• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. PROSEDUR DAN TATA CARA PENILAIAN 3.1. Tahapan Evaluasi DOHP

1. Tahap I – Persiapan

a. Kegiatan Penyusunan Pedoman Evaluasi DOHP

Kegiatan ini dilakukan untuk merumuskan Peraturan Menteri Dalam Negeri Tentang Pedoman Evaluasi Daerah Otonom Hasil Pemekaran yang dapat dipahami

dan dijadikan acuan oleh seluruh unsur yang terlibat dalam Evaluasi DOHP. Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan ini, yaitu:

1) Perumusan Faktor, Variabel, dan Indikator

Dasar perumusan ”faktor” dalam evaluasi DOHP adalah Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa tujuan otonomi daerah (TOD) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik, dan daya saing daerah. Selain itu, ditambahkan faktor ”Good Governance” sebagai wujud rasa kepedulian terhadap upaya pembenahan tata kelola pemerintahan daerah dengan mencermati dinamika yang berkembang sejak reformasi didengungkan tahun 1998.

Selanjutnya, setiap “Tujuan Otonomi Daerah” (TOD) yang sekaligus merepresentasikan “Tujuan Pemekaran Daerah” (TPD) ditetapkan menjadi “Faktor” evaluasi. Setiap faktor tersebut terdiri dari beberapa “Variabel” yang hendak diukur dan pada masing-masing “Variabel” tersebut terdapat beberapa “Indikator”. Penetapan indikator tersebut memperhatikan 7 (tujuh) persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh suatu indikator, yaitu: 1) ketersediaan data; 2) kemudahan dalam memperoleh data; 3) kemudahan dalam proses penghitungan data; 4) relevan; 5) terukur; 6) akurat dan valid; dan 7) reliabel. 2) Pembobotan Faktor, Variabel, dan Indikator

”Sistem Pembobotan” merupakan suatu sistem yang menggunakan dasar matematika dan prinsip dasar statistika sederhana dalam proses pengambilan keputusan terhadap hasil evaluasi DOHP. Setiap kriteria penilaian memiliki satu bobot sendiri yang telah didesain sedemikian rupa, sehingga memenuhi prinsip-prinsip obyektivitas, validitas, reliabilitas, dan rasa keadilan serta common

sense dalam upaya memperoleh hasil yang obyektif-realistis dari evaluasi

DOHP. Bobot tersebut ditetapkan dalam bentuk persentase (%). Berikut ini ditetapkan “Faktor”, “Variabel”, dan “Indikator” dengan komposisi “Bobot Penilaian”, “Skor”, dan “Total Nilai” sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3.1.

Komposisi Bobot Penilaian, Skor, dan Total Nilai “Faktor, Variabel, dan Indikator” Evaluasi DOHP

No Faktor Variabel Indikator Penilaian Bobot (1-5)* Skor

Total Nilai (Bobot

x Skor)

1. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat 30%

1. Variabel 1: Peningkatan Kemakmuran Masyarakat 80%

1. 1.1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita

30%

2. 1.1.2. Pengurangan Angka

Kemiskinan

40% 3. 1.1.3. Kebijakan (Perda, Program,

Renstra, Kegiatan)

Pemberdayaan Penduduk

Miskin

30%

2. Variabel 2: Berkurangnya Ketimpangan

No Faktor Variabel Indikator Penilaian Bobot (1-5)* Skor Total Nilai (Bobot x Skor)

4. 1.2.1. Produk Hukum (Perda,

Peraturan/Keputusan KDH) Tentang Kesetaraan Gender

dan/atau Pemberdayaan

Perempuan

50%

5. 1.2.2 Bentuk Kelembagaan Yang

Menangani Kesetaraan Gender dan/atau Pemberdayaan Perempuan (Badan/Dinas/Kantor) 50% 2. Good Governance 25% 3. Variabel 1: Efektivitas 20%

6. 2.1.1. Ketepatan Waktu Daerah

Menetapkan APBD 40%

7. 2.1.2 Daya Serap Anggaran

(APBD) Per Tahun 60%

4. Variabel 2: Transparansi 20%

8. 2.2.1. Produk Hukum Daerah

Untuk Transparansi 30%

9. 2.2.2 Publikasi APBD dan

Pengadaan Barang/Jasa (Procurement) 70% 5. Variabel 3: Akuntabilitas 40% 10. 2.3.1 Pelembagaan Penanganan Pengaduan Masyarakat 30% 11. 2.3.2 Pakta Integritas/Kontrak Kinerja 30% 12. 2.3.3 Publikasi Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 20% 13. 2.3.4 Persentase Belanja DPRD

dan Persentase Belanja

Kepala Daerah Terhadap APBD

20%

6. Variabel 4: Partisipasi 20%

14. 2.4.1. Konsultasi Publik Dalam Setiap Proses Penyusunan Perda, APBD, dll.

60%

15. 2.4.2 Jumlah Perda Inisiatif DPRD 40%

3. Ketersediaan Pelayanan Publik 25%

No Faktor Variabel Indikator Bobot

Penilaian (1-5)* Skor Total Nilai (Bobot

x Skor)

16. 3.1.1. Persentase Anggran

Pendidikan Terhadap APBD 50%

17. 3.1.2. Angka Partisipasi Kasar

(APK) Pendidikan SD/Sederajat, SMP/Sederajat, dan SMA/Sederajat 50% 8. Variabel 2: Kesehatan 25% 18. 3.2.1. Persentase Anggaran

Kesehatan Terhadap APBD 50%

19. 3.2.2. Persentase Balita Gizi Buruk 50%

9. Variabel 3: Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelayanan Umum 25% 20. 3.3.1. Akses Terhadap Air Bersih &

Sanitasi 40%

21. 3.3.2. Panjang Jalan Per Luas Wilayah

Provinsi/Kabupaten/Kota)

35%

22. 3.3.3. Inisiatif Program Pemda

untuk Menangani Krisis

Listrik

25%

10. Variabel 4: Pelayanan Tata Kelola Administrasi

Kependudukan

25%

23. 3.4.1. Persentase Kepemilikan

Kartu Tanda Penduduk (KTP) 50%

24. 3.4.2. Persentase Kepemilikan

Akta Kelahiran

50%

4. Peningkatan Daya Saing Daerah 20%

11. Variabel 1: Kebijakan Daerah 30%

25. 4.1.1. Perda Tata Ruang 30%

26. 4.1.2. Produk Hukum Daerah (Perda, Peraturan/Keputusan KDH) yang Memberikan Perlindungan Lingkungan Hidup 30%

No Faktor Variabel Indikator Bobot

Penilaian (1-5)* Skor Total Nilai (Bobot

x Skor) 27. 4.1.3. Produk Hukum Daerah yang

Memberikan Intensif

dan/atau Kemudahan

Kepada Investor untuk

Keringanan/Penghapusan Biaya Pajak dan Retribusi Daerah (yang Tertera dalam Perda, Peraturan/Keputusan KDH)

40%

12. Variabel 2: Kelembagaan Daerah 20%

28. 4.2.1. Tipologi Institusi Pelayanan Terpadu

60%

29. 4.2.2. Ketersediaan Informasi

Potensi Ekonomi Daerah Yang Ditampilkan Dalam Situs Web Pemda

40%

No 13. Variabel 3: Fasilitasi Investasi 25%

30. 4.3.1. Anggran Program

Pengembangan Usaha

Untuk UMKM (Anggaran

APBD untuk

kegiatan yang Terkait

Peningkatan Kapasitas

UMKM) Dalam hal: a) produksi; b) pemasaran; c) akses financial; dan d)

administrasi keuangan

usaha

40%

31. 4.3.2. Forum Komunikasi Reguler Kepala Daerah (dan Jajaran

SKPD Terkait) dengan

Pelaku Usaha yang

Menjamin Terlaksananya

Kebijakan Pro-investasi

secara Konsisten

60%

14. Variabel 4: Realisasi Investasi 25%

32. 4.4.1. Jumlah Realisasi Investasi 60%

33. 4.4.2. Nilai Realisasi Investasi 40%

Catatan: *) Skor 1 = Sangat Tidak Mampu; Skor 2 = Tidak Mampu; Skor 3 = Kurang Mampu;

3) Penyusunan Kuesioner

Dalam upaya menghasilkan ”data colection” yang lengkap dari seluruh indikator, dirumuskanlah pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada responden dalam hal ini adalah unsur pemerintahan di DOHP. Kuesioner yang dirumuskan terdiri dari 2 jenis sebagaimana sajikan pada ”Form F-01 – Kuesioner Data Umum” dan ”Form F-02 – Kuesioner Indikator Kinerja DOHP” sebagai satu kesatuan.

4) Ujicoba Kuesioner (uji petik terhadap Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota) Mengingat keberagaman pemahaman responden (aparatur pemda) terhadap kuesioner, maka perlu melakukan ujicoba enumerasi atau pengisian kuesioner. Enumerasi ini dilakukan dengan memilih calon enumerator yang wewakili keberagaman pemahaman terhadap kuesioner, yaitu sampel pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang dipilih secara selektif. Melalui kegiatan ini diharapkan terbangun kesamaan pemahaman terhadap intrumen evaluasi DOHP, terutama ”kuesioner” sebagai media pengumpulan data baik terhadap data primer maupun data sekunder.

Apabila terjadi ketidaksepahaman dalam pengisian pada tahap ujicoba tersebut, maka dilakukan wawancara mendalam terhadap kuesioner untuk mengetahui apakah rumusan kuesioner tersebut sudah tepat. Apabila tidak tepat, langkah selanjutnya adalah perumusan kembali secara bersama antara calon responden dengan tim evaluator. Melalui proses ini diharapkan dapat diperoleh kuesioner yang valid dan sahih.

5) Finalisasi Pedoman Evaluasi DOHP

Mengacu pada hasil ujicoba, selanjutnya dilakukan penyempurnaan naskah pedoman evaluasi DOHP terutama terhadap kuesioner. Setelah selesai, pedoman evaluasi ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri dan disosialisasikan kepada pemerintah daerah pada Rapat Teknis.

b. Kegiatan Persiapan Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mempersiapkan bahan dan perlengkapan lainnya yang diperlukan oleh Tim Evaluator agar dapat memperoleh data secara lengkap dan akurat. Rangkaian kegiatan ini meliputi:

1) Penyusunan Tim Evaluasi DOHP

Tim Evaluasi DOHP terdiri dari beberapa unsur, yaitu: Tim Pakar atau Tenaga Ahli, Tim Pengumpulan Data dan/atau Tim Verifikasi dan Validasi, Tim Pengolah Data (entry data dan cleaning data), Tim Pembuat Model/Sistem/Software EDOHP, dan Tim Analisis serta Penyusunan Laporan.

2) Penyusunan Rencana dan Jadwal Rapat Teknis dengan Pemerintahan DOHP dan Pemerintahan Daerah Induk (DI).

Rapat Teknis (Ratek) dimaksudkan untuk menyampaikan kejelasan maksud dan tujuan EDOHP kepada pemerintah daerah sekaligus untuk memperoleh data yang dilakukan melalui pengisian kuesioner.

3) Penyiapan Bahan dan Perlengkapan (Pedoman dalam bentuk hard copy dan

soft copy/CD serta chek list).

Dalam upaya percepatan dan kemudahan pengumpulan data, maka pedoman dan kuesioner disiapkan dalam bentuk hardcopy maupun soft copy.

4) Persiapan Administrasi dan Undangan. 2. Tahap II – Pengumpulan Data

Pengumpulan data kebutuhan EDOHP dilakukan melalui beberapa cara diantaranya melalui penyelenggaraan Rapat Teknis (Ratek). Dalam ’Ratek’ dijelaskan maksud dan tujuan evaluasi 205 DOHP, mekanisme pengumpulan dan pengolahan data serta menggugah pemda untuk aktif menyediakan data dalam rangka pembinaan dan

pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan cara memantau kinerja DOHP.

Langkah selanjutnya setelah pengisian kuesioner oleh pemda ialah verifikasi dan validasi terhadap data, sehingga tidak dijumpai kekurangan data primer maupun data sekunder yang dikumpulkan. Apabila terjadi kekurangan, maka dilakukan konfirmasi kepada pemerintah daerah yang bersangkutan untuk segera melengkapinya, agar tidak menyebabkan distorsi atau kesalahan pada saat pengolahan data maupun analisis data.

Apabila memungkinkan, dilakukan pengecekan lapang terhadap data yang tidak terkumpul. Hal ini dimaksudkan untuk melengkapi kekurangan data serta untuk melihat kondisi obyektif di daerah yang bersangkutan.

Dokumen terkait