• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Pengolahan Data

Dalam dokumen Gambaran Culture Shock Pada Mahasiswa Asing (Halaman 42-52)

METODE PENELITIAN

SKOR BENTUK PERNYATAAN

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh hasil skor orientasi nilai pada masing-masing subjek, maka untuk pengolahan data selanjutnya, diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS for windows 14.0 version.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur penting di dalam penelitian ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggung-jawabkan hasilnya (Hadi, 2000).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif yang dimaksudkan untuk melihat bagaimana gambaran culture shock

mahasiswa asing Malaysia yang terdiri dari di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Sebagaimana dikemukakan oleh Azwar (1999) “penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu”.

Penelitian deskriptif kebanyakan menggunakan tekhnik pengumpulan data berupa survei atau penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan menguji hipotesa, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi.

A. Variabel Penelitian

Penelitian ini hanya memiliki 1 variabel yang diukur yaitu culture shock

mahasiswa asing Malaysia di Universitas Sumatera Utara.

B. Definisi Operasional

Culture shock merupakan gejala individu berupa stress dalam penyesuaian psikologis; merasa kehilangan teman, status, peranan sosial, dan posisi personal; merasa

takut ditolak oleh kebudayaan baru; bingung dalam peran, peran yang diharapkan, nilai, perasaan dan identitas diri; terkejut, cemas, bahkan jijik setelah menyadari perbedaan kebudayaan; merasa impotens akibat ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

Mahasiswa asing adalah warga negara asing yang mengikuti pendidikan tinggi di Indonesia (Peraturan Menteri, 2005)

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa asing Malaysia di Universitas Sumatera Utara.

Hadi (2000) menyatakan bahwa syarat utama agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan maka sebaiknya sampel penelitian harus benar-benar mencerminkan keadaan populasinya atau dengan kata lain harus representatif.

Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Sampel dalam penelitian ini mengacu pada kriteria populasi sebagai berikut :

2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel atau sampling berarti mengambil suatu bagian dari populasi sebagai wakil (representasi) dari populasi itu. Sedangkan teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai dan dengan memperhatikan sifat-sifat serta penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar mewakili populasi (Hasan, 2003).

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

sampel acak (random sampling). Menurut Hadi (2004), teknik sampel acak (random

sampling) adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana keseluruhan populasi memeiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel penelitian. Teknik

random sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random.

Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa asing Malaysia di Universitas Sumatera Utara. Jadi sampel yang akan digunakan adalah beberapa mahasiswa asing Malaysia di Universitas Sumatera Utara.

3. Jumlah Sampel

Hadi (2000) menyatakan bahwa semakin banyak jumlah sampel akan semakin baik dan mengenai jumlah sampel ini tidak ada batasan berapa jumlah sampel ini. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 626 orang dan penelitian ini akan menggunakan 242 orang sampel, hal ini didasarkan pada tabel Krejcie (Sugiyono, 2004).

D. Alat Ukur Yang Digunakan

Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Hadi, 2000). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode self-reports dan bahasa yang dipakai dalam pembuatan skala self-report ini adalah bahasa Inggris.

Sesuai dengan metode self-reports, maka penelitian ini menggunakan skala

culture shock untuk memperoleh gambaran culture shock mahasiswa asing Malaysia di Universitas Sumatera Utara.

Skala culture shock ini terdiri dari aitem-aitem yang berupa pernyataan yang

disusun berdasarkan karakteristik culture shock yaitu stress dalam penyesuaian

psikologis; merasa kehilangan teman, status, peranan sosial, dan posisi personal; merasa takut ditolak oleh kebudayaan baru; bingung dalam peran, peran yang diharapkan, nilai, perasaan dan identitas diri; terkejut, cemas, bahkan jijik setelah menyadari perbedaan kebudayaan; merasa impotens akibat ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Skala ini menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilainya. Metode seperti ini disebut dengan metode rating yang dijumlahkan atau Likert. Dalam pendekatan ini tidak diperlukan adanya kelompok panel penilai dikarenakan nilai skala setiap pernyataan tidak akan ditentukan oleh derajat favorabelnya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respon setuju atau tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (Azwar, 2003).

Aitemnya berbentuk pernyataan dengan pilihan. Variasi bentuk pilihan menunjukkan tingkat kesesuaian dengan responden. Dalam skala ini ada 4 pilihan respon yaitu SA (Strongly Agree), A (Agree), D (Disagree), SD (Strongly Disagree). Setiap pilihan tersebut memiliki skor masing-masing tergantung dari jenis aitem, apakah favorabel atau unfavorabel. Jumlah item yang digunakan adalah sebanyak 80 (delapan puluh) item. Dengan perincian penilaian sebagai berikut:

Tabel 1:

Gambaran Penilaian Skala culture shock Pada Penelitian

SKOR BENTUK PERNYATAAN 1 2 3 4 Favourable SD D A SA Unfavourable SA A D SD Blue Print

Distribusi aitem-aitem dalamskala culture shock Aitem

No. Karakteristik

Fav Unfav

Jumlah Persentase

1 stress dalam penyesuaian psikologis

1,37,33,61,7,55, 20,43

25,68,13,49 12 16,67

2 merasa kehilangan teman, status, peranan sosial, dan posisi personal

19,50,14,44,2,38, 24,62,

3 merasa takut ditolak oleh kebudayaan baru

9,57,26,51,22,67 15,45,3,63,30,39 12 16,67

4 bingung dalam peran, peran yang diharapkan, nilai, perasaan dan identitas diri

32,64,16,40,10,58 27,52,21,46,4,70 12 16,67

5 terkejut, cemas, bahkan jijik setelah menyadari perbedaan kebudayaan

36,12,47,28,65,5 41,34,53,17,71,59 12 16,67

6 merasa impotens akibat ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru

23,60,6,54,29,66 11,48,35,72,18,42 12 16,67

Total 72 100

D. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 132297395 1. Validitas Alat Ukur

Dalam penelitian yang berkaitan dengan gejala-gejala sosial, validitas alat ukur sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena pengkuran gejala-gejala sosial membutuhkan alat pengukur yang adekuat agar dapat mengidentifikasi gejala-gejala yang diteliti (Hadi, 2000).

Validitas artinya adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi

apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau data yang dihasilkan relevan dengan tujuan pengukurannya (Azwar, 2000).

Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) jenis validitas yaitu validitas tampang dan validitas isi. Validitas tampang adalah bagaimana kesan pertama yang muncul ketika melihat sebuah alat ukur. Sedangkan validitas isi adalah sejauhmana aitem-aitem yang ada dalam alat ukur sesuai dengan variabel yang akan diukur (Hadi, 2000).

Validitas isi diusahakan dengan cara berkonsultasi dengan pihak lain yang lebih mengerti tentang pembuatan alat ukur dan variabel yang akan diukur. Untuk itu peneliti berkonsultasi dengan pembimbing praktikum laboratoriun psikologi sosial. Bimbingan itu meliputi apakah alat ukur sudah bisa diuji cobakan dan kemudian digunakan dalam penelitian dan apakah aitem-aitem yang ada dalam alat ukur itu relevan dengan tujuan pengukuran.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2003).

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan berefisiensi

tinggi (Azwar, 2003). Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur adalah

dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach (Azwar, 2003).

3. Daya Beda Aitem

Daya beda suatu alat ukur dalam penelitian sangat diperlukan karena melalui daya beda aitem dapat diketahui seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsinya. Daya beda aitem dilakukan untuk mengukur konsistensi internal tiap-tiap aitem pada skala dengan mengkorelasikan skor aitem dengan skor total. Azwar (2003) mengatakan bahwa daya beda aitem adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur melakukan fungsi ukurnya.

Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya bedanya dengan menggunakan

Pearson Product Moment (Azwar, 2003).

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini, maka peneliti mempersiapkan alat ukur sebanyak 72 item yang berupa skala likert. Pada tahap ini, alat ukur yang berupa skala culture shock yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang telah diuraikan. Dari teori ini, peneliti akan menuliskan indikator perilaku dan membuat item yang masih berbahasa Indonesia. Kemudian skala ini didiskusikan dengan orang berkompeten dibidangnya dan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris oleh alih bahasa, serta diujicobakan. Skala yang

dibuat dalam bentuk buku yang terdiri dari 4 alternatif jawaban, dimana disamping pernyataan telah disediakan tempat untuk menjawab sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah diujicobakan, maka selanjutnya peneliti akan melakukan pengambilan data dengan memberikan alat ukur berupa skala culture shock.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh hasil skor orientasi nilai pada masing-masing subjek, maka untuk

pengolahan data selanjutnya, diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS for windows

BAB IV

Dalam dokumen Gambaran Culture Shock Pada Mahasiswa Asing (Halaman 42-52)

Dokumen terkait