Pengembangan Agribbisnis Komoditas Unggulan Peternakan. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

74 Lampiran 1 Daftar Pertanyaan (Kuisioner) Penelitian

1. Nama Responden : ……….

2. U m u r : ………… Tahun.

3. Pendidikan Terakhir : (Lingkari jawaban yang sesuai). a. Tidak Tamat SD. b. SD. c. SMP. d. SMA. e. Perguruan Tinggi. 4. Pekerjaan Utama : ……….

5. Apakah saudara ikut bergabung dengan kelompok peternak? Sebutkan………

6. Pengalaman Beternak Sapi Potong : ……….. Tahun 7. Apakah ditempat saudara tersedia lahan penggembalaan ternak sapi potong? Sebutkan………

8. Apakah saudara pernah mengikuti pelatihan mengenai peternakan sapi potong?

Sebutkan………

9. Apakah saudara melaksanakan pencatatan (recoording) mengenai inseminasi buatan, kebuntingan, kelahiran dan penyapihan anak, status penyakit yang pernah diderita, pencegahan dan pengobatan penyakit dan catatan lainnya? Sebutkan………

10. Apakah saudara pernah melaksanakan inseminasi buatan (IB)? Berapa kali, sebutkan………..

11. Apakah saudara pernah menjual/memotong sapi betina yang masih produktif? Berapa kali, sebutkan……….

Alasan menjual/memotong sapi betina produktif……… 12. Apakah saudara memiliki alat dan mesin peternakan?

Sebutkan……….

13. Berapa jumlah ternak sapi potong yang saudara pelihara? ... ekor 14. Jenis bibit ternak sapi potong yang saudara pelihara?

75 15. Berapa kali saudara melaksanakan pembersihan (sanitasi) kandang ternak

sapi potong saudara? Sebutkan………

16. Apakah saudara melaksanakan penanganan limbah kotoran ternak saudara? Sebutkan ...

17. Apakah saudara memberikan konsentrat pada ternak sapi potong saudara? Sebutkan………

18. Apakah saudara memberikan tambahan hijauan pada ternak sapi potong saudara?

Sebutkan……….

19. Apakah ternak sapi saudara diberi vitamin, mineral atau tambahan nutrisi ? a. Ada, sebutkan……….

b. Tidak ada

20. Modal usaha ternak sapi saudara berasal dari mana? a.Bantuan Pemerintah

b.Bukan dari bantuan Pemerintah, sebutkan……….. 21. Jenis bantuan yang saudara terima?

Sebutkan……….

22. Berapa orang tenaga kerja dalam mengelola usaha ternak sapi potong saudara?

a. Tenaga kerja dalam keluarga……….. orang b. Tenaga kerja luar keluarga………. orang

23. Berapa total penerimaan yang saudara peroleh dari beternak sapi potong? a. Penjualan ternak : Rp………..……../Tahun

b. Penjualan Kotoran ternak : Rp………./Tahun c. Penerimaan lain-lain : Rp………./Tahun

Total Penerimaan : Rp………..…./Tahun 24. Berapa total biaya yang saudara keluarkan untuk beternak sapi potong?

a. Biaya tetap (Bibit, listrik, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), gaji tenaga kerja, transportasi) Rp………./Tahun

b. Biaya Variabel (peralatan kandang, pakan, obat-obatan, vaksin, IB) Rp………/Tahun

76 Lampiran 2 Hasil Uji t Skor (penilaian) Kondisi Tubuh Ternak Sapi

Kelompok Peternak dan Non Kelompok Peternak

P a ire d S a m p le s S ta tis tic s

Mean N Std. Deviat ion Std. Error Mean Pair 1 VAR00001 3.70 60 .997 .129 VAR00002 3.00 60 1.120 .145

P a ire d S a m p le s Co rre la tio n s

N Correlation Sig. Pair 1 VAR00001 & VAR00002 60 .015 .908 P a ire d S a m p le s Te s t Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 VAR00001 - VAR00002 .700 1.488 .192 .316 1.084 3.644 59 .001

77 Lampiran 3 Revenue Cost Ratio (R/C) Peternak Kelompok Peternak dan

Non Kelompok Peternak

R/C peternak kelompok peternak =

Biaya Produksi Pendapatan = 5.690.833,3 10.661.666,7 = 1,87 R/C peternak non kelompok peternak =

Biaya Produksi Pendapatan = 5.880.000 10.015.833,3 = 1,70

78 Lampiran 4 Hasil Uji t Rata -rata Pendapatan Kelompok Peternak dan Non Kelompok Peternak

79 Tabel 31 Responden kelompok peternak berdasarkan usia, tingkat pendidikan,

dan status pekerjaan

No Nama Usia (tahun) Tingkat Pendidikan Status Pekerjaan 1 Irwansyah 32 SMP Petani 2 Suharianto 37 SD Pedagang

3 Eko Safrijal 41 SMP Wiraswasta

4 Helmi 58 SMA Petani

5 Hariawan 34 SD Wiraswasta

6 Jepri 60 SD Petani

7 Supri 38 SMA PNS

8 Hariadi 47 SMP Petani

9 Rustam 35 Perguruan Tinggi PNS

10 Abdul Slamet 30 Perguruan Tinggi Karyawan

11 Riko 50 SMP Wiraswasta

12 Nugraha 51 SMA Pedagang

13 Marianto 57 SD Petani

14 Rahmat 37 SD Petani

15 Risky 34 SMA Petani

16 Efendi 42 SMP Wiraswasta

17 Rendi 55 SMA Petani

18 Ardiansyah 40 SMP Wiraswasta

19 Deni 56 SD Pedagang

20 Darwin 45 Perguruan Tinggi PNS

21 Sopian Siregar 41 SD Petani

22 Diki Irawan 37 SD Petani

23 Alimsyah 51 SD Petani

24 Johanes 60 SD Petani

25 Warlen Tarigan 40 SD Petani

26 Fauzan 54 SMP Wiraswasta

27 Mayur Marbun 46 SMA Karyawan

80

29 Eko Safrizal 42 SD Petani

30 Putra Herianto 42 SMP Petani

31 Win Syaputra 39 SMA PNS

32 Rio Gunawan 33 SD Petani

33 Andri 42 SD Petani

34 Wahyudi 50 SMA PNS

35 Manto Sembiring 30 SD Petani

36 Ramadan 32 SMA PNS

37 Alpian 52 SD Petani

38 Pahmi 59 SD Petani

39 Nanda Irawan 48 Tidak Tamat SD Petani

40 Teguh. S 42 SMP Karyawan

41 Annur Saragih 40 SMA PNS

42 Januardiansyah 43 SD Petani

43 Indra Manik 30 Perguruan Tinggi PNS

44 M. Ridwan 38 SMP Petani

45 Mujiono 35 SMP Wiraswasta

46 Riyadi 48 SD Petani

47 Irwansyah 60 SD Petani

48 Baguan Purba 59 SD Petani

49 Imam Hasibuan 31 SMP Karyawan

50 Ruslan. S 41 SMP Karyawan

51 Juan David Ginting 50 SD Petani

52 Novrian 52 SD Petani

53 Haris 35 SD Petani

54 Suhran 33 SMP Petani

55 M. Safrijal 51 SD Petani

56 Reza Saputra Purba 30 SMP Petani

57 Dimas. P 45 SMA Karyawan

58 M. Alfa. S 37 SMP Petani

59 Diki Arianto 44 SMP Karyawan

81 Tabel 32 Responden non kelompok peternak berdasarkan usia, tingkat pendidikan

dan status pekerjaan

No Nama Usia

(tahun)

Tingkat Pendidikan Status Pekerjaan

1 Amanda 43 SD Petani

2 Tegu Sapriadi 45 SMP Petani

3 Agus 30 SMP Wiraswasta

4 Asrul 46 SD Wiraswasta

5 Widianto 32 SMA PNS

6 Asmat 43 SMA Karyawan

7 Joni Gunawan 42 SD Pedagang

8 Ripando 35 SMA Wiraswasta

9 Kepin 41 SD Wiraswasta 10 Ardiansyah 51 SMP Petani 11 Efendi 35 SMA PNS 12 Rusdianto 50 SD Petani 13 Alben 48 SD Wiraswasta 14 Syawaluddin 50 SMP Petani

15 Agus Salim 62 SD Wiraswasta

16 Suyanto 40 SMA Wiraswasta

17 Sunanda 60 Tidak Tamat SD Petani

18 Samsul 47 SMA Wiraswasta

19 Muriadi 61 SD Petani

20 Chairuddin 43 SMA Wiraswasta

21 M. Akmal 40 SD Petani

22 Jusmiandi 39 SD Petani

23 Roni Junaidi 41 SD Petani

24 Usman Purba 48 SD Wiraswasta

25 Fitrianto 61 SD Petani

26 Ambriadi 45 SMP Petani

27 Hamdan 51 SMP Pedagang

82 29 Kurnia 60 SD Petani 30 Sabaruddin. S 42 SD Petani 31 Mustapa 42 SD Petani 32 Juliandi 41 SD Pedagang 33 Ishak 46 SD Petani 34 Muklis. S 48 SD Petani

35 Sukianto 30 SMA Petani

36 Agus Warsa 32 Perguruan Tinggi Wiraswasta

37 Ilham 50 SD Petani

38 Jimmi. S 63 Tidak Tamat SD Petani

39 Ramli Ginting 47 SD Petani

40 Kurniawan 45 SD Petani

41 Sabarianto Damanik 32 SMA Karyawan

42 Jengat Saragih 41 SD Petani

43 Yalmin. P 41 Perguruan Tinggi Karyawan

44 Median. S 38 SMA Karyawan

45 Suandak 60 SD Petani

46 Dian Putra. S 37 SD Petani

47 Toni 31 SMP Karyawan

48 Robbi Sondri 40 SD Wiraswasta

49 Indra. S 47 SMA Karyawan

50 M. Riski 43 SD Wiraswasta

51 Herman 51 SMP Petani

52 Laksana. Purba 51 Tidak Tamat SD Pedagang

53 Amat Perangin-angin 48 SD Petani

54 Syukran 46 SD Petani

55 M. Ilham 35 SMP Petani

56 Mawardianto 50 SD Petani

57 Herliadi 30 SD Pedagang

58 Alrasyid 52 SD Petani

59 Harun 52 Tidak Tamat SD Petani

83 Tabel 33 Responden kelompok peternak berdasarkan pengalaman beternak sapi potong, ketersedian lahan penggembalaan, keikutsertaan dalam pelatihan dan pelaksanaan pencatatan (recording)

No Pengalaman Beternak Sapi Potong

(tahun) Ketersedian Lahan Penggembalaan Keikutsertaan dalam Pelatihan Pelaksanaan Pencatatan (recording)

1 6 Tersedia Tidak Pernah Ada

2 8 Tidak Tersedia Tidak Pernah Ada

3 11 Tersedia Tidak Pernah Ada

4 21 Tersedia Tidak Pernah Ada

5 6 Tersedia Tidak Pernah Tidak Ada

6 22 Tersedia Tidak Pernah Tidak Ada

7 3 Tidak Tersedia Pernah Ada

8 14 Tersedia Tidak Pernah Ada

9 7 Tidak Tersedia Pernah Ada

10 6 Tersedia Pernah Ada

11 15 Tersedia Tidak Pernah Ada

12 15 Tersedia Tidak Pernah Ada

13 18 Tersedia Tidak Pernah Ada

14 8 Tersedia Tidak Pernah Tidak Ada

15 6 Tersedia Tidak Pernah Ada

16 10 Tersedia Tidak Pernah Ada

17 10 Tersedia Tidak Pernah Ada

18 10 Tersedia Tidak Pernah Tidak Ada

19 10 Tersedia Tidak Pernah Ada

20 5 Tidak Tersedia Pernah Ada

21 11 Tersedia Tidak Pernah Ada

22 6 Tersedia Tidak Pernah Ada

23 13 Tersedia Pernah Ada

24 10 Tersedia Tidak Pernah Ada

25 8 Tersedia Pernah Ada

26 18 Tersedia Tidak Pernah Tidak Ada

84

28 5 Tersedia Pernah Ada

29 13 Tersedia Tidak Pernah Ada

30 9 Tersedia Tidak Pernah Tidak Ada

31 10 Tersedia Pernah Ada

32 2 Tersedia Pernah Ada

33 5 Tersedia Pernah Ada

34 15 Tersedia Pernah Ada

35 6 Tersedia Pernah Ada

36 7 Tersedia Pernah Ada

37 11 Tersedia Tidak Pernah Ada

38 14 Tersedia Pernah Ada

39 8 Tersedia Tidak Pernah Tidak Ada

40 6 Tersedia Pernah Ada

41 12 Tersedia Pernah Ada

42 14 Tersedia Tidak Pernah Ada

43 3 Tersedia Pernah Ada

44 8 Tersedia Tidak Pernah Ada

45 3 Tidak Tersedia Pernah Ada

46 15 Tersedia Tidak Pernah Ada

47 21 Tersedia Pernah Ada

48 7 Tersedia Tidak Pernah Ada

49 5 Tersedia Pernah Ada

50 11 Tersedia Pernah Ada

51 6 Tersedia Tidak Pernah Tidak Ada

52 7 Tersedia Tidak Pernah Ada

53 6 Tersedia Pernah Ada

54 8 Tersedia Tidak Pernah Ada

55 16 Tersedia Tidak Pernah Ada

56 7 Tersedia Pernah Ada

57 9 Tersedia Pernah Ada

58 8 Tersedia Tidak Pernah Ada

59 10 Tersedia Pernah Ada

85 Tabel 34 Responden non kelompok peternak berdasarkan pengalaman beternak

sapi potong, ketersedian lahan penggembalaan, keikutsertaan dalam

Dokumen terkait